Usai sarapan dan kembali ke kamar, ponsel James tak berhenti berdering. Segera ia mendekati nakas dan melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Lagi. Bella menghubunginya untuk kesekian kali. James pasrah mengangkatnya, ya meski dia juga sedikit ogah tapi dia punya alasan kuat untuk tidak menuruti apapun permintaan Bella kali ini karena kondisi tubuhnya masih lelah.
📲 Hai James kok lama ngangkat telponnya. sibuk yaa?
📲 Aku tadi lagi sarapan sama orangtuaku di dapur..
📲 Hehe, kirain kemana... Siang ada agenda apa?
📲 To the point aja udah, kenapa emang?
📲 Antar ke bandara ya, pinjam bodyguard kamu juga dong.. masa dari manajemen majalah yang kontrak aku cuma siapin 3 aja. Mana cukuplah untuk ukuran bandara. Belum kru aku juga mau dijagain...
📲 Sorry untuk antar ke bandara aku gak bisa. Semalam aku hampir pingsan gara-gara dehidrasi. Sekarang aja belum fit... "(syukur sekarang lagi sakit)" batin James
📲 Terus gimana dong?
📲 Aku akan hubungi Bas, semoga aja ada bodyguard standby siang ini.. Have a nice flight yaa..
James sengaja mengucapkan salam perpisahan itu, bukti telak ia malas meladeni Bella untuk ngobrol lebih banyak. Tubuhnya benar-benar masih lemas hingga dia memutuskan meminum vitamin lalu kembali beristirahat.
"Astaga hampir aja lupa mau telpon Bas," ujarnya sesaat sesudah ia terbaring dan hampir pindah alam.
.
.
Setelah perdebatan dengan Bas dan memintanya menyiapkan bodyguard untuk Bella, kini James benar-benar kembali tidur.
Disisi lain, Bas menendang sofa dikamarnya karena telpon dan perintah dari James yang semena-mena. Tapi ia juga tidak mungkin membiarkan James ke bandara dengan Bella kalau tidak akan semakin membuat karir James terancam.
📲 Siapkan lima orang. Kita akan mengawa teman James ke bandara sekarang...
Perintahnya pada seseorang di telpon. Ia pun bergegas untuk mandi dan menuju hotel Bella.
.
.
.
"Ngapain kamu disini?" tanya Clarissa sinis.
Usai orangtua Tiara masuk ke ruang tunggu setelah drama pertumpahan air mata, Clarissa mengajak Ben dan Tiara untuk mencari mobil Bas parkir. Karena kalau mencegat masih dalam area bandara masih mencekam, karena paparazzi pun mengetahui wajah Clarissa sebagai Mommynya James.
"Tante kira aku mau, ini juga permintaan anak tante yang suka seenaknya," Bas pun tak kalah kesal.
"Dasar anak itu. Apa aku suruh dia berhenti jadi artis aja ya? Daripada begini selain buat kamu repot juga bikin tante pusing," Clarissa seakan mendapat sebutir biji jeruk ide.
"Tante jangan bercanda. James punya kharisma sendiri, penyumbang paling banyak lagu-lagu hits dalam band, paling taat sama agensi. Penggemarnya makin meningkat. Baru kali ini aja dia melakukan kontroversi seperti sekarang," Bas membela James kali ini... Ia pun ketar-ketir seandainya James berhenti jadi artisnya, karena selama kerja dengan artis sebelumnya, ia tidak pernah menemukan orang seroyal dan sesimpel James. Maka dari itu biarpun James membuatnya kerepotan, ia tetap sayang pada James.
"Terus kamu mau aja dia suruh antar Bella kesini?" Ben kini bertanya pada Bas..
Sebelum menjawab Ben dengan persoalan yang sekiranya sedikit private, Bas melirik ke arah Tiara dengan tatapan membingungkan. Apalagi Tiara menggunakan hijab meski tetap modis dan enak dipandang. Ah, soal keyakinan hal yang paling tabu untuk ditanyakan disini, sehingga Bas tidak tau jika James dan keluarganya satu keyakinan yang sama dengan Bella.
Seakan mengerti tatapan Bas, Clarissa mengenalkan Tiara sebagai orang yang menolongnya saat mengalami tragedi menyakitkan itu. Clarissa mengatakan Tiara orang yang bisa dipercaya.
