Masa kini (Sambungan prolog)
Theo mengusap airmata yang terus mengalir di kedua pipinya. Pria itu masih duduk meringkuk di lantai, di depan ruangan yang kini tertutup rapat.
"Theo!" Devan yang baru tiba di rumah sakit langsung membimbing Theo untuk bangkit berdiri dan duduk di deretan kursi yang tak jauh dari tempat Theo meringkuk tadi.
"Risha-" suara Theo tercekat di tenggorokan. Telunjuk pria itu menunjuk ke pintu berwarna putih yang kini tertutup rapat, seolah sedang memberitahu Devan kalau Risha ada di dalam sana.
"Risha akan baik-baik saja, Theo," ucap Devan mencoba untuk menenangkan sahabatnya tersebut.
Bellinda sudah ikut duduk di samping Devan dan raut wajahnya terlihat cemas. Istri dari Devan itu terus saja menatap ke arah pintu berwarna putih di hadapan mereka yang tak kunjung di buka dari dalam.
Hanya keheningan yang melingkupi tiga orang itu, hingga akhirnya pintu berwarna putih tersebut di buka dari dalam, dan seorang dokter keluar dengan wajah yang terlihat lesu.
Secepat kilat, Theo langsung menghampiri dokter tersebut. Lalu sebuah gelengan membuat tangis Theo kembali pecah.
"Maaf," gumam dokter itu lirih.
"Tidak! Tidak! Tidak!" Theo merangsek masuk ke dalam ruangan dan segera memeluk tubuh Risha yang kini terbujur kaku.
"Tidak, Risha! Jangan pergi! Jangan bawa putri kita pergi!" Theo mengusap perut Risha yang masih membuncit. Masih terekam jelas di benak Theo gambar USG saat calon putrinya bergerak-gerak di dalam kandungan Risha.
Dan kini semuanya sudah menguap pergi.
Semuanya sudah pergi dan tak akan pernah lagi kembali.
"Jangan tinggalkan aku, Risha!"
"Bangunlah, Sayang!" Theo menyusupkan kepalanya di ceruk leher Risha dan masih terus menggoyang-goyangkan tubuh istrinya itu agar cepat bangun.
Atau Theo yang ingin secepatnya bangun dari semua mimpi buruk ini.
Katakan kalau ini hanya mimpi!
Ini hanya mimpi, Theo!
"Theo, sudah cukup!" Devan merangkul punggung Theo dan mencoba menenangkan pria yang histeris tersebut.
Bisa Devan bayangkan betapa hancurnya hati dan perasaan Theo sekarang.
Tubuh Theo jatuh meluruh ke atas lantai. Masih menangisi istri dan calon buah hatinya yang pergi dengan begitu cepat.
"Ikhlas, Theo!" Bellinda yang juga sudah bersimbah airmata duduk bersimpuh di hadapan Theo.
"Katakan kalau ini hanya mimpi, Bell!"
"Katakan kalau ini hanya mimpi!" Theo berteriak pada Bellinda yang kini menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ini bukan mimpi, Theo! Risha sudah pergi," ucap Bellinda nyaris tanpa suara.
"Bangunlah, Theo! Kita harus membawa Risha pulang," ucap Devan yang kini membimbing Theo untuk bangkit berdiri.
Theo mengusap airmatanya dengan kasar, meskipun itu tak banyak membantu karena airmata sialan itu terus saja mengalir memenuhi wajah Theo bercampur dengan keringat.
Devan sudah mendorong brankar Riana keluar dari ruangan tersebut. Theo ikut mendorongnya.
Namun baru beberapa langkah keluar dari ruangan, mereka berpapasan dengan brankar lain yang sedang didorong oleh beberapa perawat.
Theo terkesiap saat tak sengaja melihat siapa yang terbaring di atas brankar yang berpapasan dengannya. Dan bisik-bisik beberapa perawat yang mendorong brankat tadi, membuat emosi Theo semakin naik ke ubun-ubun.
"Dia korban juga?"
"Bukan, dia yang mengemudikan mobil hitam itu. Korbannya hanya wanita hamil yang meninggal tadi?"
Theo menghentikan langkahnya dan berbalik dengan cepat menyusul brankar yang hendak dibawa masuk ke lift.
"Theo!" Bellinda yang sedari tadi mengekor di belakang brankar Risha segera mengejar Theo yang berlari ke arah lift.
Theo sudah menghentikan brankar yang tadi di dorong para perawat.
"Theo apa yang kamu lakukan-" kalimat Bellinda tertahan, saat pertanyaan itu meluncur dari bibir Theo.
"Apa wanita ini yang mengemudikan mobil sialan itu?" Tanya Theo seraya menunjuk pada wanita yang kini terbaring tak berdaya di atas brankar.
"Kami turut berduka cita, Pak," ucap seorang perawat menatap prihatin ke arah Theo.
Bellinda ikut melihat ke arah wanita di atas brankat.
Wajahnya begitu familiar, karena sering menghiasi berbagai iklan di layar televisi. Tentu saja Bellinda mengenal wajah itu.
Itu adalah Metta Kharisma.
Benarkah Metta yang sudah menabrak Risha hingga meninggal dunia?
Tapi kenapa?
"Dasar wanita sialan!" Teriak Theo yang sudah hendak menyerang Metta.
Secepat kilat para perawat membawa brankar Metta menjauh dari Theo dan masuk ke dalam lift.
"Theo!" Bellinda berusaha menghentikan Theo yang sepertinya akan mengamuk sebentar lagi.
"Wanita sialan!" Umpat Theo sekali lagi yang suaranya menggema ke seluruh lorong.
"Bell, ada apa?" Devan yang tadinya sudah mendorong brankar Risha masuk ke dalam ambulance kembali lagi dengan langkah tergopoh-gopoh setelah mendengar teriakan Theo.
"Bawa pria ini pergi dari sini!" Ucap Bellinda memberi perintah pada Devan.
Devan tak menyahut lagi dan segera menyeret Theo untuk keluar dari area rumah sakit dan masuk ke dalam ambulance yang akan membawa pulang jenazah Risha.
Devan ikut masuk ke dalam ambulance tersebut menemani Theo yang kembali menangis tergugu. Theo mengusap sekali lagi perut Risha yang masih membuncit.
"Anak kalian," suara Devan tercekat di tenggorokan seakan terasa berat untuk melanjutkan kalimat yang hendak ia ucapkan.
"Sudah meninggal terlebih dahulu," lanjut Devan akhirnya setelah susah payah menelan ganjalan pahit di tenggorokannya.
Theo hanya diam dan tidak menyahut.
Tentu saja Theo sudah menduganya, mengingat benturan keras yang dialami oleh Risha.
Bayangan tubuh Risha yang terpental karena hantaman mobil laknat itu, kembali berkelebat di benak Theo.
Ambulance sudah melaju meninggalkan kawasan rumah sakit. Melewati pos satpam yang sudah hancur tak berbentuk. Masih bisa Theo lihat sekilas, genangan darah Risha di atas aspal di dekat pintu masuk rumah sakit.
Hati Theo benar-benar hancur sekarang.
Awas kamu, Metta!
.
.
.
Next flashback lagi ya, kita ungkap siapa sebenarnya Metta Kharisma dan ada hubungan apa dengan Theo.
Alurnya maju mundur, seperti yang udah aku bilang di awal. Semoga kalian tidak bingung.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SELALU OTHOR BUNDEW KSI TAKDIR KEJAM KE TOKOH NOVELNYA...
TPI YG PLING KEJAM TAKDIR KLUARGA WIJAYA.. DRI DAFFA, TRUS OMA. SALMA, TRUS KHEZIA. DISUSUL DAFFI & NUNA, KENZO & FLO... KYK NYA DARI NOVEL BUNDEW TOKOH KEVIN & VIRA YG AMAN.... KABAR JULIAN & SILVI JUGA HILANG..
2023-05-10
0
Ney Maniez
😲🤔🤔🤔
2022-06-02
0
Riska Wulandari
gpp maju mundur asal pasti g mbulet ya thor..🤭
2021-11-01
0