TERIMA KASIH

Motor sudah terparkir di dalam basement gedung apartemen. Theo menguncinya dan segera menyimpan kunci motor tersebut ke saku celananya.

"Kunci motorku, kembalikan!" Hardik Naya menatap tajam pada Theo.

"Kau mau kemana memangnya?" Theo balas mendelik ke arah Naya.

"Pulang," jawab Naya seraya memalingkan wajahnya.

"Ini sudah tengah malam. Berbahaya jika kau pulang sendiri," dengkus Theo meraih tangan Naya dan sedikit menyeret gadis itu untuk ikut dengannya.

"Aku tidak mau!" Tolak Naya keras kepala.

"Aku akan membopongmu, jika kau terus-terusan keras kepala!" Theo mengancam Naya.

Gadis itu mencebik sekali lagi.

Akhirnya Naya melepas helm di kepalanya dan membenarkan ikatan rambutnya yang sedikit berantakan. Gadis itu mengikuti langkah Theo yang sudah masuk ke dalam lift.

"Kenapa kau membawaku ke apartemenmu?" Tanya Naya memecah kebisuan di dalam lift.

"Aku sudah bertanya alamat rumahmu sedari tadi, dan kau tak kunjung menjawab. Aku tidak mau terus-terusan berada di jalan. Bagaimana kalau para begal itu kembali menyerang kita?" Panjang lebar Theo memberikan jawaban untuk pertanyaan Naya yang bahkan hanya terdiri dari satu kalimat.

Ting!

Lift sudah sampai di lantai tempat unit apartemen Theo berada. Theo keluar dari lift dan Naya mengekori pria itu sambil tak berhenti menggerutu dalam hati.

Pintu apartemen terbuka, Theo mempersilahkan Naya untuk masuk ke dalam apartemennya, sebelum pria itu kembali menutup pintu dan menguncinya memakai password.

Apa?

Apa pria ini akan mengurung Naya di apartemennya.

"Anggap saja rumah sendiri dan tidak perlu sungkan. Aku akan mandi," ucap Theo pada Naya yang masih mematung di ruang tamu apartemen.

Theo sudah menghilang dengan cepat ke dalam kamarnya.

Naya menghela nafas kasar sebelum mendaratkan bokongnya di sofa empuk tersebut. Netra gadis berusia dua puluh empat tahun itu berkeliling memindai setiap sudut apartemen Theo yang ukurannya berkali-kali lipat dari kamar kost-nya.

Naya merogoh ponsel di dalam tas selempangnya, sekedar memeriksa pesan yang masuk.

Tidak ada pesan!

Memangnya apa yang Naya harapkan?

Pesan mesra dari mantan pacarnya yang mesum itu?

Ah, sudahlah!

Tidak perlu lagi memikirkan pria brengsek nan mesum itu.

Bukankah hubungan mereka sudah berakhir?

Dan sekarang Naya malah terjebak di apartemen seorang pria asing.

Yang setengah mabuk.

Yang mungkin juga sama brengseknya dengan sang mantan pacar.

Apa semua pria memang brengsek?

"Kau sedang apa disini?" Teguran Theo lumayan membuat Naya terlonjak kaget.

Pria itu sudah mandi dan terlihat segar sekarang. Mengenakan celana rumahan selutut dan kaus berwarna hitam yang sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih.

"Menunggumu membuka pintu apartemen itu untukku, agar aku segera bisa pulang," jawab Naya seraya mengendikkan dagunya ke arah pintu masuk.

Theo menyodorkan sebuah kotak P3K pada Naya.

"Tolong obati lukaku! Aku tidak bisa melakukannya sendiri," pinta Theo yang kini sudah duduk di samping Naya.

Aroma maskulin dari pria itu langsung merebak memenuhi indera penciuman Naya.

"Kenapa tadi tidak ke rumah sakit atau UGD saja?" Gerutu Naya yang mulai membuka kotak P3K.

Gadis itu mengambil kapas, lalu meneteskan cairan betadine ke atasnya. Dengan hati-hati, Naya mulai mengobati luka di dahi kanan Theo. Lukanya tidak terlau dalam, jadi Naya hanya menutupnya dengan kain kasa dan plester.

"Sudah," ucap Naya yang kembali membereskan isi kotak P3K.

"Terimakasih," ucap Theo tulus.

Naya hanya mengangguk samar.

"Terima kasih karena sudah menyelamatkan nyawaku," ucap Theo sekali lagi dengan kalimat yang lebih lengkap.

"Apa?" Naya tidak mengerti. Otaknya mendadak menjadi lemot.

Menyelamatkan nyawa?

Hanya mengobati luka kecil begitu, dan pria ini mengatakan mengatakan kalau Naya sudah menyelamatkan nyawanya?

Benar-benar gombalan tingkat tinggi.

"Kau sudah menyelamatkan nyawaku dari para begal sialan itu. Kalau kau tidak lewat, mungkin aku sudah babak belur di hajar para begal," jelas Theo yang hanya disambut Naya dengan sebuah anggukan samar.

"Hanya sebuah kebetulan," gumam Naya yang sepertinya tidak didengar oleh Theo.

Sejenak suasana menjadi hening. Dua manusia itu seakan kehabisan bahan pembicaraan.

"Oh, ya. Ngomong-ngomong, kau tinggal dimana?" Tanya Theo yang akhirnya kembali menemukan bahan untuk berbasa-basi.

"Aku nge-kost di kota ini," jawab Naya datar.

"Kuliah?"

"Kerja di salah satu minimarket," jelas Naya sekali lagi.

"Minimarket dua puluh empat jam? Kenapa hampir tengah malam begini baru pulang?" Raut wajah Theo dan cara bicara pria itu terdengar khawatir.

Aneh sekali. Padahal mereka baru saja bertemu.

Naya hanya mengendikkan bahu dan sepertinya enggan untuk menjelaskan lebih detail.

Haruskah Naya berkata jujur kalau dirinya baru saja kabur dari rumah sang pacar?

Tidak!

Mantan pacar lebih tepatnya.

Mantan pacarnya yang mesum dan hampir memperkosa dirinya. Dan sekarang Naya malah bersama seorang pria asing di dalam sebuah apartemen yang dikunci dengan password.

Mungkin ini yang dinamakan keluar dari mulut buaya dan masuk ke mulut singa. Naya sedang masuk ke mulut singa sekarang. Singa yang tampan, putih tegap, dan mempesona.

Ya, ampun!

Kenapa pria ini begitu tampan?

"Nay!"

"Eh, iya, apa?" Jawab Naya tergagap karena dirinya baru saja melamun dan sedikit berpikiran kotor.

Hush! Hush!

Pergi kau pikiran mesum!

"Kau melamun apa?" Tanya Theo kepo yang sekarang kembali mendekatkan wajahnya pada Naya.

Demi apapun, dada Naya terasa mengembang dan siap meledak kapan saja, jika pria ini tak segera menjauhkan wajahnya dari wajah Naya.

Jantung apa kabar jantung?

Oh jantung Naya sudah memompa dengan sangat cepat. Semoga Theo tidak mendengarnya sekarang.

"Ti...tidak ada!" Jawab Naya dengan suara tergagap-gagap.

Theo tertawa kecil.

"Kau begitu menggemaskan!" Theo mencolek hidung Naya yang sontak membuat pipi Naya menjadi bersemu merah

Astaga!

Memalukan sekali!

Theo melirik sekilas ke arah jam dinding yang tergantung di ruangan tersebut.

"Sudah lewat tengah malam. Sebaiknya kau pergi tidur," saran Theo seraya beranjak dari duduknya.

"Tidur? Disini?" Tanya Naya bingung.

"Di kamarku," jawab Theo santai.

"Tidak!" Sergah Naya cepat dan terlihat marah.

Theo mengernyitkan kedua alisnya. Merasa heran dengan ekspresi wajah Naya yang tiba-tiba berubah garang.

"Maksudku aku bukan wanita murahan yang bisa kau ajak tidur atau apapun itu," sambung Naya lagi masih mempertahankan raut wajah garangnya yang justru terlihat lucu di mata Theo.

"Memangnya siapa yang bilang kau gadis murahan?" Tanya Theo yang sontak membuat Naya salah tingkah.

"Dan aku juga tidak menyuruhmu untuk tidur bersamaku," imbuh Theo lagi yang semakin membuat Naya salah tingkah karena berpikiran yang tidak-tidak.

"Hanya ada satu kamar di apartemen ini, dan aku tidak mungkin menyuruhmu tidur di sofa." Theo merunduk dan merengkuh kedua bahu Naya.

"Jadi sebagai pria jantan, aku akan membiarkan gadis baik hati yang sudah menyelamatkan nyawaku untuk tidur di kamarku yang hangat itu dan biar aku saja yang tidur di sofa." Telunjuk Theo mengarah ke sofa ruang tengah.

"Jangan lupa untuk mengunci pintu kamar malam ini, karena aku bisa menerkammu kapan saja," imbuh Theo lagi berbisik di telinga Naya.

Wajah Naya kembali memerah, dan gadis itu dengan cepat beranjak berdiri tanpa menyadari kalau Theo masih merunduk dan melingkupi tubuhnya dengan badan kekar pria itu.

Bugh!

Kepala Theo dan Naya saling beradu. Dua orang itupun saling meringis dan memegangi kepala masing-masing. Theo tergelak, sementara Naya langsung berlari ke arah kamar Theo demi menyembunyikan wajahnya yang entah sudah semerah apa sekarang.

Naya menutup pintu kamar Theo dan bersandar di balik pintu, berusaha menormalkan irama jantungnya yang terasa ingin meledak.

Sial!

Sial!

Sial!

Ada apa dengan jantung Naya?

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.

Terpopuler

Comments

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

ceritanya menarik ya.. tapi sholat dulu ya nanti dilanjut... 🙏😍🤭

2023-12-03

0

Joel

Joel

abis baca yumi sama liam langsung baca dimari... kok hampir sama ya kejadian liam sama om theo,, korban begal jg,,

2022-12-14

0

Ney Maniez

Ney Maniez

🤔🤔🤔

2022-06-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!