"Yuwen'er. Apakah kamu sudah siap?" Tanyanya kakek Feng Ying pagi itu sebelum berangkat menuju tempat latihan selanjutnya.
"Sudah, Kek." Jawab Changyi Yuwen sambil tersenyum tipis pada Kakek Feng Ying.
"Yong. Kali ini kamu tidak perlu ikut, jadi untuk sementara waktu kamu tinggal di sini. Demi mengasah kemampuan Changyi Yuwen dia harus belajar bertahan hidup hanya dengan mengandalkan kemampuannya sendiri."
"Baik. Senior."
Setelah semua persiapan Changyi Yuwen selesai, Kakek Feng Ying menyelimuti tubuh Changyi Yuwen dengan asap putih yang tebal.
Dengan sekejap mata Kakek Feng Ying membawa tubuh Changyi Yuwen pergi meninggalkan lembah hutan kematian menuju hutan kematian lebih dalam.
Tidak membutuhkan waktu lama kini Changyi Yuwen sudah sampai di tempat yang di tuju. Kakek Feng Ying mulai menjelaskan tempat yang mereka pijak saat ini.
Saat ini Changyi Yuwen berada di dalam hutan kematian yang paling dalam. Dia mengedarkan pandangannya di sekitar tempatnya berdiri.
Sejauh matanya memandang hanya ada pepohonan yang tumbuh besar dan menjulang tinggi. Menambah kesan angker dan menyeramkan membuat bulu kuduk berdiri ditambah lagi udara lembab.
"Kek. Kita ada dimana? Tempat apa ini?" Tanya Changyi Yuwen penasaran.
"Saat ini kita ada di dalam hutan kematian yang paling dalam. Tempat ini bernama lembah perawan. Tempat paling menakutkan di dalam hutan kematian. Kenapa apakah kamu takut?"
"Tidak kek. Aku hanya merasa tempat ini lebih menyeramkan jika dibandingkan dengan tempat yang kita tinggali selama ini."
Memang benar apa yang di ucapkan oleh Changyi Yuwen. Tempatnya berdiri saat ini terasa sangat menyeramkan meskipun hari masih pagi. Pantulan sinar matahari tidak dapat menembus lebatnya dedaunan yang ada di dalam hutan kematian.
Bayangan tubuh Kakek Feng Ying menerobos rimbunnya pepohonan yang ada didepannya. Changyi Yuwen mengikuti di belakangnya, dengan tangan menggenggam sebilah pedang.
Dia menebas ranting ataupun pohon liar untuk membuat jalan yang dilewati oleh Kakek Feng Ying. Bayangan tubuh Kakek Feng Ying dengan mudah melewati rimbunnya pepohonan. Seolah olah tidak merasakan apapun dan juga tidak terganggu sama sekali.
Setelah berjalan cukup lama akhirnya mereka berdua sampai di lembah halilintar. Ditempat itu seperti ada fenomena alam langka yang sangat aneh.
Karena tidak ada awan ataupun mendung tetapi terdengar suara petir yang bergemuruh. Halilintar - halilintar itu menyambar bebatuan yang ada di Padang rumput.
Changyi Yuwen menelan ludahnya sendiri ketika melihat pemandangan yang ada di depan mata. Sungguh hatinya sulit untuk bisa menerima kenyataan yang ada.
"Dengan kualitas tulang yang kamu miliki saat ini aku yakin kamu mampu untuk bertahan dari Sambaran halilintar itu." ucap Kakek Feng Ying pelan.
"Apa!" Jawab Changyi Yuwen sedikit menjerit. Karena dia tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. "Jangan bercanda kek. Apa Kakek Feng ingin aku mati!"
"Apakah kamu lihat saat ini aku sedang bercanda?" Ucap Kakek Feng Ying tegas.
"Tapi Kek. Aku...."
"Dengan Sambaran halilintar itu kamu bisa menemukan titik meridian yang belum terbuka. Setelah kamu tersambar petir itu untuk beberapa saat titik meridianmu akan terbuka. Tapi waktunya cuma sebentar saja, maka kamu harus segera membuka titik meridian yang sudah kamu ketahui tempatnya itu. Apakah kamu sudah mengerti?"
Changyi Yuwen hanya bisa menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan dari Kakek Feng Ying.
"Sambaran halilintar itu tidak hanya bisa cepat menemukan titik meridian tetapi juga bisa mempercepat membuka empat pondasi elemen alam."
Kakek Feng Ying meraih tangan Changyi Yuwen dan melepaskan gelang mustika dewa dari pergelangan tangan Changyi Yuwen.
Kakek Feng Ying menjelaskan kalau gelang itu bisa menghambat latihan kalau menggunakan gelang itu.
Dengan perasaan campur aduk Changyi Yuwen memaksakan kakinya melangkah menuju tanah lapang tempat halilintar menghantam bumi.
Pada saat kakinya baru saja selesai menginjak di tengah tanah lapang itu. Tiba-tiba halilintar sudah datang menyambar tubuhnya.
Changyi Yuwen yang masih belum siap menerima sambaran halilintar itu. Kini merasakan tubuhnya bergetar hebat dan terasa mati rasa.
Tetapi benar apa yang di katakan oleh Kakek Feng Ying untuk beberapa saat Changyi Yuwen bisa merasakan semua titik meridian terbuka.
Tapi itu tidak berlangsung lama, karena kejadian itu berlangsung cukup singkat ditambah lagi posisinya saat itu dia belum siap. Jadi tidak sempat Changyi Yuwen mengingat dimana saja titik meridian itu berada.
Setelah bisa menguasai dirinya sendiri, Changyi Yuwen mencari tempat duduk yang dirasa nyaman untuk dirinya. Tidak membutuhkan waktu lama dirinya kini sudah mendapatkan sambaran halilintar yang kedua kalinya.
Berbeda dengan sambaran yang pertama. Kali ini Changyi Yuwen sudah dalam kondisi siap menerima sambaran halilintar.
Untuk beberapa saat tubuhnya bisa merasakan titik meridian yang belum terbuka kini terbuka. Maka dengan cepat membuka titik meridian itu dengan cepat. Kejadian ini terus menerus terulang dari waktu ke waktu.
Tanpa terasa waktu pelatihan ini sudah berlangsung lama, terhitung sudah ada 3 bulan waktu berlalu. Kini Changyi Yuwen sudah hampir membuka semua titik meridian yang ada tinggal satu titik meridian yang belum terbuka.
"Jedeeeer...." suara halilintar terakhir menyambar tubuh Changyi Yuwen.
Seperti biasanya maka dengan cepat membuka titik meridian yang ada di dalam tubuhnya setelah terbuka oleh sambaran halilintar itu.
Kini semua titik meridian Changyi Yuwen telah terbuka semua. Ketika dia mendapati dirinya tersambar halilintar kembali. Kini dia merasakan sensasi yang berbeda dari sebelumnya.
Kali ini dirinya merasakan tubuhnya dipenuhi dengan energi yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.
Meskipun sampai dengan saat ini masih belum bisa membuka tenaga dalam. Tetapi tenaga fisiknya meningkat berkali kali lipat dari sebelumnya. Rasanya sungguh sulit untuk bisa percaya dengan kenyataan yang ada, tapi inilah kenyataannya.
Setelah dirasa semuanya cukup Changyi Yuwen keluar dari tanah lapang tempat halilintar menyambar.
Pemandangan pertama setelah dia keluar dari tempat itu. Yang dia lihat adalah wajah Kakek Feng Ying dengan senyuman lebar yang menghias wajah keriputnya.
"Bagaimana apakah sudah selesai?"
"Sudah Kek."
"Bagus. Bagus. Tinggal satu lagi pondasi yang harus kamu selesaikan."
"Apa itu kek...."
"Penyatuan empat elemen alam. Ini pelatihan ini yang lebih sulit. Tetapi sebelum memulai latihan itu kamu harus melatih otot otot mu terlebih dahulu. Agar kalak saat kamu sudah bisa membuka tenaga dalam otot otot mu mampu menyimpan banyak tenaga dalam."
"Baik Kek. Aku akan melakukan dengan sepenuh hati."
"Bagus. Aku bangga pada semangat mu yang pantang menyerah."
Ucap Kakek Feng Ying diiringi dengan tawa lebar menandakan rasa puas atas jawaban serta keberhasilan Changyi Yuwen yang sesuai dengan keinginannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Dedi Faxiah
Asyiiik/Angry/
2024-02-07
0
Harman LokeST
kuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu Changyi Yuwen untuk meningkatkan kultivasimu yaaaaaaaaAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnggg lebbbiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiihh tinnnngggggggggggggggggggiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
2023-10-20
0
Dzikir Ari
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
2023-05-02
0