Sebelum ayah pergi dan menyegel aku dalam sebuah selubung transparan. Beliau berkata sambil meninggalkan beberapa kitab dari balik bajunya.
"Yuwen'er. Dengarkan kata ayah kali ini dengan baik. Jika kami tidak bisa selamat melawan mereka maka tinggalkan tempat ini segera. Pergilah kedalam hutan terlarang di sana ada sebuah goa. Tinggallah di sana untuk sementara waktu dan pelajarilah semua kitab yang ayah tinggalkan untukmu itu dengan baik. Jangan pernah keluar jauh jauh dari goa dan jangan pernah tinggalkan hutan terlarang sebelum kamu menjadi kuat. Jaga dirimu dan hiduplah dengan baik setelah kepergian kami." Pesan ayah sebelum meninggalkan aku.
"Ayah! Aku mohon jangan tinggalkan aku. Aku tidak mau sendiri. Aku ingin bersama dengan kalian." Rengekan ku kala itu.
Sambil memegangi ujung baju ayahku. Agar ayahku tidak meninggalkan aku sendirian di tempat itu. Karena aku ingin ikut kemanapun ayah pergi.
Ketika sudah mulai terdengar suara dentingan pedang beradu ayahku langsung menggendongku. Dia mendudukkan aku pada sebuah batu dan meletakkan sebuah pedang panjang yang bernama pedang naga putih.
Dengan gerakan cepat ayahku langsung membuat sebuah segel selubung transparan. Agar aku terkurung di dalamnya dan terhindar dari orang orang yang sedang memburu keberadaanku.
Dengan senyuman lembut ayahku berkata. "Tidak akan ada yang bisa melihat keberadaan mu di sini. Jika kamu nanti ingin keluar dari segel yang ayah buat ini. Maka cabutlah pedang yang ada di samping mu itu dan tebaslah. Maka segel ini akan musnahkan seketika. Tetapi ingat selama keadaannya masih belum aman, jangan kau buka segel ini. "
Selesai mengucapkan kata kata itu ayahku langsung pergi meninggalkan aku sendirian. Meskipun aku menangis meraung raung ayahku tetap tidak mau menoleh ke arahku.
Sebenarnya ayahku tidak tega melihat dan mendengar suara tangisanku. Hatinya pun serasa tercabik-cabik ketika mendengarnya. Tapi apa boleh buat ini semua dia lakukan demi menjaga keselamatan nyawaku.
"Maafkan kami Yuwen'er. Hiduplah dengan baik. Setelah kepergian kami tidak akan ada lagi yang menjagamu, jadi kamu harus secepatnya menjadi kuat anakku." Gumam ayahku sambil terus berlari menuju tempat terjadinya pertempuran.
Ayahku langsung terjun ke dalam pertempuran itu. Dia langsung mendekat kearah ibuku yang saat itu sedang dikepung oleh musuh dari berbagai penjuru.
Ketika ayah sudah dekat dengan ibuku. Saat itu mereka saling membelakangi. Menanti serangan musuh yang berjumlah hampir mencapai 50 orang.
Ibuku bertanya sambil berbisik pada ayah, "Bagaimana dengan Yuwen'er?"
"Tenang lah. Yuwen'er. Aman di tempatnya saat ini."
"Syukurlah kalau begitu. Aku sudah bisa tenang sekarang meninggalkannya. Mari kita hadapi mereka." Ucap ibuku sambil tersungging senyuman di bibirnya.
"Baik lah. Mari kita hadapi mereka demi putra kita." ucap ayahku sambil mengayunkan pedangnya.
Karena memang didepannya sudah ada musuh yang sudah datang menyerang ayahku. Dengan gerakan yang sangat gesit dan lincah sekali.
Ayahku meloncat ke sana kemari karena ada yang berusaha menebaskan pedangnya kearah perutnya. Ayah juga menendang lawan yang berusaha melukainya dari arah samping.
Begitu juga dengan ibuku, mereka semua menyerang kearah ibu. Tanpa ada rasa kasihan telah menyerang seorang wanita.
Dengan gerakan yang tidak kalah gesit dari gerakan ayahku. Ibuku menebaskan pedangnya untuk menyerang atau bertahan dari serangan lawan.
Meskipun sudah mengerahkan seluruh kemampuannya Ayah dan Ibuku akhirnya mulai terdesak. Karena lawan mereka memang sangat banyak dan rata rata sudah ada ditingkatan pendekar dewa suci tahap awal.
Meskipun saat itu kedua orang tuaku sudah ada di tingkatan pendekar suci tahap akhir dan musuh yang terlalu banyak. Akhirnya kedua orang tuaku pun cepat di kalahkan.
