“Jangan bermimpi kau menjadi Diora.” Gabby mencengkram rahang dengan make up tebal itu hingga memerah.
“Lepas ... aku akan menuntutmu dengan tindak kekerasan,” ancam Eliana.
Gabby melepaskan cengkramannya, lalu mengibaskan tangannya seolah-olah jijik sudah memegang wajah rubah betina. “Hiyuhh ... bahkan wajahmu saja penuh tipuan.” Gabby memperlihatkan telapak tangannya penuh dengan foundation sangat tebal.
“Kau harus mengendalikan emosimu Gab ... aku tak ingin dia sungguh membawa kasus ini ke meja hijau.” Diora mengedarkan pandangannya ke seluruh mall. “Lihat ... banyak orang yang merekammu, bisa dijadikan sebagai bukti untuk menyeret ke penjara,” bisiknya.
Gabby menepuk pundak sahabatnya. “Tenang saja ... biarkan dia menyeretku ke meja hijau, jika dia bisa.” Senyum sinis muncul diwajah cantik Gabby.
“Aku akan menyeretmu sekarang juga ke kantor polisi.” Eliana memegang tangan Gabby hendak menyeret. Namun sebelum berhasil, Gabby sudah menghempaskan tubuh kerempeng lawannya.
“Sebelum kau berurusan denganku ... ketahuilah posisimu itu,” sindir Gabby. “Kau bayar hutangmu dengan Diora segera! Atau akan kupastikan kau tinggal nama,” ancamnya.
Tubuh Eliana bergetar hebat mendapatkan ancaman itu, baru beberapa menit saja sudah mendapatkan kekerasan berkali-kali. Namun ia sembunyikan tak ingin terlihat lemah. “Aku sudah mengembalikan uangmu dengan bentuk barang! Kau ambil saja semua itu dan kau jual lagi jika membutuhkan uang.” Eliana menunjuk papperbag yang sudah berserakan di lantai.
“Apapun alasanmu melakukan itu terhadapku? Kau sudah keterlaluan kali ini, bahkan kau tega membawa ibumu sebagai alibi! Kau harus tahu salah satu peribahasa, setiap perkataan adalah doa ... secara tidak langsung kau mendoakan ibumu mengalami hal buruk,” tutur Diora.
Eliana diam membisu, ia tidak pernah tahu tentang peribasa yang diucapkan Diora. Kini dia mulai takut jika benar akan terjadi sesuatu hal buruk dengan ibunya.
“Satu lagi ... janganlah kau memaksakan diri menjadi orang lain, bergayalah sesuai kondisi ekonomimu saat ini, jika kau ingin menjadi kaya, maka bekerja keraslah dengan usaha dan fikiranmu! Jangan kau menghalalkan segala cara dengan berbohong dan meminjam uang yang tak bisa kau kembalikan,” nasihat Diora. “Jangan pernah iri dengan kehidupan orang lain, kau tidak tahu apa yang aku lalui hingga saat ini. Kau hanya melihat kulit luarku yang indah saja tanpa tahu dalamnya,” imbuhnya.
“Hutangmu sudah aku anggap lunas dengan barang ini.” Diora mengambil papperbag yang dilemparkan oleh Eliana tadi. “Semoga kau lekas sadar dengan perbuatanmu dan kembali ke jalan yang benar,” harapnya. “Ayo kita pergi, aku tak ingin membuat Danzel menungguku lebih lama.”
Diora dan Gabby pun pergi meninggalkan wanita yang kini tengah meraung melafalkan berbagai ancaman. Seperti tak memiliki urat malu, wanita itu merasa dirinya tak salah.
..........
“Maaf kau menungguku lama,” sesal Diora sembari duduk di hadapan Danzel diikuti Gabby duduk di sampingnya.
“Tidak ... makanan pun belum datang,” balas Danzel. Matanya melihat papperbag brand ternama di tangan pujaan hatinya. “Kau membeli semua itu? ... jika kau menginginkannya bilang saja kepadaku ... aku akan membelikan semua itu untukmu, tak perlu kau keluarkan uangmu untuk membelinya,” mohonnya.
“Aku tidak membelinya, temanku memberikan ini kepadaku,” kilah Diora. Memang benar dia tak membelinya langsung, namun uang yang digunakan untuk membayar adalah uangnya.
“Siapa yang memberikan itu kepadamu?” selidik Danzel. Ia akan mengembalikan barang-barang itu jika yang memberi seorang pria.
“Temanku yang kau temui di bawah tadi,” jawab Diora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
#ayu.kurniaa_
.
2023-05-17
1
Yulianti Bastaman
Mantul thor ada petuah nasehat2 or wejangan yg bgs.utk kita praktekkn nch...
2023-04-27
0
elly tedy
padahal coba Gabby aja y sama danzel biar nggak ada pengkhianatan dan sakit hati hehehee
aku suka smaa lelaki setia.....kasian danzel
2022-10-08
0