Nara yang sampai diruangan nya segera mempersiapkan peralatan yang akan dia gunakan untuk memulai pekerjaannya. Dan disana sudah ada suster yang membantu dan juga merupakan sahabatnya.
“Susnit, sudah ada berapa pasien yang menunggu?” Tanya nara.
“sudah ada 10 Pasien dok,,, saya batas karena nanti siang dokter harus bertemu dengan pa direktur diruangannya”.
Ucap suster nita.
“oh ya susnit, kita bisa mulai pemeriksaan setengah jam lagi. Tolong siapkan semua data-data nya, saya mau periksa pekerjaan sampingan dulu sebentar susnit, dan bagaimana dengan keluarga nyonya Dirgantara apakah keluarga beliau sudah memberikan keputusannya? Nanti saya akan mendampingi dokter bayu untuk operasi” Ucap nara.
“siap dok. Dokter mah gaya pisan hebat euy, punya usaha sampingan, padahal kan uang dokter sudah banyak atuh, dokter udah mah kaya, baik, cantik deuih. Kalau soal keluarga nyonya Dirgantara beliau belum memberikan keputusan karena anaknya baru akan sampai nanti siang cenah dok” Jawab suster nita.
“usaha ini sudah saya rintis sejak saya masih kuliah susnit, dan dari penghasilan saya sebagai dokter pun saya invest kan pada usaha ini, apalagi ini sudah menjadi impian saya sejak kecil, jadi sayang kalo saya tinggalkan” ucap nara.
“Terus kumaha atuh sama kuliah specialist nya dokter, apa tidak keteteran? Bisa gitu dokter ngebagi waktunya?” tanya suster nita kembali.
“Alhamdulillah suster dengan ijin alloh semua berjalan lancar, tidak ada yang tidak bisa selama kita menjalani semua nya dengan ikhlas dan sabar susnit,, malah minggu depan saya akan ujian, makanya saya minta membatasi pasien saya sampai jam 12 siang saja ya susnit. saya tidak mengambil jadwal praktek sore, Saya sudah meminta ijin kepada direktur rumah sakit ini.” Ucap nara.
“Oh gitu yah dok, selamat berjuang kalau begitu.” Balas suster nita.
“ayo susnit kita mulai pemeriksaannya, setelah nara memeriksa pekerjaan sampingnya, tolong segera dipanggil pasiennya satu per satu. Ya susnit” Ujar Nara.
Praktek pun dimulai dan selesai sekitar makan siang. Setelah selesai praktek nara pergi ke ruangan pa wijaya ayahnya syifa hanya untuk sekedar menanyakan kesehatan nya sekarang.
Tok,, tok,, tok,,
Ceklek,,,
“Assalamu’alaikum,,,” ucap nara.
“Wa’alaikumsalam,,,” jawab yang ada disana.
“Gimana om sekarang keadaannya..?” Tanya Nara.
“Alhamdulillah baik nak, sekarang om sudah bisa pulang.” Jawab ayahnya Syifa.
“Gimana syif udah siap semuanya?”. Tanya Nara.
“Udah sha, ini tinggal nunggu administrasi yang lagi diurus sama kak Aldo. Ucap syifa.
Tak lama kemudian kakaknya syifa datang setelah membereskan semua administrasi rumah sakit.
“eh ada aisha,,, aisha gimana kabarnya sha…?” Tanya Aldo.
“Alhamdulillah baik kak aldo.” Jawab nara.
“Ayo pah, semuanya sudah beres, pa joko juga sudah nunggu diparkiran.” Ajak Aldo kepada ayahnya.
“Sebentar om saya ambilkan kursi rodanya dulu,” ucap nara.
“Gak usah nak, om bisa jalan.” Jawab papahnya syifa.
“Jangan om, biar om bisa istirahat, dari sini kebawah lumayan jauh.” Balas nara.
“Baiklah,,, terimakasih nak,” ucap pak wijaya.
“Sama-sama om, mulai sekarang om harus memperhatikan kesehatan om dan tetap harus menjaga asupan makanannya ya om.. syif kamu jangan kecolongan lagi yah” ucap nara.
“Baik ibu dokter cantik, makasih yah sha.” Ucap syifa.
Mereka pun keluar ruangan meninggalkan rumah sakit tersebut. Nara pun mengantarkannya sampai ke depan lobby sekalian untuk pergi ke kantin untk makan siang dan sholat dzuhur, setelah itu ia segera bergegas ke ruangan direktur, karena ia memang telah ditunggu oleh direktur rumah sakitnya.
Tok,,, tok,, tok,,,
“Masuk” ucap orang yang ada di dalam ruangan tersebut.
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum salam”
“Maaf dok apa anda memanggil saya…?” Tanya Nara.
“Iya Dokter Aisha, saya hanya ingin menanyakan apa specialist anda sudah selesai? Tanya Dokter Juan sang direktur rumah sakit.
“Alhamdulillah dok tinggal menunggu ujian saja dok, minggu depan saya ujian dok, mohon doanya ya dok biar dilancarkan” ucap nara.
“syukur kalau begitu, saya hanya akan memberitahu, kalau specialist dokter sudah selesai saya mau memindahkan anda ke rumah sakit pusat, karena disana memang membutuhkan dokter bedah specialist Jantung. Dokter yang sebelumnya memutuskan untuk pensiun, karena memang usianya yang sudah lanjut dan disana belum ada penggantinya. Dan ini merupakan permintaan beliau sendiri sebagai pemilik rumah sakit, juga suster nita pun akan ikut sama dengan dokter Aisha kesana,”ucap dokter Juan.
