Ch - 19. Menuju Kastil Kerajaan

"Krieek~~" Suara pintu ruang kantor yang terbuka,

Silvy dan lyfa terlihat dari pintu yang terbuka, mereka pun tertegun melihat shin dan lily yang kini meninggalkan meja kecil duduk di sofa,

Meskipun silvy dan lyfa melihat cangkir teh yang pecah serta karpet di bawah meja yang basah karena teh yang tumpah, mereka tak berani bertanya tentang hal tersebut,

silvy pun hanya bertingkah seolah dirinya tak peduli apa yang terjadi di ruangan tersebut saat mereka tak ada disana,

"Plang~" suara plat kecil yang jatuh di atas meja kecil di dekat sofa,

"Aiden, kau harus berterima kasih padaku" kata silvy membanggakan dirinya,

Lily pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kearah meja kerja miliknya, karena silvy dan lyfa mendekat kearah shins yang duduk di sofa,

"Heh~ apa yang terjadi" kata shins, penasaran apa yang membuat shins harus berterima kasih pada silvy,

Silvy pun menceritakan bahwa tanpa dirinya dia tidak akan mendapat plat member guild petualang, karena pada dasarnya membuat party/ mendaftar petualang harus datang sendiri, singkatnya tak bisa di wakili oleh orang lain,

Tapi karena status silvy, hal seperti itu diabaikan oleh guild,

"Kenapa silvy memanggilmu aiden?" kata lily yang kini memeriksa kembali berkas dokumen di mejanya,

Shins pun mengambil plat kecil dari platinum di atas meja, shins pun melihat seksama plat kecil tersebut,

"Karena itu nama yang lain, aku tak ingin banyak orang tahu namaku" kata shins,

"Siapa nama mu yang lain?" kata lily mencoba bertanya

"Aiden Dragon" kata shins, sambil melihat lambang guild dan nama party ya di atas plat berwarna putih tersebut,

"Nyala Api Naga, Eh bagus juga" kata lily mengartikan nama lily,

"Dari mana kau tahu artinya?" kata shins mendengar kata lily,

"Brak~ Kau belum berterima kasih padaku" kata silvy sambil menepuk meja di depan shins dengan kedua tangannya,

"Iya Iya terima kasih," kata shins karena sedari tadi mengabaikan, silvy

Lyfa yang sedari tadi hanya berdiri di belakang silvy kini dia bergerak kearah shins dan duduk disampingnya, seolah tak ingin memberikan posisi duduk kosong di samping shins pada silvy,

Melihat itu silvy pun bergerak kearah berlawan dengan lyfa, dia dengan paksa menggeser shins tuk memberikan tempat duduk untuknya,

"Jika kau mau tahu, malam ini kau harus menemaniku" kata lily yang melihat shins kini duduk ditengah silvy dan lyfa,

'Sepertinya kakak juga ingin mendapatkan aiden' pikir silvy yang mendengar kata lily

"Baiklah~" kata shins singkat,

Mendengar kata shins silvy dan lyfa pun memasang wajah kesal karena mereka merasa kalah satu langkah dari lily,

"Tok~ Tok~" suara ketukan di pintu kantor ruangan lily,

"Masuk" kata lily menjawab ketukan di pintu kantornya

"Kapten, Nona.." kata prajurit itu terhenti karena melihat seorang laki laki dihimpit oleh 2 gadis cantik,

"Jangan pedulikan mereka, teruskan laporan mu" kata lily melihat sang prajurit yang tertegun melihat shins,

'Siapa dia kenapa kapten membiarkannya ada di dalam kantornya' pikir prajurit itu

"Ah~ baik, nona silvy dan kapten di minta untuk menghadap raja" kata prajurit tersebut,

"Baik, Apa itu saja?" kata sang lily,

"Iya, kereta kuda telah disiapkan untuk keberangkatan, utusan raja pun menunggu di dalam kereta" kata sang prajurit,

"Baiklah kau boleh pergi" kata lily,

"Baik" kata sang prajurit,

Prajurit itu pun berbalik dan pergi meninggalkan kantor lily, dengan membawa gosip baru dalam barak militer, yang akhirnya akan menjadikan shins sebagai bahan topik utama gosip tersebut.

"Agak aneh, kenapa bukan utusan sendiri yang datang melainkan prajurit militer disini" kata shins yang sedari tadi hanya mendengarkan,

"Hah~ dia membenciku karena aku menolak lamarannya terhadap silvy, jadi dia memusuhiku" kata lily meletakkan kertas dokumen ditangannya di atas meja,

"Kenapa kau menolaknya?" kata shins

Mendengar kata shins, silvy pun mencubit pinggang shins dengan keras, merasa geli di pinggang shins pun menoleh kearah silvy, dan silvy hanya memalingkan wajah dengan wajah cemberut tanpa berkata apa apa,

"Karena dia juga salah satu dari harem milikmu" kata lily menjelaskan

"Oh~ begitu" kata shins mendengar jawaban lily,

"Silvy ayo pergi.." kata lily yang kini bangkit dari kursinya,

"Menemui raja itu?, apa tidak bisa kakak saja" kata silvy yang enggan menemui raja

"Plak~ Panggil kapten," kata lily yang kini sudah ada di samping sofa dan memukul kepala silvy

"Apa kau akan disini? atau pergi? " kata lily pada shins sambil menarik telinga silvy, silvy pun terpaksa menuruti kemauan lily untuk ikut menghadap raja,

"Aku akan ke guild untuk mencari quest, untuk sekarang aku butuh uang, juga harus menyewa tempat tinggal" kata shins menjawab pertanyaan lily,

"Aku bisa memberimu uang, tapi aku yakin kau akan menolaknya, untuk tempat tinggal aku sudah menyiapkannya beberapa hari lalu, aku akan menyuruh seorang untuk mengantarmu" kata lily,

"Baiklah, kalau begitu sampai jumpa nanti malam" kata shins

Mendengar kata itu, lily pun pergi sambil menyeret silvy dengan muka yang merah, lily pun mengatur seorang untuk membawa shins ke rumahnya setelah pergi meninggalkan kantornya,

Setelah keluar gedung bersama silvy, lily pun naik ke kereta kuda yang telah dikirim dari kastil kerajaan,

Terlihat dalam kereta kuda itu duduk seorang pria paruh baya hidung belang, yang sedang menunggu lily dan silvy menaiki kereta kuda,

"Lama tak bertemu kapten scarlate" kata orang tersebut. setelah silvy dan lily menaiki kereta kuda,

"Iya" kata lily dengan nada dingin,

Kereta kuda pun mulai berjalan, setelah silvy dan lily naik, meskipun lily enggan naik bersama orang tersebut, tapi menolak sama saja dianggap menentang perintah kerajaan dan akan dianggap penjahat dengan tuduhan ingin memberontak, karena itu lily mau tak mau harus naik di kereta tersebut,

"Bagaimana kabarmu nona silvy" kata pria paruh baya itu

Namun silvy hanya terdiam tak menjawab, meskipun begitu pria itu terus mengajak silvy bicara, namun silvy terus mengabaikannya, membuat lily menjadi jenuh mendengar setiap ocehan pria tersebut,

"Marquest Safin, bisa hentikan itu," kata lily yang sudah jenuh

"Ada apa? bukankah aku sama sekali tak bicara denganmu" kata safin,

"Wilayah Utara kota Dertown" kata lily

Mendengar kata lily, safin pun terdiam dengan cepat, setelah itu suasana dalam kereta kuda pun terasa lebih tenang,

'Bagaimana bisa? Apa dia benar benar tahu tentang hal itu, siapa yang memberi tahu? apa dia memiliki mata mata? sial apa dia menyelidiki ku karena aku ingin menikmati tubuh pahlawan, tidak ini belum pasti, tunggu saja, setelah adikmu, aku pun akan membuat dirimu tunduk diatas ranjang ku, aku ingin lihat setelah itu apa kau masih bisa sombong dengan tubuh kecilmu,' pikir safin dengan tatapan yang tajam kearah lily,

Kereta kuda pun terus berjalan menuju ke kastil kerajaan, suasana dalam kereta yang tenang pun membuat lily lebih merasa lebih baik, karena dia harus menahan agar tak terlalu banyak menghirup udara yang sama dengan manusia bejat di hadapannya.

...••••••••••••••••••••...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***