Hari ini cuacanya sangat cerah di pertengahan bulan, tidak ada hujan juga tidak ada panas terik yang menyengat. Di kebun belakang Seira masih sibuk menggunting beberapa tangkai mawar yang layu, karena tidak ada kegiatan gadis itu telah mengubah kebun belakang menjadi taman bunga. Tentu saja karena itu kegiatan satu-satunya yang bisa ia lakukan dengan leluasa di rumah ini.
Renald menghampirinya sebelum ia berangkat ke kantor, awalnya Seira tidak mempedulikan kehadirannya hingga pria itu berdiri didepannya dan berkata.
"Kau boleh bertemu Kai"
Kata-kata Renald sontak membuat Seira menghentikan aktivitasnya dan melirik pria itu.
Kenapa pria ini tiba-tiba baik hati?
"Kenapa? tidak mau?" Renald mengangkat alisnya, memandangi Seira yang masih tidak bereaksi dan hanya berdiri mematung.
Bukannya tidak mau namun gadis itu takut kalau Renald punya maksud lain dibalik sikapnya yang baik hati. Ini seperti permainan dimana ia tidak boleh salah langkah hanya karena bongkahan keju besar, bisa saja itu jebakan yang akan membuatnya dalam masalah.
Seolah membaca keraguan istrinya, Renald akhirnya menyerahkan seamplop uang pada Seira.
"Ayahmu menyetujui proyekku, anggap saja itu imbalannya. Hari ini sampai seminggu ke depan aku akan pergi ke luar kota untuk perjalanan bisnis" katanya menjelaskan.
Oh.. Jadi dia senang karena proyeknya disetujui?
"Aku benar-benar boleh bertemu dengan Kai?" Seira kembali bertanya, memastikan sekali lagi tidak ada salahnya.
Renald mengangguk, tanpa menjawab.
Membicarakan tentang Kai selalu membuatnya kesal, bocah kecil itu telah menghancurkan ekspektasinya tentang Seira yang sempurna, Kai seperti duri dalam hidup ibunya itu.
Jika tidak ada Kai, ia pasti akan hidup bahagia dengan Seira saat ini tanpa gangguan. Sejak tahu kalau Seira punya anak diluar nikah Renald merasa sangat marah, ia terus membayangkan ada lelaki luar yang sudah menyentuh gadis itu.
Seharusnya dia yang pertama dan satu-satunya.
"Baiklah" takut kalau Renald berubah keputusan, Seira akhirnya mengambil uang itu dengan senang.
Ah sudah lama sekali ia tidak melihat uang sebanyak ini. Terakhir kali ia bekerja tahun lalu dan Renald mencecokinya dengan berbagai cara hingga Seira akhirnya harus mundur.
Sejak saat itu ia hanya punya uang sesekali karena penghasilannya benar-benar diputus.
Kembali ke kamarnya gadis itu masih tidak bisa berhenti tersenyum, uangnya cukup banyak ia bisa menggunakan sedikit untuk mengajak Kai jalan-jalan, sementara sisanya lagi akan ia simpan untuk menambah modal kabur suatu saat nanti.
Gadis itu bersiap-siap dengan cepat, setelah Renald berangkat ke kantor tidak lama kemudian Seira keluar kamar, ia sudah siap berangkat menemui putra kesayangannya.
Seira mengendarai mobil Renald yang terakhir kali dan mengemudi ke pinggir kota dengan hati senang. Ini belum lama sejak terakhir kali ia kesana, Kai pasti senang melihatnya kembali.
Mobil Seira tiba di yayasan menjelang siang hari, suasana disana damai seperti biasa meski di dalam gedung terlihat beberapa anak yang bermain dan berlarian.
Wanita itu masuk ke rumah dan seorang wanita paruh baya kembali menyambutnya seperti saat terakhir kali ia ke tempat itu.
Bibi Yu langsung memerintahkan seseorang untuk memanggil Kai dan memberitahunya kalau Seira datang.
"Mommy!!" teriakan nyaring Kai terdengar, siapapun pasti akan setuju kalau bocah itu senang bukan kepalang saat tahu ibunya datang berkunjung lagi, padahal belum ada sebulan yang lalu sejak kunjungan terakhirnya.
"Ayo kita jalan-jalan" Seira tidak sabar membawa anak itu berkeliling meskipun mereka harus ke tempat yang agak jauh, karena takut ayah Seira menemukan cucunya itu.
"Benarkah? Kai boleh keluar dengan Mommy? tapi bagaimana jika orang jahat itu menemukan kita?" Kai bertanya dengan mata penuh kekhawatiran.
Seira menghela nafas, di usia sekecil ini anaknya bahkan harus bersikap dewasa, hanya karena masalah ibunya.
"Kita akan pergi jauh, orang jahat itu tidak akan menemukan kita" Seira menjelaskan.
"Jadi Kai dan Mommy bisa tinggal bersama sekarang?" tanyanya penuh harap.
