RATU HITAM
.
.
.
.
.
Hujan di malam hari yang tak kunjung reda, di tengah hutan Hitam yang tidak pernah di kunjungi oleh orang setempat.
Samar terdengar suara isak tangis seorang gadis yang ada di depan kuil. kuil di tengah hutan yang telah di asing kan. kuil lusuh yang di perkirakan sudah ada sejak ribuan tahun.
Di yakini bahwa kuil tersebut, tempat untuk mengurung roh terkutuk.
"Aku mohon.. Bantu aku menyelamatkan ibuku" Suara gadis yang terdengar seperti gadis yang masih belia. Dengan air mata yang terus mengalir.
"Aku akan melakukan apapun untuk mu, aku mohon.."
Terus memohon dan menangis tanpa henti. Entah kenapa membuat orang yang mendengarnya tergerak. Apa karna kasihan?
"Kenapa aku harus membantumu?" Jawaban dari dalam kuil, itu adalah suara wanita!
"Aku harus membawa ibuku pergi, tapi aku tidak punya kemampuan untuk itu... Kumohon Bantu aku menyelamatkan ibuku.." Gadis kecil yang mungkin masih berusia sekitar lima belas tahun itu terus terisak.
"Aku memang pecundang, Aku tidak memiliki kemampuan apapun.. tapi aku harus tetap melindungi ibuku, aku mohon padamu bantu aku!"
"Ibuku sangat menjagaku dari dulu .. Aku tidak mampu melindungi ibuku sendiri.. Aku tidak layak hidup lebih lama.. Aku mohon! .. aku hanya ingin membawa ibuku pergi dari tempat itu.." Tangis keputus asa an yang semakin terdengar pilu, ia hanya ingin setidaknya ibunya bisa pergi dari tempat ayahnya.
Datang ke tempat terlarang itu, ia sudah tidak ada harapan untuk tetap hidup. Tertekan dan terus terdorong oleh keluarga pihak ayahnya karna tidak berbakat seperti gadis lain di keluarganya.
Dari dalam kuil tidak terdengar jawaban apapun, Hujan tak kunjung berhenti. Atap kuil yang telah banyak rusak termakan usia, air hujan menggenang ada di mana mana.
"Apa yang akan aku dapat" Suara dingin itu membuat gadis yang berlutut di depan kuil memiliki secercah harapan.
"Kau Sudah di segel di sini selama ribuan tahun.. kau pasti menginginkan bebas dari tempat ini. Tapi kau membutuhkan tubuh untuk itu. Aku.. Aku bisa memberikan tubuh ku padamu!" mambulatkan tekat , ia sudah memutuskan bahwa nyawa ibunya lebih penting dari pada kehidupannya sendiri.
"Mari membuat kesepakatan, Aku akan memberikan tubuhku padamu untuk selamanya.. Tapi tolong lindungi ibuku, Ibuku harus hidup lebih baik."
Selama ibuku bisa hidup lebih baik, aku akan melakukan apapun. Tidak peduli meski dengan nyawaku sendiri.
"Aku mohon.. Aku akan benar benar memberikan tubuhku padamu."
Manusia tidak dapat di percaya, memiliki hati yang keji dan pemikiran yang busuk. Berpura pura baik dan menutupi sikap buruk.
Mungkin aku bisa mencoba percaya pada gadis ini, lagi pula aku sudah terlalu lama di tempat kotor ini. Aku bisa pergi melihat dunia luar jika memiliki tubuh gadis ini, bermain main tidak ada salahnya bukan?. Jika dia berkhianat, aku juga tidak ada ruginya.
Orang yang berada di dalam kuil itu mulai tertarik, mendapat kebebasan mungkin sedikit membuat ia berfikir.
"Jika aku menggunakan tubuh mu, roh mu tidak akan mampunyai tempat lagi. Apa kau yakin..?"
"Iya aku yakin, sangat yakin.. jika kau menepati janji untuk menjaga ibuku aku akan menyerahkan tubuh ku secara suka rela.."
Bagus juga jika rohnya pergi dengan tenang, tidak akan mengganggu roh ku. Kekuatan fisik dan kekuatan roh akan saling menguatkan, jelas aku yang di untung kan.
"Aku setuju. Aku berjanji akan Mambawa ibu mu pergi, dan melindunginya sesuai keinginanmu" Apa salahnya mencoba? pikirnya kemudian.
"Terimakasih.. Terimakasih banyak.. Aku sungguh berterimakasih padamu." Sedih namun senang, Sedih karna akan berpisah dengan ibunya, tetapi lebih senang mengingat ibunya akan hidup dengan lebih baik.
Akhirnya .. Akhirnya ibuku tidak akan menderita, ibuku tidak akan di tindas lagi.. syukurlah, ibuku bisa hidup tanpa di hina karna aku lagi, ibu.. hidupmu akan lebih baik ..
"Teteskan darah mu pada pintu untuk merusak segel, aku akan menerobos keluar."
"Baik, akan aku lakukan.." gadis itu berdiri dan menggores telapak tangan kanannya dengan menggunakan tusuk rambut. memandang sekali lagi ke arah pintu untuk meyakinkan dirinya sendiri, ibunya akan segera hidup dengan layak setelah ini.
"Aku Hei Yura tidak akan mengingkari janjiku!"
"Aku percaya padamu.." Gadis kecil itu berucap dengan yakin, kemudian meneskan darah yang keluar dari telapak tangannya ke pintu kuil yang tampak usang.
Krakkkk
Muncul simbol semacam pola segel di daun pintu yang terlihat rumit, Segel kuno yang mungkin sudah tidak ada lagi.
Krakkk
Muncul retakan yang berasal dari darah pada telapak tangan gadis kecil yang menempel pada pintu tersebut.
"Apa ini berhasil,,? Aku merasa darahku terserap masuk ke pintu ini.." Wajah gadis itu tampak pucat.
Krakkk Krakkk
Retakan yang awalnya hanya sedikit mulai meluas mengikuti pola pada segel. Semakin meluas dan hampir mematahkan segel pada pintu tersebut.
"Jaga kesadaranmu..! Sedikit lagi,, aku akan menerobos keluar!.."
**Krakkk
Krakkkk**
"Aku sudah tidak sanggup!.." Gadis kecil itu tampak sangat tersiksa, sesekali berteriak kesakitan dan berusaha susah payah untuk mempertahankan kesadarannya.
"Bersiaplah.. aku akan menerobos keluar..!"
Swushhhh
Angin kencang menerobos keluar dari dalam pintu segel yang hampir hancur. Kemudian terlihat sekilas, seperti bayangan hitam yang kemudian menerjang masuk ke tubuh gadis kecil itu.
"Ughh.. Uhukkk.." Gadis itu memuntahkan seteguk darah saat bayangan hitam itu sepenuhnya masuk ke dalam tubuhnya.
"Lepaskan perlahan.. Jangan tergesa gesa."
Suara wanita itu terdengar lagi, memberi arahan agar tidak terjadi kesalahan.
Gadis kecil itu yang awalnya terkejut kemudian mulai tenang. Merasa ada sesuatu yang mencoba menyebar di dalam seluruh tubuhnya.
"Ughh.." Terasa seperti tercekik, rasa sakit yang sangat menyiksa. Gadis kecil itu merasa tidak bisa bernafas, Apakah ini sakit saat akan mati?
"Tenangkan dirimu.. kau hampir selesai."
Seolah mendapat angin segar, beban dan rasa sakitnya seakan terangkat begitu saja. Tidak perlu merasakan seperti di siksa seperti tadi, semakin tenang semakin terasa sangat nyaman.
"Berhasil..!" Suara wanita yang tadi bicara terdengar sangat puas, tubuh yang cocok dan tidak ada penolakan akan keberadaan roh nya.
"Aku akan pergi.. tepati janji mu .. Aku percayakan ibuku padamu." Gadis kecil yang hanya tinggal roh yang sudah keluar dari tubuhnya. sambil tersenyum. menatap tubuhnya sendiri yang kini sudah menjadi milik orang yang sudah berjanji akan menjaga ibunya.
"Kau pergilah dengan tenang.." Sedikit membungkuk, dengan tangan kanan menakup dada sebelah kiri. Memberi hormat terakhir untuk orang yang telah memberikan tubuh kepadanya.
Bayangan samar gadis kecil itu kemudian perlahan menghilang, masih dengan tersenyum. Hingga tak terlihat sama sekali, di tengah hujan badai dan suara petir yang saling bersahutan.
Menengadah melihat ke atas langit, Sudah beribu ribu tahun. Akhirnya bisa keluar dari segel sialan itu .
"Apakah itu bulan merah?.." bertanya pada diri sendiri, masih menatap langit yang penuh dengan awan hitam
Badai masih belum reda, tapi bulan yang tertutup awan hitam sudah mulai terlihat. cahaya yang berwarna agak Kemerahan itu semakin lama semakin terlihat jelas.
"Hahahaha... tampaknya langitpun berpihak padaku.." tawa puas dari wanita yang kini memiliki tubuh gadis kecil.
Duduk dalam posisi meditasi di tanah lapang di depan kuil. memejamkan mata dan berkonsentrasi, mulai menyerap energi spiritual dari alam. Tenang dan kuasai seluruh energi yang mengalir ke seluruh tubuh.
Beberapa saat, sampai bulan merah benar benar terlihat sempurna. Cahaya yang menyinari tubuh wanita itu, semakin lama dan semakin terlihat jika tubuh itu ikut bercahaya.
Wajah yang tadi berantakan dan penuh lebam, kini mulah pulih dan bersih dengan sendirinya. luka luka terbuka yang ada pada tubuh juga mulai mengering kemudian hilang tanpa bekas.
Seolah cahaya bulan ikut terserap ke dalam tubuh yang sedang melakukan meditasi tersebut, energi di sekitar menjadi melonjak dan tidak beraturan.
Wajah itu terlihat sedikit mengernyit, menahan energi spiritual yang sedang bergejolak di dalam tubuhnya.
"Ughh.. akhhh.. " berteriak tertahan, rasa sakit yang kian menjadi semakin tak tertahankan. Benar benar kondisi fisik yang lemah.
Cahaya bulan yang serasa membakar tubuh, semakin lama makin terasa seperti api penyucian jiwa yang terlalu banyak melakukan dosa.
"Uhukk.." Sesuatu yang manis terasa di tenggorokan, menandakan tubuhnya tidak sanggup dan akan segera terluka jika di paksakan.
Serasa masih ingin mencoba lebih lama, wanita itu tak kunjung menyudahi meditasinya. Ingin tau bisa bertahan sampai berapa lama.
Sudah sedikit lebih lama dari yang ia perkirakan, Cukup puas dengan hasil yang didapat. Berniat mengakhiri meditasi dan meninggalkan kuil tak berpenghuni ini.
Groarrrrr....
Meraung keras ke arah langit, itu bukan seperti suara seorang wanita, itu seperti suara hewan..?
Membuka mata perlahan, memandang bulan yang mulai tertutup awan hitam kembali. Hujan badai sepertinya akan berlanjut lagi.
Bergegas bangun dan mulai melihat sekeliling, yang terpenting sekarang adalah keluar dari hutan yang telah di tinggali nya selama ribuan tahun itu.
"Baiklah.. mari pergi dari tempat sialan ini.."
.
.
.
.
.
...Berikan kritik dan saran agar bisa menulis cerita yang lebih baik..
.
.
**Jangan lupa beri dukungan**😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Kiss me💋
ok
2022-10-15
0
Ali Ramadhan
p
2022-05-03
0
rivana
mampir thoorrr
2021-12-18
0