Tiga hari setelah pertarungan di perbatasan wilayah bagian barat, Ethan masih di pusingkan dengan asal-usul dan informasi mengenai mereka. Jejak pertarungan juga hilang tak berbekas keesokan harinya seolah tak ada pertarungan apapun terjadi di sana. Bahkan setetes darah pun tak nampak ini mencurigakan. Apakah ada penyihir yang ikut andil dalam hal ini? Keadaan semakin sulit ketika Lucas kembali dengan hasil nihil tak ada jejak dari para musuh. Siapa mereka dan dari mana mereka seakan hilang bak ditelan bumi. Segalanya semakin memusingkan dengan ditambah Aro terus mengamuk di dalam sana menuntut untuk mengambil alih tubuh mereka dan menemui gadis yang menjadi matenya itu dan tentu saja tingkah Aro yang terus merengek seperti ini membuat Ethan geram.
"Berheti memberontak Aro! Kepalaku sakit karena masalah ini ditambah tingkahmu yang menyebalkan ini!" Maki Ethan, ia jengah dengan naluri bodoh serigalanya yang terikat dengan benang takdir konyol bernama mate.
"Kenapa!? Apa salahnya aku ingin menemui nya? Dia wanita ku sialan! Klan itu tidak terlalu jauh dari wilayah kekuasaan pack ini! Biarkan aku keluar sekarang!" Berontak Aro, sejak hari itu dirinya seakan mabuk kepayang akan aroma khas yang di keluarkan oleh Alona. Nalurinya sebagai manusia serigala tak bisa ia bendung bagaimanapun juga Aro terikat dengan Mate nya.
"Cukup Aro. Aku tidak memiliki mate. Dia bukan mateku dua pengkhianatan sudah cukup bagiku tidak ada lagi untuk yang ketiga kalinya!" Tegas Ethan. Aro semakin emosi dengan pernyataan Ethan ia semakin aktif memberontak di dalam sana mencoba mendobrak pertahanan Ethan dan mengambil alih tubuh manusia Ethan namun itu bukan hal yang mudah Ethan menolak untuk tunduk.
"Jangan konyol! Tidakkah kau merasakan nya jauh di dalam benakmu? Hanya dengan menatap matanya saja kau tau dia adalah mate! Dan berhenti terjebak dengan masa lalu. Aku yakin gadis ini berbeda." Aro mencoba meyakinkan manusianya namun percuma Ethan tak tertarik dengan hal yang dinamakan takdir yang disebut sebagai Mate itu.
"Itu juga yang kau katakan dulu tentang 'dia' Aro." Desis Ethan. Kebencian, amarah, dan dendam Kembali mengisi hatinya yang telah retak. Ia tak bisa melupakan masa lalu kelam yang terus menghantuinya.
"Tidak bodoh, kebencian mu menutup penglihatan mu akan fakta yang ada di depan matamu, aku merasakan kedamaian saat menatap wajahnya sesuatu yang lain yang tidak kurasakan dari mereka di masa lalu. Tidakkah kau juga merasakannya?” Lirih Aro.
"Itu kau Aro aku tidak merasakan apapun." Sekali lagi Ethan menegaskannya.
"Pembohong. Kita satu tubuh bodoh apa yang kurasakan itu juga yang kau rasakan." Perkataan Aro ternyata memukul nurani Ethan secara telak, meski berulang kali ia berbohong tapi tak bisa ia pungkiri selain masalah pertarungan di padang rumput tempo lalu isi kepalanya kini juga dipenuhi wajah gadis itu, bagai kan trailer film pendek wajah Alona membayangi pikirannya, tatapan matanya, hembusan nafasnya dari kejauhan, debaran jantungnya yang bisa Ethan rasakan karena ikatan takdir konyol yang mereka miliki. Ethan menggebrak mejanya kesal. ‘sialan… dia membuatku tak bisa berfikir jernih’.
"HA! Kita lihat berapa lama kau bisa bertahan dasar manusia bodoh." Aro memutus mindlink mereka secara sepihak sebelum Ethan sempat membalas kata katanya. Sekali lagi Ethan menggebrak meja nya dan melempar apapun yang ada di atas sana. Ia berdiri dan mondar mandir tak jelas di ruangannya setiap hentakan kakinya adalah amarah. Ethan melangkah gusar kearah jendela ia mengusap wajahnya berkali kali dengan telapak tangannya, kemudian mengerang kesal.
Ia berusaha untuk menenangkan dirinya menatap kosong ke luar jendela ruangannya yang terbuka membiarkan udara segar mengisi ruangannya. Semilir angin bahkan menerpa wajah Ethan pelan dan sesaat Ethan mencium aroma itu lagi! aroma manis memabukkan yang akhir akhir ini mengusik dirinya. ‘ini..’ Ethan mencengkram erat pinggiran jendela, mustahil batinnya apa kini ia mulai berkhayal? Sekuat apapun aroma itu mustahil bisa ia cium dari kejauhan seperti ini batinnya.
‘hah… sialan… aroma sialan’ tanpa pikir Panjang Ethan berbalik melangkah pergi dari ruangan itu gusar ia seakan hendak berlari namun raut wajahnya keras bukti dirinya kini bergelut dengan ego dan keputusasaan nya. Mengabaikan teriakan sosok Luna sang ayah yang memanggil nama putranya Ethan dengan cemas di taman.
Disisi lain, sosok gadis bersurai indah bermata abu abu tengah menggerutu kesal di dalam ruangannya seraya membereskan buku buku sketsa lukisannya dongkol. Alona mendapatkan hukuman dari Klan Nya larangan keluar dari wilayah Klan untuk waktu yang tak di tentukan dan kurungan rumah untuk beberapa hari. Merasa bosan, Alona memutuskan untuk melangkah keluar menuju beranda kamarnya hendak menghirup udara segar dan menyerap sinar matahari sebanyak mungkin yang bisa ia dapatkan pagi ini.
“Lihatlah langit begitu cerah dan aku justru terkurung di sini” gerutunya… Alona menatap kosong hamparan awan di langit atas kepalanya, di tengah lamunannya dirinya Kembali teringat akan sosok serigala berbulu coklat keemasan dan mata nya yang berwarna emas itu. Jantungnya Kembali berdebar hanya dengan mengingat wajah serigala itu, membuat Alona bertanya tanya seperti apakah rupa manusianya? Membayangkan hal itu wajah Alona terasa panas karenanya, memunculkan roma merah muda di kedua sisi pipinya. Dengan cepat Alona menampar kedua pipinya pelan ‘apa ini Alona… dia seorang werewolf! Sadarlah! Kau bahkan tidak tahu wujud manusianya! Apa kau gila!’ sangkalnya. Di saat Alona di sibukkan dengan rasa penasaran akan debaran jantungnya saat ini di lain tempat keluarganya justru tengah mencemaskan dirinya di bawah sana.
...---...
"Apa yang ku khawatirkan pada akhirnya menjadi kenyataan Ian, bagaimana jika keberadaan Alona diketahui oleh para penyihir gelap itu? Mereka akan membahayakan nyawa Alona.” Gusar Melanie. Sejak pertarungan itu dirinya diliputi kekhawatiran tiada akhir.
"Takkan terjadi apapun. Tenanglah dia bersama kita." Ian yang merupakan pasangan dari Melanie berusaha menenangkannya.
"Jangan khawatirkan hal itu Melanie. Jika ada pergerakan yang membahayakan Alona kita akan segera mengetahuinya dengan kemampuan meramal masa depan milik Lucy dan kita akan bertindak lebih dulu seperti biasa.” Tegas Sammuel. Semua mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan Sammuel. Lucy memiliki kemampuan khusus yang mana dalam hal ini adalah kemampuan dalam melihat kejadian yang akan terjadi di masa depan atau kejadian yang terjadi di masa lalu seseorang tertentu lebih tepatnya seperti sebuah kemampuan untuk meramal kejadian-kejadian tertentu. Mereka menyebut Lucy sebagai pembaca mimpi tak banyak Vampire yang memiliki kemampuan unik seperti itu.
Suasana sejenak hening sebelum kemudian Jared memainkan tuts-tuts piano menjadi sebuah alunan musik nan lembut menambah suasana romantic di ruangan itu, semua pun kembali rileks melupakan kekhawatiran akan Alona berkat permainan piano Jared dan menikmati waktu tak terbatas yang mereka miliki. Semua nampak menikmati waktu mereka masing masing namun Ian melihat Melanie hanya diam termenung di sampingnya membuat Ian berfikir cerdik berupaya untuk menghibur kekasihnya tersebut. Ian tiba tiba saja berdiri dan menarik Melanie mengajaknya untuk berdansa diiringi alunan music dari Jared, Melanie yang awalnya enggan akhirnya luluh dengan bujuk rayu pria yang menjadi pasangannya itu.
Melihat apa yang dilakukan Ian untuk menghibur pasangannya membuat Anne terkekeh. Sudah hampir puluhan tahun mereka bersama tapi tetap saja seperti remaja baru bertemu. Sedangkan Lucy memutar bola matanya merasa jengah diantara yang lainnya hanya ia yang masih belum bertemu dengan pasangan jiwanya meski sudah menunggu untuk waktu yang sangat lama ia bahkan belum mendapatkan penglihatan apapun tentang belahan jiwanya.
"Ya tuhan, ini mulai menyebalkan. Aku akan pergi sebentar aku haus!" sinis Lucy.
“Oh ayolah… kau bisa berdansa denganku Lucy.” Ejek Anne karena ia tahu betul saat ini Lucy dilanda rasa iri karena mereka semua berpasangan dan dia tidak.
“Yang benar saja.” Tanpa membalikkan badannya Lucy melangkah pergi.
"Jangan terlalu jauh Lucy. Kondisimu masih belum pulih karena pertarungan mu dengan Vampire liar itu!" Elle mencoba mengingatkan, sebagai seorang yang suka menyendiri Lucy kerap kali pergi keluar wilayah Klan nya entahlah apa yang dia lakukan dan satu dua kali dia akan kembali dalam keadaan yang tidak begitu menguntungkan.
"yes mam!" Balas Lucy. Sedetik kemudian dia telah melesat pergi. Baru saja Lucy meninggalkan mereka Rose dan Jack tiba tiba muncul entah dari mana.
"Apa ini? Kalian mengadakan pesta dansa dan tak ada yang mengundangku! Jack!" Rose segera menarik Jack untuk menjadi partner dansanya. Ian dan Melanie terkekeh mereka seakan bersaing siapa pasangan dengan dansa paling romantic di ruangan ini.
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments