Beberapa tahun kemudian Felisha sudah menginjak usia ke lima tahun, Felisha sudah masuk tk, bahkan sebentar lagi akan masuk kesekolah dasar.
Ferdi dan Masha merasa senang saat mendengar dari guru yang mengajar Felisha, bahwa Felisha berprestasi disekolah.
"Sayang, Felisha sudah semakin besar dan rencananya aku mau ajak Felisha ke desa S, kabarnya sih sekarang sudah jadi kota." Kata Ferdi kepada isterinya.
"Mmm ... gausah lah sayang, jangan kesana. Mending kita liburan ke Jepang aja. Aku pengen kesana." Kata Masha mengutarakan keinginannya.
"Ya udah, lagian sebentar lagi ulang tahun Felisha. Kita merayakannya ke Jepang aja deh." Ucap Ferdi berusaha tenang, meskipun ia mengalah secara tidak iklas.
"Ya sayang, soalnya aku gak mau lagi kembali ke desa S. Karna percuma aja cuma rumah aja yang tersisa. Nggak ada lagi kebun ataupun lahan peninggalan orangtuaku yang sangat luas." Ucap Masha dengan tatapan sendu kepada Ferdi.
" Gimana ya cara ngomongnya kalau rumahnya dulu udah di renovasi bahkan udah di buatkan kebun yang di usahakan oleh orang desa yang sudah di gaji." Pikir Ferdi merasa bimbang, untuk memberi tahu atau sebaliknya.
"Sayang ...." Masha menepuk bahu suaminya yang duduk disampingnya.
"Iya ... iya ..." jawab Ferdi sedikit terkejut dengan tepukan pelan di bahunya.
"Kok kamu tampak bingung gitu sih? " tanya Masha merasa heran.
"Enggak ...oh,iya aku bingung karena lupa ini ternyata udah waktunya jemput Felisha ke TK." Jawab Ferdi beralasan. Namun tatapan Masha semakin meng intimidasi Ferdi.
"Jangan bohong ya!, aku tau kamu menyembunyikan sesuatu." Ucap Masha yang sudah merasa mengatasi kebohongan di wajah Ferdi.
"Nggak ..." jawab Ferdi singkat dan masih saja menyembunyikan hal yang seharusnya Ia katakan.
"Kamu bohong lagi. Ya sudah jangan harap aku menegur selama sebulan kalau kamu selalu bohong." Ancam Masha sambil membalikkan badannya.
"Tunggu ... iya sayang nanti setelah jemput Felisha baru aku ceritain, ceritanya panjang sayang." Ferdi menarik tangan Masha yang hendak pergi.
"Oke, kamu ada hutang penjelasan sama aku. Aku tunggu. " Masha melangkahkan kakinya kedapur dan menampilkan senyum manisnya kepada sang suami.
Ferdi mengendarai mobil menuju TK, dimana Felisha berada.
"Papa ..." Felisha berlari menuju pintug gerbang saat Ferdi baru saja sampai.
"Ya ampun sayang, semangat banget sih?" Ujar Ferdi sambil menggendong putri cantiknya itu.
"Papa ibun guru bilang kalau Felisha sekolah disini dua minggu lagi, setelah itu Felisha boleh masuk SD." Ucap Felisha yang kini dibawa Ferdi masuk kedalam mobil.
"Oh iya ?" Tanya Ferdi singkat.
"Katanya senin depan papa sama mama boleh datang di TK Felisha buat foto sama-sama." Ucap Felisha sambil melihat ke luar jendela sementara Ferdi masih sibuk menyetir.
"Oke sayang, sayang nanti kalau kamu mau liburan rencananya mau kemana? " tanya Papanya lembut yang tampak fokus mengemudi.
"Um ...Felisha pengen ke Jepang pa, pengen foto sama bunga-bunga sakura." Felisha tampak berpikir dan menjawab dengan polos.
"Anak sama mamanya kok satu hati banget yah." Pikir Ferdi saat mengemudi.
"Pa bolehkan. Nanti kalau Felisha libur, Felisha pengen liburan ke jepang." Ucap Felisha dengan mata yang berbinar, hal itupun lantas membuat Ferdi luluh seketika.
"Iya, iya nanti ya setelah Felisha libur sekolahnya kita ke Jepang ...." ucap Ferdi dengan nada panjang membuat Felisha senang bukan main.
Sesampainya dirumah.
"Mama Felisha pulang, mama ..." panggil Felisha yang sudah berlari menuju ruang tengah.
"Iya sayang semangat banget sih, ada apa? "Tanya Masha kepada putri kecilnya.
"Mama nanti papa bilang mau liburan ke Jepang." Ucap Felisha yang kini sudah berada didalam gendongan sang ibu.
"Benarkah ... asyik mama juga pengen." Ucap Masha yangikut antusias lalu melihat kearah suaminya. Ferdi hanya tersenyum manis menanggapi.
***
Malam hari tiba.
Saat makan malam selesai, Ferdi dan Masha beradadi ruang televisi dan duduk disofa sambil menonton televisi, Felisha sedang bermain dengan mainan buah-buahan miliknya dilantai yang telah dialasi karpet. Felisha menjejerkan semua mainannya seolah seperti orang yang sedang berdagang buah-buahan.
"Sayang kamu hutang penjelasan lho sama aku tadi siang." Ucap Masha kepada suaminya saat mereka duduk di sofa berdampingan.
Ferdi kemudian mempersiapkan diri untuk menjelaskan cerita yang panjang lebar itu.
"M ...masf ya sebelumnya nggak kasih tahu. Sebenarnya semenjak kamu menghindar dari aku. Aku membeli tanah kamu didesa S dan begitu setelah kita menikah. Aku Sebenarnya pengen cerita tapi kamunya saat itu yang sensitif dan mudah marah.
Aku secara sepihak me renovasi rumah kamu menjadi lebih kokoh agar keluarga kecil kita bisa tinggal disitu." Ucap Ferdi panjang lebar membuat mata Masha berkaca-kaca.
"Makasih sayang. Akhirnya semuanya kembali kepadaku. Itu semua warisan satu-satunya dari orangtua aku." Ucap Masha terharu sambil memeluk suaminya.
Ditengah ketenangan menonton televisi dan bercerita, bel rumah berbunyi.
'Ting . Tong.'
"Siapa malam-malam gini." Ucap Ferdi melihat kearah pintu utama.
"Biar aku yang buka." Ucap Masha hendak bangkit namun pergerakannya dengan cepat dihentikan oleh Ferdi.
"Biar aku saja yang buka, kamu disini aja temenin Felisha." Ucap Ferdi mengambil alih untuk membukakan pintu, sementara Masha menurut saja dan duduk kembali untuk menonton sambil melihat anaknya yang masih tampak bersemangat dengan mainannya. Amanda yang tidak kelihatan ternyata sudah tidur karena kelelahan, belakangan ini ia sibuk bekerja.
Ferdi membuka pintunya dan betapa terkejutnya ia melihat yang datang adalah kedua orangtua yang dinanti kannnya.
"Papa, mama." Ucap Ferdi terharu langsung mencium punggung tangan orangtuanya dan mempersilakan mereka masuk.
"Apa kabar keluargamu Fer, bagaimana dengan cucu kami?" Tanya papanya yang sudah lima tahun ini belum pernah melihat wajah cucu perempuannya karena menjalani pengobatan di luar kota.
"Baik pa, ma. Apa papa dan mama juga demikian? " tanya Ferdi balik.
"Seperti yang kami lihat nak, papa masih butuh perawatan." Ucap Ibunya, tampak jelas ayah Ferdi yang terlihat tidak terlalu sehat.
Masha yang penasaran mengalihkan pandangannya ke arah ruang utama dan muncullah sosok kedua mertuanya yang membawa dua buah koper, yang kini dibawakan oleh Ferdi.
Masha sedikit berlari kecil dan menyambut kedua mertuanya dengan salaman yang disambut baik juga oleh kedua mertuanya.
"Cucuku ..." ibu Ferdi langsung menghampiri Felisha yang sedang bermain sendirian di depan televisi yang diletakkan tinggi.
"Felisha salaman dulu ya nak, ini nenek dan kakek Felisha yang datang." Ucap Masha kepada anaknya.
"Nenek. Kakek. " gumam Felisha yang bersalaman dan melihat wajah nenek dan kakenya satu persatu secara bergantian.
Felisha masih bingung dan melongo, tidak melanjutkan memainkan mainannya.
Ia mentap kakek dan neneknya secara bergantian.
bersambung .....
# Dukunganmu Semangatku.
Beri dukungan untuk menghargai karya author.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments