"Kau benar-benar sudah memeriksa secara teliti?" Jevian memandangi Martin yang sedang gemetaran duduk didepan.
Nadanya seakan menuduh kalau asistennya itu tidak menjalankan tugas dengan benar untuk menyelidiki keluarga Seira.
Tanpa harus menengok wajah bosnya pria itu sudah bisa memprediksi bagaimana tepatnya ekspresi Jevian di kursi belakang.
Dia takut dipecat sekarang, cicilan rumahnya masih tersisa beberapa tahun lagi.
"Sudah, tidak ada hal yang aneh sama sekali" ia mengatakan itu sekali lagi dengan gentar.
"Apa saat bertengkar dengan istrimu, kau juga tidak memberikannya uang sepersenpun?" tanyanya serius.
"Aku.. aku belum menikah Tuan" Martin mengingatkan.
Jevian mendengus, kali ini mengalihkan perhatiannya pada supir yang masih fokus mengemudi.
"Kau pasti sudah menikah dengan usia setua itu kan?" ia kembali bertanya dengan gamblang.
Jika saja bukan majikannya pria paruh baya itu ingin sekali memukul kepalanya karena melontarkan pertanyaan kurang ajar seperti itu, bagaimanapun ia adalah orang yang paling tua dimobil ini, bisakah bos nya sedikit sopan saat bertanya.
"Iya Tuan" pada akhirnya ia hanya menjawab dengan sopan, menelan kekesalan dalam hati.
"Lalu jawab"
"Hmm.. harusnya masih akan ada uang bulanan maupun simpanan pribadi" ia menjelaskan dengan singkat.
Jevian mendengus dalam hati sekali lagi, benarkan? terlalu aneh jika seorang wanita kalangan atas seperti Seira sama sekali tidak punya uang simpanan hanya untuk membayar biaya bengkel.
Seberapa miskin gadis itu?
"Berikan profilnya padaku," ia harus menyelidiki sekali lagi.
Martin mengeluarkan iPad ditangannya berisi soft copy dari semua informasi tentang keluarga walikota dan juga Nona Seira. Ia mengulurkan ke kursi belakang sambil menunduk.
Jevian membaca kata perkata, Martin benar tidak ada yang aneh kecuali bagian Seira pernah menghilang selama satu tahun, namun gadis itu dilaporkan sedang berlibur ke rumah neneknya di luar kota.
Seira bahkan tidak punya riwayat pekerjaan yang bagus, beberapa kali bekerja namun berhenti hanya selang beberapa minggu. Semuanya tidak pernah berjangka panjang.
Gadis itu tidak punya penghasilan pribadi.
Ia melingkari fakta ini didalam otak.
Satu-satunya dana yang bisa dihasilkan adalah nafkah dari suaminya, meski tidak kaya raya namun Renald cukup sukses, harusnya ia bisa memberikan lebih dari cukup penghasilannya untuk kebutuhan sang istri.
Renald mungkin tidak menjalankan tugasnya sebagai seorang suami, dia tidak memberinya uang?
Dua fakta telah ia simpulkan.
Lalu kenapa Seira merasa ketakutan jika suaminya tahu ia menabrak mobil? jika Renald memang benar-benar mencintainya, pria itu harusnya tidak akan marah bahkan jika Seira membakar satu gedung sekalipun.
Renald tidak mencintainya. Pernikahan mereka mungkin palsu.
Jevian menatap jendela mobil yang dihiasi lalu lalang pohon di kegelapan malam.
Apakah itu berarti Seira mungkin sedang terjebak dalam kesulitan? dan alasannya menemukan gadis itu saat ini mungkin karena ia ditakdirkan untuk menolongnya dari kehidupan yang buruk.
"Suap salah satu pelayan dirumahnya. Aku yakin mereka adalah orang-orang yang paling mengerti kondisi sesungguhnya didalam rumah itu"
Martin mengangguk, ia tidak berani mengucapkan sepatah katapun. Bahkan meski ia penasaran setengah mati. Mungkin benar dugaannya kalau bosnya berniat merebut istri orang lain.
Pria itu menutup matanya dengan tenang, iPad ditangannya telah tergeletak di kursi sebelah, kedua tangannya menyilang didepan dada.
