CH-14 Banyaknya tamu yang datang

Maureen malas membuka matanya saat mendengar suara begitu ramai diluar kamarnya. Ternyata dia tidur sangat nyenyak padahal tidur di karpet, sepertinya karpet itu terasa sangat empuk, fikirnya. Bahkan terlalu empuk, seperti diatas kasur. Kasur? Diatas kasur? Tangan Maureen menyentuh karpet dan mengusap-usapnya, karpet itu terasa sangat lembut seperti Spre. Spre? Kenapa selembut kain spre dan seempuk kasur?

Maureen membuka matanya perlahan dan dia terkejut saat menyadari dia ada diatas tempat tidur. Diapun bingung, kalau tidak salah tadi malam dia tidur di karpet kenapa sekarang ada di tempat tidur? Apa dia berjalan dalam tidur? Apa Mac memindahkannya? Tidak mungkin kan?

Maureen bangun dari tidurnya, melihat kesekeliling, di lihatnya Mac sedang bercermin. Pria itu ternyata sudah selesai mandi dan berpakaian santai, dia terlihat manly.

“Apa kau memindahkanku semalam?” tanya Maureen, menatap pria asing yang jadi suaminya.

Mac tidak menjawab, dia malah keluar dari kamar itu. Maureen terdiam, kenapa susah sekali bicara dengan Mac?

Melihat pintu kembali ditutup, Maureen mendengar suara berisik-berisik lagi diluar kamar, suara anak kecil menangis, menjerit-jerit, suara ibu ibu mereka menenangkannya dan segala macam suara, sepertinya semua orang begitu sibuk pagi ini.

Maureen segera pergi ke kamar mandi dan bersiap saip, dia akan merasa tidak enak kalau semua anggota keluarga Mac menunggunya.

Terdengar suara sebuah mobil terparkir di depan.

“Siapa yang datang?” tanya Elsa pada Mr. Crist.

“Mr. James dan istrinya, Mrs,” kata Mr. Crist.

“Mereka juga ikut?” tanya Edward.

“Tentu saja ikut, mereka juga keluarga kita,” jawab Elsa, menepuk bahu suaminya.

Dia akan pergi tapi tangan Edward meraih pinggangnya, memeluknya.

“Ada apa ini masih pagi kau memelukku?” tanya Elsa, menatap suaminya.

“Kalau ada pria itu aku suka cemburu,” keluh Edward, menatap istrinya.

Elsa tertawa mendengarnya.

“Jangan begitu, malu. Kau lihat, sekarang kita sudah semakin tua, anak-anak sudah besar, tinggal Agatha dan Amanda yang masih kecil, cucu kita juga banyak dan kita juga dipanggil grandma grandfa,” jawab Elsa. Tangannya menyentuh hidung mancung suaminya.

Edward mendekatkan wajahnya ke wajah cantik Elsa dan mencium istri tercintanya.

“Aku bahagia bersamamu,” ucapnya. Mereka saling tatap.

“Aku juga,” jawab Elsa. Edward kembali menciumnya.

Elsa semakin erat memeluk tubuh suaminya. Menyandarkaan kepalanya didada suaminya. Berkali kali Edward mencium rambutnya, sambil mengusap-usap punggung istrinya.

“Mac cepat kemari!” teriak Carrie, membuat semua orang berbondong-bondong keruang tamu, melihat ada apa, ternyata melihat orang tua mereka berpelukan.

“Mommy Daddy jangan membuat pengantin baru iriii!” teriak Carrie sambil menarik tangannya Mac, disuruh melihat orangtuanya.

Mac terdiam melihat orangtuanya berperlukan lalu mau pergi tapi tangannya ditarik lagi Carrie disuruh melihat, saudara saudaranya menertawakannya.

Mata Mac bertemu dengan Maureen yang baru muncul keruangan itu. Mereka bertatapan, lalu masing-masing mengalihkan pandangannya.

“Hubungan suami istri yang sangat kaku,” keluh Natalie berbisik ke telinga Mac. Mac hanya mendelik pada sepupunya itu.

Elsa mengusap wajah suaminya sambil tersenyum.

“Malu dilihat anak-anak,” ucapnya, melepaskna pelukannya, masih menatap sauminya.

“I Love U Honey,” kata Edward. Elsa bisa melihat keseriusan dimatanya, baik buruknya suaminya, dia juga sangat mencintainya.

“I Love U too,” jawab Elsa, setiap mengatakan kata itu berbagai perasaan muncul dihatinya, sedih, haru dan bahagia bercampur aduk.

“Grandfa Grandma!” terdengar teriakan dari Griss. Anak laki-laki berkisar 5 tahunan itu berlari menyambut kakek neneknya. Pamela langsung menggendongnya dan menciumnya.

Semua mata memandang kearah mereka yang datang.

Edward menatap James dan Pamela yang sudah berada diruang tamu itu.

“Syukurlah kalian ikut, jadi Griss tidak akan membuatku pusing,” kata Edward.

“Daddy! Kau keterlaluan!” teriak Carrie, berlari mendekati ayahnya dan memukulnya. Edward malah tertawa dan balas memeluknya dan mencium keningnya.

“Griss memang mirip denganmu! Kau sangat nakal saat kecil,” ucap Edward, masih memeluk putrinya. Carrie memang sangat diamanjakan Edward.

Carrie mengentikan pukulannya dan balas memeluk ayahnya.

“Bayiku sekarang pasti  perempuan,” kata Carrie menatap ayahnya.

“Daddy yakin pasti secantik dirimu,” ucap Edward, tersenyum pada putrinya.

“I Love U Daddy!” ucap Carrie sambil mencium pipi Edward.

“I Love U too,” balas Edward, mencium kening putrinya.

“James, Pamela, kalian sudah datang,” sapa Elsa, segera menghampiri mereka.

James hanya tersenyum saja.

“Iya, aku tidak membiarkakan Griss pergi tanpa kami,”jawab Pamela.

Elsa mengangguk. Tangannya mengulur mengusap punggungnya Griss. Dia bisa melihat bagaimana Griss begitu dekat dengan Pamela, anak itu terus saja memeluk grandmanya.

“Lihat, dia lebih sayang grandmanya dari pada aku,” keluh Carrie.

Edward langsung menoleh pada Carrie.

“Pasti karena kau terlalu cerewet,” ucapnya, diikuti tawa yang lain.

Terdengar lagi suara mobil berhenti di depan teras.

“Siapa lagi yang datang?” tanya Elsa. Semua mata memandang kearah pintu.

“Mr. Steve dan Mrs. Ami dan Mr. Jack,” jawa Mr. Crist.

Elsa langsung tersenyum lebar.

“Ternyata mereka ikut juga?” tanya Elsa, menoleh pada Natalie.

“Iya, aku mengajak Mommy Daddy, jarang-jarangkan kita berlibur bersama, semua sangat sibuk,” jawab Natalie.

Dipintu muncul Steve dengan istrinya, Ami dan Jack kakaknya Natalie, ternyata ada lagi seorang wanita dan akan kecil masuk.

“Aku mengajak anak dan istriku juga,” kata Jack.

“Ya ya tentu saja, kita semua jadi bisa berlibur bersama,” ucap Elsa, tersenyum pada istrnya Jack.

Ternyata tidak sampai disitu saja yang datang, ada dua buah mobil datang bersamaan, semua mata memandang kearah luar lewat jendela.

Mr. Crist tampak pergi keluar pintu.

“Ada apa?” tanya Edward, dia cepat-cepat keluar dari pintu diikuti Elsa, James juga ikut keluar dan mereka terkejut saat melihat dua buah mobil mewah berwana hitam ada di depan rumahnya. Semua anggota keluargapun jadi keluar melihat siapa yang datang.

Orang roang berseragam hitam keluar dari mobil itu. Edward langsung saja merasa tidak enak hati.

Elsa langsung memanggil Rose.

“Rose! Rose!” panggilnya. Yang dipanggil segera menghampiri.

“Kau mengajak Daddymu juga?” tanya Elsa.

Rose menatap mobil hitam itu, pria yang menjadi ayahnya itu keluar dari mobil hitam itu. Pria yang mirip dengan James itu sudah berdiri dihadapan mereka, lalu menghampiri Elsa yang berdiri mematung menatap pria itu.

“Kau datang?” tanya Elsa, tersenyum pada Jeremy.

“Tentu saja, aku juga ingin berlibur dengan anak dan cucuku,” jawab Jeremy.

Elsa semakin terharu mendengarnya, pria yang tidak punya hati itu mulai mencintai keluarganya, dia sangat senang.

“Rose pasti senang kau datang,” kata Elsa.

Rose menatap ayahnya.

“Daddy, terimakasih kau datang, aku fikir kau tidak akan mau diajak berlibur. Perutku juga sudah besar sekarang,” kata Rose, sambil menarik tangan Jeremy disentuhkan ke perutnya.

“Apa dia laki-laki?” tanya Jeremy.

“Kau sudah punya cucu laki-laki, tidak apa-apa kan kalau sekarang bayinya perempuan,” jawab Rose, sambil melirik pada putranya yang di gendong oleh Richard, lalu menatap ayahnya lagi, dia senang ayahnya datang mengunjunginya.

Semua terdiam melihat anak dan ayah itu bertemu. Elsa terharu melihatnya, akhirnya Rose memiliki ayah.

Tiba-tiba mata mereka tertuju pada seseorang yang turun juga dari mobil hitam itu. Semua yang mengenalnya merasa terkejut. Wanita cantik dan sexy itu berdiri di dekat mobilnya. Berbagai macam tatapan tertuju pada wanita itu. Suasana sangat hening.

Maureen menatap wanita yang tidak dia kenal siapa. Mac langsung berwajah masam.

“Maaf mungkin kehadiaranku tidak diinginkan disini, aku sudah bilang pada pria itu aku tidak mau ikut, tapi dia memaksa,” kata wanita itu, siapa lagi kalu bukan Olivia.

Mac tampak akan melangkah kedepan menemui Olivia, dia tidak suka pada mantan istri ayahnya itu, tapi Elsa menahan tangannya, membuat Mac berhenti melangkah.

Elsa menghampiri Olivia lalu berhenti tepat di depan Olivia dan menatapnya. Wanita itu terlihat berbeda sekarang, dia memakai gaun indah yang tidak terlalu terbuka, tapi wajah dan keseksian tubuhnya masih terlihat, karena dasarnya memang Olivia sangat cantik.

“Tidak apa-apa, kau juga bagian dari keluarga ini, Rose pasti senang kau ikut berlibur bersamanya,”kata Elsa.

“Terimakasih. Aku berjanji tidak akan berbuat macam-macam,” ucap Olivia.

“Tentu saja, kau akan berhadapan denganku,” tiba-tiba Jeremy sudah ada disampingnya Elsa. Raut wajah Olivia langsung saja berubah pucat.  Elsa bisa melihat Olivia sangat takut pada Jeremy.

Jeremy menatap Elsa,

“Kau jangan khawatir, dia tidak akan macam-macam sekarang,”ucap Jeremy.

Elsa menatap Jeremy.

“Tentu saja, aku percaya padamu,” kata Elsa.

Rose menghampiri Olivia.

“Mommy, aku fikir kau tidak akan datang,” kata Rose.

“Kau tau kan Daddymu itu seperti apa? Dia akan menghukumku kalau Mommymu tidak menurut padanya,” keluh Olivia, melirik Jeremy dan dia langsung diam saat yang diliriknya menatapnya. Rose tertawa mendengarnya. Meskipun hubungan orangtuanya seperti itu, setidaknya mereka masih bisa dilihatnya.

Edward sebenarnya tidak nyaman dengan kehardiran Olivia, tapi yang dia khawatirkan adalah istrinya akan merasa cemburu atau marah padanya.

Dilihatnya Elsa yang berdiri didekat Jeremy. Matanya langsung tidak suka, dia buru-buru menghampiri mereka dan menarik tangan Elsa supaya menjauh dari Jeremy, membuat Elsa terkejut suaminya menarik tangannya.

“Kau jangan dekat-dekat dengan istriku!” maki Edward pada Jeremy.

Pria yang mirip James  itu menatapnya. Lalu membalikkan badannya.

“Apa kalian akan berkumpul disini saja dan tidak berangkat?” tanyanya, membuat semua orang tersadar.

“Ayo kita berangkat!” seru James. Semua terkesima dengan kehadiran orang-orang yang tidak disangka-sangka ini.

Semua orang begitu sibuk masuk ke mobilnya masing masing, hiruk pikuk kembali terlihat. Semua sibuk dengan keluarganya masing masing.

Maureen berdiri saja, dia bingung, apa yang harus dilakukannya ditengah-tengah keluarga suami yang tidak menginginkannya ini? Mau ikut mobil manapun, dia tetaplah orang asing, karena seharusnya dia bersama suaminya. Dia tidak merasa jadi bagian dari keluarga ini karena suaminyapun tidak mengakuinya.

Semua orang terlihat bahagia, tidak dengan dirinya yang seharusnya paling bahagia karena ini adalah acara bulan madunya.

“Kau ikut mobilku!” sebuah suara membuyarkan lamunannya, diliriknya kearah suara itu ternyata suaminya yang bicara sambil lewat begitu saja.

Maureen menatap pria itu yang berjalan menuju mobilnya. Diapun melangkahkan kakinya dengan terpaksa mengikuti langkahnya Mac, mau kemana lagi dia ikut kalau bukan kepada suaminya?

Satu persatu mobil itu meninggalkan halaman rumahnya keluarga Mr. Smith, menuju bandara.

************

Terpopuler

Comments

Patrish

Patrish

sultan mah bebas... mau piknik se kecamatan oke oke saja...

2021-11-01

0

Fitri Anwar ALfhyank

Fitri Anwar ALfhyank

wow swrunya

2021-09-21

0

Ririn Satkwantono

Ririn Satkwantono

ooohhh.... satu kampung

2021-05-23

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!