Tiga bulan setelah pernikahan Theo dan Risha.
Bellinda masuk ke ruang kerjanya dengan perut yang sudah membulat sempurna. Kandungan nona direktur itu memang sudah masuk bulan keenam.
Tak berselang lama, Theo juga sudah masuk ke ruangan Bellinda membawa setumpuk berkas.
Oh, astaga!
Bellinda benar-benar akan menua di ruangan ini.
"Pagi!" Sapa Theo memasang raut wajah sumringah. Sama seperti pagi-pagi sebelumnya.
Ya, Bellinda akui. Sejak menikah dengan Risha, wajah Theo memang selalu terlihat sumringah dan bahagia. Sepertinya Theo benar-benar sudah menemukan belahan jiwanya.
"Apa acaraku hari ini, Theo?" Tanya Bellinda dengan nada malas. Sejak kehamilannya masuk trimester kedua, Bellinda memang tak lagi mengalami morning sickness. Namun nona direktur itu merasa kalau badannya semakin terasa berat dari hari ke hari. Dan terkadang hal itu membuatnya menjadi malas beraktivitas.
Devan sebenarnya sudah melarang Bellinda datang ke kantor dan menyuruh istrinya itu untuk mengerjakan pekerjaannya dari rumah saja. Toh, sudah ada Theo yang siap menggantikan Bellinda kapanpun.
Namun mengatasnamakan rasa tanggung jawab, Bellinda tetap keras kepala dan memaksa untuk tetap pergi ke kantor. Devan yang tidak mau berdebat, akhirnya membiarkan saja Bellinda pergi ke kantor.
Bukankah ada Theo yang akan selalu mengawasi Bellinda dan melaporkan pada Devan jika ada satu hal yang tidak beres dengan nona direktur tersebut.
"Ada pesta yang harus kau hadiri malam ini, Bell." Ucap Devan yang mulai membacakan jadwal Bellinda untuk hari ini.
"Aku sedang malas ke pesta. Bisakah kau menggantikanku dan mewakili Halley Development malam ini?" Pinta Bellinda sedikit memohon.
Theo menipiskan bibirnya sebelum menjawab permintaan Bellinda.
"Tidak masalah. Aku akan pergi malam ini," jawab Theo yang terlihat santai.
Bellinda hanya tertawa kecil.
Sejak menikah, Theo suka sekali pergi ke pesta-pesta perusahaan dan memamerkan istri barunya. Setidaknya, ini cukup membantu untuk Bellinda yang sedang malas ke pesta belakangan ini.
"Sudah ada kabar baik dari Risha?" Tanya Bellinda mengalihkan topik pembicaraan. Kabar baik yang dimaksud Bellinda disini tentu saja adalah kabar tentang kehamilan Risha.
Theo menggeleng,
"Anggap saja kami masih menikmati masa bulan madu," jawab Theo bijak.
"Aku tidak mau terlalu menekan Risha dan membahas hal itu di depannya." Imbuh Theo lagi.
"Kau benar. Maaf jika aku terlalu kepo," timpal Bellinda sedikit merasa bersalah.
"Tidak perlu minta maaf. Aku bukan nona direktur sensi yang mudah tersinggung," sahut Theo sedikit menyindir Bellinda.
"Kau masih tak berubah, Theo!" Bellinda melemparkan pulpen ke arah Theo yang kini tergelak.
****
Theo yang baru pulang dari kantor, berjalan dengan mengendap-endap menghampiri Risha yang terlihat serius membaca sebuah novel di tangannya. Theo menangkupkan kedua tangannya untuk menutup mata Risha.
Istrinya itu tampak terlonjak kaget.
"Theo!" Tebak Risha cepat yang langsung tahu siapa pemilik tangan besar tersebut.
"Kau merindukanku?" Bisik Theo di telinga Risha yang sontak membuat darah Risha berdesir.
Meskipun Risha sudah menjadi istri Theo selama tiga bulan, dan sudah tak terhitung lagi kontak fisik diantara mereka.
Namun tetap saja, saat Theo melakukan hal ini, Risha masih merasa deg-degan hingga mungkin jantungnya akan melompat keluar.
"Kenapa sudah pulang? Ini baru jam tiga," cecar Risha seraya menarik lengan Theo agar duduk di sebelahnya.
Risha segera membenamkan kepalanya di dasa Theo dan menghirup aroma khas milik suaminya tersebut. Aroma yang seminggu terakhir benar-benar menjadi candu untuk Risha.
"Ada acara malam ini. Jadi nona direktur manja itu, memberiku izin pulang cepat," jawab Theo menjelaskan.
"Hmmm, begitu ya?" Gumam Risha yang masih membenamkan kepalanya dan menggosok-gosokkan hidungnya di dada Theo yang terbalut kemeja berwarna biru muda.
"Kau sedang apa, Sayang?" Tanya Theo merasa heran.
"Menikmati aroma tubuhmu," jawab Risha seraya tersipu malu.
"Tumben, biasanya kau tidak mau dekat-dekat jika aku belum mandi," goda Theo mencolek hidung Risha dan membuat wajah itu semakin memerah.
"Kau sudah mandi?" Tanya Theo lagi yang langsung disambut Risha dengan gelengan kepala.
"Bagus! Ayo, kita mandi dan berendam bersama! Jadi kau bisa menikmati aroma tubuhku sepuasnya," Theo mengerling nakal pada Risha.
"Gendong!" Rengek Risha dengan nada manja yang benar-benar membuat Theo merasa gemas.
"Manja!" Gumam Theo yang langsung berjongkok di depan Risha.
Secepat kilat, Risha naik ke punggung suaminya tersebut dan melingkarkan kedua tangannya di leher Theo. Tak lupa wanita itu juga menyusupkan kepalanya di bahu Theo.
Theo menaiki tangga di rumah sang papa masih sambil menggendong Risha di punggungnya. Benar-benar pasangan pengantin baru yang romantis.
****
Pukul 19.00
Theo dan Risha sedang bersiap-siap untuk pergi ke pesta malam ini.
"Theo, tolong aku!" Risha memberi kode pada Theo agar membantu menaikkan ritsleting di bagian belakang gaunnya.
Theo hanya mengangguk dan segera melakukan apa yang diminta oleh Risha. Namun tiba-tiba sebuah pikiran usil berkelebat di kepala Theo tatkala Theo melihat punggung mulus Risha.
Ya ampun!
Padahal hampir setiap malam Theo melihat dan mengecup punggung mulus itu, tapi tetap saja Theo merasa gila jika harus melihatnya lagi.
Theo tak langsung menaikkan ritsleting gaun Risha dan malah membelai serta memberikan kecupan ringan di punggung polos Risha hingga wanita itu menggelinjang kegelian.
"Theo!" Tegur Risha galak.
"Apa?" Theo pura-pura polos dan masih melanjutkan keusilannya. Sekarang tangan Theo menyusup ke bagian depan gaun Risha dan meraih sesuatu di bawah bra, lalu meremasnya sesaat.
"Astaga, Theo!" Pekik Risha yang kaget dengan tingkah usil sang suami.
"Aku merasa gemas," cengir Theo masih dengan raut wajah polos tanpa dosa.
"Cepat naikkan ritsleting gaunku, atau kita akan terlambat datang ke acara!" Cerocos Risha mulai kesal.
"Iya, Sayangku yang malam ini cantik seperti bidadari," jawab Theo yang akhirnya benar-benar menaikkan ritsleting gaun kuning madu yang dikenakan oleh Risha.
Theo mengecup sejenak bahu Risha yang terbuka karena memang model baju yang dikenakan istri Theo tersebut adalah off shoulder.
"Sudah selesai," lapor Theo seraya tersenyum pada Risha yang tampil cantik dan anggun malam ini.
"Dasimu miring, Sayang," ucap Risha seraya membenarkan posisi dasi Theo.
Dan Theo hanya diam menurut, sambil tak berhenti menatap wajah cantik Risha malam ini.
"Sudah. Suamiku sudah tampan," pungkas Risha akhirnya setelah selesai merapikan penampilan Theo.
"Kita berangkat sekarang?" Theo mengulurkan lengannya agar digamit oleh Risha.
Risha hanya mengangguk dan segera menggamit lengan sang suami. Pasangan pengantin baru itupun segera berangkat menuju ke lokasi pesta yang ada di sebuah ballroom hotel.
****
"Mau berdansa?" Tawar Theo pada Risha yang hanya berdiri sedari tadi menyaksikan pasangan lain yang sedang berdansa.
"Aku sedang malas, Sayang," jawab Risha sedikit lesu.
"Kau sedang sakit? Kenapa wajahmu lesu begitu?" Tanya Theo mulai khawatir.
Theo membimbing sang istri untuk duduk di kursi yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Aku baik-baik saja. Jangan khawatir berlebihan begitu," Risha mengulas senyum di bibirnya dan tangannya terulur untuk mengusap wajah Theo.
"Aku akan mengambil minum untukmu," ujar Theo lagi yang hanya ditanggapi Risha dengan sebuah anggukan.
Theo menuju ke meja yang berisi berbagai jenis makanan dan minuman. Pria itu mengambil dua gelas minuman untuk dirinya dan Risha.
Tak berselang lama, Theo kembali lagi ke tempat Risha dan pria itu terkejut saat mendapati seorang wanita yang tengah duduk dan mengobrol bersama Risha.
"Hai, Theo! Bagaimana kabarmu?" Suara lembut dari wanita itu menyapa Theo dengan hangat dan ramah.
"Metta Kharisma. Sedang apa kau disini?"
.
.
.
Biar nggak bingung sama timing-nya, aku jelasin dikit.
Jadi pas Theo-Risha menikah, Bellinda kan sedang hamil 3 bulan. Trus di bab ini, tiga bulan kemudian, yang artinya kehamilan Bellinda memang sudah masuk 6 bulan.
Pas Risha kecelakaan itu, satu tahun setelah pernikahan Theo-Risha yang artinya Bellinda sudah melahirkan.
Sekian, semoga tidak bingung.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Ney Maniez
😲
2022-06-02
0
Rachel Gifanny
stelah baca Belinda dan Nick dan bianca aku mampir disini
2021-10-09
0
Diana Susanti
betul sx kak kutunggu loh up nya yaaa☺☺☺😃😃😃
2021-02-17
2