HIDUP (Han, Ian, Dina, Ute & Pras)

HIDUP (Han, Ian, Dina, Ute & Pras)

Ep. 1 - MENGENAL (SEKILAS)

Sekilas info terkait sekolah kedinasan ini, perlu disampaikan agar penggambaran dapat lebih terimajinasi dengan mudah.

Terletak di lembah Manglayang, sekolah yang lebih sering disebut Kesatrian (karena dianggap akan lebih sakral) ini mencetak calon-calon pemimpin bangsa pada masa depan di bidang pemerintahan.

Bila dilihat dari satelit maka akan tampak Kesatrian seperti gambar Berbentuk Pena. Kesatrian seluas 280 hektar ini memang sudah dirancang sedemikian rupa, menggambarkan senjata seorang pamong dalam bertugas, yang adalah pena (alat tulis) dalam artian, melalui kebijaksanaan dan keberanian untuk menetapkan setiap keputusan yang perlu diambil dengan cerdas, dalam memecahkan setiap persoalan yang dihadapi.

Mengacu pada kondisi sekarang ini, dimana musuh bangsa kita yang tidak lagi menjajah secara fisik, menggunakan senapan dan sebagainya, melainkan dengan belenggu ekonomi, tekanan diplomasi, rongrongan moral, budaya dan gaya hidup yang sudah tidak sesuai lagi dengan ideologi kita.

Maka filosofi pena di sini mengandung arti, bahwasanya tugas pokok Praja adalah belajar, menuntut ilmu setinggi-tingginya tentang berbagai macam kebutuhan negara baik di masa sekarang maupun di masa depan dengan belajar dari apa yang terjadi pada masa lampau.

Bersembohyankan Abdi Praja Dharma Satia Nagara Bhakti (yang maknanya secara singkat dan tersirat adalah berdedikasi, yakni membaktikan seluruh jiwa raga untuk mengabdi pada tugas-tugas yang diberikan oleh negara untuk masyarakat) dalam kerangka Bhineka Nara Eka Bhakti (“Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu pengabdian", cita-cita yang sangat mulia, merupakan representasi dari tujuan didirikannya Sekolah Kedinasan ini oleh presiden pertama RI, yaitu bpk Ir. Soekarno pada tanggal 17 Maret 1956 di Malang, Jawa Timur).

Murid/siswa di sekolah kedinasan ini disebut Praja, dengan masa pendidikan 4 tahun, terdiri dari 4 tingkatan kelas, mulai dari:

Muda Praja (Tingkat I), setelah melewati masa basis selama ± 3 bulan dengan predikat Calon Praja/Capra, maka mereka akan dikukuhkan sebagai Muda Praja dan diangkat sebagai CPNS, yang setelah mengikuti Diklat Prajabatan selama ± 1 bulan diangkat lagi menjadi PNS Golongan II/a. Muda Praja merupakan tingkat awal atau yang baru memasuki jenjang pendidikan. Sistem pendidikan yang diterima oleh Muda Praja adalah penanaman, artinya pada tahap ini akan diperkuat internalisasi sebuah mindset/indoktrinasi nilai kehidupan berpemerintahan yang baik dan benar.

Madya Praja (tahun kedua), merupakan praja tingkat dua. Dari makna Madya yang berarti menengah, maka di tahap Madya ini para Praja sudah mendapat peningkatan yakni lebih ditekankan kepada pembelajaran dan pelatihan.

Nindya Praja (tahun ketiga), merupakan praja tingkat tiga. Nindya memiliki makna tanpa cela yang artinya pada tahap Nindya ini praja diharapkan untuk bisa menerapkan ilmu mereka. Jadi apa yang sudah didapat ketika menjadi Muda dan Madya dalam kehidupan sehari-hari di dalam kampus IPDN harus dipraktekkan dalam kehidupannya.

Wasana Praja (Tingkat IV), merupakan tingkat kepangkatan akhir. Wasana memiliki arti dewasa yang artinya pada tahap wasana ini praja diharapkan bisa menjadi manusia seutuhnya. Yakni manusia yang dewasa yang bisa menerapkan apa yang sudah didapat ketika menjadi Muda Praja, Madya Praja dan Nindya Praja.

Selanjutnya, ada penyematan status sebagai Purna Praja, yang juga merupakan tahap paling akhir dari status kepangkatan di dunia kepamongan sekolah kedinasan ini. Purna Praja atau juga yang dikenal sebagai alumni Praja APDN/STPDN/IPDN.