Jakunnya naik turun dengan seksi, untung saja tidak ada kaum hawa yang melihat dewa itu sedang setengah tidur saat ini, atau mereka pasti tidak akan bisa tidur nyenyak semalaman.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Paginya Martin sudah mendapatkan apa yang Jevian perintahkan tadi malam, ia melakukan janji temu dengan salah satu pelayan di rumah Renald, masih pagi buta saat pria itu keluar dari rumahnya.
Sementara sang bos memeriksa berkas dan meeting pagi, asistennya itu baru datang ke kantor dengan wajah sedikit pucat.
Kemarin ia berulang kali meyakinkan Jevian kalau kehidupan Nona Seira baik-baik saja, namun ternyata pagi ini ia mendengar satu fakta yang menyambarnya seperti petir di siang hari, ia takut nilainya dimata sang bos kembali berkurang.
"Bicara" Jevian masih menatap berkas ditangannya saat Martin berdiri tanpa berkata apapun.
"Tuan, aku sudah bertemu dan menyuap salah satu pelayan dirumah Renald, ada beberapa informasi yang ia berikan padaku"
"Hmm" Jevian hanya mengangguk menyuruhnya meneruskan laporannya sementara ia masih sibuk membaca berkas.
"Itu.. Begini, sejak menikah Renald dan Nona Seira sudah tidur di kamar berbeda. Meski tidak disiksa secara langsung, namun Renald juga tidak memperlakukan Nona Seira layaknya seorang istri"
"Tidak jelas alasan sebenarnya mereka menikah, namun sepertinya mereka tidak saling mencintai. Bahkan Renald cenderung membenci istrinya, mereka hanya tampak harmonis didepan orang lain. Situasi ini juga memungkinkan kalau Renald sama sekali tidak memberikan uang untuk menafkahi Nona Seira"
Martin mengakhiri laporannya dalam satu hembusan nafas, ia merasa suhu diruangan turun beberapa derajat jadi lebih dingin. Matanya menangkap jari Jevian yang mengenggam pena mengencang, seolah ingin mematahkan benda itu menjadi dua bagian.
Ia hanya ingin kabur saat ini dan bersembunyi.
Namun tidak disangka-sangka Jevian tidak mengatakan apapun, ia hanya meraih ponselnya dalam diam.
Nona Sei, aku ingin bertemu sekarang
Pria itu menekan ikon kirim dengan nafas kasar, menahan amarah.
Maaf aku tidak bisa Mr. Jev, suamiku tidak akan mengizinkanku keluar.
Balasan dari Seira hanya menambah rasa kesal didadanya semakin memuncak, pada akhirnya ia menatap kembali Martin yang masih berdiri layaknya patung air mancur di tengah kota.
"Suap semua orang dirumah itu. Pastikan mereka menjadi bagian dari kita" ia memerintahkan dengan cepat.
Martin menelan ludahnya, menghitung berapa kira-kira biaya yang dihabiskan hanya untuk menyuap seluruh pelayan dan penjaga di rumah Renald? itu mungkin bisa melunasi sisa cicilan rumahnya sekaligus.
"Baik" ia menjawab dengan pahit.
Setelah asistennya keluar Jevian mengalihkan kembali tatapannya ke layar ponselnya.
Bertemu saat makan siang atau aku akan membocorkan semuanya pada suamimu. Renald tidak akan tahu kau keluar rumah.
Disisi lain, Seira yang sedang sibuk merapihkan taman hampir terjatuh membaca pesan itu karena kesal.
Siapa sih pria ini, kenapa ia senang sekali mengatur, tidak hanya itu ia bahkan selalu mengancam.
Statusnya sekarang adalah istri orang lain, mereka tidak punya hubungan apapun, mereka hanya kebetulan pernah tidur bersama tujuh tahun yang lalu.
Jadi kenapa pria itu bertindak seolah ia adalah miliknya, yang harus mengikuti semua perintahnya.
Dimana?
Meski jengkel ia masih tetap bertanya.
Kafe Orient, jam makan siang. Aku ada diruangan privat nomor 3.
Seira mendengus, ia memikirkan kalung yang tergantung di lehernya, mungkin ia harus menjual perhiasan ini untuk menebus utangnya agar Jevian tidak terus-menerus menekannya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Lutfy Hutapea
bukan bu jai
2023-09-09
0
Atiqa Fairuz Khalisa
siiiiip harus tegas dan cepat tepat.
2023-05-17
0
bunga cinta
alurnya cepat aku suka
2021-12-27
0