[Sudah siap untuk besok malam?] -Theo-
[Siap apa?] -Risha-
[Siap aku terkam semalaman] -Theo-
[Dasar mesum!] -Risha-
[Aku serius! Aku akan menerkammu semalaman] -Theo-
[Emang kuat? Palingan setelah acara kamu langsung ngorok] -Risha-
[Hohoho, jangan remehkan seorang Theo. Kau mungkin tidak akan bisa berjalan keesokan paginya] -Theo-
[Astaga! Mengerikan sekali! Bisakah kau buang jauh pikiran mesummu itu? Aku benar-benar cemas dan khawatir] -Risha-
[Tidak bisa, Sayang! Apalagi kita akan resmi menjadi suami istri kurang dari dua puluh empat jam lagi. Aku sudah tak sabar] -Theo-
[Tak sabar apa?] -Risha-
[Jangan pura-pura polos! Aku benar-benar akan langsung menerkammu besok malam] -Theo-
[Maaf, tidak bisa! Aku sedang dapat tamu bulanan] -Risha-
[Jangan menipuku!] -Theo-
[Aku tidak menipumu. Kau bisa mengeceknya sendiri besok malam] -Risha-
[Astaga! Cobaan apalagi ini?] -Theo-
Theo melempar ponselnya ke atas kasur dan menggeram kesal. Pria itu membenamkan kepalanya ke dalam bantal dan memukul-mukul kasurnya sendiri seperti sedang meluapkan kekesalan.
"Kau kenapa, Theo?" Tegur Devan yang baru saja masuk ke kamar Theo, membawa satu stel jas pengantin yang akan Theo kenakan besok pagi.
Ya, besok adalah acara pernikahan Theo dan Risha. Sepekan setelah acara makan malam itu, akhirnya Theo akan mengucapkan janji suci untuk mempersunting Risha Sahanaya menjadi istri sahnya.
"Aku sedang kesal!" Jawab Theo yang belum mengangkat wajahnya dari bawah bantal.
"Hmmm. Besok sudah jadi seorang suami tapi masih saja ngambek seperti bocah," sindir Devan sedikit terkekeh.
"Jadi, ada masalah apa?" Tanya Devan lagi yang sudah duduk di atas kasur Theo tepat disamping Theo yang masih membenamkan kepalanya di bawah bantal.
"Tidak ada. Kau kepo sekali," sahut Theo yang kini sudah ikut duduk bersila di samping Devan.
"Kau grogi?" Goda Devan tersenyum aneh pada Theo.
"Tidak! Aku kan tidak sepertimu yang grogi saat akan menikah dengan Belle, sampai menelponku seharian. Kurang kerjaan sekali," cibir Theo menyombongkan diri.
"Ya, ya, ya. Aku percaya itu," Devan manggut-manggut mengiyakan kesombongan Theo.
"Oh, ya. Belle memberimu cuti dua minggu setelah menikah." Ucap Devan lagi yang langsung disambut Theo dengan senyum penuh kemenangan.
"Kau bisa lembur dan menghamili Risha secepatnya selama dua minggu," pungkas Devan yang sudah berada di ambang pintu kamar Theo.
"Tak perlu kau ajari. Aku sudah tahu apa yang harus kulakukan," sahut Theo kembali menyombongkan diri.
"Kau akan mengurung Risha di apartemen selama dua minggu? Apa aku perlu mengantarkan makanan dari kafeku selama dua minggu untuk kalian berdua?" Goda Devan sekali lagi.
"Ide bagus! Antarkan sarapan, makan siang, dan makan malam ke apartemenku dua minggu ke depan," sahut Theo cepat yang langsung membuat Devan tertawa terbahak-bahak.
"Kau benar-benar gila, Theo!" Pungkas Devan pada akhirnya seraya keluar dan menutup pintu kamar Theo
****
"Kau sudah mengantar jasnya ke kamar Theo?" Tanya Bellinda pada Devan yang baru turun dari tangga.
"Sudah. Kau sedang apa disini?" Devan melingkarkan lengannya ke pinggang Bellinda dan menciumi tengkuk sang istri.
"Dev!" Tegur Bellinda yang merasa kegelian.
"Apa? Ke kamar, yuk!" Ajak Devan seraya mengerling nakal pada Bellinda. Pria itu masih belum berhenti menciumi leher dan tengkuk Bellinda.
"Kita sedang menginap di rumah orang," tegur Bellinda sekali lagi masih merasa kegelian.
"Lalu apa masalahnya? Bukankah kita suami istri?" Devan menangkup wajah Bellinda.
"Dasar!" Bellinda memukul dada Devan.
"Ayo kita masuk kamar! Aku ingin berolahraga malam sebentar," ajak Devan yang sudah membopong Bellinda dan membuat istrinya itu memekik kecil.
Tak butuh waktu lama, dan Devan sudah membawa Bellinda masuk ke dalam kamar untuk melakukan olahraga malam.
****
"Sah!" Suara para tamu undangan menggema ke seluruh ruangan.
Ucapan syukur langsung Theo lafalkan berkali-kali.
Resmi sudah status Theo dan Risha sekarang sebagai pasangan suami istri yang sah. Risha segera mencium punggung tangan Theo dan Theo mengecup kening Risha dengan penuh cinta.
Senyuman dan raut wajah bahagia terus terukir di wajah Risha dan Theo sepanjang acara. Tamu undangan yang hadir bergantian memberikan ucapan selamat pada pasangan yang terlihat serasi dan berbahagia tersebut.
"Aku akan menghukummu malam ini," bisik Theo pada Risha yang langsung membulatkan matanya.
"Hukuman apalagi?" Tanya Risha tak paham.
"Hukuman karena kau pernah kabur menghindari perjodohan kita," ucap Theo masih berbisik.
"Oh, astaga! Itu sudah berlalu, Theo! Tidak bisakah kau melupakan semuanya?" Wajah Risha terlihat memelas.
"Tentu saja tidak! Aku masih marah dan tersinggung dengan sikapmu yang menolakku mentah-mentah," tukas Theo keras kepala.
Risha mendesah pasrah,
"Aku sudah menerimamu sekarang. Aku juga sudah resmi menjadi istrimu, apalagi yang harus dipermasalahkan, Sayang?" Risha menggamit lengan Theo dan berusaha merayu pria yang baru beberapa saat yang lalu resmi menjadi suaminya tersebut.
"Apa kau sedang merayuku?" Theo mengernyit curiga.
"Ya," Jawab Risha jujur.
"Tolong jangan menghukumku, Theo sayang!" Risha merayu Theo sekali lagi.
Theo tersenyum ke arah Risha,
"Aku tetap akan menghukummu," tukas Theo seraya mengecup singkat bibir Risha.
Ya ampun!
Ini bahkan masih di atas panggung pelaminan, dan pria ini sudah nyosor-nyosor.
"Kita langsung pulang ke apartemen setelah acara selesai," titah Theo lagi seakan tak mau dibantah.
"Apa kita akan tinggal di apartemenmu setelah menikah nanti?" Tanya Risha memastikan.
"Hanya dua minggu. Setelahnya kita pulang ke rumah papa, dan kita akan tinggal disana," jawab Theo menjelaskan.
"Kenapa harus di apartemen dua minggu?" Tanya Risha lagi memasang raut wajah bingung.
"Karena aku sedang cuti bekerja. Jadi kita akan berolahraga setiap hari," jawab Theo seraya berbisik di telinga Risha.
Terang saja, Risha langsung membulatkan bola matanya dan mendadak begidik ngeri membayangkan dirinya yang akan di kurung di kamar oleh Theo sepanjang hari selama dua minggu.
Ya ampun!
Kenapa Risha harus menikah dan tergila-gila pada pria mesum ini?
Ah, tapi Theo memang tampan dan menawan.
"Sedang membayangkan yang akan terjadi pada kita malam ini?" Theo mencolek hidung Risha dan bertanya dengan nada menggoda.
"Nggak ada! Dasar mesum!" Risha memukul lengan Theo dan suaminya itu hanya terkekeh.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Yuli Silvy
ganteng n cantik
2023-09-06
0
Ney Maniez
💖😍😘🤗
2022-06-02
0
Rifki Alfan
visual nya kereeeeennn thor...txyuuuuu
2022-02-23
0