Nindi sangat hancur iya pastinya tidak mau. Begitu juga dengan Sindi.
Nindi menutup pintu kamarnya menyandarkan tubuhnya di belakang pintu.
"Ini tidak mungkin pasti laki-laki itu memilih ku, secara aku lebih dari Sindi dan aku cantik. ucapnya sambil menitikkan air mata.
Sindi merasa aman, iya tau dirinya tidak akan di pilih oleh laki-laki itu.
Dan iya bisa tidur nyenyak malam ini. " Aku yakin pria itu takan memilih ku, apa lagi melihat penampilan aku seperti ini. batinnya.
Paginya....
Seperti biasanya rutinitas dirumah keluarga Pak Anton.
Sindi menuruni anak tangga, iya sudah melihat asisten ayahnya itu di sofa. Namun tidak melihat Nindi dimeja makan.
"Laki-laki ini kapan iya tidur, kuat sekali fisik nya. Gumam Sindi.
Iya memandangi Dimas dari tangga..
Dimas merasa dirinya diperhatikan lalu iya melihat ke arah Sindi, " Apa ada yang bisa saya bantu Nona. tanya Dimas langsung .
Sindi terkejut, mendengar Dimas bertanya. "Gila ne orang apa dia tau isi pikiran gua" gumam Sindi "Nona.....nona. " tanya Dimas.
Sindi tersadar dari lamunannya. "Tidak ko..." jawab Sindi gugup.
Dimas langsung berdiri dan pergi ke dapur.
Nindi menuruni tangga iya terlihat lemas dan seperti kurang tidur matanya terlihat sembab wajahnya murung. Iya menarik kursi dan duduk tidak biasanya Nindi seperti itu.
" Lihatlah wanita jelek ini!, pasti dia senang secara pria itu akan memilih ku bukan dirinya. Batin Nindi kesal.
Pak Anton menuruni tangga.
Nindi langsung mendudukkan kepalanya dan duduk seperti biasa.
Sindi hanya tersenyum iya tau kakaknya itu tidak ingin kena masalah.
Seperti biasa Dimas langsung menarik kursi untuk pak Anton.
"Bapak yang satu ini, bukan hanya kuat, dia sangat cepat, lihatlah dia
apa dia bernapas. gumam Sindi sambil tersenyum manis ke arah Dimas.
Dimas sekilas melihat Sindi.
"Hmmm " pak Anton mencair kan suasana.
Tidak bagi Sindi dan Nindi iya merasa tegang jika dekat dengan ayahnya.
Suasana menjadi hening seketika.
Pelayanan langsung mengambil makanan untuknya.
Pagi ini Sindi makannya sangat lahap, iya merasa tidak ada beban lagi dalam hidupnya.
Berbeda dengan Nindi yang terlihat malas makan. wajahnya terlihat lesu.
Pak Anton memperhatikan kedua anaknya tampa bicara.
Iya memilih untuk diam.
Setelah selesai sarapan pak Anton langsung pergi di ikuti oleh Dimas dari belakang.
Sindi menoleh ke arah Dimas.
Tiba-tiba Dimas menoleh juga Sindi langsung menjatuhkan sendok nya ke bawah.
"Gila... ko dia tau sih gua lihatin dia " gumam Sindi gugup iya ketauan lagi sama Dimas sedang melihatnya.
Nindi langsung berdiri dan meninggalkan meja makannya dengan wajah kesal.
Di kampus.
Sindi mengendarai sepeda motornya, iya melewati mobil Rere yang baru tiba juga di kampus.
Rere membuka kaca mobilnya lalu iya teriak. "Gembel, lo nyuri dimana tuh motor. teriaknya.
Sindi langsung menarik gasnya dan membuat asap dari motornya ke arah Rere. Rere langsung batuk-batuk dan menutup kaca mobilnya.
"Sialan, awas lo ya gembel" Rere mengeratkan tangannya.
Sindi cekikikan sambil mematikan mesin motornya .
"Hai Sin Lo kenapa?" tanya Sita melihat Sindi senyum-senyum sendiri.
Sindi menceritakan kejadian yang barusan iya alami.
Sita dan Sindi tertawa terbahak-bahak bersama-sama.
Panji berniat hari ini ingin main basket lagi dan memulai hidup baru.
Di lapangan basket sudah ada Sindi.
Panji mengganti pakaiannya lalu masuk ke lapangan.
Suara penyambutan untuk Panji sangat ramai membuat Sindi bingung. Didalam hatinya bertanya-tanya siapa pemain baru yang gabung ke tiem nya.
Pak Aripin pelatihannya senang melihat Panji gabung lagi.
"Selamat datang Panji" ucap penyambutan dari pak Aripin.
Sindi bingung dengan sikap para tiem nya yang menyambut hangat Panji.
"Memangnya siapa dia sampai semua orang senang dia kembali. gumam Sindi
...~~~...
Terimakasih Jika suka Tolong bantu vote like coment 🤗🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments