"Buongiorno, Signorina"

"Buongiorno, Signorina"

Suara bariton seksi pria itu terdengar tepat saat Seira melangkah memasuki pantry, telinganya sudah bisa menangkap derap langkah samar, semenjak gadis itu melewati lorong kamar dan berjalan menghampirinya.

Celana kedodoran yang Seira kenakan menyebabkan suara gesekan samar dengan lantai saat ia berjalan.

Sementara ini pertama kalinya Seira mendengar Jevian mengucapkan bahasa Italia dengan aksen kental.

Bukankah ini masih terlalu pagi? matahari bahkan belum terbit sepenuhnya, ia tidak menyangka tuan milioner seperti Jevian sudah sibuk di dapur pagi-pagi begini seperti ibu rumah tangga yang baik.

Dia tidak punya asisten rumah tangga?

Seira menelan ludah, tadinya ia ingin mengambil minum, namun saat melihat pria itu, dengan santai hanya memakai jeans belel dan kaos tanpa lengan sedang mondar-mandir di dapur, nyalinya jadi ciut seketika.

"Apa artinya?" tanyanya tentang sapaan yang ia dengar tadi, berusaha untuk menghapuskan kecanggungan.

Pada akhirnya gadis itu memilih untuk duduk di kursi, mau bagaimana lagi Seira tidak berani meneruskan langkah menuju lemari pendingin, ia takut bertabrakan dengan dada bidang itu, yang tengah sibuk berjalan kesana-kemari seperti putaran gasing.

Semenit membuka pintu kulkas, memeriksa oven, lalu detik berikutnya mengaduk sesuatu didalam panci bergagang. Aroma makanan juga sudah mulai menguar.

Anehnya dia tetap keren saat melakukan itu. Makhluk macam apa ini, dia terlalu serakah dalam hal mengoleksi pesona. Seira berkomentar dalam diam.

"Selamat pagi, Nona" Jevian menjawab dengan santai, senyumnya kembali mengembang saat ia menoleh sekilas pada gadis yang tengah menopang dagunya di meja pantry dengan mata setengah mengantuk.

"Apa yang sedang kau lakukan pagi-pagi begini?"

"Membuat sarapan"

"Jevian Romario Hugo bisa masak?"

Wow. Seira sungguh penasaran kali ini, ini sebenarnya penemuan yang spektakuler.

"Hanya beberapa makanan sederhana" ia mengangkat bahunya.

"Kau belum makan sejak semalam kan?" Jevian balik bertanya.

Seira menggeleng, perutnya bergejolak seolah mengiyakan. Tadi malam ia terlalu gugup dan banyak fikiran, hingga tidak sadar kalau sebenarnya ia belum sempat makan sejak sore.

"Maaf, aku hanya bisa membuat pasta sederhana" ujar pria itu seraya mengaduk saus carbonara didalam wajan.

Ia tampak mencicipi masakannya beberapa kali sebelum mengangguk puas, tangannya dengan cekatan mengambil beberapa piring datar dari rak atas.

Hanya selang beberapa menit dua piring cantik berisi pasta carbonara terhidang didepan Seira. Ia hampir saja menelan ludah karena melihat hidangan itu seperti buatan chef professional.

Ada juga beberapa roti yang selesai dipanggang. Dan dua cangkir cappucino dengan milk froth yang cantik.

Apakah orang Italia terbiasa sarapan sebanyak ini?

"Aku tidak tahu apa yang kau suka, jadi aku membuat banyak makanan" Jevian melenggang menuju wastafel, lagi-lagi ia seperti bisa membaca fikiran Seira dengan mudah.

Mengambil sebotol air mineral, pria itu menyerahkannya pada Seira sebelum menyeret kursi dan duduk di depannya.

"Apakah ini masih terlalu pagi untuk sarapan?" ia bertanya sekilas.

Seira menggeleng, lagipula ia harus pulang secepatnya.

"Bagus, ayo makan dan aku akan mengantarmu pulang" Jevian menggenggam garpu dengan puas.

Mengaduk makanannya sekali lagi.

Suasana hatinya bagus saat ia menyadari Seira lebih patuh daripada semalam. Setidaknya mereka kini terasa seperti teman lama.

Sebenarnya karena Jevian tidak melakukan hal yang aneh tadi malam, Seira akhirnya bisa sedikit lebih nyaman berinteraksi dengan pria itu, sedikit demi sedikit prasangka buruknya mungkin telah terkikis.

"Ini enak" gadis itu berkomentar sambil memasukkan sesuap besar spageti kedalam mulut kecilnya.