Dalam tahap ini, seorang Purna Praja diharapkan dapat mengabdikan dirinya kepada masyarakat yang lebih luas. Purna Praja dilambangkan sebagai sosok manusia yang sempurna, yang bisa menjaga nama baik sendiri maupun almamater.

Purna Praja juga memiliki identitas seperti halnya Praja, namun bukan berupa Evolet Pangkat seperti ketika mengenyam pendidikan di ksatrian, namun sebuah lencana Purna Praja (berbentuk pin dan cincin Purna Praja).

Pin bersegi delapan ini dilatarbelakangi oleh filosofi ajaran kepemimpinan kuno asta brata. Asta brata adalah delapan ajaran utama tentang kepemimpinan yang merupakan petunjuk Sri Rama kepada Bharata (adiknya) yang akan dinobatkan menjadi raja Ayodhya. Astha Brata berisikan delapan sifat yang patut dimiliki oleh seorang pemimpin khususnya seorang Kepala Negara, Abdi Negara dan Abdi Masyarakat, yakni:

Indra Brata adalah sifat seorang pemimpn (raja) yang dapat memberikan kesenangan material (kesejahtraan atau kemakmuran) bagi yang dipimpinnya.

Yama Brata adalah sifat seorang pemimpin yang dapat menegakkan kebenaran dan keadilan terhadap bawahannya, dengan memberi hukuman kepada yang berbuat salah sesuai dengan kesalahan yang dilakukannya.

Surya Brata adalah sifat seorang pemimpin yang dapat memberikan penerangan yang menyeluruh dan merata kepada seluruh bawahannya, serta tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.

Candra Brata adalah sifat seorang pemimpin yang harus dapat berwajah tenang, berseri-seri dan ceria, sehingga menyejukkan dan memberi kepuasan bathin bagi rakyatnya. Dewa Candra adalah dewa bulan yang merupakan simbul kesejukan.

Bayu Brata adalah sifat seorang pemimpin yang dalam menerima data atau laporan hendaknya menyelidiki kebenarannya terlebih dahulu.

Kuwera Brata adalah sifat seorang pemimpin yang harus hemat dan cermat dalam menggunakan keuangan negara dan juga harus rapi, baik dalam berpakaian, berbicara, maupun bertindak.

Baruna Brata adalah sifat seorang pemimpin yang harus berusaha keras dengan segala kemampuannya untuk menyelamatkan bawahannya dari segala hal-hal yang mengganggu kenyamanan, serta berpengetahuan luas sehingga dapat memecahkan segala permasalahan.

Agni Brata adalah sifat seorang pemimpin yang harus berani dalam menghadapi segala rintangan, tuntutan dalam menyelesaikan segala masalah, serta mampu membangkitkan semangat kerja bawahannya.

Ada 3 istilah yang tercipta berdasarkan pengalaman praja pada umumnya:

Pertama

Muda Praja \= menderita banged,

Madya Praja \= mulai mengenal cerita cinta,

Nindya Praja \= merasa sebagai raja/ratu-nya ksatrian,

Wasana Praja \= masa-masanya stres menyusun laporan akhir/LA (semacam skripsi) dan mempersiapkan diri untuk ujian komprehensif;

Kedua

Muda Praja \= sebisanya cari selamat,

Madya Praja \= mulai suka mencari nikmat,

Nindya Praja \= teramat sangat bersemangat,

Wasana Praja \= sibuk mempersiapkan ujian yang mulai terasa menjerat;

Ketiga

Muda Praja \= suka sok jadi Madya;

Madya Praja \= sering belaga jadi Nindya;

Nindya Praja \= suka sok jadi Wasana;

Wasana Praja \= jadi sering merasa dongkol.

Pada setiap tingkatan praja, ada sekitar 900 sd 1.000 orang praja yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia. Perbandingan rata-rata praja laki-laki dan perempuan adalah 5:1 (lima dibanding satu). Jadi kebayang kan bagaimana kompetisi para praja pria untuk merebut hati praja perempuannya?

...***...

Kehidupan di sekolah kedinasan ini juga bisa dianggap sebagai kehidupan Indonesia dalam skala mini, karena praja memiliki lembaga pemerintahan sendiri.

