Setelah malam itu, Ersad bersikap dingin padanya. Tentu saja Syma merasa gelisah. Meski didalam benaknya begitu bingung, apa yang membuat suaminya itu marah. Padahal dia hanya tidak ingin Ersad selalu berada dalam dendam dan kebencian. Apalagi dengan ibunya sendiri.
"Aku sudah menyiapkan sarapan," ucap Syma yang melihat Ersad hanya berlalu tanpa memperdulikan kehadirannya disana.
"Aku tidak lapar."
"Memangnya mas mau kemana?"
"Membesuk Erika,"
"Boleh aku ikut?"
Ersad menghentikan langkahnya dan menatap Syma dengan pandangan menusuk. "Untuk apa?"
"Aku juga ingin menjenguknya, aku ingin tahu bagaimana keadaannya."
"Bagaimana dengan Zea. Kau tahu bahwa anak kecil tidak boleh masuk kedalam sana." Ersad berucap tegas. Namun Syma begitu ingin sekali melihat Erika sehingga menatapnya penuh permohonan.
"Aku janji hanya sebentar. Bukankah Kevin bisa menemani kita. Aku rasa dia tidak keberatan jika menjaga Ze sebentar diluar."
Syma sudah siap jika suaminya akan meledak marah. Dan tidak mengijinkannya. Namun ternyata diluar dugaannya. Ersad mengangguk lemah. Namun tatapannya masih saja setajam pisau.
Syma langsung bersiap-siap untuk ikut suaminya menemui Erika, istri pertama Ersad. Entah bagaimana rasanya nanti, namun Syma sudah menyiapkan dirinya. Dan berusaha ikhlas menerima semuanya.
Tidak menunggu waktu lama, Syma telah siap bersama Zea.
Sementara Kevin telah siaga menunggu mereka di lobby sejak tadi.
Merekapun berangkat. Selama perjalanan, hanya suara Zea yang tidak hentinya berkicau didalam mobil tersebut. Menanyakan banyak hal yang sangat ingin dia ketahui.
"Apa ini, Papa?" tanya Zea pada sebuah earphone yang terpasang ditelinga Ersad.
"Ini adalah alat untuk berbicara pada seseorang. Kita juga bisa mendengar lagu dengan ini," jawabnya dengan ramah. Rupanya hanya ketika berhadapan dengan Zea aura dingin yang dia pancarkan sebelumnya tiba-tiba hilang dan berubah begitu hangat dan bersahabat.
Syma yang menyadari itu, seketika tersenyum.
"Apa Ze boleh menggunakannya juga?" tanya anak itu dengan polosnya.
"Tidak boleh Ze... ini hanya untuk orang dewasa. Ze masih sangat kecil, telinga Ze akan rusak jika memakai ini."
"Oh... "
Meski hanya sesekali lirik, Namun Kevin tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Melihat Ersad yang biasanya tidak banyak bicara dan bersikap dingin. Kini sedang berinteraksi dengan seorang anak perempuan yang duduk disebelahnya.
Mata bulat Zea melihat kearah jalanan yang berlalu lalang.
"Apa kita sedang jalan-jalan, Papa?"
Ersad kembali menatanya. "Ya, kita sedang jalan-jalan."
"Apa kita akan ketaman hiburan?"
"Mungkin lain kali,"
"Lalu kita mau jalan-jalan kemana sekarang?"
"Ze bisa bertanya pada paman Kevin. Dia yang akan mengajak Ze jalan-jalan. Sementara Papa dan Bunda ada urusan," ucap Ersad melirik kearah Kevin yang sedang mengemudi.
"Tapi...'
"Ze... jangan membantah Papa. Bunda sama Papa hanya sebentar. Nanti Ze sama paman Kevin ya. Inget, jangan nakal dan jangan menyusahkan paman. Ze mau kan jadi anak baik?" ucap Syma mengambil alih pembicaraan, agar putrinya itu berhenti bertanya yang macam-macam dan membuat Ersad pusing.
"Iya Nda,"
"Bagus."
Setelah menempuh perjalanan 35 menit. Akhirnya mereka sampai dirumah sakit. Ersad segera masuk bersama dengan Syma. Sementara Zea bersama Kevin.
Ketika sampai diruang khusus dan Ersad sedang memakai pakaian yang telah disiapkan. Syma menatap Erika dengan penuh perhatian.
Tangannya secara reflex menyentuh lembut tangan Erika. "Assalamualaikum mbak Erika. Aku Syma. Aku datang untuk membesukmu. Bagaimana keadaanmu? aku harap kau masih berjuang melawan semua penyakitmu.
Sesuai dugaanku, kau sangat cantik. Pantas saja mas Ersad tidak bisa berpaling darimu. Dan aku juga yakin kau pasti wanita yang baik. Maaf... maafkan aku.
Kau pasti marah padaku, karena telah lancang menjadi madumu. Kau pasti kecewa karena mas Ersad berselingkuh dibelakangmu. Aku sendiri tidak pernah memiliki niat sedikitpun untuk merebutnya darimu. Dan merusak rumah tanggamu.
Mbak Erika tenang saja. Ketika mbak sadar nanti... mas Ersad akan kembali padamu. Dia tidak akan pernah kembali padaku lagi. Kau tetap menjadi nomer satu dihatinya, mbak. Kau sangat beruntung," Syma berucap, seolah Erika benar-benar mendengarkannya. Ada kelegaan dihati Syma. Dia tidak ingin disebut sebagai perusak rumah tangga orang. Kehadirannya seakan sedang meminta ijin kepada istri pertama suaminya. Meski dia sadar, Erika pasti tidak akan pernah mengijinkannya. Istri mana yang mau suaminya berada dipelukan wanita lain.
Dan tanpa dia sadari... sepasang mata sedang memperhatikannya dari kejauhan. Menatapnya penuh Arti dan ada getaran tersendiri yang membuatnya tidak bisa memungkiri bahwa dia sangat mengagumi wanita yang ada dihadapannya ini.
Ersad sendiri sempat berpikir bagaimana jika Erika sadar nanti? apakah dia yakin, bisa membuang Syma begitu saja? padahal kehadiran wanita itu sangat berpengaruh baginya. Bahkan dengan memandangnya saja, Ersad sudah merasa begitu sejuk.
Perlahan ... dia mulai mendekati Erika. Mengambil tempat, tepat disebelah Syma. Syma sendiri memejamkan matanya sejenak, menikmati aroma maskulin dari suaminya yang berada didekatnya.
"Dia masih tidak ingin membuka matanya," lirih suara Ersad begitu pahit.
"Dia sedang berjuang. Dia pasti akan membuka matanya dan kembali padamu," saut Syma.
"Ya, dia pasti akan bangun. Dia wanita kuat, dia tidak akan meninggalkanku sendirian."
"Mas harus lebih banyak berdoa untuk kesembuhannya. Hanya doa yang bisa mengubah takdir. Apalagi dia seorang suami yang ridho terhadap istrinya."
"Doa?" Ersad sedikit tertawa hambar ketika mengatakannya. "Bagaimana aku bisa berdoa, sementara aku tidak yakin dengan kehadiran Tuhan! apakah Tuhan itu benar-benar ada atau tidak."
Syma terkejut mendengarnya. "Astaghfirullah. Kenapa Mas bicara begitu? Tentu saja Allah itu ada dan mengawasi setiap perbuatan hambanya. Allah maha mengetahui lagi maha melihat."
"Lalu dimana dia? kenapa dia diam saja, dan membiarkan Erika seperti ini ! kalau pun Tuhan itu ada, dia tidak sedang berpihak padaku dan tidak adil padaku !" tukasnya dengan tajam.
"Mas... yang namanya musibah dan cobaan, itu merupakan sunnatullah yang berlaku bagi setiap insan.
Allah SWT telah berfirman:
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan
(QS Al-Anbiyâ’:35)
Maknanya: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allâh Ta’ala, kemudian dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allâh Ta’ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allâh Ta’ala tersebut, maka Allâh Ta’ala akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Allâh Ta’ala akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik baginya."
Syma terus berusaha untuk mengubah Ersad agar selalu berprasangka baik. Namun entah apa yang Ersad sedang pikirkan, dia seperti tidak menganggapinya. Dia lebih memilih fokus menatap Erika.
Ersad juga mulai berbicara dengan Erika penuh kelembutan. Pancaran matanya menyiratkan betapa dia mencintai wanita itu. Syma sendiri hanya memperhatikannya dengan menipiskan bibirnya. Ada rasa cemburu yang tidak tahu malu melintas didalam benaknya. Syma segera beristighfar ketika menyadarinya.
Merasa tidak sanggup dengan situasi seperti itu. Syma mundur secara perlahan, kakinya mundur semakin jauh berusaha untuk keluar terlebih dulu dan membiarkan Ersad berdua dengan Erika. Agar lebih nyaman dan merasa terganggu akan kehadirannya.
Ketika langkahnya sudah hampir diambang pintu. Tiba-tiba saja pintu terbuka dan menampilkan sosok wanita muda. Wajahnya begitu mirip dengan Erika. Matanya menatap tajam kearah Syma seakan sedang mengulitinya hidup-hidup.
"Siapa kau? kenapa kau berada disini?"
*****
TBC
AYO TINGGALKAN JEJAK YA BUN👍😍
AFF REAL 🔥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus ceria
2023-01-12
0
Anice Redysaid
ustaja mau di lawan..
2021-07-21
0
Maria Binawati
kasihan syma bakal dijahati nora
2021-05-02
0