Di lain tempat jauh sekali dari wilayah golden Pack dan Klan Walcott berdiri sebuah bangunan layaknya sebuah kastil, dikelilingi oleh mantra sihir gelap yang kuat menyembunyikan kastil tersebut dari dunia luar agar tak telacak oleh siapapun. Dalam sebuah ruangan pribadi, di samping pembaringan yang megah duduk seorang pria tubuhnya kekar, bekepala pelontos, wajahnya tegas dan terkesan garang tapi tak memungkiri bahwa wajah itu tampan dan berkharisma untuk ukuran seorang pria. Mata hijau zamrud nya sendu menatap seorang wanita yang terbaring lemah berbalut dress panjang hitam yang senantiasa masih berada dalam tidur panjangnya ah… tidak dia tidak tertidur tubuh itu sudah lama ditinggal pergi jiwa pemilik raganya.
Sekujur tubuhnya di penuhi ukiran-ukiran kuno bagai sebuah rantai yang membelitnya, sebuah sihir yang menjaga agar tubuhnya tetap utuh seperti itu tak membusuk dimakan waktu. Rona kulit tubuh wanita itu pucat layaknya vampire bibirnya membiru dan suhu tubuhnya begitu dingin… tak ada tanda kehidupan darinya.
"Alpha kau yakin dengan mengorbankan nyawa gadis itu bisa menghidupkannya kembali? Semudah itu? tidak kah kau curiga? Mana ada kekuatan yang bisa menghidupkan kembali orang yang sudah mati." Tanya seorang pria bernama Charlos. Yang tak lain tak bukan merupakan adik kandung pria berkepala pelontos yang kita panggil sebagai Kyle.
"Penyihir itu menjanjikannya Charlos dan mereka berkata bahwa mereka bisa."
"Dengan jantung gadis itu sebagai bayarannya? Maksudku apa apaan itu? Mereka jelas memanfaatkanmu di sini, Lalu Klan Anggelo? Apa yang kau janjikan padanya? Kau tak harus menjadi budak sekumpulan Klan penghisap darah itu hanya demi hal seperti ini Kyle." Kyle menggeram keras tanda amarahny a, bagaimana bisa Charlos menyebut pengorbanannya sebagai ‘hal seperti ini?’ ini bukan sekedar hal. Wanita di hadapannya ini adalah hidupnya.
"Aku tidak menjanjikan sesuatu yang merugikan kawanan ini pada mereka Charlos, aku tahu mereka hanya memanfaatkanku untuk menghancurkan Klan Sammuel lalu mereka akan balik menyerangku setelah mendapatkan kekuatan dari darah gadis itu, jadi aku hanya melakukan hal seperti mereka lakukan. Dan lagi nyawa gadis itu dibutuhkan untuk membawa kembali Sarah. Apapun itu untuk Sarah.” Charlos menghela nafas panjangnya.
"Dia telah lama tiada Kyle, kau menyiksanya dan dirimu sendiri dengan melakukan hal seperti ini. Bisakah kau relakan dia dan biarkan dia beristirahat dengan tenang? Lagipula Sarah bukan mate-mu. Kenapa kau bersikeras?" Setiap kata kata yang dikeluarkannya penuh dengan keprihatinan terhadap kakaknya. Tapi Kyle tidak menganggap hal itu sebagai rasa kasih dari Charlos. Ia menatap adiknya nyalang matanya penuh amarah berganti ganti warna tanda bahwa jiwa serigala yang bersemanyam dalam tubuhnya hendak mengambil alih tubuh Kyle namun Kyle berhasil menahannya.
"Jangan mengulanginya lagi Charlos, aku mencintainya dan dia mencintaiku dia miliku tak perduli mate atau bukan!" Bentaknya.
"Aku hanya mencoba mengatakan apa yang menjadi kebenarannya di sini Brother! Cukup dengan semua ini! Kau dibutakan balas dendam dengan mengirim gadis yang kau bilang kau cintai dengan misi bunuh diri! Dan juga kau tahu dia adalah pasangan dari Alpha itu kyle tidakkah apa yang kau lakukan padanya begitu kejam? kita tak pernah tahu bagaimana perasaan Sarah saat harus mengkhianati pasangan jiwanya demi balas dendam mu. Aku sudah pernah mengatakanya berulang kali, kau yang bersikeras untuk mencintainya dan dia yang tak bisa menolakmu dan meninggalkanmu hanya akan melukai hati kalian berdua!" Kyle menegang, tangannya mengepal erat gatal ingin menghantam wajah tampan adik satu-satunya itu dengan kepalan tangannya. Adiknya selalu mencoba menentang apa yang Kyle lakukan bahkan saat Kyle jatuh hati dengan Sarah. Namun dia tak bisa melakukan apapun selain berdebat seperti ini. Charlos tentunya tak ingin ikut campur terhadap masalah Kyle terutama dalam masalah hatinya. Dia hanya diam di sudut dan mengamati segalanya. Nafas Kyle naik turun mencoba meredam emosi yang menggebu di dadanya.
