"MEMALUKAN!
Katakan padaku, apa yang terjadi sebenarnya Syma? kenapa Roy bisa masuk kedalam rumah sementara aku berada diluar kota? apa yang kau lakukan sehingga dia berani menyentuhmu?" tanya Revan dengan tajam. Matanya memerah menahan amarah yang sudah siap dia ledakkan. Perasaan malu dan juga sakit hati bercampur aduk menjadi satu.
Sementara Syma hanya bisa terisak mendengar Revan yang kerap kali membentaknya. Syma pikir kedatangan suaminya akan membuat hatinya merasa tenang dan aman. Tapi ternyata dia salah besar.
Revan justru mengamuk dan melampiaskan amarah padanya. Tanpa ada rasa belas kasihan melihat istrinya yang nyaris dilecehkan. Revan malah menuduhkan hal yang tidak pernah Syma lakukan sebelumnya.
Begitu sakit yang Syma rasakan. Hatinya bagaikan ditoreh ribuan pisau yang tajam.
"Kenapa kau berpikir begitu, mas? kau tahu sendiri bagaimana aku.
Aku tidak pernah sekalipun membiarkan pria manapun masuk kedalam rumah, disaat mas pergi. Pri itu.... dia...."
"Lalu bagaimana Roy bisa masuk? Katakan padaku Syma?
Apa ini semua memang rencana kalian yang telah berselingkuh dibelakangku!" tuduhnya dengan nada yang tidak kalah tinggi.
Syma terdiam seribu bahasa. Air mata terus mengalir tanpa bisa dicegah. Segalanya telah Syma jelaskan. Namun Revan tidak mendengarnya sedikitpun. Tentu hal itu membuat Syma semakin terpuruk. Tubuhnya terasa lemas.
"Demi Allah, mas.
Jangankan untuk selingkuh. Bahkan niatnya saja tidak pernah terpikirkan olehku.
Percayalah padaku," lirih Syma yang sudah berlutut karena seluruh tubuhnya terasa lemas. Syma begitu hancur setiap kali mendengar tuduhan yang dilontarkan oleh suaminya itu.
"Bagaimana aku bisa percaya, Syma. Ini memalukan.
Aku sangat malu ketika bertatap muka dengan tetangga-tetangga kita. Apa yang akan mereka katakan tentangku nanti.
Sementara pria itu belum juga bisa ditemukan. Aku benar-benar malu tidak bisa berbuat apapun seperti ini."
BRAKKKKKK
Karena begitu kesal. Revan meninju tembok sehingga menghasilkan suara yang cukup keras. Membuat Syma dan juga putri kecil mereka kaget.
"HENTIKAN.
jangan menyakiti dirimu sendiri, mas." Syma menarik tangan Revan agar pria itu berhenti menyakiti dirinya sendiri. Namun tangan Syma langsung dihempaskan dengan kasar oleh Revan.
"Menyakiti?
Kaulah yang menimbulkan rasa sakit ini lebih dulu Syma. Luka ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perlakuanmu padaku."
"Aku harus bagaimana agar kau percaya padaku, mas? katakan padaku?" ucap Syma nyaris mengerang karena begitu kesal dan sakit.
"Hanya ada satu cara.
Cerai." ucap Revan dengan dingin.
Bagaikan tersambar petir dan juga hantaman duri yang bertubi-tubi. Tubuh Syma bergetar mendengar kalimat itu. Namun Syma masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Revan tidak mungkin dengan tega menceraikannya.
"Apa yang kau katakan, Mas. Jangan main-main dengan kalimat itu."
"Aku tidak main-main Syma.
Aku akan menceraikanmu. Tidak ada hal apapun yang bisa mempertahankan rumah tangga kita. Kau telah membuatnya hancur. Kau menghancurkan segalanya."
Syma hanya terdiam. Lidahnya terasa keluh untuk menyela kali ini. Meski Syma belum siap menerimanya. Namun dia juga tidak memiliki daya untuk menolak. Revan telah memberikan talak padanya. Sesuatu yang tidak pernah terbayangkan akan keluar dari mulut suami yang begitu dicintainya.
Rumah tangga mereka yang selama ini baik-baik saja. Kini hancur hanya dalam sekejap mata.
Hanya senyuman ironi yang terukir diwajahnya. Dalam hatinya terus beristighfar semoga Allah memberikan jalan yang terbaik untuk mereka. Syma memejamkan sejenak matanya mencoba untuk ikhlas ketika sang suami tidak lagi menginginkannya.
"Bunda."
Suara Zea membuat mereka mengalihkan perhatian pada anak kecil yang berlari mendekati Syma.
Syma berlutut mensejajarkan tubuhnya pada Zea si putri kecil kesayangannya. "Ze sayang. Ayo bantu Bunda kemasi barang-barang. Kita akan segera pergi dari sini," ucap Syma menyelipkan anak rambut Zea yang menutupi matanya.
Anak kecil itupun menatapnya bingung. "Tapi kita mau kemana? Apa Bunda akan mengajak Ze jalan-jalan?" tanya Ze dengan wajah lugunya.
Syma menampilkan sedikit senyuman terpaksanya. Dan mengangguk pelan. "Ya."
"Horee.....
Apa Ayah juga ikut?"
Kali ini Syma menggeleng. "Tidak sayang. Ayah tidak bisa ikut. Ze kan tahu sendiri Ayah baru pulang dan dia pasti lelah."
Ze yang masih kecil pun mengangguk setuju. Namun suara Revan tiba-tiba menghentikan mereka.
"Apa maksudmu ingin membawa Zea pergi dariku? Ze tidak akan kemana-mana. Dia akan tetap disini bersamaku.
Wanita sepertimu tidak akan bisa mendidik anakku dengan benar.
Seharusnya sejak awal aku mendengarkan nasihat ibuku. Bahwa tidak seharusnya aku menikahi wanita yang lahir tanpa seorang ayah," ucap Revan dengan tajamnya. Menusuk tepat dijantung Syma.
"Apa itu kesalahanku juga? Apa kau pikir aku senang dengan kenyataan bahwa aku tidak memiliki seorang ayah?
Aku tidak akan membiarkan Zea jauh dariku. Dia anakku. Aku yang melahirkannya. Kau bahkan selalu sibuk dengan pekerjaanmu, bagaimana bisa kau menjaganya?"
"Aku akan berusaha menjaganya. Jika perlu, aku akan mencari penggantimu secepatnya. Untuk menjaga dan menyayangi anakku."
Syma kembali dibuat terbelalak oleh pernyataan Revan. Seakan tidak cukup puas telah menyakiti Syma sedari tadi. Kini dia menghantamkan kembali batu besar yang seakan mengenai kepala Syma.
"Tidak akan ada yang mau menyayangi anakku melebihi aku. Tidak akan pernah ada Revan.
Berhenti memikirkan egomu yang hanya akan menjadikan Zea sebagai korban. Aku tidak percaya jika Zea akan aman bersama wanita lain!"
"Lalu apa kau pikir Zea akan aman jika bersamamu?" ucap Revan dengan sinis dan menyela secara terang-terangan. "Aku tidak ingin anakku menjadi tidak bermoral jika berada ditangan wanita sepertimu," sambungnya lagi.
"Tidak.
Kau boleh menghinaku semaumu. Aku juga sudah ikhlas ketika kau menceraikanku.
Tapi biarkan aku membawa Zea bersamaku. Dia adalah duniaku. Bagaimana bisa aku bertahan hidup jauh dari anakku. Aku tidak akan pernah sanggup, kumohon jangan pisahkan aku dari anakku," ucap Syma yang memohon dengan merengkuh kaki Revan. Namun dengan kasarnya Revan melepaskan kakinya dari cengkraman Syma. Seakan jijik ketika wanita itu menyentuhnya.
"Tidak.
Sekarang pergilah dari sini, Syma. Aku benar-benar muak melihatmu.
jangan pernah memperlihatkan wajahmu kembali dihadapanku. Dan untuk surat cerai kita. Akan aku urus secepatnya."
Tanpa rasa iba, Revan mengusir Syma dari rumahnya. Meski Syma telah berlutut dan memohon untuk membiarkan Zea pergi bersamanya. Namun Revan tetap tidak mengizinkan hal itu.
Revan bahkan tidak memperdulikan tangisan histeris dari Zea yang ingin ikut dengan Syma.
"PERGILAH DARI SINI SYMA!! DAN JANGAN PERNAH KEMBALI LAGI," usir Revan sembari menutup pintu dengan kasar. Membiarkan Syma sendirian berada diluar rumahnya tanpa membawa apapun.
****
To be continue......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Elina💞
ya ampun nyesek😢
2021-09-05
0
Arisha yun
gak layak n patut suami model gini diprtshankn
2021-08-18
0
raw
suamii apaaan kek gituuu seharusnya percaya maa istrinyaaa
2021-07-27
0