MASA LALU

Dua tahun sebelum pertemuan Theo dengan Risha.

Jiwa muda dalam diri seorang Theo sedang menggebu-gebu. Tuntutan pekerjaan serta status yang terbilang mapan, membuat lingkar pergaulan Theo mencakup segala kalangan. Tak terkecuali beberapa public figure dan model terkenal.

Sebelum menjadi model terkenal, Metta sebenarnya adalah teman kuliah Theo.

Keduanya bertemu saat sama-sama baru masuk di universitas. Metta yang sering tertinggal di beberapa mata kuliah, sangat terbantu dengan kehadiran Theo.

Berawal dari teman dekat, akhirnya Theo dan Metta memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius.

Seiring berjalannya waktu, karier Metta sebagai model kian menanjak. Dan Theo memilih untuk langsung bekerja di Halley Development setelah lulus kuliah.

Hubungan Theo dan Metta tetap berjalan dengan baik, sekalipun mereka sama-sama sibuk. Mereka berdua bahkan sering menghabiskan malam bersama dan saling berbagi ranjang saat akhir pekan di apartemen milik Metta.

Kala itu, jiwa muda dalam diri Theo memang sedang menggebu-gebu. Theo pikir, menyentuh wanita tanpa sebuah ikatan pernikahan adalah hal yang wajar apalagi jika didasari rasa saling suka dan saling mencintai.

Toh, saat itu Theo hanya menyentuh Metta dan tidak pernah berpaling pada gadis lain. Theo berpikir kalau hubungannya dengan Metta akan berjalan lancar hingga jenjang pernikahan.

Namun nyatanya, kejadian sore itu benar-benar membuat hubungan antara Metta dan Theo yang sudah terjalin selama beberapa tahun menjadi hancur berantakan.

Sore itu, Theo baru pulang dari kantor dan langsung menuju ke apartemen Metta.

Metta sedang berendam di kamar mandi, saat Theo datang dan masuk ke kamar.

Netra Theo tak sengaja menangkap sebuah benda pipih panjang berwarna putih dengan dua garis merah di atasnya. Theo mengambil benda itu dari atas meja rias Metta dan memperhatikannya dengan seksama. Tentu saja Theo langsung paham kalau itu adalah sebuah testpack yang menunjukkan tanda positif hamil.

Apa itu milik Metta?

Dan disaat bersamaan, Metta sudah keluar dari kamar mandi hanya mengenakan bathrobe.

"Apa ini milikmu?" Tanya Theo to the point seraya menunjukkan testpack di tanganya pada Metta.

Metta memperhatikan sejenak benda di tangan Theo sebelum menjawab,

"Ya, itu milikku." Raut wajah Metta terlihat datar cenderung santai.

"Kau hamil?" Mata Theo berbinar senang.

Sudah terbayang di benak Theo pernikahan indahnya bersama Metta.

Meskipun Theo terbilang sebagai pria nakal, namun Theo tetap bertekad untuk menikahi Metta jika benar wanita itu sedang mengndung calon anaknya sekarang. Theo benar-benar ingin menjadi pria yang bertanggung jawab.

"Tidak lagi," jawaban Metta tiba-tiba meruntuhkan dunia Theo seketika.

"A-apa maksudmu, Met? Bukankah testpack itu menunjukkan dua garis," Theo mulai linglung.

"Aku sudah menggugurkannya kemarin," jawab Metta enteng.

Bagai disambar petir di siang bolong, saat Theo mendengar Metta mengucapkan kalimat tersebut. Tak ada raut bersalah sedikitpun di wajah Metta.

"Apa katamu? Apa kau sedang bercanda?" Theo mendekat ke arah Metta dan menatap tajam ke arah kekasihnya tersebut.

"Aku tidak bercanda, Theo! Aku sudah menggugurkan kandunganku kemarin."

"Aku tidak menginginkan kehamilan itu, dan kau lupa memakai pengaman saat terakhir kita melakukannya. Jadi ini bukan salahku!" Tutur Metta panjang lebar seolah sedang mencari pembenaran untuk dirinya sendiri.

"Kenapa kau tidak memberitahuku dan minta pendapatku dulu sebelum menggugurkannya?" Sergah Theo dengan nada marah.

"Untuk apa? Dia tumbuh di dalam rahimku. Jadi itu sepenuhnya adalah hakku, untuk tetap membiarkannya hidup atau melenyapkannya," balas Metta masih tanpa raut wajah bersalah.

"Aku pasti akan bertanggung jawab dan menikahimu, Met! Seharusnya kau tidak menggugurkannya! Seharusnya kau tidak membunuh calon anakku!" Cecar Theo penuh emosi sambil tangannya menunjuk-nunjuk ke arah Metta.

"Dan menghancurkan karier model yang sudah susah payah aku bangun? Aku baru saja menandatangani satu kontrak besar, Theo! Jadi aku harus menjaga bentuk tubuhku satu tahun ke dapan," ungkap Metta lagi yang malah pamer tentang kariernya pada Theo.

Wanita itu mendekat ke arah Theo yang kini beringsut mundur dan menjauhinya.

"Kita bisa menikah nanti saat karierku sudah lebih baik, Theo!" Ucap Metta berusaha merayu Theo.

"Lalu kita bisa membuat banyak anak, seperti keinginanmu," imbuh Metta lagi yang tangannya sudah terulur untuk membelai wajah Theo.

Theo dengan cepat menyentak tangan Metta.

"Aku tidak akan menikah dengan wanita biadab sepertimu!" Theo menuding ke arah Metta.

"Aku tidak akan menikah dengan seorang wanita pembunuh," ucap Theo lagi dengan nada penuh kekecewaan dan kesedihan.

"Silahkan kau kejar kariermu, silahkan lakukan apapun semaumu! Karena aku tidak akan peduli lagi kepadamu!" Pungkas Theo seraya keluar dari kamar Metta. Tak berselang lama, terdengar suara pintu depan apartemen Metta yang dibanting dengan keras.

Metta hanya mendengus seakan tak peduli.

"Kau pasti akan kembali bertekuk lutut kepadaku, Theo!" Gumam Metta dengan penuh kesombongan.

****

Theo menarik nafas panjang berulang kali demi meredam emosi yang mendadak membuncah di dadanya, karena mengingat kejadian dua tahun silam.

Mengingat semua yang pernah terjadi diantara dirinya dan Metta Kharisma.

Tapi itu hanya masa lalu, dan Theo sudah berusaha untuk melupakannya. Karena kini Theo sudah memiliki bidadari yang seribu kali lebih baik dari Metta. Theo sudah memiliki Risha, dan Theo sangat mencintai Risha. Kehadiran Metta sama sekali tidak akan membuat cinta Theo pada Risha menjadi luntur.

Theo menatap penuh cinta pada Risha yang kini sudah terlelap di pelukannya. Segera Theo menarik selimut dan membenarkan posisi Risha, agar istrinya itu merasa nyaman.

Tangan Theo terulur dan mengusap perut Risha yang sekarang masih datar. Rasa haru langsung menyelimuti hati Theo.

"Tumbuhlah dengan sehat di sana, Sayang! Papa akan selalu menjagamu," gumam Theo penuh harap.

Theo merapikan anak rambut yang berserakan di wajah Risha, dan mengecup kening istrinya tersebut.

"Terima kasih, karena sudah hadir di dalam hidupku dan memberiku banyak kebahagiaan, Risha," lirih Theo yang mungkin tidak didengar oleh Risha.

Theo ikut berbaring di samping Risha dan kembali mendekap istrinya tersebut.

"Kita akan menua bersama, Sayang!"

"Saling berbagi cinta dan kasih sayang," gumam Theo sekali lagi sebelum matanya terpejam dan terlelap, menyusul Risha ke alam mimpi.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

WAJAR DARI MNA, APA YG LO LAKUKAN ITU DOSA BESAR, YAITU BERZINAH, DOSA YG SANGAT SULIT DIAMPUNI, KCUALI LO BNAR2 BERTAUBAT.. MAKANYA DIISLAM MELARANG PACARAN, KRN MENDEKATI, APALAGI LKI2 TDK BOLEH SENTUH WANITA YG BKN MAHRAMNYA, BGITU JUGA SEBALIKNYA, KRN HUKUM NYA HARAM, MAKANYA WAJIB BAGI ORG2 TUA MUSLIM ANAK GADISNYA MNGGUNAKAN JILBAB SCARA SYAR'I.. LAKI2 YG BAIK AKAN SELALU MNJAGA PANDANGAN MATANYA TRHADAP WANITA, DN TDK MRUSAK WANITA SBLM SAH & HALAL MNJADI MAKMUNNYA, JGN JDIKAN KATA CINTA SBAGAI TAMENG PEMBENARAN UNTUK MELAKUKAN HAL2 YG MELANGGAR LARANGAN AGAMA.. YG INDAH ITU PACARAN SETELAH MNIKAH, KRN SDH HALAL, SAH SCARA AGAMA & NEGARA, MAU NGAPA2IN SDH GK ADA LARANGAN.. SDH GK ADA BATAS2AN...

2023-05-10

0

Ney Maniez

Ney Maniez

😲😲

2022-06-02

0

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

mungkin bagi laki-laki gampang lupain. hubungan badan , beda lah dgn permpuan GK segampang itu d lupakan 😁

2022-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!