Sigit meninggalkan mobil itu. "Siapa sih tu cewek? Kejadian tadi pagi? Aaa, dia yang mobilnya hampir saja kuserempet?" gumamnya masih dengan mengendarai motor.
"Sombong amat! Main melengos begitu. Hish, awas aja kalai sampai ketemu lagi" katanya sambil melajukan mobil menuju jalan pulang.
Ponsel Muti berdering. Dia tersenyum saat mengetahui siapa yang menelpon. Humam. Lelaki yang sangat ia cintai.
"Halo sayang" jawabnya senang.
"Halo juga sayang, sudah pulang? Nongkrong yuk?" ajak Humam di seberang telpon.
"Aduh sayang, maaf aku tidak bisa. Aku hatus membuat laporan keuangan bulan kemarin. Lain kali saja ya" tolak Muti halus. Dia takut jika Humam akan marah.
Mereka pernah putus dan menjadikan Muti seorang playgirl. Tapi setelah bertemu kembali mereka menjalin hubungan lagi tanpa sepengetahuan ayahnya Muti.
"Hmmm, ya sudah lah. Hati-hati ya nyetirnya" pesan Humam. Muti senang, lelaki itu tak pernah untuk tidak memberinya perhatian.
.
Flash Back On
Kamis, Jakarta
Indra mendapatkan informasi dari orang suruhannya, jika Humam berada di Semarang. Dirinya geram. Ternyata putrinya sudah benar-benar tergila-gila dengan Humam.
Indra menyuruh Bagas yang saat ini menjabat sebagai Komandan Batalyon di Bandung menghadapnya sekarang. Ya, tugas Bagas sekarang di Bandung. Anin mengajukan pindah tugas, dan alhamdulillah di ACC.
Bagas yang saat itu hendak pulang untuk makan siang membatalkan niatnya. Dia menyuruh supirnya untuk mengantar ke markas besar. Perjalanan memakan waktu kurang lebih dua setengah jam.
Bagas langsung menemui sang panglima. Di ruangannya hanya mereka berdua. Bagas memberi hormat kepada Indra.
"Duduklah, sudah ku katakan berapa kali, jangan memberi hormat kepadaku"
"Ijin, siap Ndan, ini masih di lingkup markas, jadi harus hormat"
"Haiiissshhh, salahku juga mengajakmu bertemu disini. Duduklah" Indra dan Bagas duduk berhadapan.
"Lama sekali kita tidak bertemu. Kalian, maksudku kamu sama Anin apa kabar? Terakhir bertemu saat Sani bersatu dengan tanah"
"Alhamdulillah sehat Ndan, komandan sendiri bagaimana? Iya, komandan sibuk kok" jawab Bagas.
"Alhamdulillah, aku juga sehat. Sekarang aku seorang diri. Kesepian" curhat Indra kepada Bagas. Bagas mengerti akan rasa kesepian itu. Ditinggal orang yang teramat dicinta bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilupakan. Indra menolak menikah lagi karena dia tak ingin posisi Sani di hatinya tergantikan oleh yang lain.
"Muti kemana?" tanya Bagas penasaran.
Indra menghela nafasnya panjang. "Dia sengaja minta pindah dari kantornya ke Semarang"
Bagas mengangguk. Sudah menjadi rahasia umum kelakuan Muti yang begitu. Pembangkang dan seorang playgirl.
"Anakmu seorang polisi di Semarang kan?" saat itu ada ajudan Indra masuk dan memberitahukan jika makanan sudah siap. Membuat Bagas harus berbicara dengan batasan.
"Ijin, benar Ndan" jawab Bagas tegas.
"Saya punya mandat untukmu" Bagas diam menunggu perintah. "Nikahkan anakmu dengan putriku. Mandat harus dilaksanakan"
Bagas terkejut mendengar perintah sang panglima. Bagaimana mungkin dia akan memaksa anaknya untuk menikah dengan gadia seperti Muti. Seorang gadis yang selalu membangkang terhadap ayahnya, dan suka bergonta-ganti pacar.
Bagas diam memikirkan mandat itu. Berat, sangat berat. Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Termasuk jodoh. Bagas sebenarnya tak ingin jika Sigit mendapatkan gadis seperti Muti. Sigit bisa mendapatkan yang lebih dari Muti.
Tapi ia pasrah, seorang prajurit harus siap menerima perintah. Meskipun perintah itu sangat susah untuk dilakukannya.
"Nikahkan anakmu dengan putriku, jadikanlah putriku sebagai gadis yang baik. Jika aku ayahnya, tidak bisa mengubahnya, tolong, nikahkanlah Sigit dengan Muti. Aku yakin dia akan berubah menjadi wanita yang baik, sama seperti ibunya" jelas Indra.
"Ijin, siap Ndan!" kata Bagas mantap. Indra tersenyum. Dia sudah menganggap Bagas seperti adiknya sendiri.
"Muti menjadi playgirl karena aku melarangnya berpacaran dengan pacarnya dulu" terang Indra.
"Kenapa dilarang?" tanya Bagas penasaran. Setahu dia, Indra bukan tipe orang tua kuno yang tidak memperbolehkan anaknya untuk pacaran.
