Terdakwa

Tiara sudah sampai di depan kantor polisi, Tom dan Bobby langsung kembali ke rumah sakit. Ia melangkahkan kaki untuk masuk dan mencari Jack.

Setidaknya setelah ngobrol dengan keluarga Clarissa sore tadi membuat rasa percaya dirinya sedikit kembali.

"Tenangkan hatimu dan tersenyumlah. Setidaknya keluarga Clarissa mempercayaimu dan tidak ikutan curiga dengan polisi disini," Tiara berbicara pada dirinya sendiri..

"Miss Tiara kemarilah, mari kita ke ruangan yang ada di lantai 2," ajak staff yang kemarin mengizinkannya untuk kembali ke hotel.

Ia pun dituntun ke ruangan penyelidikan, tempat yang sama saat dia diinvestigasi oleh Jack.

Saat masuk, ia langsung duduk dikursi yang seharusnya tanpa diarahkan. Ingatannya masih tajam soal kemarin malam saat tiba-tiba Jack menuduhnya...

Tak berselang lama Jack datang dan langsung duduk dikursi yang berhadapan dengan Tiara.

"Aku tidak ingin mempercayai ini.. tapi, orang yang menikam Clarissa sudah ditangkap siang tadi saat ia mencoba untuk menikam orang lain tidak jauh dari lokasi saat kau temukan Nyonya Clarissa. Ia sudah memberikan kesaksian dan .....," putus Jack.

Ia membuka sebuah amplop dan menyerahkan beberapa gambar pada Tiara.

"TIDAK MUNGKIN," teriaknya setelah melihat foto yang diberikan Jack.

Terdapat fotonya dengan pria yang tidak sengaja ia temui selama 2 hari belakangan selama ia berkeliling kota. Foto tersebut diambil dati CCTV umum yang ada di sekitar jalan, lampu merah dan toko yang ia lewati selama menikmati liburannya.

"Selain itu pelaku sudah memberikan kesaksiannya yang menyatakan telah mendapat perintah darimu untuk membunuh Clarissa namun sayang ia gagal untuk menuntaskan misinya," Jack terus bicara menghakimi Tiara tanpa ampun.

"Kalau memang aku mau membunuhnya, kenapa aku harus menolongnya segera mungkin. Harusnya ku biarkan dia mati atau paling tidak di tolong orang lain. Kenapa aku harus capek-capek untuk khawatir dan menunggunya selama operasi berjalan," Tiara bicara dengan sangat lemah tapi tetap bisa didengar oleh Jack.

Jack menghela nafasnya kasar. Ia sadar betul gadis didepannya sekarang adalah gadis baik-baik. Catatan kriminal dari negara asalnya juga tidak ada sama sekali sehingga ia yakin kalau ada yang tidak beres. Tapi mau gimana lagi, rekaman investigasi dengan pelaku asli sudah tersimpan dan sampai ke telinga atasannya.

Hukum harus tetap berjalan bukan?

......................

Rumah Sakit Bravo

Keesokkannya ......

PRANGGG

Suara lemparan gelas berbahan kaca yang sudah jadi beling menggema diseluruh ruang rawat Clarissa..

"Bisa-bisanya wanita itu berniat membunuhmu Mom dan dia drama dengan cepat-cepat menangkapmu lalu membantumu ke RS, apa maunya sebenarnya? Dasar wanita sialan," muka James memerah karena menahan emosi mendengar kabar yang baru diterima Tom dari Kepolisian.

Clarissa bercucuran air mata melihat kemarahan James. Ben hanya bisa menunduk karena sudah tak mampu berkata apa-apa. Tom langsung memeluk James untuk menenangkannya.

"Sabarlah dulu. Jack bilang ada dugaan dia sudah dijebak. Tidak mungkin orang sepolos dia bertindak sangat fatal di negara lain. Kalau memang dia berniat melukai Mommy berarti ada yang membantunya, bukan? Tidak mungkin ia mengetahui posisi Mommy dengan sangat tepat sementara dia baru 5 hari disini dan itu diisi dengan kegiatan seperti wisatawan lainnya," Tom membuka pandangan lain kepada James agar tidak selalu tersulut emosi.

Tom sudah tau banyak tentang Tiara karena apapun informasi yang diterima Jack ia laporkan pada Tom, sedangkan Ben sudah cukup tua dan fokusnya hanya merawat Clarissa penuh waktu. James? ahh iya dia kan baru saja sampai dari LA. Bobby sudah kembali ke negaranya sejak semalam.

"Sekarang gimana?" tanya Ben.

"Ia sudah ditahan, tapi detektif lain masih berada di lapangan karena mereka masih kurang yakin dengan keterlibatan Tiara dengan lelaki itu," terang Tom....

BERSAMBUNG

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***