"Pergilah Charlos jika kau tak mau membantu atau mendukungku setidaknya jangan menghalangi jalanku atau aku tidak akan berbelas kasih hanya karena kau adikku." Ucap Kyle dingin. Charlos menggeram rendah menatap iba sekilas kepada wanita yang berbaring kaku dan menyedihkan itu, kemudian pergi meninggalkan mereka.
"Jangan putuskan Mindlink mu pada ku, dan kembalilah saat kau paham." Charlos tersenyum kecut. Lalu berlalu menutup pintu besar ruangan tersebut dan berlalu pergi meninggalkan kastil. Mencari udara segar. Katanya. Meski dia begitu marah kepada Kyle dengan apa yang di lakukannya, Charlos tak bisa memungkiri bahwa Kyke adalah kakak satu satunya dan dia menyayanginya begitu juga kakaknya Kyle terhadapnya.
Charlos berjalan menuju perbatasan wilayah hutan kelam lagi lagi dinding sihir menghalangi jalannya jarinya mengetuk dinding sihir itu menciptakan sedikit sengatan listrik di jemarinya, tak lama kemudian datang seorang penyihir dengan wajah tertutup jubah yang ia kenakan menatap penuh tanda tanya ke arah Charlos.
"Bukakan untukku. Kyle mengusirku untuk sementara.” Pinta Charlos pada penyihir itu.
"kau tap perlu pergi keluar wilayah ini tuan Charlos, sulit bagi kami melindungimu jika kau pergi jauh dari jangkauan kami.” Ucap penyihir itu. Charlos hanya memutar mata jengah ia bukan anak kecil yang harus di awasi. Melindungi katanya satu satunya yang Charlos tahu adalah mereka mengekangnya di dalam sini dan membunuh satu penyihir bukan hal yang sulit bagi Charlos. Penyihir itu menarik nafas pasrah lalu mulai membaca mantra sihir yang Charlos sendiri tak tahu apa artinya lagipula dia tak mau ambil pusing. Beberapa detik kemudian barrier sihir itu menguap, membuka sebatas tinggi kepala Charlos. Charlos pun melangkahkan kaki berlalu meninggalkan wilayah kekuasaan kawanannya itu.
Paginya~
Tap.. tap.. tap...
"Sam!" Teriak wanita berparas anggun meski tubhunya berusia cukup senja wanita itu berlari kecil menghampiri prianya yang tengah berdiri di depan rak buku miliknya begitu sibuk melihat beberapa buku-buku lama entah apa yang coba pria itu cari dari buku buku tersebut. Pria itu segera berbalik lalu menyunggingkan senyum terbaik yang dia miliki begitu mendengar suara pasangannya memanggil namanya.
"Ada apa Elle?" Samm menutup bukunya meletakannya kembali ke susunan rak dengan hati hati lalu menghampiri pasangannya itu langsung merangkul pinggangnya mesra.
"Oughhh berhentilah menggodaku. Kita harus berburu\, Aku.. *gluk..* haus\, sudah bebrapa hari aku tidak berburu karena beberapa masalah akhir-akhir ini di Klan kita… kau tahu itu." Ujarnya seraya memainkan kancing baju kemeja pasanganya dengan jari telunjuk yang merupakan kebiasaanya seraya menatap Samm dengan mata manjanya. Pria itupun hanya terkekeh melihat tingkah manja pasangannya\, sungguh wanita didepannya ini selalu berhasil membuatnya berkali-kali jatuh hati.
"Baiklah kau benar juga, bawa anak-anak."
"Mereka juga?" Samm terkekeh kembali.
"Apa? Apa kau ingin kita berburu sekaligus berkencan?" Goda Samm seraya mengeratkan pelukannya.
"Yang benar saja! Minggir aku harus memanggil mereka!" Serga Elle seraya memukul pelan punggung tangan pria yang dicintainya itu memintanya untuk melepaskan pelukannya. Sebelum melepaskan Elle, Samm dengan cepat mencuri satu kecupan dari bibir Elle. Membuat Elle tersipu malu dan sekaligus melotot. Begitu was-was mengedarkan pandangan ke sekitar takut kalau-kalau adegan tadi terlihat oleh seseorang.
"Tak ada siapapun disini tenanglah, sana panggil mereka aku akan menunggu di luar. Jarang jarang kita berburu bersama." Samm pun melangkah pergi diikuti Elle di belakangnya.
Sesampai di sebuah pintu kaca besar Elle berbelok ke ruangan itu meninggalkan Samm, menghampiri Jack dan Rose yang tengah asik bermain kartu seraya bercanda ria.
"Jack, Rose. Berhenti bermain itu dan segera bersiaplah, Sammuel mengajak kita berburu bersama."
"Huh? Berburu? aku tidak begitu haus… sekarang. Umm sepertinya." Ucap Rose kemudian menelan salivanya ragu-ragu.
"Jangan membantah, Kapan kau terakhir berburu?" Tanya Elle mencoba untuk memastikan. Rose hanya membuang muka menghindari tatapan penuh selidik ibunya
"Jangan coba-coba Rose, ada Alona di sini. Kau bisa membahayakannya dengan rasa dahagamu itu."
“Lakukan saja Rose, aku juga harus berburu.” Jack tiba-tiba membuka suara mendengar itu Rose pun mengikuti pasrah jack. Elle sedikit kesal dengan kedua orang di depannya ini Rose begitu menempel pada jack kemana jack bergerak ia akan mengikutinya bagai perangko yang menempel pada amplop surat dan tak terpisahkan.
Elle, Rose, dan Jack berjalan bersama ke pintu utama di depan sudah ada Sammuel, Anne, Jared, Ian dan, Melanie. Elle mengerutkan dahi mencari si bungsu.
"Lucy?" Tanya Rose.
"Entahlah kurasa dia ada di… ah itu dia!" Seru Anne semangat melihat Lucy yang baru saja kembali entah dari mana lagi kali ini dia pergi.
"Kenapa kalian berkumpul? Apa ada penyerangan?" Tanya Lucy kikuk.
"Ayo berburu! Sudah lama kita tidak berburu Bersama.” Ajak Anne dengan begitu semangat.
"Ah tidak aku baru saja berburu kemarin lusa, aku tidak haus pergilah aku akan jaga rumah juga Alona." Seraya melambaikan tangannya di depan wajahnya seakan mengusir Lucy pun berbalik hendak masuk kedalam lalu ia teringat sesuatu.
"Tunggu, Jared juga berburu? Untuk apa? Kau hanya akan jadi anjing penggiring mangsa buruan untuk mereka.” Ejek Lucy.
"Lucy!" Anne berteriak marah. Meski tidak sepenuhnya apa yang Lucy katakan salah.
"Aku hanya bercanda, tapi aku perlu tenaga bantuan jika-jika para musuh… kau tahu kan bagaimana jika kawanan Werewolf yang tidak dikenal tempo hari nekat kemari untukmengincar Alona dan kalian belum kembali? Tapi sepertinya tidak masalah, aku tidak mendapat ramalan apapun tentang penyerangan seperti itu… pergilah!” tegas Lucy acuh.
"Jared bisa kau tetap tinggal? Aku tak bisa begitu pula Melanie kami juga harus berburu." Tanya Ian. Melanie juga menatap Jared seolah memohon, Anne mengangguk mengisyaratkan agar Jared tetap tinggal.
"Tentu tak apa kalian jangan khawatir dan cepatlah kembali oke?" Jared menghampiri Anne mencium dahinya sebentar lalu mengacak acak rambut Anne.
"Kami akan kembali saat matahari terbenam nanti." Ujar Samm kemudian melesat pergi diikuti oleh anggota Klan Walcott yang lain.
"Jadi apa yang akan kita lakukan sekarang Lucy? Ayo panggil Alona dan melakukan sesuatu.”
"Tidak aku ingin tiduran saja aku lelah." Ucap Lucy malas.
"Kau bercanda? kau itu Vampire.” Sindir Jared di balas tatapan melotot dari Lucy.
"Ohh begitukah? kalau begitu mau berlatih tarung Brother? Berhubung kau mengingatkan bahwa aku vampire, mari kita bersimulasi perang kecil-kecilan antara werewolf dan vampir!" Tantang Lucy kesal. Jared menyeringai seketika berganti shift dengan wolfnya. Ia sangat menyukai permainan ini.
Lucy menyunggingkan senyuman sinis.. "oh! hai frank.. sudah lama kita tak berlatih bersama? Bagaimana siap untuk kalah?" Ucap Anne lalu melesat menuju taman belakang. Dibalas dengan geraman serta lolongan keras Frank yang bergegas menyusul Lucy, wolf milik Jared memiliki warna abu-abu dan putih, juga cukup besar hampir sama besarnya dengan Aro meski begitu jika mereka berdiri bersama maka jeas Aro memiliki ukuran tubuh sedikit lebih besar dari Frank.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments