Bagai disambar petir di siang bolong, saat Theo mendengar pernyataan Naya tentang perjodohan gadis itu dengan pria lain.
Kenapa mendadak hati Theo merasa tidak terima?
Siapa Theo memangnya?
"Kau sudah selesai makan?" Tanya Naya menyentak lamunan Theo.
"Ya," jawab Theo tergagap.
"Boleh aku menginap di kost-mu malam ini?" Tanya Theo selanjutnya.
Theo ingin selalu berdekatan dengan Naya.
Naya yang sedang membereskan sisa makan malam Theo, sontak menghentikan aktivitasnya.
"Jangan aneh-aneh! Aku tidak menerima tamu yang menginap. Pulang sana ke apartemenmu!" Usir Naya galak.
"Ayolah, Nay! Aku sedikit trauma pulang malam setelah kejadian pembegalan kemarin," Theo mencari alasan.
"Ini belum terlalu malam dan jalanan masih ramai. Jadi tidak perlu mencari alasan!" Sergah Naya tak mau kalah.
Theo cemberut.
"Jadi, kau benar-benar mengusirku malam ini?" Sepertinya Theo masih belum terima.
Naya yang sudah selesai mencuci piring segera berbalik dan menatap tajam ke arah Theo.
"Ya. Silahkan pulang!" Naya menunjuk ke arah pintu masuk.
Theo mendesah pasrah dan mengeluarkan dompet dari saku celananya. Pria itu mengambil satu lembar uang berwarna biru dari dalam dompet.
"Hutangku tadi siang, aku kembalikan," Theo meraih tangan Naya dan memaksa memberikan lembaran uang tersebut pada gadis itu.
"Oh, ya ampun. Bukankah sudah kubilang tak perlu dikembalikan?" Naya mendengus kesal.
"Aku tak mau berhutang apapun kepadamu." Theo mengendikkan bahu.
Pria itu sudah berjalan menuju ke arah pintu keluar.
"Kecuali hutang budi karena kau sudah menyelamatkan nyawaku kemarin," ujar Theo lagi seraya berbalik dan tersenyum pada Naya.
"Andai aku bisa membalas hutang budiku," gumam Theo masih menatap Naya dengan tatapan aneh. Naya mencoba tersenyum pada Theo meskipun mungkin terlihat kaku dan canggung.
"Selamat malam Nay! Aku pulang dulu." Pamit Theo yang sudah keluar dari pintu depan dan kembali menutup pintu itu.
Naya masih mematung di tempatnya, menatap pintu yang kini tertutup rapat, dan Theo yang mungkin sudah pergi jauh meninggalkan kost-nya.
Naya menghela nafas panjang dan hendak masuk ke kamarnya, saat sebuah ketukan di pintu membuat Naya terlonjak kaget.
Astaga!
Jangan sampai Theo kembali lagi kesini membawa bantal dan guling.
Naya mengintip lewat jendela di samping pintu untuk melihat siapa yang datang.
Pintu diketuk sekali lagi.
Naya membukanya dengan malas, dan orang yang tadi mengetuk pintu langsung merangsek masuk sebelum kembali menutup pintu dengan cepat.
"Sudah aku bilang jangan menggangguku, Satria!" Sergah Naya pada pria yang mengenakan baju serba hitam tersebut.
Pria bernama Satria itu melepaskan topi di kepalanya.
"Siapa pria tadi? Pacar barumu?" Cecar Satria merasa kepo.
"Bukan siapa-siapa," sahut Naya dengan nada malas.
"Ada apa kesini?" Naya balik bertanya pada Satria.
"Ayah sakit. Pulanglah, Rish!" Suara Satria terdengar memohon.
"Dan menerima perjodohan konyol itu? Tidak! Aku tidak mau!" Sergah Naya keras kepala.
"Kau bahkan belum melihat pria yang akan dijodohkan denganmu, tapi kau langsung menolaknya mentah-mentah dan minggat dari rumah. Apa kau tidak menyayangi ayah?" Cecar Satria yang terlihat marah.
"Aku tidak minggat! Aku hanya-" Naya tidak jadi melanjutkan kalimatnya karena mendadak pintu sudah menjeblak terbuka.
Theo berdiri di ambang pintu dan menatap bergantian ke arah Naya dan Satria yang tengah berdebat.
"Maaf, jika aku mengganggu kalian berdua. Tapi kunci mobilku tertinggal." Theo mengendikkan dagunya ke arah meja kecil di sudut ruangan.
Naya yang paham segera mengambil kunci mobil Theo dan memberikannya pada Theo.
"Thank's!" Ucap Theo seraya mengambil kunci mobilnya yang disodorkan oleh Naya. Terlihat senyuman kecut yang menghiasi wajah putih Theo.
"Selamat malam," pamit Theo canggung yang kembali menutup pintu kost-an Naya.
Suasana kembali hening setelah kepergian Theo.
"Kau tidak mau mengejar pacarmu barusan? Mungkin dia salah paham dan mengira aku selingkuhanmu," ucap Satria memecah keheningan.
"Sudah kubilang, dia bukan pacarku!" Sergah Naya dengan nada marah.
"Sudahlah! Aku mau tidur. Pulang sana!" Usir Naya selanjutnya pada Satria sama seperti saat tadi dirinya mengusir Theo.
"Kapan kau akan pulang, Rish?" Tanya Satria menagih.
Naya terdiam.
"Kemarin kau kabur karena ayah tidak merestui hubunganmu dengan Eza dan memilih untuk menjodohkanmu dengan anak dari sahabatnya."
"Sekarang kau sudah tahu sendiri bagaimana kelakuan Eza brengsek itu. Tidak bisakah kau pulang dan minta maaf pada ayah?" Tukas Satria panjang lebar sedikit memohon.
"Aku akan pulang besok pagi!" Sahut Naya akhirnya.
"Kau bisa pergi sekarang. Besok pagi-pagi aku akan pulang sendiri," imbuh Naya lagi dengan nada yakin.
"Kau janji?"
"Iya, aku janji! Dasar bawel!" Naya mendorong tubuh Satria agar keluar dari kost-nya.
"Pulang sana!" Usir Naya sekali lagi dengan nada galak.
"Aku akan kesini lagi besok jika kau tidak pulang," ancam Satria menuding ke arah Naya.
"Aku pasti pulang. Aku tidak pernah ingkar janji," pungkas Naya sebelum kembali menutup pintu dan menguncinya.
****
Besok pagi-pagi aku akan pulang.
Aku pasti pulang, aku tidak pernah ingkar janji.
Theo menatap kosong ke arah jalanan di depannya. Kata-kata Naya pada pria asing tadi terus saja berputar-putar di kepala Theo.
Naya akan pulang?
Pulang kemana?
Pulang ke rumah pria yang berpakaian serba hitam itu?
Siapa pria itu sebenarnya?
Pacar Naya?
Atau suami Naya?
"Aaaaargh!"
Theo menyugar rambutnya dengan kasar.
Baru saja Theo merasa bahagia dengan kehadiran Naya, sekarang kebahagiaan itu sudah akan sirna bahkan sebelum Theo sempat menikmatinya.
Kenapa hidup selalu tidak adil?
Setelah calon istri yang kabur, sekarang gadis yang Theo sukai juga sudah ada yang punya ternyata.
Dasar perasaan bodoh!
Theo menghentikan mobilnya di depan sebuah club malam. Namun pria itu tak langsung turun dan hanya merenung di dalam mobilnya. Terakhir kali Theo masuk ke tempat laknat ini, dirinya kena begal saat pulang.
"Aaaaarrgh!" Theo kembali menggeram frustasi.
Pria itu tak jadi masuk ke club malam dan pilih melajukan mobilnya pulang ke rumah sang papa.
Mungkin Theo akan mandi air hangat dan tidur saja malam ini. Semoga besok pagi saat bangun, Theo sudah lupa pada seorang gadis bernama Naya.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Ney Maniez
🤔
2022-06-02
0
DE'RA'S
jngan" naya itu risyaaa yaa🤔
2022-01-07
0
Rachel Gifanny
skrng aku paham...Naya dan rish itu beda orang... rish pura ² jadi Naya karena naya pulang kampung kan
2021-10-09
0