Tidak terasa sudah ada satu minggu Changyi Yuwen menempuh perjalanan. Dia hanya akan beristirahat jika waktu sudah menjelang malam.
Dia hanya memperbanyak minum air putih demi menghemat bekal makanannya. Karena dia berjalan menyusuri hutan jadi tidak mungkin bisa menemukan kedai makanan.
Malam kali ini seperti biasanya. Dia mencari sebatang pohon besar yang mempunyai dahan besar. Sebagai tempatnya beristirahat, selama dalam perjalanan dia selalu tidur di atas pohon.
Karena dia masih belum begitu menguasai ilmu beladiri. Jadi di lebih baik menghindari serangan hewan buas, yang ada di dalam hutan itu.
Selain itu juga bisa bersembunyi dan menyelamatkan nyawanya dari incaran orang orang yang menginginkan nyawanya.
Ketika dia sudah menemukan sebatang pohon besar yang menurutnya bisa di jadikan tempat untuk beristirahat.
Maka dengan cepat Changyi Yuwen memanjat batang pohon itu dengan sangat gesit karena dia sudah terbiasa memanjat pohon. Ketika dia ikut berburu dengan ayahnya.
Di saat dia hendak memejamkan matanya. Dari kejauhan terdengar suara sayup-sayup derap langkah kaki kuda melintasi jalan yang tadi dia lewati.
Dengan cepat dia mencari dahan yang daunnya lebat dan rimbun. Agar orang orang itu tidak melihat keberadaannya.
Changyi Yuwen melihat siapa orang yang menaiki kuda dari celah celah daun yang rimbun. Dia hanya terdiam karena takut menimbulkan suara yang bisa memancing pendengaran orang orang yang ada dibawahnya.
Ternyata ada 2 orang yang sedang menaiki kuda. Kedua orang itu menarik tali kekang kudanya sehingga laju kuda itu mulai berhenti.
"Ini sudah cukup malam untuk kita tetap melanjutkan perjalanan. Lebih baik kita istirahat dulu di sini malam ini. Karena sebentar lagi kita akan Melawati hutan terlarang. Jadi akan lebih aman kalau kita bermalam disini dari pada kita melewati tempat itu." Ucap seorang Pria yang memakai jubah biru dan memakai ikat kepala yang bergambar bunga teratai berwarna kuning keemasan.
Sementara temannya yang ada di sampingnya. Dia juga memakai baju yang sama serta ikat kepala yang sama. Pemuda itu menimpali perkataan temannya.
"Baik lah. Malam ini kita istirahat di sini saja. Tapi besok pagi pagi sekali kita harus cepat berangkat. Karena kita harus segera sampai di sekte Teratai Emas. Patriak Fang Tao harus tahu kalau Changyi Jun dan Fang Yin telah di bantai oleh sekte kalajengking hitam."
" Menurut cerita yang aku dengar putra Changyi Jun yang bernama Changyi Yuwen belum di ketahui keberadaannya hingga saat ini. "
"Kasihan anak itu. Mulai dari masih bayi nyawanya sudah jadi incaran aliran hitam. Mudah mudahan saja anak itu masih selamat."
Begitu lah inti dari percakapan dua orang tersebut. Sementara itu Changyi Yuwen tidak bisa mendengar percakapan mereka. Suara mereka hanya terdengar sayup sayup saja di telinga Changyi Yuwen.
Karena memang tempatnya bersembunyi cukup jauh dari dua orang yang tengah istirahat di depan api unggun. Mereka menyalakan api unggun untuk mengusir dinginnya udara malam yang begitu menusuk tulang.
Bagi Changyi Yuwen dinginnya udara malam hari yang serasa menembus tulang sudah mulai terbiasa semenjak dia meninggalkan rumahnya.
Di kala siang hari panas dan teriknya sinar matahari membakar kulitnya. Bukan lah penghalang baginya. Justru menjadi penambah semangat baginya.
Dia ingin bisa cepat sampai ke tujuannya yaitu hutan terlarang. Menurut cerita ayahnya hutan terlarang banyak sekali dihuni oleh binatang buas yang sudah berumur ratusan tahun.
Hewan yang sudah berumur ratusan tahun akan menjadi siluman dan bisa berevolusi menjadi setengah manusia dan memiliki mustika.
Mustika hewan buas bisa digunakan untuk meningkatkan tenaga dalam dengan cara menyerap energi dari mustika itu.
Maka tidak heran jika banyak sekali orang yang memburu hewan buas demi ingin mengambil mustika yang dimiliki oleh hewan buas yang sudah menjadi siluman.
Changyi Yuwen tidak pernah membayangkan bagaimana nanti kalau dirinya bertemu dengan hewan siluman yang sudah berumur ratusan tahun.
Yang ada dalam pikirannya dia harus cepat sampai dan masuk kedalam hutan terlarang. Kalau sudah sampai hutan terlarang dia harus berjalan kearah matahari terbenam.
Di sana ada sebuah bukit yang memiliki air terjun yang cukup tinggi dan sangat curam. Di samping air terjun ada sebuah goa. Di goa itulah dia akan tinggal sesuai dengan pesan ayahnya.
Mentari pagi sudah mulai muncul dari peraduannya. Orang orang itu sudah mulai meninggalkan tempat itu dan bergegas menuju tempat tujuannya.
Setelah kepergian orang orang itu Changyi Yuwen baru mulai turun dari atas pohon yang menjadi tempat istirahatnya semalam.
***
Akhirnya Changyi Yuwen sampai dihutan terlarang setelah menempuh perjalanan yang sangat panjang.
Tubuh Changyi Yuwen kali ini sudah sangat memprihatinkan. Dia sudah kehabisan bekal, selama dia dalam perjalanan hanya minum dan memakan buah liar yang ada di dalam hutan.
Kini tubuh kecil Changyi Yuwen sudah tidak bisa di paksa lagi untuk berjalan. Dia saat itu sudah benar benar lemah sekali.
Karena menempuh perjalanan yang sangat panjang di usianya yang masih sangat kecil belum lagi dia kekurangan makanan.
Changyi Yuwen sudah tidak mampu lagi memanjat pohon untuk beristirahat. Kini Changyi Yuwen langsung mencari tempat yang cukup nyaman dibawah pohon untuk beristirahat.
Ketika dia sedang tertidur nyenyak. Changyi Yuwen merasakan seperti ada sesuatu yang menyentuh kulit kakinya. Dia merasakan dingin dan basah mengenai kakinya.
Dengan mata yang masih sangat berat karena kantuknya. Akhirnya Changyi Yuwen berhasil membuka matanya.
Betapa terkejutnya dia mendapati ada binatang buas yang sangat besar sekali. Mungkin besarnya lima kali lipat dari besar tubuhnya.
Binatang itu sedang berdiri tepat di hadapannya dengan lidah menjulur dan air liurnya menetes mengenai kakinya.
Dengan gerakan yang sangat cepat dan tiba tiba. Changyi Yuwen langsung menarik kakinya dan bangkit dari tidurnya. Karena takut di terkam oleh binatang buas itu.
Tangan Changyi Yuwen langsung sigap menarik pedang naga yang ada di punggungnya. Sebagai alat untuk mempertahankan dirinya dari serangan hewan buas.
Karena mendapati mangsanya bergerak dan sudah mulai menjauh darinya. Membuat nalurinya sebagai hewan predator langsung menyerang Changyi Yuwen dengan kuku kukunya yang tajam.
Bagi Changyi Yuwen ini adalah pengalaman pertamanya menghadapi hewan buas yang sangat besar. Selama dia ikut ayahnya berburu hewan tetapi belum pernah menjumpai hewan sebesar itu.
Karena mendapatkan serangan dari hewan buas itu Changyi Yuwen langsung meloncat ke arah samping untuk menghindari terkamannya.
Changyi Yuwen berhasil selamat dari hewan buas itu. Dia mulai memasang kuda-kuda untuk menghadapi serangan selanjutnya.
Dengan sebilah pedang panjang yang ada di tangannya. Dia mulai melakukan gerakan menebaskan pedangnya kearah leher binatang yang sedang menyerangnya.
Kali ini tebasan pedang itu mengenai leher hewan buas itu. Tetapi hanya menimbulkan luka ringan saja.
Karena mendapati tubuhnya terluka membuat hewan buas itu menjadi lebih beringas dan menatap kearah Changyi Yuwen dengan nafsu membunuh.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Harman LokeST
kuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu Changyi Yuwen untuk meningkatkan kultivasimu yaaaaaaaaAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnggg lebbbiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiihh tinnnngggggggggggggggggggiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
2023-10-19
0
Edward Tando
bakalan dapat mustika dari binatang buas
2023-05-14
0
fiskal
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
2023-02-19
0