Di sebuah sudut kota kecil
"Bapak yakin membiarkan Tiara nikah sama orang bule. Kita gak kenal mereka, pak.. Kasihan Tiara nanti jauh dari kita dan dia kenapa-napa kita gak bisa tolongin," Ibu Tiara membujuk suaminya perlahan. Bagaimanapun ia ingin mengenal dulu dengan calon menantunya..
"Ini usia keemasan Tiara untuk sudah memiliki pendamping, bu.. Ibu tau 'kan apa jawabannya kalau kita tanyain siapa kekasihnya?"
Akhirnya Ibu Tiara tidak bisa menjawab lagi.. Benar, jika kedua orangtua tersebut bertanya tentang kekasih Tiara, ia bilang sejauh ini menunggu orang yang serius untuk melamarnya, tapi yang ada lelaki mendekati dia hanya mau berpacaran saja.
Menurut Tiara untuk apa membuang waktu berpacaran kalau ujung-ujungnya menikah bukan dengan orang yang sama.. Mungkin ia terlalu polos, tapi ia tidak salah untuk menjaga hatinya agar jatuh cinta dengan orang yang tepat.
"Ibu jangan terlalu cemas, kalau ada yang meminang anak kita, apalagi orang baik-baik, seiman, demi kebaikan Tiara (agar bisa bebas dari hukuman), apa alasan kita tidak menerima mereka?" kini bapak mencoba mengajak ibu bertukaran pikiran.
Akhirnya si Ibu hanya pasrah dan menerima, meski belum terlalu yakin tapi ia percaya satu hal. Pernikahan itu bisa tetap membuat masa depan Tiara menjadi cerah.
Mereka tidak pernah tau James orang yang seperti apa, bahkan apakah kedepannya Tiara akan berbahagia dengan pernikahannya? yang mereka tau James dan keluarganya adalah orang baik. Karena itu yang dikatakan Adi pada mereka...
"Kita cukup mendoakan Tiara ya bu," ucap bapak sambil mencium kening istrinya lembut.
......................
Usai foto bersama, kemudian seluruh orang di ruangan itu beranjak untuk pergi ke sebuah restoran elite yang memiliki private room demi menjaga privasi James. Bahkan mereka memesan ruangan VVIP.
Karena sebelum James menyetujui untuk menikah dengan Tiara dia memberikan syarat agar semua yang ada di ruangan tidak boleh menyebarkan perihal itu. Jika ada yang membocorkan, maka itu akan berakibat fatal untuk karirnya.
Jadi semua bukti pernikahan dan surat kelengkapan lainnya hanya dibantu oleh Randy, Adi dan pemuka agama yang menikahkan mereka.
James dan Tiara memakai mobil yang berbeda, bahkan saat di restoran mereka juga memesan ruangan yang berbeda tetapi bersampingan. Ada pembatas yang bisa dibuka untuk menyatukan kedua ruangan selama itu permintaan dari customer. Kedua keluarga sengaja datang dengan perbedaan waktu 20 menit.
"Pusing gue jadi translater kaya gini. Makan sih makan enak tapi menyambungkan cerita dari dua bahasa, duh.." keluh Adi pada Randy.
Randy senyum-senyum saja sambil menikmati makanan di hadapannya. Tidak menghiraukan keluhan Adi.
Ya. Kedua keluarga berbeda adat itu bercengkrama dengan Randy dan Adi yang menjadi penerjemah. Saat yang lain asyik berbicara James berbisik pada Tiara.
"Setelah ini ikut aku, ada yang mau aku sampaikan," ketus James.
Tiara tidak menyaut, dia gugup sampai meremas bajunya sendiri. Nafsu makan seketika hilang.
"Tidak mungkin bahas urusan ranjang 'kan.. Kalaupun iya, artinya aku berdosa untuk menolak," batinnya.
"Kenapa? Kau sudah mau melakukannya setelah dari sini?" James mengerti apa yang dipikirkan Tiara.
"Mmm, tidak, eh... Maksudnya...," Tiara tergagap.
