Naya menghela nafas berulang kali sebelum keluar dari kamarnya. Bayang-bayang Theo terus saja berkelebat di benak Naya tiga hari terakhir atau lebih tepatnya sejak pertemuan terakhir mereka di kost-an.
Naya bahkan belum sempat pamit pada Theo dan menghilang begitu saja dari kost.
Ah!
Masa bodoh!
Memangnya siapa Naya dan siapa Theo?
Bukankah mereka hanya dua orang yang tak sengaja bertemu, lalu berinteraksi, dan akhirnya kembali berpisah dan kembali ke kehidupan masing-masing?
"Kau mau jadi pacarku, Nay?"
Suara lembut Theo kembali terngiang di benak Naya.
Andai dirinya tidak takut menjadi seorang anak durhaka, Naya pasti sudah mengiyakan tawaran Theo malam itu untuk menjadi pacarnya. Punya pacar setampan dan segagah Theo, wanita mana yang akan menolaknya coba?
Apalagi kecupan bibir Theo yang dingin namun begitu lembut.
Ya ampun!
Itu hanya kecupan selama sepersekian detik, tapi kenapa Naya terus saja ingat pada kecupan bibir Theo hari itu?
Tok tok tok!
Ketukan di pintu sontak membuyarkan semua lamunan Naya tentang Theo.
"Nona Risha, tamunya sudah datang," Bik Sum yang merupakan asisten rumah tangga di rumah Naya menyampaikan sebuah info pada Naya.
"Iya, Bik. Risha turun sekarang," jawab Naya alias Risha Sahanaya seraya memperhatikan sekali lagi penampilannya di cermin. Setelah memastikan tidak ada yang salah dengan penampilannya, Risha bergegas keluar dari kamar dan menuruni tangga yang mengarah langsung ke ruang makan.
Risha langsung bisa melihat lima orang yang kini duduk mengelilingi meja makan. Ada sang ayah, yaitu Pak Wira, ada pria paruh baya satu lagi yang seusia dengan sang ayah. Sepertinya itu Tuan Rainer yang merupakan sahabat ayah Wira. Lalu ada dua orang pria yang mengenakan kemeja, dan seorang wanita muda yang Risha ingat betul wajahnya karena Risha pernah berlutut dan memeluk kaki wanita itu.
Nona Belle?
Apa?
Kenapa ada Nona Belle dan suaminya di rumah Risha?
Jangan bilang kalau Matheo Rainer yang hendak di jodohkan dengan Risha itu adalah....
"Theo?"
Risha bergumam tak percaya saat melihat Theo yang saat ini duduk di kursi ruang makan menoleh ke arahnya.
Bellinda terlihat tergelak dan berusaha menahan tawanya agar tak meledak saat tahu bahwa Naya ternyata adalah calon istri Theo
Devan sibuk membungkam mulut sang istri agar tak mengeluarkan tawa menggelegarnya di rumah Risha.
Dan Theo serta Risha masih mematung di tempatnya, merasa shock dengan kenyataan yang baru saja mereka alami.
"Kenapa hanya berdiri disitu, Rish? Kemarilah dan kenalan dengan Pak Owen dan Matheo," ujar ayah Wira yang langsung membuat Risha beranjak dari tempatnya berdiri.
Sedikit tersipu malu, gadis itu mencium punggung tangan papa Owen dan menjabat tangan Theo yang melemparkan tatapan tajam ke arahnya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Bisik Theo masih menatap tajam ke arah Risha.
"Ini rumahku! Kau itu yang sedang apa di sini?" Balas Risha yang juga berbisik pada Theo.
Ayah Wira memberi kode pada Risha agar menempati kursi kosong di sebelah Theo.
Risha hanya menurut dan segera duduk di sebelah Theo, sekuat tenaga menahan detak jantungnya yang memacu dengan kuat.
Ya, ampun!
Kalau sejak awal Risha tahu calon suaminya adalah Theo, Risha mungkin tidak akan membuat drama konyol kabur dari rumah.
Memalukan sekali!
"Urusan kita belum selesai! Kau berhutang banyak penjelasan padaku!" Bisik Theo seraya mendekatkan wajahnya ke telinga Risha.
"Eheeem!" Bellinda yang duduk di seberang Theo dan Risha, berdehem dan masih menahan tawanya.
Theo hanya mendengus melihat tingkah lebay nona direktur itu.
"Kalau jodoh ternyata tidak kemana, ya, Theo," sindir Bellinda menaik turunkan alisnya ke arah Theo.
"Jodoh? Apa ada yang papa lewatkan, Theo?" Papa Owen mendadak merasa kepo dan penasaran.
"Tidak ada, Pa!" Jawab Theo cepat.
"Kalian berdua kelihatannya sudah akrab," Devan menunjuk bergantian ke arah Theo dan Risha.
Risha menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan terlihat salah tingkah.
"Mereka memang teman masa kecil, Dev," sahut ayah Wira menjelaskan pada Devan yang kini manggut-manggut.
Hidangan makan malam sudah datang. Dan enam orang itu, segera menikmati makan malam dengan suasana hangat. Kecuali Risha yang masih terlihat salah tingkah dan berulangkali menoleh ke arah Theo yang menikmati makan malamnya dengan santai.
Acara makan malam akhirnya selesai.
Theo yang sedari tadi hanya diam akhirnya tak tahan lagi untuk segera menggeret Risha keluar dari ruangan ini.
"Maaf, Om Wira. Apa boleh saya bicara berdua saja dengan Risha?" Izin Theo sedikit ragu.
Semua pasang mata yang ada di meja makan tersebut serempak menoleh ke arah Theo.
"Bukankah kami akan dijodohkan dan menikah tak lama lagi? Jadi, tolong izinkan kami saling mengenal secara pribadi," ujar Theo lagi memaparkan alasan yang sekiranya terdengar masuk akal.
Bellinda kembali harus menahan tawanya mendengar alasan diplomatis yang dikemukakan oleh Theo.
"Kami hanya akan mengobrol di halaman belakang, Ayah," sela Risha seolah menyambung permintaan izin Theo.
Papa Owen dan Ayah Wira tersenyum bersamaan.
"Tentu saja, boleh. Silahkan mengobrol berdua," ujar Ayah Wira masih tersenyum hangat.
Theo segera bangkit berdiri dan menarik tangan Risha untuk segera meninggalkan ruang makan tersebut. Dan Bellinda kembali harus tergelak dengan sikap Theo tersebut.
"Ada apa sebenarnya, Belle? Apa ada sesuatu yang Paman lewatkan?" Tanya Papa Owen yang sudah penasaran sedari tadi.
"Risha adalah gadis yang menyelamatkan Theo dari para begal," Bellinda memulai ceritanya.
"Benarkah?" Tanya papa Owen dan Ayah Wira serempak.
Bellinda mengangguk dengan yakin.
"Tapi saat itu, Risha mengaku pada Theo kalau namanya Naya bukan Risha," imbuh Bellinda lagi.
"Dan kami pikir, Theo menaruh perasaan pada Naya waktu itu. Pria itu sempat frustasi saat Naya tiba-tiba menghilang dari kost-nya dan tidak ada kabar sama sekali." Devan menyambung cerita Bellinda.
"Dan malam ini, mereka malah bertemu disini sebagai Theo dan Risha," timpal Bellinda yang kembali terkekeh.
"Mungkin ini yang dinamakan jodoh. Lari dan kabur sejauh apapun, akhirnya tetap bertemu," kekeh Papa Owen yang langsung disambut ayah Wira dengan sebuah anggukan.
Keempat orang itupun kembali melanjutkan obrolan ringan mereka sembari menunggu Theo dan Risha selesai mengobrol.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Ney Maniez
😲😁😁
2022-06-02
0
Riska Wulandari
asyekkkk..
2021-11-01
0
kiki9
tp nanti. risha meninggal ka?
2021-02-15
1