"Mandi setelah makan, aku akan berolahraga sebentar. Kita berangkat satu jam lagi" Jevian menahan diri untuk tidak mengacak rambut wanita itu, ia hanya tersenyum tipis.

Seira mengangguk, tidak pernah membayangkan akan bisa duduk santai berdua dengan pria ini di pagi hari, menyesap cappucino buatan seorang konglomerat dengan gratis.

Setelah selesai makan ia mandi sebentar, tadinya Seira ingin mengenakan gaun kotor miliknya semalam, namun matanya menangkap tas kertas di ranjang berisi pakaian wanita lengkap. Masih ada banderol harga disetiap item.

Berfikir kalau itu memang sengaja disiapkan untuknya, Seira akhirnya berganti pakaian lagi dan mengenakan pakaian itu.

Tak berapa lama pintu kamar terketuk, Jevian sudah berdiri rapih disana mengenakan jas kerjanya.

Janggutnya sudah dicukur lebih tipis lagi, dan rambutnya tembaganya tersisir rapih.

"Ayo, kita sedikit terlambat"

Jevian sudah berubah dari seorang pria santai beberapa jam yang lalu saat sarapan ,menjadi pria serius dan misterius yang berwibawa.

Gadis itu mengangguk, ia berniat membawa pakaian kotor milik Jevian namun pria itu sudah berkata lebih dulu.

"Tinggalkan saja di sana, akan ada yang mencuci nanti"

Tidak mau berdebat, Seira hanya bisa menyetujuinya.

Martin sudah menunggu mereka di bawah, pria itu punya tugas pagi-pagi untuk mencari butik dan membeli pakaian wanita. Untung saja Jevian tidak menyuruhnya memilih secara pribadi.

Saat melihat Seira turun dengan bosnya, pria itu merasa lututnya lemas. Ternyata atasannya benar-benar serius menggoda istri orang lain. Namun Martin tetap tersenyum tenang, ia mempersilakan dua orang itu masuk mobil dengan etiket sopan.

Rolls Royce Jevian menembus jalanan pagi hari yang berkabut, ia menuju ke arah rumah Renald lebih dulu untuk mengantar Seira sebelum pergi ke kantornya sendiri.

Keheningan menyelimuti menit demi menit perjalanan mereka.

Baru pukul setengah tujuh pagi, rumah itu masih lengang selain beberapa pelayan yang terlihat menyiram tanaman.

Seira turun dari mobil demgan canggung, namun semua pelayan seolah tidak melihatnya. Mereka sibuk dengan pekerjaan mereka sendiri.

"Jika terjadi sesuatu, tolong bicara padaku" Jevian berkata untuk terkahir kali sebelum kaca mobilnya ditutup.

"Terimakasih" gumamnya cepat sebelum memasuki pelataran rumahnya sendiri.

Ia takut Renald memergokinya turun dari mobil Jevian.

Dan jantungnya juga berdebar dengan acak, entah apa alasannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Renald keluar dari kamar pukul delapan pagi, pemandangan pertama yang ia lihat adalah Seira sedang sibuk membantu merapihkan meja makan.

Wanita itu sepertinya sedang bahagia, ia terlihat banyak tersenyum pagi ini.

Berdeham, Renald menghampiri meja makan. Anehnya kali ini hanya ada piring miliknya.

"Kau tidak sarapan?" ia bertanya pada wanita yang masih sibuk mengambil lauk dari dapur.

Seira menggeleng, sambil tersenyum santai "Aku masih merasa kenyang"

Sudah berapa kali gadis itu tersenyum pagi ini?

Tiga tahun tinggal bersama di rumah ini, Renald tidak pernah sekalipun melihatnya tersenyum tulus seperti itu, sesekali Seira hanya akan tersenyum palsu jika mereka sedang bersandiwara.

Selebihnya wanita itu akan berwajah datar tanpa ekspresi, atau berpura-pura sedih.

Setelah Seira kembali menghilang ke dapur, pria itu tetap tidak mengalihkan pandangannya. Sebut saja ia merasa nostalgia pada masa-masa dimana gadis itu terbang seperti burung bebas tanpa rasa takut.

Itulah alasannya menyukai Seira saat itu.

Sayangnya sejak kejadian tujuh tahun yang lalu membuat Seira berubah, ia menjadi seorang penakut, gadis murung dan jarang tersenyum.

