“Ah, aku lupa… ya seperti yang kau tahu aku seorang werewolf bukan werewolf biasa aku seorang Alpha dari kawananku. Serigala berbulu coklat keemasan yang kau lukis di cabin mu hari ini adalah wujud serigalaku. Namanya Aro, dan aku berasal dari Golden Pack… Klan mu mengenal kawananku jangan khawatir Sammuel tidak mempermasalahkan hubungan kita. Begitu pula orang tuamu… sepertinya.” Baiklah soal Ian dan Melanie sejujurnya ia belum memastikan hal itu. Sejenak Alona merenungkan apa yang Ethan ucapkan ia tak pernya menyangka pasangannya seorang Alpha dari sebuah kawanan dan dominan diantara kaumnya.
"Baiklah aku mengerti, apa.. kau akan kembali menemui ku?” tanya Alona seakan takut Ethan mungkin akan pergi untuk waktu yang lama dan mereka mungkin akan sulit bertemu, Ethan akan sibuk mengurus kawanannya karena ia seorang Alpha dan Alona tak bisa sembarangan memasuki wilayah mereka.
“Jangan terlihat murung seakan aku takkan pernah kembali menemui mu setelah malam ini. Aku akan kembali kemari setelah menyelesaikan urusanku di Pack. Sejujurnya aku ingin membawamu ke Pack ku malam ini juga meski artinya harus menculik mu namun aku sadar Klan mu mungkin akan mengamuk pada ku jika kulakukan itu.” Ethan terkekeh membayangkan jika seandainya saat ini juga ia menggendong Alona dan kabur membawanya kembali ke pack, betapa terkejutnya Sammuel dan murkanya orang bernama Ian itu mereka mungkin akan mengamuk dan mendobrak masuk wilayah kekuasaan Golden pack untuk menendang pantat Ethan.
“Aku ingin anggota Klan mu benar benar menerimaku lebih dulu… baiklah aku harus pergi sekarang mate kawanan menunggu Alpha mereka saat ini.” Ucap Ethan ia kemudian mengecup dahi Alona pelan kemudian melompat dari beranda kamar Alona dan saat kaki Ethan hendak menyentuh tanah Aro mengambil alih tubuh mereka. Serigala itu bertransformasi dengan cepat saat Ethan melompat dan kini berlari cepat untuk kembali ke pack nya.
Esoknya pagi-pagi sekali Sammuel tengah bersiap dengan Elle di sampingnya, mereka mengenakan pakaian cassual yang memudahkan mereka berlari membelah hutan bermil-mil. Terlalu memakan waktu pergi menggunakan mobil atau angkutan udara pribadi semacamnya lagi pula para Vampire tak membutuhkan itu sebenarnya.
"Dad, berapa lama kau akan pergi?" Tanya Jack, setelah Ethan meninggalkan diskusi mereka semalam Sammuel lekas memanggil semua anggota Klan dan memberitahukan semuanya kecuali pada Alona. Selama Sammuel dan Ian pergi tanggung jawab yang ada di sini semua di serahkan pada Jack dan Rose.
"Beberapa hari mungkin, aku usahakan untuk membereskan semua dengan Ludwick secepat mungkin.” Tegas Sammuel meski ia tak yakin pembicaraannya dengan Ludwick akan berjalan lancar.
"Jangan khawatirkan semuanya Ian… Anne dan Jared ada di sini, Lucy juga." Ucap Elle seraya tersenyum mencoba meyakinkan putra sulungnya.
"Tidak, aku butuh Jared dan Anne, Anne yang tercepat dari kita semua aku harus mengunjungi beberapa Klan termasuk Klan yang sudah lama lepas dari pengawasan kita. Aku dan Mel tidak cukup mereka bisa saja menyerang kami. Harus kutegaskan lagi dad, Klan ini harus kembali menampakan eksistensinya dan menghajar para pembangkang itu.. mereka mengira kita sudah runtuh dan memberontak betapa menggelikannya." Sela Ian. Yang lain terlihat kaget saat mendengar ambisi Ian sedangkan Sammuel tertawa mendengar pernyataan itu.
"hei ayolah, jangan terlalu keras pada mereka nak.. zaman kini sudah berubah usahakan semuanya tanpa adanya pertarungan.” Perintah Sammuel.
