Di perbatasan sebelah timur wilayah kekaisaran Zhao. Berdiri sebuah sekte yang sangat berkembang dan maju. Sekte aliran Putih yang dipimpin oleh Patriak Changyi Jiao.
"Hormat kami Patriak Changyi Jiao."
Seorang pengawal yang menjaga kediamannya memberinya hormat ketika sudah berhadapan langsung dengannya.
Patriak Changyi Jiao sedang sibuk dengan buku laporan yang ada di sekte Bintang Timur langsung terdiam. Dia mengangkat mukanya lalu tersenyum kearah pengawal itu.
Sekte Bintang Timur saat ini di pimpin oleh Patriak Changyi Jiao setelah ayahnya Changyi Ho meninggal dunia karena sakit. Patriak Changyi Jiao kakak tertua dari Changyi Jun atau paman dari Changyi Yuwen.
Pengawal kediamannya menyerahkan gulungan surat yang dikirim oleh salah seorang muridnya. Yang sedang menjalankan misi diluar sekte Bintang Timur.
Patriak Changyi Jiao menerima gulungan surat itu yang diantarkan oleh pengawalnya. Dia mempersilahkan pengawal kediamannya untuk pergi.
Patriak Changyi Jiao segera membuka gulungan surat yang dikirim oleh muridnya. Karena rasa ingin tahu ada berita apa di luar sana.
Ketika dia membaca isi pesan yang ada di dalam surat itu. Rasanya dia tidak dapat mempercayainya begitu saja.
Saudara kandung satu satunya yang begitu keras kepala itu kini telah meninggal dunia dengan sangat tragis di tangan sekte Kalajengking Hitam.
###
Dia masih teringat dengan jelas, saat itu dia harus berduel dengan adiknya. Hanya demi ingin pergi meninggalkan Sekte Bintang Timur. Dia ingin hidup sederhana di daerah terpencil bersama dengan anak dan istrinya.
Patriak Changyi Jiao saat itu tidak mengijinkan adiknya untuk pergi meninggalkan Sekte Bintang Timur. Namun dengan keras kepalanya Changyi Jun justru bertaruh dan mengajaknya berduel.
Saat itu dia bertaruh jika dia yang menang berduel melawan sang kakak Patriak Changyi Jiao. Maka kakaknya harus mengijinkannya pergi dari Sekte Bintang Timur.
Pada saat berduel antara Changyi Jun dengan Patriak Changyi Jiao mereka sama-sama sudah berada ditingkatkan pendekar Dewa langit tahap mahir.
Mereka bertarung dengan sangat gesit dan penuh dengan semangat karena keduanya sama-sama ingin menjadi pemenang.
Sebenarnya kekuatan mereka sangatlah berimbang. Hanya saja pengalaman Changyi Jun yang sudah lama berkelana di luar Sekte. Membuatnya sedikit lebih unggul dari sang kakak.
Akhirnya duel itu pun dimenangkan oleh Changyi Jun. Maka meskipun dengan sangat berat hati, dia akhirnya melepaskan sang adik. Untuk pergi meninggalkan sekte Bintang Timur tempatnya bernaung selama ini.
###
Ketika dia mengingatkan masa itu tidak terasa air matanya menetes. Dia membayangkan wajah adiknya yang sangat keras kepala itu namun sangat menyayanginya dan menghormatinya.
Terakhir kali dia bertemu dengan adiknya Changyi Jun beserta dengan istrinya Fang Yin dan putra mereka Changyi Yuwen sekitar 2 tahun yang lalu.
Ketika dia dengan sengaja mengunjungi rumah mereka, karena sudah lama tidak bertemu. Waktu itu dia sudah sangat merindukan adiknya dan ingin mengobati rasa kangennya.
Sekaligus membujuk Changyi Jun untuk mau kembali ke Sekte Bintang Timur. Untuk mengurus dan melatih murid yang ada di sekte Bintang Timur bersama sama.
Tetapi tetap saja adiknya Changyi Jun bersikukuh tidak ingin kembali. Dia mengatakan hidupnya jauh lebih tenang dan bahagia di desa terpencil itu.
Dia tidak ingin lagi kembali terjun ke dunia persilatan. Karena dia tidak ingin mengotori tangannya dengan darah dan dendam yang tidak ada habisnya.
"Akan aku cari anakmu Changyi Yuwen sampai ketemu terlebih dahulu. Baru aku akan balaskan dendam kalian pada si keparat itu." Gumam Patriak Changyi Jiao.
"Percayalah adikku. Aku akan temukan putramu dan akan aku jaga dia dengan baik," lanjutnya lagi.
Patriak Changyi Jiao sudah memutuskan akan meninggalkan sekte Bintang Timur. Dia ingin menemukan putra adiknya Changyi Yuwen yang masih menghilangkan.
Maka saat itu juga dia mengumpulkan semua anggota Sekte Bintang Timur. Mengabarkan kematian sang adik Changyi Jun dan istrinya Fang Yin.
Patriak Changyi Jiao akan membahas rencananya yang ingin mencari keberadaan putra Changyi Jun yang masih menghilang.
Semua anggota sekte setuju dengan rencana yang di buat Patriak Changyi Jiao. Semakin cepat maka kemungkinan ditemukannya semakin besar.
Semua anggota Sekte Bintang Timur merasa sangat kehilangan atas kematian Changyi Jun dan istrinya Fang Yin yang sangat tragis.
Sebelum dia pergi meninggalkan Sekte Bintang Timur dia membagikan tugas kepala seluruh anggota Sekte Bintang selama kepergiannya mencari keberadaan putra adiknya.
Sebenarnya banyak murid dan anggota dari sekte Bintang Timur ingin menemani kepergiannya mencari keponakannya itu.
Tetapi Patriak Changyi Jiao menolaknya. Dengan alasan dia justru akan lebih leluasa jika pergi sendirian saja.
Setelah mempersiapkan bekal yang akan dibawanya dan berpamitan dengan semua anggota sekte Bintang Timur. Hari itu juga dia pergi meninggalkan Sekte Bintang Timur.
Selama dalam perjalanan dia hanya di temani oleh kuda kesayangannya. Kuda itu hadiah dari adiknya Changyi Jun ketika dia diangkat menjadi kepala sekte Bintang Timur kala itu.
***
"Kakek Feng Ying. Aku mohon keluar lah! Aku sangat membutuhkan bantuan mu." Ucap Changyi Yuwen ketika dia baru saja selesai berlatih.
Dia merasa sangat heran dengan dirinya sendiri. Padahal dia sudah berlatih dengan sungguh sungguh dan sudah mempelajari sesuai dengan anjuran yang ada di dalam kitab itu.
Tetapi kenapa kekuatannya tidak bertambah sama sekali. Tenaga dalamnya pun tidak ada peningkatan. Sampai dia bingung sendiri, sebenarnya letak permasalahannya ada dimana.
Dia sudah benar benar frustasi dengan dirinya sendiri. Dia melemparkan pedang naga putih kearah dinding goa dengan sekuat tenaganya karena ingin melampiaskan rasa kekesalannya saat itu.
Maka pedang itu pun menghantam dinding goa dengan sangat keras dan menimbulkan suara gemuruh serta getaran yang dahsyat serasa ada gempa.
Benturan yang keras itu membuat getaran yang cukup besar di seluruh hutan terlarang. Semua hewan yang ada didalam hutan terlarang langsung berlari mencari tempat berlindung.
Changyi Yuwen tidak pernah menyangka jika tindakannya kali ini akan berakibat separah itu. Maka dengan cepat kilat di berlari kearah pedang itu untuk mengambilnya kembali.
Ketika dia sudah sampai dan tangannya sedikit lagi menyentuh pedang itu. Secara tiba-tiba pedang itu mengeluarkan cahaya terang sampai menyilaukan mata.
Untuk menghalau cahaya terang itu dia harus mengangkat lengan tangannya untuk menutupi matanya. Masih belum hilang rasa herannya sekarang dia sudah mendengar lagi suara yang sangat menggelegar.
Saking terkejutnya dia sampai tidak menyadari kalau dirinya sudah mundur beberapa langkah kebelakang dari pedang naga putih.
"Si ... siapa kamu?"
"Ke ... kenapa kamu ada di sini?"
Changyi Yuwen bertanya dengan terbata bata. Meskipun ada rasa takut yang menderanya tapi dia tetap memberanikan diri untuk tetap bertanya. Pada suara tanpa ada wujudnya itu.
"Ha ha ...."
Hanya suara tawa yang serasa memekakkan telinga saja yang dia dengar bukan sebuah jawaban seperti yang dia inginkan.
Dia merasa seperti sedang dipermainkan oleh suara itu. Meskipun dia sebenarnya sudah ketakutan tetapi dia tidak mau menunjukkan rasa takutnya.
"Tunjukkan padaku. Siapa sebenarnya kamu?"
Kata Changyi Yuwen, tidak terasa keringat dingin sudah mulai keluar dari seluruh tubuhnya. Padahal dia masih belum melihat bayangan apa pun di hadapannya.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Harman LokeST
seeeeeeeeeeeeeeemmmaaaaaaaaaannngggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTtttttttttttttttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss
2023-10-19
0
Edward Tando
lanjut ke bab berikutnya
2023-05-14
0
Dzikir Ari
teruskan Tor
2023-05-02
0