Terpopuler

Comments

Mamath Kekey

Mamath Kekey

semangat trus...lanjut

2021-12-15

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

moga renald nggak curiga

2021-08-02

0

Nurcahyani Nurr

Nurcahyani Nurr

Nti lw dtinggl pergi seira bru nyesel kmu renald

2021-06-10

0

lihat semua
Episodes
1 Wawancara
2 Pertemuan
3 Aroma unik
4 Kepalsuan
5 Istri pria lain
6 Rahasia Seira
7 Sebuah Insiden
8 Sampai jumpa nanti malam
9 Mommy membawa kue
10 Kita bertemu lagi, Nona Sei.
11 Kecurigaan Jevian
12 Mau berselingkuh denganku?
13 Kenyataan baru
14 Jalanan sepi
15 Bukan penculik
16 Kau menciut?
17 Percakapan tengah malam.
18 "Buongiorno, Signorina"
19 Jalan-jalan
20 Jalan-jalan (2)
21 Ayo, beri salam pada ayahmu.
22 Kai tidak suka Daddy
23 Liburan keluarga
24 Maaf, istriku sedang marah
25 Belajar berkuda
26 Aku bukan ibumu
27 Dibalik pernikahan palsu
28 Buono Sera
29 Rumah Daddy
30 Tunggu aku
31 Ulang tahun pernikahan
32 Ulang tahun pernikahan (2)
33 Ulang tahun pernikahan (3)
34 Perangkap tikus
35 Calon mertua
36 Tongkat golf
37 Kesempatan dalam kesakitan
38 Tamu dipagi hari
39 My beloved, Jevian.
40 Perang rencana
41 Wanita cantik di kantor Jev
42 Aku ingin berdamai
43 Aku ingin berdamai (2)
44 Dia menyakitimu?
45 Menghindar
46 Permintaan sulit
47 Jangan takut menjalani hidup
48 Rumah yang sebenarnya
49 Selangkah menuju perpisahan
50 Sidang perceraian
51 Sidang perceraian (2)
52 Grandpa?
53 Grandpa? (2)
54 Percakapan antar pria
55 Perjanjian di kandang kuda
56 Musuh dalam gelap
57 Pulang
58 You will be mine. I will be yours
59 You will be mine. I will be yours (2)
60 Dia memuntahiku
61 Kedinginan?
62 Digigit lebah
63 Rencana cadangan
64 Pembohong handal
65 Tuan pencemburu
66 Daddy seperti anak-anak
67 Menikah dengan Stancey
68 Hidup memang seperti itu
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Wawancara
2
Pertemuan
3
Aroma unik
4
Kepalsuan
5
Istri pria lain
6
Rahasia Seira
7
Sebuah Insiden
8
Sampai jumpa nanti malam
9
Mommy membawa kue
10
Kita bertemu lagi, Nona Sei.
11
Kecurigaan Jevian
12
Mau berselingkuh denganku?
13
Kenyataan baru
14
Jalanan sepi
15
Bukan penculik
16
Kau menciut?
17
Percakapan tengah malam.
18
"Buongiorno, Signorina"
19
Jalan-jalan
20
Jalan-jalan (2)
21
Ayo, beri salam pada ayahmu.
22
Kai tidak suka Daddy
23
Liburan keluarga
24
Maaf, istriku sedang marah
25
Belajar berkuda
26
Aku bukan ibumu
27
Dibalik pernikahan palsu
28
Buono Sera
29
Rumah Daddy
30
Tunggu aku
31
Ulang tahun pernikahan
32
Ulang tahun pernikahan (2)
33
Ulang tahun pernikahan (3)
34
Perangkap tikus
35
Calon mertua
36
Tongkat golf
37
Kesempatan dalam kesakitan
38
Tamu dipagi hari
39
My beloved, Jevian.
40
Perang rencana
41
Wanita cantik di kantor Jev
42
Aku ingin berdamai
43
Aku ingin berdamai (2)
44
Dia menyakitimu?
45
Menghindar
46
Permintaan sulit
47
Jangan takut menjalani hidup
48
Rumah yang sebenarnya
49
Selangkah menuju perpisahan
50
Sidang perceraian
51
Sidang perceraian (2)
52
Grandpa?
53
Grandpa? (2)
54
Percakapan antar pria
55
Perjanjian di kandang kuda
56
Musuh dalam gelap
57
Pulang
58
You will be mine. I will be yours
59
You will be mine. I will be yours (2)
60
Dia memuntahiku
61
Kedinginan?
62
Digigit lebah
63
Rencana cadangan
64
Pembohong handal
65
Tuan pencemburu
66
Daddy seperti anak-anak
67
Menikah dengan Stancey
68
Hidup memang seperti itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!