Praja hidup berasrama (biasa disebut wisma, berbentuk seperti barak). Nama-nama Wisma yang ada di ksatrian adalah nama-nama Provinsi di Indonesia, seperti Wisma Kalimantan Tengah/Kalteng, Wisma DKI Jakarta dan lain-lain.

Setiap wisma terdiri dari 2 lantai (Wisma Atas dan Wisma Bawah), masing-masing wisma terdiri dari 5 petak (petak A, B, D dan E, masing-masing berisi 10 tempat tidur praja yang berhadapan 5-5 untuk ditempati 10 orang praja, sementara perak C ditinggali 4 orang pengurus wisma dan ruang kebersamaan/tempat nonton TV).

Jadi dalam 1 wisma itu biasanya ditinggali 88 orang praja (44 praja di Wisma Atas dan 44 praja lainnya di Wisma Bawah).

Sebagai bagian dari fasilitas hidup, pada setiap wisma (atas dan bawah) juga masing-masing terdapat 20 toilet dan 20 kamar mandi serta 2 ruang belajar besar (berisi masing-masing 20 meja belajar) pada sisi kanan dan kiri wisma. Terdapat juga 2 ruang doa (semacam mushola) untuk dipakai bersama.

Dalam satu wisma biasanya diacak penempatan praja-nya, diupayakan terdapat perwakilan praja setiap provinsi se-Indonesia, sehingga diharapkan terjadi integrase budaya, setiap praja dapat memahami karakter, sifat, watak, perilaku dan kebiasaan bhakan adat yang ada di seluruh Indonesia.

Proses Integrasi ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, kalau hanya sekedar kenalan, semua orang pasti bisa. Tapi untuk sampai pada tahap saling memahami, saling menolong dan saling menjaga, Ambeg Paramaarta (mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi/golongan) tentu saja memerlukan proses dan waktu yang tidak sebentar.

Maka di ksatrian, selalu ditanamkan Korsa (rasa sepenanggungan) agar terjadi kesatuan pemikiran/kesepahaman dan rasa saling memiliki antar sesama.

Menjalani kehidupan bersama-sama selama 4 (empat) tahun, mulai dari bangun tidur, makan bersama, melaksanakan perkuliahan dan kegiatan-kegiatan lainnya, hingga istirahat malam, dengan sendirinya akan menumbuhkan semangat kekeluargaan dalam bingkai kebangsaan.

Untuk memberikan latihan praktik mengembangkan kemampuan kepemimpinan bagi Praja, disusun sebuah Organisasi Korps Praja, disebut Wahana Wyata Praja merupakan senat mahasiswa.

Wahana Wyata Praja mempunyai Struktur Organisasi dan Tata Kerja yang disesuaikan dengan Organisasi Pemerintahan Wilayah/Daerah.

Pejabat-pejabat Korps antara lain disebut: Gubernur Praja (pemimpin dari keseluruhan Praja), Bupati Praja (pemimpin dari setiap angkatan, dimana setiap angkatan dianggap 1 wilayah Kabupaten, yang dipimpin oleh seorang Bupati, jadi di ksatrian ada 5 Bupati -untuk Kabupaten Muda, Kabupaten Madya, Kabupaten Nindya, Kabupaten Wasana dan Kabupaten Dwarawati, yaitu kabupaten khusus keputrian, yang warganya adalah praja perempuan dari semua tingkatan), Camat Praja (memimpin praja pada 2 wisma tertentu) dan Kepala Desa/Lurah Praja (memimpin praja pada suatu lantai wisma), dilengkapi dengan sekretariat masing-masing.

Juga terdapat berbagai Unit Kegiatan Praja (UKP) di ksatrian, seperti: Polisi Praja (Polpra), Pasukan Tanda Kehormatan (PATAKA), Drumkorps Gita Abdi Praja (drumband), Paduan Suara Gita Puja Wyata, Band Khatulistiwa, Gerakan Praja Muda Karana, Wapa Manggala (Wahana Praja Mengenal Masyarakat, Gunung dan Alam, praja pencinta alam), Majalah Abdi Praja News, Teater Persada, SAR, Sanggar Seni Praja, Informatika dan Komputer, beberapa klub Olahraga (seperti: karate, satria nusantara, pencak silat, catur, basket, menembak, tenis, badminton, dsb), English Community Union (ECU) atau English Conversation Club (ECC) dan lain-lain.

Sistem pendidikan yang diterapkan adalah semi militer dan baris-berbaris adalah kehidupan sehari-hari. Pengecekan personel dilakukan 3x sehari, yaitu pada saat:

- Apel pagi (sebelum makan pagi, jam 07.00 WIB) di lapangan Plaza (ada 2 lapangan yang disebut plaza: Plaza Atas dan Plaza Bawah),

- Apel siang (biasanya setelah pembelajaran di kelas dan sebelum makan siang, jam 12.00 WIB, dilakukan di Plaza Atas, persis di depan Menza/ruang makan bersama), serta

- Apel malam (sebelum waktu istirahat malam, jam 21.00 WIB, kecuali di hari pesiar, yang dilakukan sesaat setelah jam pesiar habis, bertempat di Plaza Bawah).

Praja sekolah ini terdiri dari pemuda/pemudi terbaik perwakilan setiap daerah di seluruh pelosok Indonesia, disaring dengan ketat (secara fisik dan psikis) oleh pemerintah daerahnya masing-masing, walau mungkin juga terkadang banyak sisipan "agregasi kepentingan" juga dalam proses seleksinya.

Tapi kita tidak akan membahas hal ini secara detail demi kedamaian internal.

Sistem pengajarannya terdiri dari 3 unsur utama, yaitu:

- Akademis (dengan metode tatap muka di kelas, diarahkan dan mendapat penilaian/evaluasi secara berkala dari para dosen dan tim pengajar);

- Skill/keterampilan (dengan pelatihan-pelatihan dan simulasi kejadian di lapangan, seperti kemampuan berbahasa, berdiplomasi, berpidato, debat/diskusi kelompok, teknik berkebun/beternak, penerapan teknologi tepat guna, seperti pembuatan tempe/kecap dan lain-lain, yang keseluruhannya langsung dipandu oleh para pakar di bidangnya masing-masing dan biasa dipanggil dengan Pelatih dan tim pelatihan); dan

- Kepribadian (dengan penanaman nilai-nilai kehidupan, seperti: kerajinan beribadah, penerapan Peraturan Urusan Dinas Dalam/PUDD, kerapihan dan kebersihan tempat tidur/meja belajar/lemari pakaian/penampilan, sistem senioritas/penghormatan kepada yang lebih senior, keharmonisan sesama teman dsb, dipantau secara berkesinambungan oleh para Pengasuh dan tim pengasuhan).

Jadi setiap praja akan mendapatkan nilai Pengajaran, Pelatihan dan Pengasuhan secara berkala (bulanan, triwulan dan semesteran), dengan sistem drop-out bagi yang tidak bisa mencapai batasan nilai tertentu.

Praja juga tidak bisa seenaknya keluar/masuk kesatrian. Praja hanya diperbolehkan keluar dari ksatrian sewaktu jam pesiar atau dengan izin khusus.

Pengaturan waktu pesiar bagi praja juga berbeda-beda tergantung pada tingkatan masing-masing, antara lain:

- Muda Praja \= pada hari Sabtu dan Minggu, dari 13.00-19.00 WIB;

- Madya Praja \= hari Sabtu dan Minggu, dari 12.00-20.00 WIB;

- Nindya Praja \= hari Rabu, Sabtu dan Minggu, dari 12.00-21.00 WIB (ditambah kesempatan Izin Bermalam/IB yang harus diajukan seminggu sebelumnya, maksimal 2 x sebulan);

- Wasana Praja \= hari Rabu, Sabtu dan Minggu, dari 12.00-22.00 WIB (ditambah kesempatan Izin Bermalam/IB yang harus diajukan 2 hari sebelumnya, maksimal 4 x sebulan).

...***...

Berikut pengenalan sekilas ke-5 tokoh kita:

Han, laki-laki keturunan Batak dengan tinggi 181cm, bernama lengkap Handoko Simangunsong, anak sulung (dari 2 bersaudara) seorang petani kaya di daerah Sumatra Utara, yang juga merupakan asal pendaftaran/asdaf-nya. Saat ini Han telah menduduki tingkat Wasana Praja. Kepribadiannya aga kaku, jarang tersenyum dan suka jaga image. Sangat cocok dengan postur tubuhnya yang tinggi dan besar.

Salah satu hobbynya selain berolahraga membentuk otot adalah bermain musik dan ketika sesekali memperdengarkan suara emasnya, banyak perempuan yang jatuh cinta sampai klepek-klepek.

Han selalu tampil rapi dan suka mengoreksi orang lain, terutama para juniornya yang berani tampil kurang rapi di hadapannya.

Ian, pemuda ganteng pendiam keturunan Tionghoa, asal pendaftaran Jakarta dengan tinggi badan 179cm.

Bernama lengkap Rianeldy Lee, Ian adalah putra bungsu (dari 5 bersaudara) sebuah keluarga konglomerat di Jakarta, yang sebenarnya tidak terlalu merestui anaknya tersebut keluar dari bisnis keluarga mereka. Untungnya, Ian memiliki 2 orang Koko (kakak laki-laki) dan 2 orang Cici (kakak perempuan) yang sudah terlebih dahulu berkecimpung membantu ayahnya mengelola bisnis keluarga, sehingga Ian akhirnya diperbolehkan melanjutkan sekolahnya di sekolah kedinasan ini.

Kesukaan Ian adalah membaca dan membuat karya tulis yang bermanfaat untuk mendobrak stereotif yang ada.

Jiwa sosialnya tidak perlu dipertanyakan, bahkan ia rela meninggalkan kehidupan mewah bersama keluarga, yang selama ini telah memanjakannya dengan segala fasilitas, demi bisa menuntut ilmu dan mewujudkan cita-citanya bisa bermanfaat di bidang pemerintahan. Tingkatan Ian saat ini masih Muda Praja.

Dina, gadis manis dengan nama lengkap Andi Dinameiriza ini tergolong pemalu dan pendiam. Ia senantiasa menutup diri dari pergaulan dan kegiatan-kegiatan sosial di ksatrian.

Perawakan Dina langsing mendekati kurus, dengan tinggi badan 165cm dan berat badan yang seringnya kurang dari 50 kg.

Saat ini keluarganya hidup kurang berkecukupan, sehingga sebagai anak tengah dari 3 bersaudari, ia terpaksa masuk sekolah kedinasan ini, setelah sebelumnya sempat mengenyam pendidikan di universitas swasta.

Sekolah kedinasan kan gratis sehingga merupakan salah satu solusi agar bisa mengurangi biaya pendidikan, bahkan diharapkan bisa sedikit mendongkrak ekonomi keluarganya, karena lulusannya langsung ditempatkan di bidang pemerintahan.

Ayah Dina adalah mantan kontraktor yang kena tipu. Kehidupan keluarganya yang awalnya lumayan berada, berubah 180⁰ menjadi terpuruk setelah usaha ayahnya mengalami kebangkrutan total. Saat ini Dina berada di tingkat Madya Praja.

Ute, putri tunggal produk broken home asal pendaftaran Kalimantan Timur.

Kedua orang tuanya telah memiliki keluarga masing-masing dan hidup sangat berkecukupan. Ayah Ute adalah seorang Panglima Tinggi/Pati yang telah hidup bersama seorang mantan aktris terkenal (dibaca sensasional, karena minus prestasi/karya, hanya memiliki trade record pemberitaan yang relatif heboh pada masanya), sementara ibunya seorang Direktur Utama/Dirut perusahaan besar yang selalu bersama pengacara pribadinya kemanapun mereka berada.

Gadis cantik bernama lengkap Thia Utami ini memiliki postur ideal dengan tinggi badan 167cm dan berat badan 55 kg.

Ute adalah gadis yang sangat cerdas dan ceria, sebisa mungkin dia selalu mencoba menutupi luka hati-nya dan kenyataan dia mengidap prosopagnosia (ketidakmampuan mengidentifikasi wajah seseorang) dengan celotehan lucu dan lelucon kocak.

Ute berada di tingkat Muda Praja saat ini.

Pras, pemuda sederhana bertinggi 175cm ini keturunan Jawa asal pendaftaran Jepara dengan nama lengkap Marendra Prastyawan.

Dari kecil selalu berprestasi dalam bidang akademik dan olah raga, namun karena keterbatasan ekonomi tidak dapat melanjutkan sekolah setelah tamat SMA.

Pras sempat berkelana ke Jakarta dan jadi kenek kendaraan umum trayek Senen-Grogol. Di bulan keempat ia ngenek, terjadi insiden di angkotnya.

Ia sempat menolong seorang ibu yang hampir menjadi korban pencopetan.

