"Mr. Jev?"
Renald mengamati pria blasteran di depannya dengan bingung.
Jevian buru-buru mengalihkan perhatiannya sesegera mungkin, ia menerima uluran tangan pria itu dan tersenyum singkat.
"Senang bertemu denganmu"
"Mr. Jev keponakanku ini sedang mengembangkan perusahaan barunya di bidang hiburan dan televisi, Star Agency" Pria tua yang dari tadi disampingnya kembali berkata.
Rencana awalnya mendekati Jevian adalah karena ia ingin pria itu berinvestasi pada perusahaannya.
Jevian tidak berniat mendengarkan ocehannya, ia lebih tertarik pada wanita disamping Renald, bibir tipis dan mata bulatnya tidak ada yang berubah sama sekali.
Wanita cantik seperti dia, mungkinkah model yang dibayar untuk mendampingi pria ini?
Seluruh atmosfer di sekelilingnya seakan menghilang, hanya meninggalkannya mereka berdua yang tersisa dalam getaran aneh.
Tujuh tahun yang lalu terasa seperti tujuh jam lalu, deru nafas yang berantakan dalam keadaan setengah sadar. Kenangan pertama mereka dimulai.
"Lalu, siapa Nona ini?" Jevian akhirnya tidak sanggup untuk menahan diri lebih lama.
Ia hanya ingin memastikan itu secepat mungkin.
Kalau wanita didepannya ini adalah wanita yang terlibat insiden satu malam dengannya, tujuh tahun yang lalu.
"Eh? Ini, perkenalkan ini istriku" Renald menyikut lengan wanita di sampingnya, mengisyaratkan ia untuk menyapa Jevian lewat tatapan matanya.
Istri?
Jevian mengamati ekspresi wanita itu, kali ini wajahnya benar-benar normal seolah mereka adalah dua orang asing yang tidak pernah bertemu sebelumnya.
Apakah dia lupa?
Tidak mungkin, bagaimana mungkin dia bisa melupakan kejadian itu.
Tangan dengan jari panjang yang lentik terulur kearahnya, ada cincin dengan berlian kecil terselip di jari manisnya. Itu cincin nikah.
Jevian terdiam seolah dihantam kenyataan paling tidak terduga, ia mencari gadis ini bertahun-tahun dan berakhir seperti ini.
Bagaimana bisa?
Bukan hanya gadis ini sudah bersuami, ia bahkan tidak lagi mengenalinya.
Apakah dia salah orang? tapi instingnya mengatakan kalau ini adalah wanita yang benar.
Hatinya mendidih dalam kemarahan saat memikirkan kalau sebenarnya di dunia ini ada orang yang berani melupakan dirinya, seorang Jevian Hugo.
Beraninya wanita ini!
"Namaku Seira, istri Renald" gadis itu memperkenalkan diri.
Dan entah mengapa, Jevian merasa Seira menekankan kata istri pada nada bicaranya, seolah mempertegas statusnya.
Sekali lagi ia memandangi tangan itu selama beberapa detik, hatinya ingin menarik wanita ini ke sudut ruangan lalu mulai mencecarnya dengan berbagai pertanyaan, namun akal sehatnya menentang.
Ada terlalu banyak orang yang menatap, tidak mungkin ia menyeret istri orang lain disini. Ia pasti akan di cap sebagai pria gila.
"Jevian Romario Hugo"
Kau harus ingat namaku mulai sekarang.
"Senang bertemu denganmu Mr. Jevian" wanita itu tersenyum lebar dengan anggun.
"Kalau begitu aku akan pergi dulu," Jevian tersenyum sekilas dan memutuskan untuk pergi menjauhi mereka secepat mungkin.
Memilih salah satu kursi paling jauh dan menyibukkan diri dengan ponselnya,
"Cari tahu tentang CEO Star Agency"
Pesan singkat itu dikirim langsung ke Martin.
Kini ia hanya bisa duduk tenang, orang-orang masih ingin mendekatinya namun pria itu mengeluarkan aroma menindas yang kuat hingga mereka memilih untuk membiarkannya tenang dan minum sendirian.
Aneh juga, biasanya pebisnis menjadikan acara seperti ini untuk mencari koneksi, namun pria itu malah menyendiri.
Renald dan Seira.
Ekor matanya kembali mengamati dua orang itu, yang kini duduk di dua barisan lebih depan dari kursinya. Mereka tampak mesra dengan senyum yang terus menerus merekah saat mengobrol dengan beberapa orang lain.
