Nindi dengan angkuh memperlakukan asistennya seperti budak.
Iya bahkan tidak segan memukulnya jika kerja nya tidak benar.
Maya menahan rasa sakit di hatinya iya berharap bisa keluar dari
rumah pak Anton, namun itu mustahil hutangnya banyak yang belum iya lunasi.
Iya harus bertahan dirumah neraka itu, hanya Sindi yang memperlakukannya dengan baik.
"Lo bawakan minum ke kamar, dan ingat gua gak mau ada kesalahan.
Kata Nindi yang langsung Pergi ke kamarnya.
Maya pergi ke dapur dan menangis iya sudah tidak tahan kerja dirumah pak Anton.
"Kamu yang sabar ya" ucap mang Ujang iya merasa kasian sama maya.
Masih muda harus jadi tulang punggung keluarga.
Pukul 5 Sore pak Anton datang diikuti oleh Dimas.
Semua pelayan dirumah langsung sibuk menyiapkan makan malam.
Pak Anton langsung pergi keruangan kerja.
Pak Anton tidak ada waktu untuk anak-anaknya iya sangat sibuk,
sehingga iya tidak tau apa yang anak-anaknya lakukan diluar sana.
Sindi didalam kamarnya selalu menulis dibuku harian dan belajar.
Tidak dengan Nindi iya asik menelpon pacarnya.
...~~~~...
Pukul 7 malam seperti biasa Sindi selalu menyalakan Alarm agar iya tidak telat ke meja makan, jika telat iya tidak di bolehkan untuk makan malam dan sarapan pagi.
Sindi menuruni tangga melihat Nindi sudah duduk manis
disana, Nindi memang pandai bersandiwara jika di rumah iya bersikap manis.
Sindi menarik kursinya lalu duduk.
" Lo jangan sok deh di kampus, jika tidak lo akan menyesal. Nindi mengancamnya.
"Gua biasa aja perasaan, memangnya gua sok nya di mananya coba. jawab Sindi enteng.
Nindi tidak terima dengan Jawaban Sindi iya hampir menamparnya.
Namun Nindi melihat pak Anton turun kebawah, iya lalu kembali duduk dengan tenang.
Pak Anton melirik kedua anaknya itu. Dimas menarik kursi untuk pak Anton. Seperti biasa, Suasana jadi hening.
Selesai makan malam, Sindi dan Nindi hendak pergi ke kamar nya masing-masing.
"Ayah ingin bicara sama kalian. kata pak Anton yang menghentikan langkah keduanya untuk pergi.
Mereka langsung mengikuti ayahnya keruangan keluarga.
Sindi dan Nindi duduk,
Dimas juga ikut mereka, iya tidak jauh dari pak Anton.
seperti perangko dengan sikap dinginnya tampa bicara seperti patung manekin.
Terkadang Sindi ingin menjodohkan nya dengan Sita. namun iya tidak berani melihatnya saja Sindi takut.
Sindi jadi anak yang patuh, sejak iya di hukum, dan binatang kesayangan nya di buang. Sindi tidak lagi berani menentang ayahnya.
" Minggu depan teman ayah dan anaknya akan kesini, salah satu dari kalian akan menikah dengannya. kata pak Anton tegas.
Sindi dan Nindi langsung diam, mereka terkejut mendengar ayahnya bicara, dan lebih parahnya lagi mereka harus menikah.
Sindi ingin sekali menolaknya, tapi iya takut kegiatan basket dan lainnya di cabut. iya takut ayahnya berbuat itu terhadapnya.
Nindi terlihat tenang namun iya juga gusar, mana mungkin iya menikah dengan cowok pilihan ayahnya itu.
Iya tidak mau masa muda nya hancur apa lagi menikah dengan cowok yang iya tidak kenal.
"Kenapa kalian diam?, apa kalian tidak setuju. tanya pak Anton tegas.
"Tidak ayah kami setuju. jawab anaknya barengan.
Pak Anton dan Dimas hendak pergi , Pak Anton berbalik badan.
"Ingat siapapun yang anaknya pilih, kalian harus menerimanya.
kata pak Anton langsung pergi.
Nindi langsung pergi ke kamarnya setelah ayahnya Pergi
...~~~...
Terimakasih jika suka di like dan di VOTE 🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments