BUKAN SUAMI BIASA
Omar Barrakh adalah pengusaha muda dan sukses di kotanya. Kekayaan orangtuanya yang diwariskan kepadanya telah berhasil bahkan lebih berkembang dibawah kepemimpinannya.
Menjelang usia 30 Omar belum pernah sekalipun terlihat menggandeng seorang wanita, banyak prasangka orang tentangnya salah satunya yang paling terkenal Omar menyukai sesama jenis.
Gosip ini sangat berakibat buruk terhadap perkembangan perusahaan yang dia pimpin sehingga pamannya memberi usul agar Omar secepatnya mencari wanita yang akan dia nikahi.
"Om tau alasannya mengapa sampai saat ini kamu belum menikah tapi tolonglah kamu kesampingkan ego kamu. Kamu harus punya penerus yang akan meneruskan semua yang telah kamu jalankan dengan susah payah ini. Secepatnyalah cari wanita yang pantas untuk kamu peristri" perintah Reynhard Dwi Barrakh paman Omar dari garis keturunan ayahnya.
"Aku belum memikirkannya Om, lagian kemana aku harus mencari wanita yang akan kujadikan seorang istri jangankan pacar teman wanita saja aku tak punya" jawab Omar.
"Om mengerti, tapi jangan jadikan alasan masa lalu yang akan merusak hidupmu. Ingat Omar nasib orang berbeda, nasib kamu tidak akan sama dengan Papa kamu. Kamu adalah kamu, Papa kamu adalah Papa kamu. Kalian memiliki jalan hidup yang berbeda. Tidak akan pernah sama. Dan satu yang pasti tiap orang akan memiliki pasangannya masing-masing. Om pinta kamu fikirkan nasehat Om kali ini" Reynhard menepuk bahu ponakan kesayangannya kemudian melangkah meninggalkan ruangan CEO perusahaan ini yang tak lain adalah Omar sang ponakan.
Omar menarik kasar rambutnya, permintaan pamannya kali ini sangat sulit dia tolak tapi lebih sulit lagi untuk mengabulkannya. Bagi Omar, sosok Reynhard adalah penggantinya Papanya yang sudah lama meninggal. Pamannyalah yang selama ini mendidik dan menariknya dalam keterpurukan. Pamannya satu-satunya keluarga dari Papanya yang membesarkan dan merawat Omar dan juga Oryza adiknya sampai saat ini. Pamannya satu-satunya orang yang sangat dia percaya di dunia ini.
"Heloo bro, suntuk amat muka lo?" sapa Kevin sepupunya yang baru saja masuk kedalam ruangannya.
Omar menghembuskan nafasnya kasar, membuang beban yang ada dalam fikirannya. Dia tidak menjawab sapaan Kevin yang baru masuk kedalam ruangannya. Omar meraih telepon yang ada diruangannya dan segera menekan nomor panggilan keruangan asisten pribadinya.
"Ya Bos" jawab sang asisten pribadi.
"Kamu keruanganku segera!" Perintah Omar kemudian langsung menutup teleponnya.
Tak lama pintu ruangan diketuk dan muncullah August sahabat merangkap asisten pribadinya di kantor.
"Ada apa Bos?" tanya August.
"Kita ke club, aku harus mencairkan otakku yang hampir pecah karena tekanan ini" ucap Omar.
August melirik kearah Kevin menanyakan apa yang sedang terjadi dengan sahabatnya ini. Sementara Kevin hanya mengangkat bahunya mengisyaratkan bahwa dia tidak mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi sepupunya ini.
Mereka bertiga pergi ke club dan duduk di salah satu meja favourite mereka.
"Ada masalah apa Bro dari tadi aku tanya kamu diam aja. Siapa tau kami bisa bantu?" tanya Kevin penasaran.
"Papa kamu nyuruh aku segera menikah?" ucap Omar singkat.
"Apa?" tanya Kevin dan August bersamaan.
"Kemana aku harus mencari wanita yang akan kujadikan istri? teman wanita saja aku tidak punya?" ucap Omar sambil meneguk soda yang dia pesan.
"Kevin anaknya sendiri aja gak disuruh nikah, kog malah kamu yang disuruh nikah sama Pak Rey?" tanya August.
"Kalau dia pasti Om Rey bingung siapa wanita yang akan dinikahinya sangkin banyaknya pacarnya dan setiap hari selalu gonta ganti cewek" cibir Omar.
"Hahahaha... Kamu aja yang gak mau kenal wanita. Mereka itu asik untuk diajak main" jawab Kevin yang memang terkenal sebagai seorang casanova.
"Cih... aku tidak suka bermain wanita. Mereka itu semua sama" jawab Omar.
"Slow bro.. Kalau kamu sudah mencicipi satu wanita aku yakin kamu pasti ketagihan. Tapi gimana mau di icip dekat wanita saja kamu sudah jijik" ucap Kevin.
August hanya diam saja mendengar dua sahabatnya itu.
"Gus, menurut kamu aku harus bagaimana? Kalau tukar pendapat sama Kevin pasti jawabannya gak benar secara dia memang pecinta wanita" ejek Omar.
Kevin terlihat tertawa mendengar julukan yang diucapkan Omar.
"Aku sebagai teman kamu sangat mendukung permintaan Om Rey, gimana pun kamu memang butuh seseorang yang nanti akan mengurus kamu dan satu lagi kamu harus meneruskan keturunan, jangan sampai keturunan keluarga kamu hanya sampai di kamu saja" nasehat August.
"Akh.... kenapa hidup harus seperti ini sih?" ucap Omar frustasi. Kalau sudah menyinggung keturunan dia tidak bisa mengelak lagi.
"Apa harus dengan seorang wanita aku bisa mendapatkan keturunan?" ucapnya bingung.
"Gila lu bro... emangnya bisa pedang ketemu pedang terciptalah bayi?" Kevin tertawa mendengar gumaman Omar.
"Huss... kalau orang dengar mereka bisa mikir kamu gay" potong August.
"Gus kamu cari perempuan yang mau melahirkan anak tanpa harus aku sentuh" ucap Omar sembarangan karena bingung.
"Yaelah emang udah korslet ya nih anak. Kamu tau bagian itulah yang paling penting dari semuanya kamu malah mau lari dari adegan itu" cibir Kevin.
"Itu kamu yang berfikiran itu penting, kalau aku yang penting aku punya keturunan, titik" jawab Omar.
"Tapi mana ada wanita yang bisa hamil tanpa disentuh Bos?" ucap August.
"Akh...." Omar mengacak-acak rambutnya, pusing memikirkan permasalahannya.
"Tapi bro, aku aja yang seorang pemain kalau soal urusan keturunan pasti akan pilah pilih wanitanya. Selama ini aku selalu main aman biar tidak menghasilkan. Kamu tau sendiri wanita yang selama ini bersamaku hanya untuk bersenang senang, mereka tidak pantas menjadi ibu dari anak-anakku. Masak kamu mau sembarangan mencari wanita yang kelak akan melahirkan anak-anak kamu nanti?" ucap Kevin.
"Tumben otak kamu lurus" potong August.
"Weis... sepele kamu. Kalau soal masa depan aku gak akan main-main bro, aku pasti serius menjalaninya. Makanya sekarang aku puas-puasin maennya" jawab Kevin bangga.
"Jangan bangga kamu. Itu bukan sebuah prestasi yang patut untuk kamu banggakan" ejek Omar.
"Jelas prestasi donk, cuma dibagian itu aku bisa mengalahkan prestasi kamu" jawab Kevin dengan senyum nakalnya.
"Cih aku tak sudi bersaing dengan kamu dalam hal wanita. Seandainya bisa akan kuserahkan semua wanita di dunia ini padamu dari pada aku harus bertanding dengan kamu mengenai wanita" ucap Omar jengkel.
"Hahahaha.... sudah aku duga kamu pasti akan mundur" ejek Kevin dengan senangnya.
Sudah dua jam mereka di club itu, malam ini mereka memang sengaja tidak mabuk-mabukan dan hanya menghibur Omar yang sedang galau karena hidupnya.
"Akh.. pusing kepalaku memikirkannya. Kita pulang saja" ajak Omar.
"Baru jam sepuluh bro, cewek-cewek cantik belum pada ngumpul" cegah Kevin.
"Kamu sendiri yang bilang kalau soal masa depan tidak main-main. Kamu mau cari ibu dari anak-anak kamu di club ini, yang benar saja" ejek Omar.
"Tapi kan aku masih mau menikmati sentuhan mereka" elak Kevin.
"Cih... sekarang mau ikut pulang atau nggak? atau kami tinggal kamu sendiri disini?" ancam Omar dan berlalu meninggalkan dua sahabatnya.
"Oke.. aku ikut pulang" jawab Kevin dan segera menyusul Omar.
August membayar tagihan mereka malam ini kemudian melangkah keluar menyusul Omar dan Kevin.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Rahdian Fachmi
ceritanya seperti sayur tanpa garam
2024-05-11
1
Griselda Nirbita
aku mampir kak...
2024-05-10
1
Soraya
permisi numpang duduk dl ya kak
2023-07-27
1