METTA KHARISMA

Risha sedang duduk dan menunggu Theo mengambil minum, saat seorang wanita yang wajahnya cukup familiar datang menyapa Risha.

Risha sering melihat wajah wanita ini di layar kaca televisi, membintangi beberapa iklan. Tapi, apa yang dilakukan aktris ini disini?

"Hai, aku Metta," wanita bernama Metta Kharisma itu mengulurkan tangannya pada Risha seolah sedang mengajak Risha berkenalan.

"Risha," sambut Risha sedikit canggung.

"Aku lihat kau tadi datang bersama Theo Rainer. Kalian berpacaran?" Tanya Metta lagi to the point.

"Mmmm, sebenarnya aku istri Theo," koreksi Risha menjelaskan.

Raut terkejut langsung terlihat di wajah Metta.

"Istri? Kapan kalian menikah?" Cecar Metta merasa semakin penasaran.

"Tiga bulan yang lalu," jawab Risha santai.

Metta hanya diam dan wajahnya terlihat tidak senang.

Theo sudah datang membawa dua gelas minuman di tangannya.

"Maaf, sedikit lama," ucap Theo seraya menyodorkan satu gelas minuman untuk Risha.

Metta yang tadinya duduk membelakangi Theo segera berbalik dan membuat Theo lumayan terkejut.

"Hai, Theo! Bagaimana kabarmu?" Sapa Metta yang kini menipiskan bibirnya ke arah Theo.

"Metta? Sedang apa kau disini?" Tanya Theo tergagap.

Theo terlihat shock melihat Metta yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Sudah lama kita tidak bertemu," Metta memeluk Theo sekilas seolah melupakan jika ada istri Theo disini.

Theo langsung berjenggit mundur dan menyentak pelukan Metta dengan sedikit kasar. Pria itu bergerak cepat mendekati Risha dan merangkul pinggang istrinya tersebut.

"Kau sudah bertemu istriku?" Theo mengeratkan rangkulannya di pinggang Risha.

"Ya, kami sudah berkenalan tadi. Kau jahat sekali, menikah tapi tidak mengundangku," Metta terlihat mencebik.

"Aku pikir kau masih di luar negeri dan sibuk dengan karier modelmu," jawab Theo sedkit ketus.

"Ya, aku juga baru kembali ke negara ini satu bulan yang lalu. Aku mencoba menghubungi nomormu, tapi sudah tidak aktif," tutur Metta masih sedikit mencebik.

Seseorang menghampiri Metta dan membisikkan sesuatu pada wanita tersebut.

"Aku harus tampil sekarang. Sekali lagi, selamat atas pernikahan kalian berdua," pamit Metta sedikit tersenyum sinis ke arah Risha.

Metta sudah berlalu pergi dan terlihat naik ke atas panggung untuk membawakan sebuah lagu.

Suara Metta yang lembut mendayu segera terdengar ke segala penjuru ruangan. Selain seorang model dan bintang iklan, Metta Kharisma memang seorang penyanyi bersuara merdu.

Dan Risha masih bertanya-tanya ada hubungan apa sebenarnya diantara Metta dan Theo.

Kenapa Theo terlihat kaget dan tidak nyaman saat berhadapan dengan Metta?

"Kau sudah baikan?" Pertanyaan dari Theo membuyarkan lamunan Risha.

"Ya," Risha memaksa untuk mengulas senyum di bibirnya.

"Bagaimana jika kita pulang sekarang?" Tawar Theo tiba-tiba seraya mengusap lembut wajah Risha.

"Acaranya belum selesai, Theo," Risha terlihat ragu.

"Kau terlihat tidak enak badan. Aku tidak mau kau kenapa-napa," Theo mengusap pipi Risha sekali lagi sebelum lanjut mengecup kening istrinya tersebut.

"Ayo!" Ajak Theo lembut seraya membimbing Risha untuk berjalan ke arah pintu keluar ballroom.

Metta yang masih menyanyi di atas panggung, tak berhenti menatap pada pasangan Theo dan Risha yang berjalan keluar meninggalkan tempat acara. Rasa marah dan cemburu membuncah di dada Metta Kharisma.

****

Risha sudah selesai mengganti baju pestanya dengan piyama lengan panjang. Theo sendiri sudah berbaring dan menyandarkan kepalanya di headboard ranjang.

"Kenapa tidak memakai gaun tidur, Sayang?" Protes Theo seraya memindai penampilan Risha dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Risha tak menjawab dan malah menyusun guling sebagai pembatas di antara dirinya dan Theo. Terang saja, Theo semakin bingung dengan sikap Risha tersebut.

"Selamat malam, Theo," ucap Risha yang kini berbaring membelakangi Theo. Wanita itu bahkan mengambil posisi nyaris ke tepi ranjang, dan mungkin bisa jatuh kapan saja jika dia bergerak sedikit.

Theo menyingkirkan guling yang tadi disusun oleh Risha, dan segera mendekap istrinya tersebut.

"Kau akan jatuh, jika tidur di pinggir begini," bisik Theo seraya menyusupkan kepalanya di ceruk leher Risha.

Risha hanya mendengus dan masih memejamkan matanya.

"Apa kau sedang marah kepadaku?" Tanya Theo yang memaksa untuk membalik tubuh Risha hingga menghadap ke arahnya.

"Kenapa aku harus marah?" Jawab Risha ketus masih sambil memejamkan matanya.

"Mau mendengarkan ceritaku dengan lengkap?"

"Tentang hubunganmu dengan nona aktris itu? Tidak terima kasih!" Sahut Risha ketus yang kembali memunggungi Theo.

Risha mengusap kasar airmata yang mendadak turun di kedua pipinya.

"Ehm, istriku yang cantik sedang cemburu sepertinya," Theo mendekap erat tubuh Risha dan mengecup puncak kepala istrinya tersebut.

"Apa kau pernah berpacaran dengan Metta?" Tanya Risha akhirnya berusaha mengusir pertanyaan yang sedari tadi mengganjal di hatinya.

"Ya." Jawab Theo singkat.

Rasa panas langsung merambati hati dan pikiran Risha. Gadis itu menarik nafas berulangkali demi meredam emosi di dadanya.

"Kau juga pernah punya pacar sebelum menikah denganku. Apa aku pernah mempermasalahkannya?" Ucap Theo lagi yang cukup bisa menohok hati Risha.

Risha berbalik dengan cepat dan menghadap ke arah Theo,

"Tapi mantan pacarku tidak pernah lagi datang dan mengganggu rumah tangga kita!" Sergah Risha mencari pembenaran.

Theo terkekeh kecil.

"Kau benar." Theo mengusap pipi Risha dengan lembut, lalu merapikan anak rambut yang berserakan di wajah Risha.

"Pertemuanku dengan Metta malam ini juga di luar dugaanku. Aku juga kaget tadi, sama sepertimu. Tapi kau juga lihat, aku tidak mau menanggapi tingkah gatal nona aktris itu. Karena aku sudah tidak punya perasaan apapun kepadanya," Theo berucap dengan sungguh-sungguh.

"Semua yang terjadi diantara aku dan Metta hanya masalalu, Rish!"

"Aku sudah melupakan semuanya, dan aku benar-benar sudah tidak punya perasaan apapun pada wanita itu. Aku hanya mencintaimu. Hanya kamu yang ada di sini," Theo menggenggam tangan Risha dan membawanya ke depan dada.

Semua ucapan Theo memang terdengar sungguh-sungguh. Dan raut wajah serta tatapan pria itu benar-benar menunjukkan sebuah kejujuran.

"Maaf," ucap Risha penuh rasa bersalah.

"Tidak perlu minta maaf, Sayang. Kita lupakan saja semuanya," jawab Theo seraya mengukir senyum di bibirnya. Pria itu segera meraup Risha ke dalam pelukannya.

"Aku punya hadiah untukmu," ujar Risha selanjutnya seraya menggenggam erat tangan Theo.

"Hadiah apa?" Raut wajah Theo berubah penasaran.

Risha segera melepaskan diri dari pelukan Theo dan mengambil sesuatu di laci nakas di samping tempat tidur.

Risha memberikan benda itu pada Theo dengan malu-malu.

"Apa ini, Sayang?" Tanya Theo yang kini membolak-balik benda di tangannya.

"Buka saja!" Jawab Risha yang sudah kembali membenamkan kepalanya ke pelukan Theo.

Theo segera membuka amplop di tangannya tersebut dan menemukan sebuah tespack dengan dua garis merah di atasnya.

"Aku hamil," bisik Risha yang semakin menyamankan dirinya di pelukan Theo.

Netra Theo langsung menyorotkan binar kebahagiaan. Pria itu mengeratkan dekapannya pada Risha. Hati Theo terasa berbunga-bunga sekarang.

Namun sesaat, bayangan kejadian dua tahun yang lalu mendadak berkelebat di benak Theo. Kejadian yang membuat Theo benci pada wanita bernama Metta Kharisma.

.

.

.

Flashback di dalam flashback kayaknya setelah ini.

Next kita ke masalalu Theo sebelum kenal Risha.

Terima kasih yang sudah mampir.

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

🙄🤔

2022-06-02

0

alvalest

alvalest

jangan jangan metta pernah hamil anak theo..

2021-09-05

0

Kebo Anabrang

Kebo Anabrang

adik nya mbk nella karisma kalee

2021-02-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!