Di luar, Aksa segera menemui kekasihnya. Namun, ternyata Izora sudah tidak ada lagi di sana. Aksa menebak Izora sangat terluka mendengar ucapan Saira. Lagi-lagi ia mengepalkan tangan menahan gejolak amarah yang kian menghimpitnya. Lagi-lagi ia berjalan ke kamar Saira dan kembali mendobraknya. Di sana ia melihat Saira sedang terlihat berbaring dengan posisi mengenyamping.
“Setelah apa yang dia lakukan, kini dengan santainya ia tidur dengan nyenyak. Brengsek!”
Saira terbangun dengan lemah di tempat terakhir dia jatuh pingsan. Tidak ada siapa pun yang mengetahui bahwa ia pingsan. Terbukti saat ia terbangun masih di tempat yang sama.
Saira segera bersiap menuju kampusnya meski badan terasa sangat lelah. Gadis itu ke kampus dengan wajahnya yang sangat pucat. Namun, apa pedulinya jika pun ia mati takkan ada yang menangis untuknya.
"Selamat pagi Saira. Hei, wajahmu pucat sekali," ucap Zain, raut wajahnya berubah khawatir saat melihat wajah pucat Saira.
"Pagi Zain, aku hanya sedikit kelelahan." Saira tersenyum singkat.
Aksa memasuki kelas dengan tampang datar seperti biasa. Ingat ia sangat lembut bila bersama orang yang dicintainya tapi tidak dengan Saira selaku istrinya sendiri.
"Kumpulkan tugas Anda yang saya berikan semalam!" Serunya datar tanpa melihat pada Saira. Gadis itu berjalan dengan badan letih untuk mengumpulkan tugasnya ke depan.
Di depan tampak raut wajah Aksa berubah marah.
"Apa menurutmu kelasku sebuah lelucon?” Tanyanya dingin seketika banyak mata yang memandang Saira remeh terlebih kaum wanita.
"Saya sudah mengerjakan seperti yang Anda perintahkan Pak. Di mana letak kesalahannya?" tanya Saira dengan perasaan takut.
"Semua yang Anda tulis tidak lebih dari sampah. Apa-apain ini? Apa kau begitu bodoh! Mengerjakan tugas simpel saja tidak becus." Aksa melayangkan kata pedas tanpa memikirkan perasaan Saira yang sudah ditertawakan oleh semua teman kelasnya.
Wajah Saira yang sudah pucat mendadak bertambah pucat saat mendengar cacian itu. Ia tak habis pikir kerja kerasnya hanya dinilai sebagai sampah oleh suaminya sendiri. Jangan tanya bagaimana hancur hati gadis itu. Ia sudah sangat hancur sejak dua tahun yang lalu.
"Maafkan saya Pak, jika saya melakukan kesalahan saya akan memperbaikinya." Saira menarik napas lelah.
"Tidak perlu. Kau tidak usah lagi masuk di kelasku. Aku tidak membutuhkan mahasiswa bodoh sepertimu." putus Aksa dengan sepihak.
Mendengar itu kaki Saira menjadi lemas. Bagaimana mungkin suaminya begitu kejam. Ia masih mematung hingga sebuah suara membuyarkan lamunannya.
"Tunggu apalagi, silakan keluar dari kelas saya! " hardik Aksa dengan suara dinginnya.
Saira keluar dengan perasaan hancur. Lagi-lagi ia tak mampu menangis. Gadis itu hanya duduk termenung di taman yang tak jauh dari kampusnya.
"Begitu dalamkah bencimu padaku Kak. Hingga kau melakukan semua ini, tidak cukupkah pengorbananku selama ini untuk membuka sedikit saja hatimu untukku." Lirihnya dengan tatapan kosong.
Jika boleh meminta ia ingin pergi sejauh mungkin dari dunia yang menyesakkan ini.
Di kediaman Aksa, sudah tampak keluarga besarnya berkumpul di sana. Saira yang baru selesai menenangkan pikirannya pun sudah sampai di depan rumah suaminya
Ia membuka pintu dengan pelan dan memasuki ruang tamu yang sudah diisi penuh oleh keluarga suaminya.
"Baru datang, Ma." tanya Saira mencoba basa basi dengan mertuanya. Namun, hanya dibalas tatapan tajam.
"Kalau begitu Saira ke kamar dulu Ma." Saira berlalu karena merasa tidak dibutuhkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
kutu kupret🐭🖤🐭
mertua perteeejkk🖕🖕
2023-02-13
0
Stella Salhuteru
Sungguh malang nasibmu Saira, sapa suruh kamu mau licik akibatnya Susan sendiri kan 😗
2021-07-31
0
Asmiaty Asmiaty
jadi Arka juga goblok, dr pd nyiksa anak org mending diceraikan dan dia bisa nikah dng Izora
2021-07-30
0