Indra lagi-lagi menghela nafas panjang. Dia menuliskan sesuatu di kertas dan menyuruh Bagas membacanya. Mata Bagas terbelalak membaca tulisan itu.
"Benarkah...?" tanya Bagas ragu.
Indra mengangguk. "Itulah mengapa aku memberikan mandat itu kepada Sigit. Aku ingin Muti aman bersamanya. Dan aku yakin cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu"
Sekarang Bagas tahu alasan Indra sangat melarang Muti berpacaran dengan pacarnya. Bagas tak menyangka.
"Aku harus berbicara dengan Anin. Semoga dia bisa mengerti akan hal ini. Lusa aku akan menemui Sigit di Semarang" jelas Bagas.
Indra mengangguk. "Aku juga akan menemui Muti. Aku tunggu kehadiran kalian di rumah Muti. Sekali lagi terima kasih" ucap Indra.
"Jangan berterima kasih kepadaku. Kita belum tahu dengan anak-anak kita. Semoga yang anda bilang benar. Semoga cinta tumbuh seiring berjalannya waktu" tutur Bagas.
"Aku harap kita menjadi besan dan mendapatkan cucu dari mereka berdua" Harap Indra, Bagas tersenyum.
"Semoga" jawabnya singkat. "Aku permisi dulu"
"Makan dulu denganku. Makanan sudah siap. Ayo" ajak Indra. Bagas hanya pasrah dan ikut makan bersamanya.
.
Kamis, Bandung.
Anin menunggu kepulangan suaminya. Tak biasanya suaminya pulang terlambat tanpa memberi kabar kepadanya. Hatinya cemas. Gusar. Ponsel Bagas mati dan sedang di charger saat perjalanan pulang.
Deru mobil terdengar di depan rumah itu. Anin mengintip melalui jendela. Hatinya lega melihat suaminya turun dari mobil. Dia segera membukakan pintu rumah.
"Papah dari mana? Kenapa jam segini baru pulang? Tidak memberi kabar lagi" cerocos Anin saat melihag suaminya datang.
Bagas tersenyum kepada istrinya. "Assalamualaikum mamah sayang, sambut suaminya dengan yang manis-manis dong. Malah disambut dengan omelan"
Anin menyalami suaminya "Waalaikum salam. Iya besok mamah kepyurin gula ke arah papah kalau maunya yang manis-manis"
"Astaghfirullah mamah, maksudnya tuh, kasih ciuman kek" goda Bagas sambil mengeratkan tangannya di pinggang Anin.
"Hish, sudah tua, masih aja godain orang"
"Ya gak papa dong mah, papah mau ngomong serius sama kamu mah, ini soal Sigit" wajah Bagas beralih menjadi serius. Anin duduk di samping suaminya, harap-harap cemas.
"Kenapa dengan Sigit pah?" tanya Anin tak sabar.
"Siang tadi panglima menyuruh papah menghadapnya. Ada mandat yang harus dilakukan anak kita mah"
"Mandat? Dari seorang panglima TNI ke polisi? Memang bisa?" tanya Anin bingung.
"Bisa, kami sama-sama abdi negara. Kami sama-sama melindungi negara ini. Mandat ini berat mah, papah tidak yakin kamu akan setuju. Tapi mandat harus dilaksanakan"
"Hish, ngomongnya jangan bulet-bulet dong pah, langsung ke intinya saja. Apa mandat yang diberikan oleh panglima kepada Sigit?"
Bagas menarik nafasnya dan menatap wajah istrinya. "Panglima ingin, Sigit menikah dengan Muti" Anin sampai tercekat mendengar ucapan Bagas.
"Mamah gak setuju. Muti itu susah sekali diatur pah, Muti juga seorang playgirl. Mamah gak mau kalau Muti jadi mantu kita. Mamah gak setuju. Mamah ingin yang terbaik untuk Sigit papah, dan Sigit bisa mendapatkan yang lebih dari Muti" tolaknya panjang lebar.
Bagas mengusap wajahnya kasar. "Mah, ini mandat lho"
"Tapi kan paahhhhh....." ucapan Anin terpotong.
"Mandat adalah keputusan mutlak yang tak bisa dibantah. Papah yakin, jika suatu saat Muti akan berubah menjadi pribadi yang baik. Mungkin cinta bisa mengubahnya. Mungkin Sigit yang akan mengubah Muti menjadi pribadi yang lebih baik. Karena dia begitu ada sebab musababnya mah.
Bang Indra melarangnya pacaran dengan seorang lelaki bernama Humam. Makanya Muti berubah menjadi seperti itu. Ayolah mah, ini mandat"
Anin kesal dengan suaminya. Bagaimana bisa ia akan melepaskan Sigit bersama Muti. Dia tak bisa membayangkan bagaimaba rumah tangga itu nantinya.
Flash Back Off
.
.
.
Like
Komen
Vote
Tip
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Neli Allen
aku masih penasaran deh spwrti apakah si muti tersebut
2023-01-04
0
Endah Faridah
beda ceritanya ya, bukan ceo-ceo an, ganti halu nya dulu😄
2022-02-02
0
Kemilau Senja
ga da bosen nya...baca karya...kk author ini
bgus semua...dri yg tunangan bayaran...laras dan duta...sekarang...lanjutan dri tunangan bayaran....
2021-02-22
2