Kepalsuan

"Aku ke toilet sebentar"

Seira menepuk suaminya sejenak setelah turun panggung, disusul anggukan pria itu.

"Hati-hati" Renald menyahut disela-sela obrolan dengan temannya.

Wanita itu langsung beranjak dan pergi meninggalkan mereka setelah mengangguk, menghilang dari ruangan untuk mencari toilet.

"Sepertinya pernikahanmu berjalan sangat baik" teman Renald berkomentar.

"Tentu saja, aku menyukainya sejak dulu. Sebuah keberuntungan bisa menikahinya tiga tahun lalu"

Pria di sebelahnya mengangguk, "Hidupmu pasti menyenangkan sekarang, punya istri cantik dan mertua seorang walikota"

Renald tersenyum, memang benar.

Karena status ayah mertuanya itu ia jadi lebih mudah mengembangkan bisnis, perusahaannya berjalan sangat lancar sejak ia menikah dengan Seira.

Sementara itu Jevian sudah kembali duduk di mejanya yang sepi disudut. Sama seperti tadi, tidak ada yang berani menghampirinya untuk mengobrol, karena pria itu akan langsung menatapnya tajam seolah mengusir semua orang.

Matanya menatap bayangan Seira yang berjalan meninggalkan ruangan, mengetuk meja beberapa kali akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti gadis itu, ia harus mengkonfirmasi sesuatu, atau hatinya tidak akan bisa tenang.

Pria itu berjalan dengan tenang, mencoba untuk tidak terlihat mencurigakan.

Menjaga jarak beberapa langkah dibelakang.

Jalan menuju toilet adalah sebuah lorong dengan penerangan redup, berjarak beberapa meter dari ruangan pertama dimana acara diselenggarakan, ia tiba di depan dua pintu, toilet pria dan toilet wanita.

Jevian memutuskan untuk menunggu wanita itu keluar, hingga tiga menit berlalu.

Sosok cantik yang ia tunggu akhirnya keluar menenteng pouch, ia sibuk membersihkan satu tangan dengan tisu.

Wanita itu terlonjak kaget saat menyadari sosok Jevian bersandar pada dinding dan menatap tajam ke arahnya.

Satu kancing atas kemejanya terbuka memperlihatkan kulit madu di bawah sana. Pria ini benar-benar cocok menjadi model majalah pria daripada pebisnis.

Tubuhnya serasa menciut ditatap seperti itu.

"Nona Seira, bisakah kita bicara sebentar?" Jevian bicara terus terang, nadanya masih tak acuh.

Matanya menatap gadis itu lekat-lekat, tidak membiarkan satupun ekspresi luput dari pengawasannya.

Namun wanita itu tetap bertindak seperti tadi, tenang dan tersenyum sopan.

"Apa yang ingin kau bicarakan Mr Jev?" ia bertanya dengan suara halus.

"Kau benar-benar tidak mengingatku?" Jevian masih berpegang teguh pada keyakinannya kalau ini adalah gadis yang sama.

"Apa kita pernah bertemu? ini adalah pertama kalinya aku bertemu denganmu" wanita itu balik bertanya dengan ekspresi bingung.

"Jangan bohong, kau hanya pura-pura tidak mengenalku kan?" Jevian masih mengintimidasinya.

Pria itu mendekat dua langkah, menjepitnya kearah dinding. Ia mengendus sejenak, aroma ini, tidak mungkin ada dua orang dengan aroma dan wajah yang sama.

"Tujuh tahun yang lalu, kau pasti gadis itu" ia berbisik lirih.

Seira terlihat menggigit bibirnya sendiri, tangannya sontak terulur dan menampar wajah pria kurang ajar di depannya sebelum mendorong dadanya menjauh.

"Kita pernah bertemu dan-" Jevian belum sempat mengakhiri kata-katanya saat serangan itu membuatnya mundur beberapa inchi.

"Jangan bicara sembarangan, kau pria gila. Sudah kubilang aku tidak mengenalmu" ia berteriak dengan kesal.

Jevian merasa pipinya terbakar, tidak menyangka akan dipukul sekeras ini. Beruntung lorong itu sepi, hanya ada mereka berdua disana.

Ia tidak akan bisa menjelaskan jika ada berita menyebar, tentang dirinya yang ditampar oleh seorang wanita.

Darimana tikus kecil ini punya keberanian?

Tapi posisi tadi semakin menguatkan keyakinannya, jarak sedekat itu dengan wanita, ia tidak merasa mual sama sekali, sebaliknya ia suka dengan aroma tubuhnya. Itu tidak dihasilkan oleh parfum, itu adalah sesuatu yang alami.