Mereka semua menghajar ayah dan ibuku tanpa ada kata ampun. Mereka saling bergantian menendang, memukul dan juga menebaskan pedangnya kearah ayah dan ibuku.
"Cepat katakan padaku! Dimana kamu sembunyikan anakmu itu? Jika kamu ingin selamat! " Ucap seorang pria yang memakai jubah hitam di punggungnya bergambar kalajengking hitam.
"Sampai mati pun. Kami tidak akan pernah mengatakan keberadaan putra kami padamu biadab!" Jawab ayah dengan tegas dan lantang.
Meskipun sudah banyak sekali luka-luka yang ada di seluruh tubuhnya namun ayah tetap gigih tidak mau mengatakan keberadaanku.
"Baik lah! Jika itu kemauan kalian. Maka rasakan ini." Ucap pria yang tadi berkata kepada ayahku sambil menebaskan pedangnya kearah leher ayahku.
Maka seketika itu juga nyawa ayahku sudah tidak ada lagi di dunia ini, karena kepala ayah sudah terpisah dari tubuhnya. Aku hanya dapat melihat kematiannya dari jauh tanpa bisa berbuat apa-apa.
Kondisi ibuku pun sudah benar benar sangat lemah karena banyak sekali luka akibat sabetan pedang maupun tendangan. Mereka pun masih memperlakukan ibuku dengan sangat kasar.
Ketika mereka bertanya kepada ibuku tentang keberadaan ku. Bukan jawaban yang diberikan oleh ibuku. Ibuku justru meludahi muka dari kepala sekte kalajengking hitam itu.
Begitu mendapati dirinya diludahi oleh ibuku. Membuat amarahnya memuncak dan langsung menebaskan pedangnya kearah leher ibuku.
Begitulah akhir hidup kedua orang tuaku ditangan sekte kalajengking hitam yang tidak punya rasa kasihan sama sekali.
Aku yang ada di dalam selubung transparan hanya dapat meratapi nasibnya dan kematiannya.
Hatiku serasa mendidih melihat semua kejadian dengan mataku sendiri. Bagaimana kedua orang tuaku tewas di tangan orang orang biadab itu.
Dalam hatiku aku bersumpah akan menuntut balas yang sepadan atas perbuatan mereka pada ayah dan ibuku.
Hampir satu hari mereka berkeliling mencari keberadaanku. Mereka mengerahkan seluruh anggotanya menyusuri semua hutan dan bukit sekitar tempat tinggal kami.
Tetapi mereka tidak ada yang bisa menemukan keberadaan ku. Meskipun kadang mereka melintasi tempat ku berada dalam segel.
Benar benar hebat segel selubung transparan buatan ayahku. Meskipun mereka berada di tingkatan pendekar suci tapi tidak ada yang mampu mendeteksi keberadaanku saat ini.
Karena merasa sudah lama mencari dan mengelilingi semua tempat tidak menemukan keberadaan ku. Akhirnya orang orang dari sekte kalajengking hitam meninggalkan tempat tinggal kami.
Ketika mereka sudah cukup lama meninggal tempat itu. Aku berusaha untuk keluar dari dalam selubung transparan yang dibuat oleh ayahku.
Aku berpikir mudah untuk menarik pedang naga yang ada di sampingku. Ternyata dugaan ku salah besar, ternyata sangat sulit membuka pedang itu dari selongsongnya.
Meskipun aku sudah berusaha dengan sekuat tenaga tetapi pedang itu tetap tidak mau terlepas dari selongsongnya.
Dengan nafas yang memburu seperti habis lari kejar bintang buas, aku duduk dan meletakkan pedang itu di depanku.
Ketika nafasku sudah mulai membaik dan stabil kembali. Aku mencoba meraih kembali pedang itu dan mebolak-balik kan pedang itu.
"Kenapa pedang ini tidak bisa dibuka?"
"Apa ada yang salah dengan caraku membuka?" Gumam ku dalam hati.
"Karena kamu terlalu kasar memperlakukannya. Coba lakukan dengan pelan. Dan bayangan kalau kamu berhasil menarik pedang itu." Terdengar suara tanpa ada bayangan sama sekali.
Changyi Yuwen yang mendengar itu langsung mencari dari mana asal suara itu yang terdengar tidak jauh dari tempatnya.
Antara rasa bingung dan kaget ketika dia melihat ada kepulan asap putih yang sangat tebal dan mulai membetuk sebuah bayangan seseorang.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Harman LokeST
sabar sabar dan sabar semua ada hikmahnya
2023-10-19
1
Jojo Do
tenang aja tar di up banyak ok
2023-08-30
0
Dzikir Ari
alurnya menarik smoga tambah menarik
2023-04-29
0