“Baiklah dokter, insya alloh saya akan melaksanakan tugas saya disana dsngan baik. Terima kasih dok.” Ucap dokter Nara.
Nara pun keluar dari ruangan direkturnya menuju ke ruangan prakteknya. Dan segera menemui suster nita untuk menanyakan perihal kepindahan mereka berdua ke rumah sakit pusat.
“Suster Nita, apa operasi nyonya Dirgantar sudah dipersiapkan,,?” Tanya nara.
“Anak beliau masih dalam,,,,,
Belum selesai suster menjawab, alarm darurat berbunyi dari ruangan VIP pasien, kamar 215 yang merupakan ruangan nyonya Dirgantara, dan suster nita dan nara berhamburan keluar dan memasuki ruangan nyonya Dirgantara. Nara memeriksa pasiennya dan menyuruh suster nita untuk menghubungi dokter Bayu yang akan mengoperasinya, namun dokter bayu yang masih dalam perjalanan yang terjebak macet tidak bisa cepat menangani pasiennya dan mempercayakan semuanya kepada nara untuk segera membawa ke ruang operasi dan segera melakukan operasi yang akan didampingi oleh dokter bayu by phone. Nara masih menunggu persetujuan dari pihak keluarga pasien untuk melakukan operasi masih belum menerima persetujuan tersebut.
“Sus, tolong hubungi terus anak dari nyonya Dirgantara.” Pinta Nara.
“Baik dok” saut suster nita.
Alat vital pasien menurun, pasien mengalami henti jantung,, dokter nara tidak menyerah dia harus berulang-ulang melakukan RJP . Nara menyuruh suster lain membawakan Defibrillator, untuk memberikan kejutan listrik dengan tujuan mengembalikan denyut jantung, suster pun mengambil defibrillator, dan denyut jantung pun kembali wala sedikit lemah.
“Maaf anda dengan keluarga pasien?” Tanya Nara yang terkesima melihat sosok yang ada di depannya, karena dia merasa pernah bertemu atau bahkan kenal karena memang dia merasa tidak asing dengan sosok yang ada di depannya.
“Iya Dok, saya anaknya” jawabnya.
“Maaf pa, saya wakil dokter bayu yang menangani ibu anda, dokter bayu sedang dalam perjalanan menuju kesini. ibu anda baru saja mengalami henti jantung, Tapi Alhamdulillah masih bisa kembali, namun masih lemah, ibu anda harus segera dioperasi, kami membutuhkan persetuan dari pihak keluarga.” Ucap Nara.
“Baiklah, dimana saya harus tandatangan?” ucapnya.
“Sus, tolong antar bapak ini untuk melakukan persetujuan operasi keluarganya.” Pinta Nara.
“Baik Dok, mari silahkan…” ajak suster Nita.
Nara masih mengingat – ngingat wajah anak dari pasien yang akan ia operasi, pernahkah dia bertemu dengan anak sang pasien, tapi dimana dia sendiripun lupa, atau memang benar apa kata orang bahwa didunia ada 7 orang yang memiliki muka yang sama atau bahkan mirip dengan kita walaupun tak sedarah.
Setelah mendapat persetujuan pasien, nara melakukan operasi yang disusul oleh dokter bayu yang masih sempat untuk melakukan operasi setelah beliau terjebak macet. Dokter bayu dan Nara keluar dari ruang operasi untuk menemui wali keluarganya.
“Bagaimana keadaan mommy saya dok?” Tanya nya kepada Nara, karena dia yang pertama kali dia temui.
“Alhamdulillah, operasi berjalan dengan lancar, ring yang dipasang menunjukkan respon yang baik, pasien semangat untuk berjuang melawan penyakit nya. Kita akan melakukan observasi untuk beberapa jam ke depan, karena butuh pemantauan khusus untuk beliau, dan beliau masih akan dirawat di ruang ICU, karena tadi beliau sempat henti jantung, , beruntung dokter Aisha bisa mengatasinya dan berhasil mengembalikan detak jantung ibu anda. Karena kalau terlambat sedikit saja nyawa ibu anda tidak akan tertolong” Jelas dokter Bayu.
“Terima kasih dokter Bayu,,, terimakasih dokter Aisha” ucapnya.
“Sama-sama, silahkan anda bisa pulang dahulu dan istirahat sejenak karena ibu anda akan sadar dalam 24 jam, beliau masih dalam pengaruh obat bius, kalau ada apa-apa kami akan segera menghubingi anda” Ucap Nara yang mengetahui kalau anaknya memang seperti baru kembali dari luar kota atau luar negeri.
“Terima kasih dok,,”ucapnya.
“sama-sama”jawab Nara.
Dia pun pergi meninggalkan dokter Nara dan suster Nita. Sementara suster nita yang masih terdiam melihat ketampanan keluarga pasien bak melihat arjuna.
“Hey, sus ngelamun aja, awas nanti kamu kesambet loh..” ucap nara.
“hehehe,,,,, abisnya ganteng banget dok,,,, ampe ngeces nih…”jawab susternya.
“huh,,, dasar,,, suster,,,suster…” ucap Nara sambil pergi meninggalkan suster nita.
*TBC
DITUNGGU LIKE, VOTE SAMA KOMENT
NYA YA GUYS….
TERIMA KASIH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Sulati Cus
masak nara g tau nama belakang si kei
2021-05-10
0