"Jangan mendekatiku lagi, permisi" Seira buru-buru menjauhi pria yang masih berdiri mematung.

Sejujurnya ia merasa tangannya gemetaran, ini pertama kalinya ia menampar seseorang. Tapi tindakan pria itu sudah melewati batas.

Ia tidak akan bisa menjelaskan diri jika sampai ada orang yang melihat melihat mereka dan membuat rumor yang aneh.

Hidupnya sudah terlalu rumit, ia tidak mau menambah satu masalah lagi.

Berjalan dengan gugup, Seira merapihkan rambutnya dan kembali keruangan pertemuan, disana Renald masih terlihat berbincang-bincang dengan beberapa temannya, membicarakan rencana bisnis mereka.

Gadis itu akhirnya bernafas lega, tidak akan ada yang tahu kejadian tadi.

Tidak boleh ada yang tahu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Dimana set perhiasannya?"

Suara Renald memecahkan keheningan didalam mobil yang melaju tenang dari tempat lelang menuju rumah mereka di salah satu kawasan elite.

Seira membasahi bibirnya sambil menyerahkan kotak perhiasan ke arah suaminya, itu adalah set perhiasan yang baru saja di beli di acara lelang, tepatnya milik perusahaan Jevian.

Tangan pria itu terulur, sementara yang lain masih fokus dengan stir mobil. Ia merebut kotak itu dengan tidak sabar.

"Jangan pernah bermimpi mendapatkannya" pria itu berkata dengan sarkastis sambil melemparkan kotak itu keatas dashbor mobil.

Seira tidak menyahut, ia kembali memandangi jendela mobil dalam diam. Terbiasa diperlakukan seperti itu.

Diluar sedang hujan gerimis, mengingatkannya pada kejadian yang paling ingin ia lupakan itu. Malam itu juga gerimis, udaranya dingin dan angin bertiup sedikit kencang.

"Besok malam ayahmu mengundang kita untuk makan malam" ujar Renald.

"Hmm" jawabnya samar.

Suara suaminya itu berubah hanya dalam hitungan menit, setelah mereka meninggalkan kerumunan.

Hidup apa yang ia jalani sekarang?

Ia harus tersenyum manis didepan semua orang dan menangis sendirian disudut gelap. Hanya karena satu kesalahan dimasa muda ia harus menanggungnya seumur hidup, tapi dia tidak punya pilihan lain, selain bertahan karena sebuah alasan.

"Katakan padanya untuk melonggarkan proyekku segera"

"Aku sudah mengatakannya berkali-kali" Seira sudah hampir putus asa membujuk ayahnya setiap saat.

"Tidak berguna"

Renald mendengus kesal, ayah mertuanya kadang terlalu sulit ditangani. Apa susahnya memberi izin pada proyek barunya, pria itu jelas-jelas orang paling berkuasa di kota ini.

Tapi kenapa ia pelit sekali memberi bantuan pada menantunya sendiri.

"Bisakah kau tidak terus menekanku, ayahku pasti menyetujui proyekmu jika itu memang bagus!!" gadis itu hampir tidak bisa menahan diri untuk berteriak.

"Kau berani berteriak padaku?" Renald melotot marah ke arah istrinya.

Suara hujan diluar bersahutan dengan suara pertengkaran mereka. Tidak tersisa lagi gambaran dua orang yang saling mencintai didepan umum, yang ada hanya rasa saling benci diantara mereka.

"Maaf" gadis itu menahan airmatanya sambil menunduk.

"Kau pasti lupa aku bisa menghancurkanmu semudah menginjak semut" pria itu kembali memperingatkan istrinya.

Dari sudut matanya ia bisa melihat wanita cantik itu diam, tidak lagi berani bicara. Hatinya puas saat tahu ancaman itu masih paling ampuh membuat istrinya kembali patuh.

Sebenarnya menikahi Seira adalah impiannya sejak dulu, namun rasa cintanya pada gadis ini telah pudar digantikan oleh perasaan jijik yang teramat besar.