Si ibu yang berterima kasih memberikan brosur sekolah kedinasan ini dan mendoakan dia diterima di sekolah kedinasan ini.

Takdir merestui dan saat ini Pras sudah berada di tingkat Nindya Praja.

...***...

Kisah ini adalah kilasan kehidupan asmara kelima tokoh utama kita ini, mulai dari momen perkenalan masing-masing.. Han - Ian - Dina - Ute - Pras.. HIDUP...

Bagaimana mereka berlima berjuang menjaga eksistensinya masing-masing dalam kehidupan di sekolah kedinasan, yang seakan sering mempermainkan harapan dan kenyataan.. mengecewakan dan membahagiakan.. membangun kepercayaan dan menghancurkannya untuk membangun yang baru lagi..

Bagaimana mereka mulai mengenal debar-debar asmara.. merasakan jatuh cinta (yang namanya jatuh mana pernah enak seh ya? yang ada juga sakit), berjuang dari patah-hati dan bangkit kembali, menyembuhkan luka² yang ada.. terluka lagi dan bangkit kembali..

Bagaimana kehidupan mengajarkan mereka untuk berdamai dengan keadaan, membentuk karakter mereka, mengasah kemampuan untuk jadi lebih baik dan mendorong mereka untuk terus berjuang.. lagi dan lagi dan lagi..

Dan terus melanjutkan hidup..

...***...

Terpopuler

Comments

Nona M 𝓐𝔂⃝❥

Nona M 𝓐𝔂⃝❥

aku mampir

2023-09-29

1

𖤍ᴹᴿˢ᭄𝔄ₙᵢₜₐ𝔓ʳᵃᵈᶦᵗᵃ🤎Ꮶ͢ᮉ᳟

𖤍ᴹᴿˢ᭄𝔄ₙᵢₜₐ𝔓ʳᵃᵈᶦᵗᵃ🤎Ꮶ͢ᮉ᳟

wah author kereen 👍👍👍paham banget seluk beluk sekolah kedinasan y

2023-09-29

1

㊍㊍ 𝘔𝘌𝘠𝓑𝓤𝓡𝓞𝓝✅

㊍㊍ 𝘔𝘌𝘠𝓑𝓤𝓡𝓞𝓝✅

wow good, aku suka seperti ini, jadi gak gangguan

2023-09-29

1

lihat semua
Episodes
1 Ep. 1 - MENGENAL (SEKILAS)
2 Ep. 2 - PERKENALAN (Perspektif seorang HAN)
3 Ep. 3 - PERKENALAN (Perspektif seorang IAN)
4 Ep. 4 - PERKENALAN (Perspektif seorang DINA)
5 Ep. 5 - PERKENALAN (Perspektif seorang UTE)
6 Ep. 6 - PERKENALAN (Perspektif seorang PRAS)
7 Ep. 7 Senior oh Senior.. (Han & Ian)
8 Ep. 8 Perpustakaan Jadi Saksi Bisu (Han & Dina)
9 Ep. 9 Penolakan (Han & Ute)
10 Ep. 10 Jadian (Perspektif Han & Pras)
11 Ep. 11 Pengkaderan Polpra (Perpektif Ian & Dina)
12 Ep. 12 Persahabatan (Ian & Ute)
13 Ep. 13 Wapamanggala (Ian dan Pras)
14 Ep. 14 Senior oh Senior (2).. (Perspektif Dina dan Ute)
15 Ep. 15 Pembaretan (Dina & Pras)
16 Ep. 16 Senior oh Senior (3).. (Perspektif Ute & Pras)
17 Ep. 17 Putus (Perspektif Han, Ian & Dina)
18 Ep. 18 Cuti.. (Han, Ian & Ute)
19 Ep. 19 Masih Cuti.. (Han, Ian & Pras)
20 Ep. 20 Cocok (Perspektif Han, Dina & Ute)
21 Ep. 21 Pacar Pura² (Perspektif Han, Dina dan Pras)
22 Ep. 22 Getar Asmara.. (Han, Ute dan Pras)
23 Ep. 23 Pesiar.. (Ian, Dina & Ute)
24 Ep. 24 Masih Pesiar.. (Ian, Dina & Pras)
25 Ep. 25 (Bagian 1) PPL (Ian, Ute & Pras)
26 Ep. 25 (Bagian 2) Sang Ratu.. (Ian, Ute & Pras)
27 Ep. 25 (Bagian 3) Fans.. (Ian, Ute & Pras)
28 Ep. 26 (Bagian 1) Janjian (Dina, U. & P.)
29 Ep. 26 (Bagian 2) Mistis Vs Logika (D., Ute & P.)
30 Ep. 26 (Bagian 3) Double Date (D., U. & Pras)
31 Ep. 27 (bagian 1) Masih di Double Date (Han, I., D. & U)
32 Ep. 27 (bagian 2) Sang Pengganggu dalam Double Date (H, Ian, D. & U)
33 Ep. 27 (bagian 3) Membandingkan (H., I., Dina & U.)
34 Ep. 27 (bagian 4) Malam Inagurasi (H., I., D. & Ute)
35 Ep. 28 (bagian 1) Keluarga (Han, I., D. & P.)
36 Ep. 28 (Bagian 2) Menunjukkan Ketertarikan (H, Ian, D. & P.)
37 Ep. 28 (bagian 3) Fantasi (H., I., Dina & P.)
38 Ep. 28 (bagian 4) Berjanji (H., I., D. & Pras)
Episodes

