PLAK
Lima lembar kertas foto dengan wajah orang berbeda-beda dilempar secara kasar ke arah Tiara. Kini ia sudah dalam sebuah ruangan di Kantor Polisi setelah tadi diajak dua orang polisi dari rumah sakit untuk dimintai keterangannya.
Investigator berusia 40an memperhatikan Tiara melihat foto yang ia lempar satu persatu.
"Kau kenal dengan mereka?" terdengar suara berat dari polisi yang bernama Jack itu.
"Tidak," sahutnya.
Jack memperhatikan wajah Tiara dengan seksama, ia meneliti setiap gerak gerik yang ditampilkan oleh gadis di depannya saat ini. Semuanya berjalan natural dan tidak ada yang di tutupi. Sungguh ia tau dengan hal tak kasat mata seperti itu. Belasan tahun menjadi investigator ia selalu bertemu dengan orang yang melakukan kejahatan tindak kriminal high class.
"Kenapa bisa kamu berada di sekitar sana, sedangkan hotelmu besebrangan dengan jalan yang kau lalui. Tadi kau bilang saat menemukan Nyonya Clarissa sedang dalam perjalanan kembali ke hotel 'kan," kali ini Jack memberikan tatapan tajam mematikan bagi siapapun yang melihatnya.
"Mampus, apa aku di curigai sekarang, apa niat baikku tadi disalah gunakan sekarang, kenapa aku merasa terpojok padahal aku gak berbuat something wrong selama berada disini," batin Tiara.
"Saya sedang kelelahan, sir jadi saya pulang ke hotel hanya berdasarkan insting saja. Ponsel pun sudah kehabisan daya jadi gak bisa lihat GPS online. Disaat lelah pikiran tidak fokus dan diperjalanan saya berusaha mengingat kembali hotel yang saya tempati," jawabnya.
"Ck. Alasan klasik. Pendapatmu tidak bisa dijadikan alasan dimeja sidang nanti. Cari alasan yang lebih masuk akal agar bisa diterima pihak penegak hukum," Jack berbicara tanpa jeda.
"Maksudnya, sir?," Tiara kaget hingga bertanya sambil membulatkan bola matanya pada Jack.
"Sekarang kau terduga telah bekerja sama dengan laki-laki yang menikam Nyonya Clarissa. Kita tidak ada dugaan lain selain dirimu sampai kau bisa membuktikan dirimu tidak bersalah atau orang yang menikam itu tertangkap. Kau akan pulang dua hari lagi bukan? Kepulanganmu harus kau tunda karena kau tidak akan bisa melewati imigrasi dan pengamanan lainnya di bandara. Kau bisa mencari bantuan di KBRI," Jack menuturkanya sangat serius pada Tiara. Meski ia juga tidak mencurigai Tiara tapi itu jalan yang memungkinkan pelaku kriminal asli bisa terpancing beraksi lagi..
"Sir kebohongan macam apa ini.. aku gak pernah bertindak kriminal sekalipun di negaraku apalagi di negara orang. Sungguh jangankan untuk bermain nyawa, bermain fisik saja aku tidak bisa," Tiara berderai air mata menjelaskan pada orang didepannya saat ini.
Jack tidak menjawab sepatah katapun bahkan ia seakan tuli dengan tangis histeris dari mulut Tiara. Dia segera keluar ruangan. Tak lama kemudian seorang staff melepaskan Tiara dan membiarkannya kembali ke hotel.
...****************...
RS Bravo
"Sekarang Mommy dalam masa kritis kita harus menunggu selama 8 jam, kau dimana? sudah dapat tiket ke London, belum?" Tom langsung mencerca James dengan pertanyaan kepulangannya dari telpon.
"Aku sudah di bandara, pesawatku ditunda 5 jam. Tidak ada jalan lain. Jaga Mommy Tom. Sesampai di London aku segera ke RS," singkat James langsung menutup telpon demi menghindari omelan Tom.
Tom berbalik melihat ke arah brankar Mommynya. Tubuh mungil ditutupi selimut khas RS sampai dada dengan alat kesehatan yang dipasang hampir diseluruh badannya yang sudah keriput mampu membuat kenangan Tom dan Mommynya kembali bersarang di kepalanya.
"Siapa yang tega melukaimu Mom? Apa salahmu dengan orang lain. Kita semua tau kau orang yang baik tidak mungkin ada yang akan dendam padamu. Apakah ada orang yang tidak suka dengan kesuksesan James, tapi kenapa kau yang harus jadi korbannya? Bertahanlah Mom, aku selalu disini," lirih Tom dengan air mata yang mengalir.
Usai membersihkan diri, Tom tiba-tiba kepikiran dengan gadis yang tadi menolong Mommynya. Diapun sudah tau gadis tadi bernama Tiara. Dia sedikit ragu dengan kebaikan gadis tadi, kenapa bisa dia menolong orang yang sama sekali tidak dikenalnya apalagi di negara yang sungguh asing bagi wisatawan seperti dia.
"Kelihatannya gadis yang baik. Semoga saja dia diperlakukan baik dengan polisi dan segera ada hasil dari introgasi yang dijalaninya," Tom berbicara sendiri.
...****************...
Keesokkan harinya
Heathrow Airport London
"Supir sudah menunggu didepan James, semua sudah diatur. Kau akan keluar dengan salah satu bodyguard kita didepan pintu keluar sudah ada 5 bodyguard yang standby. Aku akan mengurus bagasi kita, hati-hati dijalan," jelas Bas sesaat setelah turun dari pesawat.
Dengan langkah lebar dan setengah berlari ia menuju pintu luar untuk menuju ke mobilnya. Tetapi belum sampai di mobil telponnya tak berhenti berdering.
"Halo Dad,"
"Cepatlah, kau dimana, Mommy sudah selamat dari masa kritisnya," sebut Bobby.
"Syukurlah, aku menuju mobil dan segera ke RS," tutupnya.
......................
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
💗vanilla💗🎶
ijin mampir ni thor 😊
2024-09-01
0
Nia Kurniawati
jadinya nolongin salah gak di tolong in juga serba salah
2021-11-03
0
kuy manggo
Wah kalau orang2 berpikir sama dengan jack (investigator) dan Tom. Aku jadi berpikir ya udah kalau ada rejeki ke LN, aku lihat orang yang ke musibah, aku gak mau tolongin. Niat baik dipikir terduga. Mana harus menghadapi sidang? Aduh merinding. Kenapa gak berpikir simple sih pak polisi nya? Kalau emang tiara bekerja sama dengan si pelaku, ngapain juga si tiara nolongin sampai bawa ke RS. Walaupun ya itu cuma pikiran dangkal ku saja, emang harus juga sih kalau penyelidikan semuanya patut dicurigai.
Aku jadi ingin bertanya deh sama pak jack (investigator) nya, jadi kalau misal aku lihat orang lain terkena musibah, aku harus lihat-lihatin aja gitu? Ah benar-benar deh pak polisinya disana, gak habis pikir aku
2021-07-03
1