Terpopuler

Comments

Lutfy Hutapea

Lutfy Hutapea

laki2 maunya Virgin

2023-09-09

0

Surati

Surati

Seira yg malang, ydh tinggalin Renal

2022-12-11

0

botak

botak

ou ou ou apakah punya anak diam2 klo mengenai g suci lg itu udah pasti,...hhmm ksiiaann nikah karna di manfaatkan...uuh bpaknya punya kuasa...lakinya aja g berkutik knpa takut,..dripada tersiksaa...ah,jngan2...karna ada tekanan yaaa...ksian,tekanan itu pasti..kasiaan

2022-10-17

0

lihat semua
Episodes
1 Wawancara
2 Pertemuan
3 Aroma unik
4 Kepalsuan
5 Istri pria lain
6 Rahasia Seira
7 Sebuah Insiden
8 Sampai jumpa nanti malam
9 Mommy membawa kue
10 Kita bertemu lagi, Nona Sei.
11 Kecurigaan Jevian
12 Mau berselingkuh denganku?
13 Kenyataan baru
14 Jalanan sepi
15 Bukan penculik
16 Kau menciut?
17 Percakapan tengah malam.
18 "Buongiorno, Signorina"
19 Jalan-jalan
20 Jalan-jalan (2)
21 Ayo, beri salam pada ayahmu.
22 Kai tidak suka Daddy
23 Liburan keluarga
24 Maaf, istriku sedang marah
25 Belajar berkuda
26 Aku bukan ibumu
27 Dibalik pernikahan palsu
28 Buono Sera
29 Rumah Daddy
30 Tunggu aku
31 Ulang tahun pernikahan
32 Ulang tahun pernikahan (2)
33 Ulang tahun pernikahan (3)
34 Perangkap tikus
35 Calon mertua
36 Tongkat golf
37 Kesempatan dalam kesakitan
38 Tamu dipagi hari
39 My beloved, Jevian.
40 Perang rencana
41 Wanita cantik di kantor Jev
42 Aku ingin berdamai
43 Aku ingin berdamai (2)
44 Dia menyakitimu?
45 Menghindar
46 Permintaan sulit
47 Jangan takut menjalani hidup
48 Rumah yang sebenarnya
49 Selangkah menuju perpisahan
50 Sidang perceraian
51 Sidang perceraian (2)
52 Grandpa?
53 Grandpa? (2)
54 Percakapan antar pria
55 Perjanjian di kandang kuda
56 Musuh dalam gelap
57 Pulang
58 You will be mine. I will be yours
59 You will be mine. I will be yours (2)
60 Dia memuntahiku
61 Kedinginan?
62 Digigit lebah
63 Rencana cadangan
64 Pembohong handal
65 Tuan pencemburu
66 Daddy seperti anak-anak
67 Menikah dengan Stancey
68 Hidup memang seperti itu
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Wawancara
2
Pertemuan
3
Aroma unik
4
Kepalsuan
5
Istri pria lain
6
Rahasia Seira
7
Sebuah Insiden
8
Sampai jumpa nanti malam
9
Mommy membawa kue
10
Kita bertemu lagi, Nona Sei.
11
Kecurigaan Jevian
12
Mau berselingkuh denganku?
13
Kenyataan baru
14
Jalanan sepi
15
Bukan penculik
16
Kau menciut?
17
Percakapan tengah malam.
18
"Buongiorno, Signorina"
19
Jalan-jalan
20
Jalan-jalan (2)
21
Ayo, beri salam pada ayahmu.
22
Kai tidak suka Daddy
23
Liburan keluarga
24
Maaf, istriku sedang marah
25
Belajar berkuda
26
Aku bukan ibumu
27
Dibalik pernikahan palsu
28
Buono Sera
29
Rumah Daddy
30
Tunggu aku
31
Ulang tahun pernikahan
32
Ulang tahun pernikahan (2)
33
Ulang tahun pernikahan (3)
34
Perangkap tikus
35
Calon mertua
36
Tongkat golf
37
Kesempatan dalam kesakitan
38
Tamu dipagi hari
39
My beloved, Jevian.
40
Perang rencana
41
Wanita cantik di kantor Jev
42
Aku ingin berdamai
43
Aku ingin berdamai (2)
44
Dia menyakitimu?
45
Menghindar
46
Permintaan sulit
47
Jangan takut menjalani hidup
48
Rumah yang sebenarnya
49
Selangkah menuju perpisahan
50
Sidang perceraian
51
Sidang perceraian (2)
52
Grandpa?
53
Grandpa? (2)
54
Percakapan antar pria
55
Perjanjian di kandang kuda
56
Musuh dalam gelap
57
Pulang
58
You will be mine. I will be yours
59
You will be mine. I will be yours (2)
60
Dia memuntahiku
61
Kedinginan?
62
Digigit lebah
63
Rencana cadangan
64
Pembohong handal
65
Tuan pencemburu
66
Daddy seperti anak-anak
67
Menikah dengan Stancey
68
Hidup memang seperti itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!