Updated 38 Episodes

1
Ep. 1 - MENGENAL (SEKILAS)
2
Ep. 2 - PERKENALAN (Perspektif seorang HAN)
3
Ep. 3 - PERKENALAN (Perspektif seorang IAN)
4
Ep. 4 - PERKENALAN (Perspektif seorang DINA)
5
Ep. 5 - PERKENALAN (Perspektif seorang UTE)
6
Ep. 6 - PERKENALAN (Perspektif seorang PRAS)
7
Ep. 7 Senior oh Senior.. (Han & Ian)
8
Ep. 8 Perpustakaan Jadi Saksi Bisu (Han & Dina)
9
Ep. 9 Penolakan (Han & Ute)
10
Ep. 10 Jadian (Perspektif Han & Pras)
11
Ep. 11 Pengkaderan Polpra (Perpektif Ian & Dina)
12
Ep. 12 Persahabatan (Ian & Ute)
13
Ep. 13 Wapamanggala (Ian dan Pras)
14
Ep. 14 Senior oh Senior (2).. (Perspektif Dina dan Ute)
15
Ep. 15 Pembaretan (Dina & Pras)
16
Ep. 16 Senior oh Senior (3).. (Perspektif Ute & Pras)
17
Ep. 17 Putus (Perspektif Han, Ian & Dina)
18
Ep. 18 Cuti.. (Han, Ian & Ute)
19
Ep. 19 Masih Cuti.. (Han, Ian & Pras)
20
Ep. 20 Cocok (Perspektif Han, Dina & Ute)
21
Ep. 21 Pacar Pura² (Perspektif Han, Dina dan Pras)
22
Ep. 22 Getar Asmara.. (Han, Ute dan Pras)
23
Ep. 23 Pesiar.. (Ian, Dina & Ute)
24
Ep. 24 Masih Pesiar.. (Ian, Dina & Pras)
25
Ep. 25 (Bagian 1) PPL (Ian, Ute & Pras)
26
Ep. 25 (Bagian 2) Sang Ratu.. (Ian, Ute & Pras)
27
Ep. 25 (Bagian 3) Fans.. (Ian, Ute & Pras)
28
Ep. 26 (Bagian 1) Janjian (Dina, U. & P.)
29
Ep. 26 (Bagian 2) Mistis Vs Logika (D., Ute & P.)
30
Ep. 26 (Bagian 3) Double Date (D., U. & Pras)
31
Ep. 27 (bagian 1) Masih di Double Date (Han, I., D. & U)
32
Ep. 27 (bagian 2) Sang Pengganggu dalam Double Date (H, Ian, D. & U)
33
Ep. 27 (bagian 3) Membandingkan (H., I., Dina & U.)
34
Ep. 27 (bagian 4) Malam Inagurasi (H., I., D. & Ute)
35
Ep. 28 (bagian 1) Keluarga (Han, I., D. & P.)
36
Ep. 28 (Bagian 2) Menunjukkan Ketertarikan (H, Ian, D. & P.)
37
Ep. 28 (bagian 3) Fantasi (H., I., Dina & P.)
38
Ep. 28 (bagian 4) Berjanji (H., I., D. & Pras)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!