Seira menggeleng, "Belum bisa, sekarang kita hanya bisa berjalan-jalan sebentar. Uang Mommy belum cukup" ia memberi pengertian.
Kai mendadak lesu, jelas sekali dari ekspresinya kalau ia sedikit kecewa. Berapa lama lagi ia harus menunggu sampai saat itu tiba?
Bukan hanya tidak punya ayah, ia juga harus berpisah dari ibunya sendiri sejak kecil dan hidup diantara para perawat disini, meski punya banyak teman namun suasana rumah dimana ada ayah dan ibunya tetaplah idaman semua anak di dunia ini.
"Mommy janji secepatnya, sekarang Kai bersiap, kita akan jalan-jalan" Seira berusaha membujuk putranya itu.
Wajah murung Kai berubah senyum sedetik kemudian, ia mengangguk patuh.
"Kai siap-siap dulu Mommy" setelah mengatakan itu ia berlari menjauhi Seira dan kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap.
"Tetap berhati-hati" Bibi Yu mengingatkan.
Seira mengangguk, "Pasti"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kedua orang itu pergi dari yayasan dan berkendara menuju kota sebelah yang terdekat, Seira yakin ayahnya tidak mungkin memata-matainya disana, dia bisa lebih leluasa bermain dengan Kai.
Karena Renald bilang akan pergi seminggu maka Seira memutuskan untuk berlibur beberapa hari di desa yang agak terpencil.
Sayangnya gadis itu lupa kalau sekarang bukan hanya Renald dan ayahnya yang harus ia hindari, namun ada Jevian juga yang mengawasinya sepanjang waktu.
Dikantor, pria itu menerima telfon baik dari pelayan rumah maupun dari pengawal yang ditugaskan menjaga Seira diam-diam.
Mereka sepakat mengatakan kalau gadis itu pergi dari rumah dan menuju suatu tempat di perbatasan kota, tidak hanya itu Seira bahkan mampir ke salah satu panti asuhan untuk menjemput anak lelaki berusia sekitar enam tahun.
"Kalian yakin?" Jevian mengerutkan keningnya mendengar kabar itu.
Suara di seberang mengiyakan dengan cepat.
Siapa yang ia jemput di panti asuhan? pria itu bertanya dalam hati.
Tunggu.. Enam tahun? mungkinkah?
Jantungnya tiba-tiba saja terasa jatuh ke perut. Jevian menelan ludah saat membayangkan anak lelaki yang dijemput Seira mungkin adalah anaknya, jika usianya 6 tahun itu tepat menurut perhitungan pertemuan mereka saat itu.
Tapi ia sudah mengorek segala informasi dan sama sekali tidak ada keterangan tentang kehamilan Seira, gadis itu tidak pernah punya riwayat hamil, melahirkan, ataupun riwayat aneh yang lain. Hidupnya mulus kecuali tentang pernikahannya yang palsu.
Sebenarnya ada rahasia apa yang belum ia tahu?
Martin melirik wajahnya bosnya yang seolah akan meledak, ia tanpa sadar mundur beberapa langkah untuk menjauh.
"Kau sudah mengeceknya dengan benar? semua riwayatnya?!!" benar saja Jevian langsung melotot ke arahnya setelah sambungan telfonnya mati.
Kenapa hal sepenting ini tidak bisa ia lacak sama sekali?
"Sudah Tuan, semua catatan dan riwayat medis milik Nona Seira baik-baik saja. Tidak ditemukan bukti apapun kalau ia pernah hamil apalagi melahirkan. Atau mungkin saja walikota sendiri yang menghapus jejaknya" Martin menjelaskan dengan takut.
Ayah Seira memang bukan orang biasa, wajar jika ia bisa menghapus semua itu tanpa menyisakan petunjuk satupun. Sebagai politisi ia tidak akan mau nama keluarganya tercoreng didepan umum.
Kata-kata Martin berdengung di telinga Jevian, pria itu menatap kosong tumpukan berkas di mejanya dengan frustasi. Seira tidak memberitahunya masalah sebesar ini, dia bahkan pura-pura tidak mengenalnya saat mereka bertemu.
"Ayo pergi" ia akhirnya tidak sanggup lagi berdiam diri.
"Berikan lokasinya, aku akan memastikannya sendiri" pria itu beranjak dan keluar dari ruangan dengan hati yang bergetar hebat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
botak
sukurlaah lakinya lg kluar kota yaa jd bebas...pling juga lg berlibur ma jlang 🤣🤣😂🤣😂😂
2022-10-17
0
Gustein Arifin👑
aku suka novel yg ke gini lngsung to the poin pke logika klo si anak kemungkinan besar bisa jdi anak kandungnya... kadang ada novel yg tokoh ga bisa mikir panjang tidak bisa mnerka" terlalu dramatis pdhl posisi tokohnya CEO 🙆🏻♀️
2022-08-28
0
bunga cinta
gi jevian, bahagiakan mereka
2021-12-27
0