"Aku sama Tiara pamit dulu ya. Ada hal yang lebih penting," ucap James tetiba tanpa izin Tiara membuat gadis yang baru beberapa jam lalu jadi istrinya itu melotot.
.
.
.
"Aku tidak akan pergi tapi jangan kasari aku seperti ini," Tiara meringis saat James menyetnya dengan memegang kuat tangan Tiara untuk masuk ke rumah yang sangat luas. Dilengkapi fasilitas mewah, interior yang didominasi warna putih dan abu-abu. Tiara bisa menebak kalau itu adalah rumah James.
Mereka menuju ke rumah James dari restoran dengan mobil yang berbeda. Lagi. Tiara ia percayakan pada supirnya dan ia mengendarai mobil sport seorang diri.
"Kenapa kau menerimaku?" Tiara langsung mencerca James dengan pertanyaan itu usai dilempar dengan keras ke sofa oleh James. Tiara langsung dibawa ke kamar James yang kedap suara. Tujuannya, jelas agar tidak ada yang mendengar apa yang mereka bahas.
Bahkan, orang terdekat James sekalipun seperti Bas, bodyguard dan pelayan di rumah tidak diberitahu tentang pernikahan mereka. Pasalnya, bisa saja mereka dibayar oleh media haus berita untuk membuka mulut tentang apa yang terjadi di dalam rumah majikannya.
"Kau pikir aku punya pilihan," sahut James setengah berteriak.
James mengacak pinggang, mendongak keatas dan membuang nafas kasar. Ia sungguh frustasi.
"Mommy-ku adalah segalanya. Aku tidak tau apa yang dia pikirkan untuk menerimamu sebagai menantunya. Kenapa aku mau? Karena sekali dia mengancam maka ancaman itu menjadi nyata.. Tidak bisa bertemu dengannya lagi sama saja kau melukai batinku.. Dan kau sudah merusak segalanya. Kau tau, hari ini harusnya aku berkencan dengan Isabella," James mengeluarkan semuanya hanya dalam satu tarikan nafas. Wajahnya tampak jelas menahan emosi. Sisi yang berbeda dibanding ia yang selalu ceria diatas panggung.
"Maaf," hanya itu yang Tiara mampu ucapkan.
"Kenapa kau berniat membunuhnya? Kenapa bukan aku, atau oohh aku tahu, kau sengaja membunuhnya agar bisa menikah denganku dan menikmati hasil kerja kerasku 'kan," tebaknya.
"Apa dasarnya kau menuduhku. Lihat saja isi tabunganku, aku gak bakal bisa membayar orang dan bekerja sama untuk melukai Mommy,"
"Tentu bisa dengan uangku. Tujuanmu hanya itu 'kan," James tak henti-hentinya menuduh Tiara.
"Pelayan akan mengantarmu ke kamar. Pergilah. Aku akan keluar dengan Isabella. Jangan tunggu aku untuk makan malam," ia beranjak dari sofa di depan Tiara. Ia muak menunggu Tiara buka mulut dan menjelaskan padanya. Yang ada, Tiara hanya tertunduk lemas dan tidak berhenti menangis.
"Baru kali ini tuan terlihat marah besar. Sepertinya dia sedang banyak pikiran. Oh iya, apa hubunganmu dengan tuan? tidak biasanya dia membawa wanita ke dalam rumah," ucap seorang pelayan kepada Tiara saat mengantarnya ke kamar tamu yang ada di rumah itu.
Tiara tertegun, ia menyangka selama ini di budaya barat, pemuda-pemudi bebas membawa pasangannya ke dalam rumah kapanpun mereka mau, bahkan tak memandang status.
"Aku teman Clarissa. Sebentar lagi dia akan menyusul kesini," jawab Tiara.
BERSAMBUNG....
......................
"Kita tidak terikat dalam nikah kontrak! Aku cuma minta padamu bertahanlah selama 6 bulan untuk tidak mempublikasikan hubungan kita,"
APAKAH JAMES MENERIMA TIARA SEBEGAI ISTRINYA?
GIMANA NASIB ISABELLA KALAU JAMES MEMBUKA STATUSNYA SEBAGAI SEORANG SUAMI DARI ORANG LAIN?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments