Sesampainya di lokasi liburan mereka, hari sudah gelap. Semua anggota terlihat sudah lelah, apalagi dengan anak-anak yang sudah pada tidur.
“Mr. dan Mrs. Kita sudah sampai di hotel, karena hari sudah malam, agenda kita hari ini beristirahat di kamar masing-masing, petugas hotel akan mengantar kalian,” terdengar suara dari Guide tour ini berbicara.
Petugas hotel sudah menyambut mereka berjejer. Guide itu membacakan nama-nama penghuni kamar masing-masing dan petugas hotel sudah membawakan barang bawaan mereka, termasuk kunci kamar yang sudah disediakan.
Merekapun berjalan beriringan dengan petugas hotel masing-masing.
Saat membacakan nomor kamar dengan nama Mac dan Maureen, tidak ada yang bisa dilakukan Mac kecuali mengikuti petugas hotel itu. Sebenarnya dia ingin tidur terpisah tapi karena sepertinya mereka sudah didaftarkan satu kamar jadi mereka hanya mendapat satu kamar.
Mac melihat satu lorong lantai itu diisi oleh keluarganya. Benar-benar tidak ada yang bisa dilakukannnya selain terpaksa harus bersama Maureen.
Dilihatnya kamar yang paling dekat dengannya kamar Daddynya, di sebelahnya lagi kamarnya Mommynya, benar-benar dia tidak bisa berkutik.
Kamar yang ditempati oleh Mac dan Maureen tampak berbeda, kamar itu ditata sangat cantik dan banyak bunga-bunga juga dibeberapa sudut kamar.
“Kenapa kamarnya begini?” tanya Mac, saat melihat banyak bunga di kamarnya.
“Ini kamar untuk pengantin baru, Sir,” jawab petugas hotel.
Mac terdiam, apalagi Maureen. Sepanjang jalan tidak bicara dengan Mac.
Sementara itu didalam kamarnya Elsa dan Edward. Elsa menatap suaminya yang langsung merebahkan tubuhnya ke tempat tidur.
“Apakah semua ini akan berhasil?” tanya Elsa pada suaminya.
“Berhasil apa?” tanya Edward.
“Mendekatkan Mac dengan Maureen. Sebenarnya aku pusing dengan hubungan mereka,” jawab Elsa, dia duduk dipinggir tempat tidur menatap suaminya.
“Jangan terlalu memusingkan mereka, kita nikmati saja bulan madu kita,” ucap Edward.
“Bulan madu kita? Apa maksudmu bulan madu kita?” tanya Elsa.
“Bukankah ini acara bulan madu?” jawab Edward.
“Bulan madu darimana? Kita sedang liburan, bukan bulan madu,” keluh Elsa.
“Sama saja,” jawab Edward dia bangun dan menatap istrinya.
“Aku tidak mau, karena bulan madu kita selalu tidak berhasil,” ucap Elsa, menatap suaminya.
“Kau ini, apa kau tidak bahagia selalu bersamaku?” keluh Edward, balas menatap istrinya.
Terdenger suara ketukan dipintu.
“Siapa yang datang?” gumam Elsa sambil menuju pintu. Saat dibuka ternyata pengasuhnya Amanda datang sambil menggendong Amanda.
“Amanda rewel Mrs, mau tidur dengan Mommynya,” kata pengasuhnya Amanda.
“Mommy,” panggil Amanda, dengan matanya yang berair, sepertinya sudah dari tadi dia menangis.
“Ya biarkan Amanda tidur denganku,” jawab Elsa , sambil menggendong Amanda. Pengasuh itu mengangguk. Lalu pintupun ditutup.
“Siapa Honey?” tanya Edward.
“Amanda menangis, mau tidur dengan kita,” jawab Elsa.
“Hemm kau benar, bulan madu kita tidak pernah berhasil, selalu ada gangguan,” keluh Edward, kembali berbaring. Elsa hanya tersenyum melihat tingkah suaminya. Pria itu selalu pusing dengan urusan anak-anak.
Mac dan Maureen menatap kamar itu, ruangan seluas ini hanya terdiri dari satu tempat tidur dan satu set meja kursi yang kecil dan juga sebuah lemari pakaian. Tidak ada sofa, bahkan karpet dilantaipun tidak ada. Bagaimana mereka tidur?
“Bunkankah harga kamar ini sangat mahal? Kenapa isinya cuma satu tempat tidur?” gerutu Mac. Diapun mengambil handphonenya menelpon receptionis. Dia akan memesan kamar lagi tapi teringat ayah dan ibunya ada dikamar sebelahnya. Apa kata mereka kalau tidur beda kamar?
“Kau jangan khawatir, aku yang akan tidur dilantai,” ucap Maureen seperti mengerti pemikiran Mac. Mac terdiam dan mematikan handphonenya.
Maureen mengambil bantal dan selimut, dia gelar di lantai. Mac hanya berdiri menatapnya, diapun ke lemari pakaian dan ternyata sama sekali tidak ada selimut ganti. Diapun menelpon receptionis.
“Aku minta selimut ganti,” kata Mac.
“Maaf Mr, semua selimut ganti kami sudah terpakai,” jawab receptionis.
Mac mengerurkan keningnya apa benar di hotel semewah ini kehabisan selimut ganti? Sepertinya keluarganya sudah merencakan ini semua, fikirnya.
Dilihatnya Maureen tidur beralaskan selimut jadi dia tidak berselimut, bahkan lantainya tidak berkarpet. Melihatnya Mac merasa tidak tega apalagi udara sangat dingin.
“Kau boleh tidur ditempat tidur,” kata Mac.
Maureen yang tidur berbairng membelakangi tempat tidur tidak bicara, dia juga tidak bergerak.
“Apa kau tidak dengar apa yang aku katakan? Naik!” ucapnya dengan ketus.
Maureen masih diam. Membuat Mac kesal saja, bagaimana kalau Maureen sakit? Keluarganya pasti menyalahkannya lagi.
Melihat Maureen yang tidak mendengarkan kata-katanya, Mac mendekati Maureen, dan langsung membungkus tubuh Maureen dengan selimut yang dialaskan itu.
“Hei apa yang kau lakukan?” tanya Maureen, saat seluruh tubuh dan kepalanya juga bantalnya digulung selimut.
“Apa kau akan membunuhku?” teriak Maureen.
Mac tidak mendengarkan perkataan Maureen, gadis itu berusaha membuka selimutnya. Mac sama sekali tidak peduli, dia mengangkat tubuh yang berselimut itu keatas tempat tidur.
Brugh! Maureen terjatuh ketempat tidur.
“Apa yang kau lakukan?” bentaknya, terkejut dengan sikapnya Mac sambil membuka selimut bagian mukanya.
“Ternyata kau tidak bisa diatur ya,” gerutu Mac.
“Apa maksudmu tidak bisa diatur? Sekamar denganmu saja aku sudah menurut, apalagi?” tanya Maureen.
“Aku tidak mau kau tidur dilantai dan sakit, semua orang akan menyalahankanku, jadi jangan bertingkah yang macam-macam, jangan cari-cari perhatian keluargaku,” ucap Mac.
“Apa maksudmu cari-cari perhatian keluargamu? Kau kan biasanya mengusirku dari tempat tidur kan?” gerutu Maureen, menatap Mac.
Mac tidak menjawab, dia hanya merebahkan tubuhnya di tempat tidur, tidur terlentang dengan kedua tangan dibawah kepalanya.
“Jangan berisik, aku mau tidur,” kata Mac.
Maureen membuka selimut yang menggulung tubuhnya.
“Dan jangan coba-coba mendekatiku saat aku tidur,” ucap Mac, mendengarnya membuat Maureen sebal.
“Kau fikir aku akan merayu-rayumu? Huh!” gerutu Maureen. Diapun berbaring dan berselimut memunggungi Mac.
Dikamarnya Julian dan Carrie…
Mereka tidur berdua dibawah selimut. Carrie menyandarkan kepalanya di dekat kepala suaminya yang mengusap usap perut bunictnya.
“Pasti bayi kita perempuan sekarang,” ucap Julian.
“Kau begitu yakin,” kata Carrie.
“Tentu saja karena kau selalu cantik,” jawab Julian, sambil mencium kening istrinya. Carrie hanya tertawa dipuji suaminya, dia balas memeluk tubuh Julian.
“Apakah rencana kita akan berhasil mendekatkan Mac dengan Maureen? Kau lihat adikku itu seperti benci perempuan, dia ketus dan cuek terus pada Maureen, sebenarya aku kasihan pada Maureen,” ucap Carrie.
“Entahlah, sebenarnya bagaimana Mac, apakah dia mau membuka hatinya untuk Maureen atau tidak, kalau tidak, bagaimanapun kita mencoba mendekatkan mereka juga percuma,” kata Julian.
“Tapi apalagi yang bisa dilakukan? Kalau mereka bercerai kasihan juga Maureen, namanya sudah tercoreng dimata public, dia akan jadi cemoohan dan sulit menikah lagi,” kata Carrie. Julian hanya mengangguk dan mempererat pelukannya.
Di kamarnya Jeremy dan Olivia…
“Selama 5 tahun lebih aku mengikutimu baru sekarang kita tidur sekamar,” ucap Olivia, yang menggunakan gaun tidurnya yang tipis, meskipun usia tidak muda lagi tapi dia masih terlihat sangat menarik.
“Kau fikir aku akan satu tempat tidur denganmu? Aku sudah bosan tidur dengan tipe tipe wanita sepertimu. Kalau aku mau aku memilih memesan wanita lain daripada tidur denganmu,kau tidur di sofa!” kata Jeremy yang berdiri di dekat jendela, sambil menekan nomor telpon seseorang lalu berbicara dengan orang itu.
Mendengarnya membuat Olivia sebal. Pria itu selalu merendahkan dirinya.Tapi tidak ada yang bisa dilakukannya selain menurut pada pria itu. Diapun tidur di sofa sambil cemberut. Dimata pria itu dia benar-benar tidak menarik, padahal dia sangat tertarik pada pria tampan dan Macho seperti Jeremy.
Hari sudah pagi, saat Mac membukakan matanya, dia terkejut saat yang pertama dilihatnya adalah wajah Maureen yang tidur menghadap kearahnya. Ditatapnya wajah Maureen, dia terlihat sangat cantik saat tidur, atau memang sebenarnya dia selalu cantik hanya saja dirinya tidak memperhatikannya?
Mac benar-benar bingung dengan pernikahannya ini. Apa yang harus dilakukannya dengan pernikahan ini? Apakah dia memang harus menjalaninya? Mencoba membangun rumahtangga seperti keluarganya yang lain?
Apakah yang dikatakan Mommynya benar, kalau melihat orangtuanya berpisah, maka buatlah pernikahannya untuk bahagia jangan sampai terpisah. Tapi..hidup dengan wanita ini? Siapa wanita ini? Mengenalnya juga tidak, tiba-tiba saja jadi istrinya, sangat membingungkan.
Terdengar hiruk pikuk diluar kamar, anggota keluarganya sudah pada bangun, sepertinya mereka akan pergi sarapan di restaurant hotel ini. Mac merasakan perutnya sudah mulai lapar. Diapun bangun dan begegas ke kamar mandi.
Saat dia sudah rapih dan Maureen masih tidur, Mac mendekatinya dan membangunkannya.
“Bangun, bangun!” ucap Mac. Tapi Maureen tidur saja. Mac menyentuh kakinya yang berselimut.
“Bangun, ayo bangun!” kata Mac. Maureen hanya bergerak sedikit lalu tidur lagi. Melihatnya membuat Mac jadi jesal, kenapa wanita ini susas sekali dibangunkan.
“Hei, bangun! Sudah siang! Aku tidak mau keluar kamar sendirian!” teriaknya dengan kesal sambil mengguncang-guncang bahunya Maureen dengan keras.
Karena teriakan Mac yang sangat keras ditelinganya, membuat Maureen terkejut, diapun bangun sambil menarik baju Mac dengan keras, membuat tubuh Mac condong lebih dekat padanya.
“Apa? Ada apa?’ tanyanya dengan histeris, sambil membukakan matanya. Dia semakin terkejut lagi saat menyadari dia duduk berhadapan dengan wajah tampannya Mac yang sedang menatapnya.
Mac juga terkejut dengan reaksi Maureen yang membuat tubuhnya hampir bersentuhan dengan tubuh wanita itu dan wajah cantik yang diihatnya saat tidur tadi sekarang menatapnya tepat didepan wajahnya.
“Apa? Apa yang terjadi?’ tanya Maureen bingung. Matanya menatap mata pria itu. Mata pria itu sangat cantik untuk ukuran seorang laki-laki, tapi tatapannya sangat tajam, membuat jantungnya berdebar kencang. Melihat sikap diam pria yang menatapnya itu membuatnya menjadi gugup.
Wajah Maureen langsung memerah saat menyadari tangannya memegang bajunya Mac.
“Maaf,” ucap Maureen sambil melepaskan tangannya dan menjauh dari Mac.
“Bangun, bersiap-siap turun, aku tidak mau dicemooh karena keluar kamar sendiran,” kata Mac.
Maureen terdiam, rupanya Mac membangunkanya karena tidak mau di cemooh keluarganya? Diapun tidak bicara apa-apa lagi, akhirnya diapun turun dan segera ke kamar mandi.
Mac berjalan kearah jendela lalu dibukanya jendea itu, ternyata diluar pemandangannya sangat indah, dari kejauhan terlihat taman-taman yang luas dengan pohon-pohon hias yang cantik.
Cukup lama dia berdiri di jendela itu. Dia mendengar suara kamar mandi dibuka juga suara lemari pakaian yang dibuka tutup.
“Aku sudah siap,” ucap Maureen. Mac mebalikkan badannya dan dia tertegun saat melihat Maureen. Wanita itu terlihat sangat cantik. Apa dia tidak salah lihat sekarang? Kenapa Maureen sekarang terlihat sangat cantik? Apa sebenarnya memang dari kemarin-kemarin juga cantik? Dia sama sekali tidak memperhatikannya.
“Ayo,” ajak Mac, berjalan melewati Maureen yang segera mengikutinya.
Benar saja, saat memasuki restaurant terdengar sangat ramai, bahkan dua orang MC guide tour hari ini itu begitu hebohnya bicara di microfon, satu pria dan satu wanita.
Saat mereka masuk ke restaurant itu, tiba-tiba MC guide itu langsung menyambutnya.
“Pengantin baru, selamat pagi pengantin baru!” serunya lewat microfon.
Sontak saja membuat Mac salah tingkah, apalagi semua mata menatapnya sambil tersenyum. Semua keluarganya sudah berkumpul disana menikmati sarapannya.
“Mari, mari pengantin baru kita berbicang dulu!” kata MC pria, langsung menarik Mac ke ruangan luas diarea restaurant itu, MC wanita memeluk Maureen juga mengikuti MC Pria.
“Bagaimana tidur kalian malam tadi?” tanya MC Pria, semua mata memandang mereka sambil tersenyum.
“Baik,” jawab Mac.
“Baik? Apa maksudnya tidur baik?” tanya MC pria, terdengar tawa yang ada di restoaruant itu. Dalam hati Mac merasa kesal kenapa dia jadi bahan tontonan seperti ini?
“Nyenyak maksudku,” jawab Mac.
“Tentu saja nyenyak karena sudah begadang semalaman,” kata MC wanita, semua yang ada disitu kembali tertawa.
“Tidak tidak!” Mac langsung saja membantah, membuat semua mata semakin tertarik menatapnya. Mac baru tersadar kalau dia sedang jadi tontonan sekarang.
“Ya begitulah,” ralatnya, membuat tawa kembali terdengar diruangan itu. Ternyata menggoda pengantin baru tetap menjadi tema yang sangat menyegarkan di setiap acara.
“Apa kau mau berbagi tentang acara ya begitulah itu?” tanya MC wanita, lagi-lagi semua orang tertawa.
“Tidak, itu rahasia kami berdua,” jawab Mac. Lagi-lagi semua tertawa dan senyum-senyum.
“Wah wah ternyata dirahasiakan audience, padahal kita juga pernah merasakan jadi pengantin baru ya,” canda MC pria itu.
“Baiklah,kalau begitu selamat sarapan ya, kita akan melanjutkan tournya sejam lagi,” kata Mc wanita.
“Tunggu tunggu, jangan dulu dilepas pengantinnya,” seru MC pria.
“Kenapa?” tanya
Mc wanita.
“Biarkan pengantinnya memberikan ciuman selamat pagi dulu!” jawab MC pria, membuat Mac dan Maureen terkejut.
“Apa? Ciuman selamat pagi?” tanya Mac terkejut.
“Tentu saja, apa ada yang salah?” tanya Mac pria dan wanita bersamaan dan mereka menatap Mac.
Suasana tampak hening. Mac bingung dengan semua ini, apa benar dia akan melakukan ciuman selamat pagi pada Maureen? Begitu juga dengan Maureen, apakah dia benar-benar harus berciuman dengan pria itu dan ditonton banyak orang?
Mc wanita menoleh pada Maureen.
“Tidak pelru malu, kita semua sudah mengalaminya,” jawab Mc wanita sambil tertawa lalu mendekatkan tubuhnya Maureen ke dekat Mac. MC wanita itu tidak tahu kalau dia belum sakalipun berciuman dengan suaminya.
Maureen menoleh kearah suaminya. Apakah mereka benar-benar akan berciuman? Ditatapnya pria itu, pria kasar itu tidak mungkin bisa menciumnya, dia tidak akan mau menciumnya.
Mac merasa gelisah ditantang harus mencium istrinya. Dia tidak pernah berciuman dengan Maureen, bahkan dihari pernikahanpun dia hanya mencium keningnya saja. Apa yang harus dilakukannya sekarang?
***************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Surie Yane
lucu Mac yg sabar ya Maureen bentar lgi bucin 👍👍👍😊😊😊semngat vote
2021-11-02
1
Patrish
🤭🤭🤭🤭😃😃😃😃
2021-11-01
0
Bzaa
cium cium ciummm...
sebagai hadiahnya aku kasih satu vote buat mu🤣😁😘
2021-08-09
0