Kenyataan baru

"Sayang" Suara genit perempuan terdengar dari belakang Renald, dibarengi dengan tangan kurus yang melingkar di pinggangnya dengan mesra.

Pria itu masih berbicara di telfon dan hanya bisa sekilas mengecup puncak kepalanya untuk membalas sahutan.

Matanya masih memandangi lampu jalanan yang jaraknya bermeter-meter di bawah sana, melalui sebuah jendela kaca yang terpasang di sepanjang sisi kanan unit apartement itu.

Setelah tiga menit kemudian telfonnya mati. Barulah ia berbalik dan memeluk wanita di belakangnya.

Cindy, seorang aktris baru yang digadang-gadang akan menjadi calon idola baru di masa depan tengah tersenyum manja ke arahnya.

Bekas lipstik yang pudar dan berantakan serta mata sayu itu cukup bisa menjelaskan apa saja hal yang telah mereka lalui berjam-jam tadi. Ia bahkan masih menggunakan kemeja putih kebesaran milik Renald yang terpasang asal menutupi setengah tubuhnya.

"Aku harus pulang" Renald mencium sudut matanya. Berusaha melepaskan diri.

"Menginap saja" Cindy merengek tidak mau kalah.

"Tidak bisa, kau tahu aturannya" ia mengingatkan dengan tegas.

Gadis itu cemberut, namun kata-kata Renald berhasil membuat pelukannya mengendur. "Kenapa kau tidak bercerai saja?" tanyanya kesal.

"Sebentar lagi, setelah proyekku dengan Mr Jevian sukses dan aku tidak butuh lagi bantuan ayahnya, kami akan bercerai"

"Jika perusahaan kita sukses, karirmu juga akan cemerlang"

Ia berkata sambil menghampiri lemari, tempat beberapa pakaiannya tertata rapih disana. Ia lalu mengambil satu kemeja yang sama persis seperti yang dikenakan Cindy.

"Lagipula kau masih harus fokus pada karirmu" Renald memakai kemeja itu dengan cepat.

"Tapi aku cemburu kau serumah dengan wanita bodoh itu" ia masih merengek seperti anak kecil.

Renald mendesah, ia benci saat Cindy mulai susah ditangani seperti ini. Tapi ia harus menahan diri, Cindy adalah aset paling berharga di perusahaannya, basis penggemarnya sangat besar. Dia bisa menjadi ladang emas di masa depan.

"Bersabar sebentar lagi," katanya, kini pria itu mulai memakai sepatu, menandakan ia benar-benar akan pergi.

"Baiklah" meski masih cemberut gadis itu akhirnya mau berdamai.

Lagipula ia tahu Renald dan Seira tidak benar-benar seperti pasangan suami istri. Selama ia sabar menunggu, ia pasti akan menjadi istrinya, pada akhirnya hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk mereka berpisah.

"Aku akan menghadiri pertemuan penting malam ini. Jika aku bebas, aku akan menginap lain kali" tuturnya saat ia masih melihat Cindy kesal.

Gadis itu mengangguk, mengikuti Renald ke pintu apartementnya.

Cindy tidak mengantarnya keluar, ia hanya berdiri didepan pintu untuk sekedar melambaikan tangan. Privasi dan keamanan disini sangat ketat hingga mereka tidak terlalu khawatir, tapi tetap saja mereka tidak boleh terlihat terang-terangan didepan publik.

Tersenyum sekilas, Renald akhirnya berbalik dan berniat pergi meninggalkannya untuk pulang ke rumah, namun ia mengeluarkan ponsel lebih dulu lalu mengirim pesan pada Seira.

Mereka akan pergi nanti malam, ia harus menyuruh wanita itu untuk bersiap-siap dulu.

Terlalu fokus pada ponsel ditangan, pria itu sampai tak menyadari kalau ada rombongan orang dari arah berlawanan berhenti didepannya. Ia baru sadar saat tiba-tiba melihat sepatu hitam mengkilap berhenti dan dengan reflek mendongak.

Wajah tampan Jevian menatapnya lurus tanpa ekspresi, sementara orang di sekelilingnya masih berbicara terus menerus. Renald dengan reflek membungkuk dengan sopan.

"Mr. Jevian," ia menyapa dengan canggung.

Dalam hati ia bertanya-tanya apakah pria ini telah melihatnya keluar dari apartement Cindy barusan. Keringat dingin cepat menyebar di pelipisnya karena gugup.

"Tuan Renald, kebetulan sekali bertemu disini" Jevian menyapa seperti biasa, tidak terdengar aneh. Sejenak membuat rasa gugup Renald berkurang sedikit.

Sepertinya dia tidak melihat, ia berspekulasi dalam hati.

"Aku sedang ada urusan disini" ia berusaha menjawab setenang mungkin.

"Apakah ini menantu dari Bapak Walikota kita?" seseorang di belakang Jevian akhirnya menyadari siapa sosok pria ini.

"Senang bertemu kalian, sayang sekali aku sedang terburu-buru. Kalau begitu aku pergi duluan Mr. Jev" Renald menunduk sekilas sebelum berlalu melewati kerumunan.

Setelah pria itu berlalu Jevian melirik Renald dari sudut matanya, ia kemudian mengamati pintu nomor 107 didepan, tempat dimana Renald baru saja keluar. Matanya melihat dengan jelas ada sosok wanita berkemeja putih dengan rambut berantakan sedang melambai dibalik pintu apartement, mengantar kepergian lelaki itu.

Sementara orang di sekelilingnya sibuk mengoceh, Jevian hanya menatap lurus. Ia bisa menangkap kejadian itu meski hanya beberapa detik.

Apakah pria payah itu bahkan berani selingkuh dibelakang Seira?

Kepalan tangannya mengencang, meski pernikahan mereka palsu tapi Seira menolaknya mentah-mentah kemarin saat Jevian mengajaknya berselingkuh, wanita itu menghormati pernikahannya. Setidaknya Seira tidak dengan gampang menghianati Renald.

Tapi berani-beraninya dia?

"Mr Jevian? bisa kita teruskan?" suara pria disampingnya menyadarkan Jevian, pria itu melirik kemudian mengangguk.

Rombongan itu kembali berjalan sambil mengobrol, namun mereka merasa aneh karena tiba-tiba saja suasananya berubah menjadi mencekam.

Jevian jelas masih baik-baik saja beberapa menit yang lalu, tapi kenapa sekarang pria itu berwajah masam, seolah akan melemparkan siapapun yang berisik. Apakah mereka salah bicara? pria-pria itu saling bertanya dalam hati.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mau berselingkuh denganku?

Seira mengacak rambutnya frustasi saat kata itu terus terngiang di kepalanya setiap waktu, saat bangun dipagi hari sampai malam sebelum tidur.

Sejak pertemuan terakhir mereka hari itu, ia menahan diri untuk tidak menampar wajah tampan Jevian, Seira hanya langsung bergegas keluar dan meninggalkan Jevian beserta senyum setannya yang masih menggantung disudut bibirnya.

Ini sudah hampir seminggu. Astaga!

Hanya karena satu kalimat singkat itu ia berulang kali tidak fokus, untung saja tidak ada yang mencurigai sikap anehnya dirumah ini. Biasanya para pelayan akan langsung melapor pada Renald jika Seira menunjukan gelagat aneh.

Apa mereka sudah bosan mengadu? Ia hanya bisa bertanya-tanya dalam hati.

Pesan dari Renald mengunterupsi lamunannya, ia akhirnya bangkit dengan malas dari kasur. Membaca pesan yang baru saja masuk itu.

Kita pergi satu jam lagi.

Ahhh... dia sedang tidak mood bersandiwara sekarang, kenapa harus hari ini?

Meski enggan namun ia juga tidak bisa menolak, pada akhirnya ia beranjak turun dari ranjang dan menyambar handuk. Masuk ke kamar mandi untuk berdandan.

Sudahlah, jangan memikirkan orang sinting itu.

Dia hanya orang asing yang kebetulan menjadi ayah anakmu. Tidak lebih, kau tidak boleh terlibat dengannya, cukup hanya satu kali saja seumur hidup.

Terakhir kali terlibat dengan pria itu hidupmu hancur berantakan, jadi jangan ulangi kesalahan yang sama.

Kata-kata itu berulangkali ia dengungkan di kepala, sambil menatap pantulan dirinya di wastafel seraya menggosok gigi.

Terpopuler

Comments

Lutfy Hutapea

Lutfy Hutapea

asik

2023-09-09

0

botak

botak

hah .sudah kudugaa....akhirnya ketahuan kan,...yaa bguslah klo dicerai,gpp...mlah lbih bgus kwkwk semogaa lbih cpat bercerai,oh bgus 107..

2022-10-17

0

Diah

Diah

bantu seira, jev. ungkap perselingkuhan renald

2022-01-31

0

lihat semua
Episodes
1 Wawancara
2 Pertemuan
3 Aroma unik
4 Kepalsuan
5 Istri pria lain
6 Rahasia Seira
7 Sebuah Insiden
8 Sampai jumpa nanti malam
9 Mommy membawa kue
10 Kita bertemu lagi, Nona Sei.
11 Kecurigaan Jevian
12 Mau berselingkuh denganku?
13 Kenyataan baru
14 Jalanan sepi
15 Bukan penculik
16 Kau menciut?
17 Percakapan tengah malam.
18 "Buongiorno, Signorina"
19 Jalan-jalan
20 Jalan-jalan (2)
21 Ayo, beri salam pada ayahmu.
22 Kai tidak suka Daddy
23 Liburan keluarga
24 Maaf, istriku sedang marah
25 Belajar berkuda
26 Aku bukan ibumu
27 Dibalik pernikahan palsu
28 Buono Sera
29 Rumah Daddy
30 Tunggu aku
31 Ulang tahun pernikahan
32 Ulang tahun pernikahan (2)
33 Ulang tahun pernikahan (3)
34 Perangkap tikus
35 Calon mertua
36 Tongkat golf
37 Kesempatan dalam kesakitan
38 Tamu dipagi hari
39 My beloved, Jevian.
40 Perang rencana
41 Wanita cantik di kantor Jev
42 Aku ingin berdamai
43 Aku ingin berdamai (2)
44 Dia menyakitimu?
45 Menghindar
46 Permintaan sulit
47 Jangan takut menjalani hidup
48 Rumah yang sebenarnya
49 Selangkah menuju perpisahan
50 Sidang perceraian
51 Sidang perceraian (2)
52 Grandpa?
53 Grandpa? (2)
54 Percakapan antar pria
55 Perjanjian di kandang kuda
56 Musuh dalam gelap
57 Pulang
58 You will be mine. I will be yours
59 You will be mine. I will be yours (2)
60 Dia memuntahiku
61 Kedinginan?
62 Digigit lebah
63 Rencana cadangan
64 Pembohong handal
65 Tuan pencemburu
66 Daddy seperti anak-anak
67 Menikah dengan Stancey
68 Hidup memang seperti itu
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Wawancara
2
Pertemuan
3
Aroma unik
4
Kepalsuan
5
Istri pria lain
6
Rahasia Seira
7
Sebuah Insiden
8
Sampai jumpa nanti malam
9
Mommy membawa kue
10
Kita bertemu lagi, Nona Sei.
11
Kecurigaan Jevian
12
Mau berselingkuh denganku?
13
Kenyataan baru
14
Jalanan sepi
15
Bukan penculik
16
Kau menciut?
17
Percakapan tengah malam.
18
"Buongiorno, Signorina"
19
Jalan-jalan
20
Jalan-jalan (2)
21
Ayo, beri salam pada ayahmu.
22
Kai tidak suka Daddy
23
Liburan keluarga
24
Maaf, istriku sedang marah
25
Belajar berkuda
26
Aku bukan ibumu
27
Dibalik pernikahan palsu
28
Buono Sera
29
Rumah Daddy
30
Tunggu aku
31
Ulang tahun pernikahan
32
Ulang tahun pernikahan (2)
33
Ulang tahun pernikahan (3)
34
Perangkap tikus
35
Calon mertua
36
Tongkat golf
37
Kesempatan dalam kesakitan
38
Tamu dipagi hari
39
My beloved, Jevian.
40
Perang rencana
41
Wanita cantik di kantor Jev
42
Aku ingin berdamai
43
Aku ingin berdamai (2)
44
Dia menyakitimu?
45
Menghindar
46
Permintaan sulit
47
Jangan takut menjalani hidup
48
Rumah yang sebenarnya
49
Selangkah menuju perpisahan
50
Sidang perceraian
51
Sidang perceraian (2)
52
Grandpa?
53
Grandpa? (2)
54
Percakapan antar pria
55
Perjanjian di kandang kuda
56
Musuh dalam gelap
57
Pulang
58
You will be mine. I will be yours
59
You will be mine. I will be yours (2)
60
Dia memuntahiku
61
Kedinginan?
62
Digigit lebah
63
Rencana cadangan
64
Pembohong handal
65
Tuan pencemburu
66
Daddy seperti anak-anak
67
Menikah dengan Stancey
68
Hidup memang seperti itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!