"James yang meminta padaku untuk membantu Bella ke bandara kali ini. Aneh, gak mungkin majalah sebesar itu cuma menyiapkan tiga bodyguard aja untuk artis sekelas Bella," Bas geleng-geleng kepala mengingat hal itu. Dia pun memilih menjelaskan meski itu melanggar kode etik untuk bercerita tentang artisnya didepan orang asing.
Kata-kata Bas membuat tingkat kecurigaan Clarissa semakin besar tentang Bella. Gimana pun seorang ibu pasti bisa mengira ada sesuatu yang mungkin sedang direncanakan oleh Bella. Karena dia mendekati anaknya secara perlahan tapi pasti.
Tak terelakkan. Itu kata yang pas untuk berita hangat yang terus di goreng media tentang James-Bella sedangkan pihak yang didalam berita panas masih pulas dalam tidurnya kali ini.
.
.
Kini semua sudah di rumah James dan berada di kamar masing-masing. Clarissa dilema mau bicara kepada siapa duluan, James atau Tiara.
"Ah tidak tidak.... Gimana kalau Tiara rapuh lalu mau berpisah dengan James, terus James gimana sih gak kasih kepastian banget. Ngakunya gak ada apa-apa," sungguh Clarissa bingung sendiri dengan pikirannya.
"Sayang, baiknya kamu bicara sama Tiara lebih dulu, katakan padanya untuk sabar dulu dan bertahan sebentar. Kita kasih proses untuk James, kasihan juga dia di desak sana-sini.... Kalau Tiara yang bisa mengalah sejenak lalu kita minta James bertindak seperti seharusnya lelaki bertanggung jawab," usul Ben yang ikutan pusing lihat Clarissa saat ini.
Setelah mendengar pendapat Ben, Clarissa seakan lupa dengan jahitan operasi di perutnya. Ia segera bergegas ke kamar Tiara.
"Sayang, Mommy masuk yaa," tanpa mengetok Clarissa membuka pintu dan dibalas dengan anggukan oleh Tiara.
Tanpa ba..bi...buuuu..... ia langsung memberikan petuah pada menantunya. Waktu tetap berjalan, Tiara lusa kembali ke Jakarta dan James akan disibukkan dengan profesinya. No time enough!
"Semua berita yang kamu lihat tidak seperti itu keadaannya. James tidak memiliki hubungan khusus cuma dia belum sempat untuk memberitahu publik. Kejadiannya terlalu cepat... Sabar ya. Kamu harus tetap disisinya, menjadi istri yang baik meski sedang berjauhan," Clarissa sendu menatap menantunya. Ada rasa bersalah sudah memasukkan gadis polos ini ke situasi seperti sekarang.
"Aku akan berusaha sebisa aku, Mom.. Aku tidak akan melupakan statusku sebagai istri.. Mom tenang saja, sepanjang James tidak menyakitiku, aku akan bertahan dengan dia. Hanya.... aku gak bisa janji sama Mom sampai kapan aku bisa bersabar," Tiara kini juga menatap mertuanya.
"Gimana ini, dia aja nyuruh aku nikah lagi... tapi yaudah lah berbakti aja dulu gak ada salahnya. itung-itung nambah pahala juga berbakti sama suami," batin Tiara.
...****************...
Dan lagiiiiiii..... Untuk kesekian kalinya ponsel James berbunyi tak henti sedang si empunya lagi malas untuk merespon.
deng...deng...deng....
'ARNOLD'
Nama yang tertera di layar depan ponsel James saat ini...
"Berita tak terbendung James.. cepat ambil kesempatan emas ini....," belum juga sepenuhnya sadar James sudah mendapat perintah seperti itu dari Arnold..
"WHATTTTTTT?"
"Cek ponsel kamu sekarang juga,"
"Syiidddd!!!" umpat James usai membaca berita.
Dia benar-benar kaget, niat baiknya membantu Tiara diartikan salah dengan pihak media. *Bodoh kamu James, udah tau lagi trendin*g malah bertindak nekat sendiri.
Akhirnya dia meminta bantuan Hans untuk mencari solusi dari masalahnya sekarang.....
BERSAMBUNG.....
Kira-kira Hans kasih saran apa ya???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Anonymous
msh ada typo,trs sering bertukar nm pemain,jd bingung
2021-11-25
0
kuy manggo
Haduh.... Dunia artis mah rempong yak, sabar yak
2021-07-03
0
Permen Lilipop
artis baru terjebak dalam cinta model🙈🙈
2021-03-04
0