Tangan Seira beberapa kali menepuk lengan suaminya saat ia tertawa ringan, begitupun Renald kerap kali membetulkan helai rambut istrinya dari samping.
Pernikahan mereka pasti bahagia.
Jevian marah, tapi dia tidak punya hak untuk marah.
Lagipula itu sudah tujuh tahun, wajar saja jika gadis itu memulai kehidupan baru dan menemukan pria yang baik, tidak ada manusia yang punya kelainan aneh sepertinya hingga terus lajang sampai sekarang.
Ah dia pasti sudah gila. Kenapa ia harus terlibat dengan istri orang lain.
Tapi, Seira adalah harapan terakhirnya untuk bisa hidup normal.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Seluruh hasil penjualan lelang ini akan didonasikan, terimakasih atas partisipasi Anda semua" suara pembawa acara terdengar lantang.
Acara lelang amal pun di mulai, satu persatu barang ditawar dari harga terendah hingga tertinggi.
Set perhiasan Jevian adalah barang terakhir yang diumumkan sontak membuat beberapa pebisnis berniat untuk memperebutkannya demi bisa lebih dekat dengan taipan itu.
"50.000.000"
Puluhan papan dari meja terangkat dengan semangat.
"100.000.000"
Masih terlalu banyak yang mengangkat.
Harga ini tentu masih jauh, set perhiasan masih bisa bernilai lebih tinggi dari itu.
"200.000.000"
"500.000.000"
Jevian mendengar suara pembawa acara masih menyebutoan nilai yang naik berkali-kali lipat. Sedangkan ia sendiri hanya menggoyang-goyang gelas wine nya dengan tenang.
Tidak ada yang tahu apa yang pria itu fikirkan dalam otaknya.
"750.000.000"
Akhirnya papan terakhir muncul sebagai pemenangnya. Pembawa acara menyebutkan penawaran beberapa kali sebelum akhirnya menyatakan pemenang dari penawaran ini.
"Tuan Renald, selamat anda memenangkan penawaran ini."
"Mr Jevian dan Tuan Renald, silakan maju untuk penyerahan"
Suara pembawa acara yang memanggil namanya membuyarkan Jevian, pria itu baru menyadari kalau yang membeli set perhiasan miliknya adalah suami dari Seira.
"Mr Jev"
Panggilannya terdengar sekali lagi, di panggung Renald dan Seira sudah menunggunya dengan tenang.
Jevian tidak ingin kesana, namun semua pasang mata dalam ruangan sedang menatapnya seolah ia adalah pusat tata surya dalam ruangan ini.
Lagipula ia mengikuti acara ini untuk mendapatkan citra baik perusahaan jadi ia harus professional sekarang.
Pria itu akhirnya beranjak dari mejanya, tatapan tajamnya tertuju pada wanita dipanggung, yang masih menggandeng lengan pria lain disisinya.
Jarak panggung dari mejanya hanya beberapa meter namun rasanya waktu berjalan sangat lambat, tujuh tahun perjuangannya mencari wanita itu terputar dalam benaknya seperti kaset tua yang rusak.
Seira.
Tiba dipanggung ia melihat wanita itu masih tersenyum seperti tadi, senyum yang cantik namun terasa jauh dan mempertegas kalau mereka hanyalah orang asing yang terlibat dalam pertemuan bisnis, sebatas itu.
Tapi adakah orang asing yang menghabiskan satu malam bersama?
Benar juga, banyak orang yang melakukan kesalahan itu lalu melupakannya dengan mudah.
Tapi jelas itu bukan dia.
Jevian hanya pernah melakukannya sekali seumur hidup, tidak mungkin dia melupakannya semudah itu.
"Mr Jev, istriku sangat menyukai set perhiasanmu" ujar Renald, segera setelah Jevian berdiri didepannya.
"Itu adalah edisi terbatas keluaran terbaru, semua wanita pasti menyukainya" pria itu menjawab dengan tenang.
Dari luar ia terlihat seperti pria pendiam yang arogan, namun tidak ada yang tahu kalau hatinya tengah berantakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Lutfy Hutapea
mantap bos lanjut
2023-09-09
0
Surati
ya ampun ternyata udh nikah. Jevian cari z disini siapa tau cocok😃😃😃
2022-12-11
0
Cinta Suci
apa salah orang x
2022-11-23
0