"Baiklah jadi disini hanya akan ada Rose, Jack, dan Lucy. Apa kau bisa menanganinya Jack?" Tanya Sammuel.
"Sepertinya aku harus tinggal Samm." Elle merasa khawatir dengan keamanan rumah mereka jika semua orang harus pergi keamanan Alona jelas yang utama bagi mereka namun Jack menyela.
"Ayolah! Aku tidak selemah itu.. kalian bisa pergi dengan tenang. Lagi pula aku yakin si Alpha itu akan sering muncul di sini. Kita punya tenaga tambahan tanpa diduga." Canda Jack sebenarnya ia hanya merasa senang dengan kondisi ini di mana sekarang ia bukan satu satunya werewolf dalam Klan ini. Sammuel tertawa, benar juga siapa yang berani menyentuh Alona jika pasangannya adalah seorang Alpha gila dari kawanan yang terkenal kuat dan tak tersentuh itu.
"Kami percayakan rumah pada kalian… Sammuel ayo, mengingat Klan Ludwick cukup jauh dari sini." Ajak Elle di ikuti anggukan oleh Sammuel, setelah yakin semua sudah terkendali, Sammuel melesat pergi diikuti Elle. Meninggalkan Ian dan Jack jauh di belakang.
Di sisi lain, Melanie tengah menatap wajah putrinya yang masih setia terlelap dalam mimpinya. Melanie membelai rambut putrinya dengan penuh kasih, putrinya adalah segalanya bagi Melanie buah cinta nya bersama Ian. Ini adalah kehidupan yang aneh batinya, mengingat bagaimana dulu awal pertemuannya dengan Ian dan terpesona dengan segala yang ada pada diri suaminya itu bagai dua magnet yang saling tarik menarik, ia tak pernah bisa membayangkan hidup tanpa Ian di dalamnya meskipun ketika ia tahu bahwa Ian adalah berbeda… namun tak membuat hatinya goyah sedikitpun ia masih mencintainya. Hingga akhirnya mereka mendapatkan Alona. Suatu kemustahilan baginya namun nyata adanya. Pertaruhan antara hidup dan matinya Alona segalanya bagi mereka.
"Ibu takkan membiarkan mereka menyakitimu sayang. Takkan pernah." Gumam Melanie kemudian mengecup pelan dahi Alona yang ternyata hal itu mengusik tidur Alona.
"ibu?" panggil Alona.
"Ya?"
"Apa yang ibu lakukan?" tanya Alona seraya berusaha mengumpulkan kesadarannya.
"Tidak ada, ibu hanya ingin bilang ayah dan ibu harus pergi ke suatu tempat, pops Samm juga nana sedang pergi mengunjungi Klan Bernabas Ludwick." Alona segara membuka matanya dan duduk kesadaran nya seketika terkumpul saat mendengar nama Ludwick.
"Kenapa? Apa klan kita melakukan kesalahan?" Tanya gadis itu dengan raut wajah cemasnya.
"Jangan khawatir Alona, hanya saja ada yang harus kami dilakukan." Alona tidak mengerti alasan kepergian mereka, ia juga merasa tak berhak untuk bertanya lagi pula gadis itu takkan bisa membantu banyak urusan Klan.
"Sayang, ada yang ingin ibu tanyakan."
"Apa?"
"Apakah akhir akhir ini ada sesuatu yang menganggu dalam kepalamu? Maksud ibu seperti ada seseorang yang memanggil namamu atau mencoba berbicara padamu di dalam sana atau semacamnya?" jantung Alona berdebar cepat kemudian mengerutkan dahinya, bagaimana ibu nya bisa tahu?
Alona membuang wajahnya tak berani menatap mata Melanie, ia tak yakin apa harus ia ceritakan ataukah tidak. Melanie yang melihat kegelisahan Alona mencurigai sesuatu.
"Nak? kau yakin semua baik baik saja? katakan padaku jika yang ibu tanyakan terjadi padamu." bujuk Melanie namun Alona tetap diam kemudian menggelengkan kepalanya seakan berkata bahwa tidak ada apapun yang terjadi padanya atau mengganggunya seperti yang ibunya khawatirkan.
Ingatan Alona melayang pada waktu di mana ia memimpikan hal aneh tersebut, mimpi yang menakutkan baginya akan sosok yang takkan pernah Alona bayangkan bahwa itu adalah nyata.
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments