Semua berdiri dengan pikiran masing-masing, pertemuan Aurora dengan Embun tidak sengaja membuka fakta baru, Aurora bertemu kembali dengan anak Prabu.
Tadi dari Kodim tempat Angkasa bertugas Antariksa mengajak pergi makan, ada tempat cozy.
"Mbak... ini bukannya Mas Babu ya? ada dua princess jadi pengawalnya" tanya Antariksa menyadari laki-laki bersama kakaknya.
"Ompong udah gede yaa ga nangis lagi kan kalau ditinggalin?" balas Prabu kepada Antariksa.
"Mbak... sapa dong mantannya udah sepuluh tahun terpisah.... aduh.... Abang kenapa sih benarkan apa kata aku" Antariksa menggoda kakaknya malah dapat cubitan dari Angkasa.
"Mas apa kabar?... udah lama ga ketemu " Angkasa menyapa Prabu melihat adiknya egan untuk berbicara.
"seperti yang kamu lihat aku sekarang membawa pengawal kemana-mana" Prabu berusaha untuk santai berbicara.
"ayo kita join aja makan ya, aku juga belum makan... ompong kamu lapar ga?"
"Mas babu bisa aja, traktir nih ceritanya....Ayo Abang Mbak kita gabung aja... kapan lagi dapat makan gratis dari mantan" akhirnya Aurora juga mencubit pinggang Antariksa
"kakak... om..om ini ciapa?" Arumi melihat ke arah Angkasa dan Antariksa
"what... aku di panggil om... adek manis panggil Aa aja ya kalau om kesannya seperti om om genit" Antariksa tidak terima, bisa kalah pamor nanti.
"genit itu apa papi" tanya Embun
"genit itu papi Embun pegangan tangan dengan Tante Aurora" jelas Antariksa
"ANTARIKSA" teriak Angkasa dan Aurora hanya di balas lambang piece.
"ompong kamu masih sama seperti dulu ga ada kamu ga rame" Prabu terhibur adanya Antariksa
"kalau ga ada mbak Aurora gimana mas?" Goda Antariksa.
"gelap... Aurora cahaya yang indah" Prabu melihat Aurora diam seribu bahasa, Aurora tersenyum walau wajah tertutupi topi huruf G.
"mbak... balas tu ucapan Mas babu bagi Mbak kalau ga ada Mas babu gimana?" Antariksa berubah menjadi reporter dadakan.
"emmh mbak ada panggilan darurat bentar ya...duluan aja makan" Aurora beranjak pergi, Bunyi ponselnya menyelamatkan dari pertanyaan adik laknatnya.
"sabar ya Mas... Aurora memang tertutup dengan lawan jenis... istri mas mana ga ikut makan?" Angkasa heran kenapa Prabu hanya bertiga saja.
"istri saya meninggal 3 tahun lalu setelah melahirkan Arumi... saya tidak segila itu jika masih ada istri.... saya menggoda perempuan lain" jelas Prabu tenang Angkasa mengangguk paham.
"Maaf aku tinggal tadi dapat telepon dari pihak goog** mereka ingin aku bekerja lagi" Aurora kembali duduk, menjelaskan alasan pergi meninggalkan acara makan siangnya.
"Mbak....mbak please jangan terima ya.... Ade ga ngomong sembarangan lagi kalau mbak tetap disini" Mata Antariksa sudah berkaca-kaca. Antariksa memang lebih dekat dengan Aurora berbeda dengan Angkasa cenderung pendiam.
"Mbak... masih pikir-pikir baru"
Wajah Prabu mengeras jika tidak acara makan siang bersama ini, ia berniat akan menghancurkan ponsel Aurora agar tidak menerima semua panggilan lagi.
Selesai makan bersama Antariksa memisahkan diri, pergi acara kumpul komunitas touring. Antariksa memaksa kakak nya meminjamkan mobil milik Aurora.
Terpaksa Aurora dan Angkasa satu mobil dengan Prabu. Mobil Alphard milik Prabu membelah jalan sore ini tidak ada obrolan apapun, Arumi dan Embun tertidur dibelakang.
Prabu terus memperhatikan Aurora yang melihat ke arah luar jendela, matanya ditutupi kaca mata hitam.
Prabu mengantarkan Angkasa dan Aurora terlebih dahulu, memasuki komplek perumahan ini, mengingatkan Prabu dengan pertemuan pertamanya.
Gerbang pintu terbuka secara otomatis ada beberapa satpam tersenyum ke arah mereka. Rumah sangat besar dan luas sekitar 1 hektar. Kemudian mobil Audi R8 warna hitam masuk, Seorang turun membukakan pintu untuk Raditya dan Sarah mereka berdua pulang dari kondangan.
"kalian baru sampai ya ?dengan siapa? bukannya tadi pergi pakai mobil Aurora ya....anak bontot ayah mana?" Rentetan pertanyaan keluar dari bibir Raditya
"kami baru sampai ayah diantar mas Prabu ketemuan ditempat makan" jelas Angkasa.
"bapak ibu kenalkan saya Prabu Gaza Kalandra atasan Reditha, ini putri saya Embun dan Arumi"
"Masuk...masuk dulu, perkenalan dipending dulu ini masih dihalaman rumah" Raditya menawarkan untuk masuk ke rumahnya.
Prabu masuk ke rumah ini, banyak foto-foto terpajang diruangan tamu ada foto Aurora sedang konser amal terpajang indah.
"Maaf ya.. bapak dan ibu ganti baju dulu ya gerah biar Aurora yang menemani Nak Prabu" Raditya pamit untuk ganti baju.
Angkasa setelah sampai dirumah ia pamit untuk mandi, dari pagi mengunakan seragam.
"Embun Arumi sini....kakak ada kucing kalian mau lihat Bruno ga? bapak mau minum apa?"
"Bluno ciapa kakak, aku ga pernah lihat Tuting" Arumi antusias melihat Bruno kucing hutan suka manjat pohon.
"biasa semoga kamu tidak lupa Ra" Prabu tahu Aurora menghindarinya, Aurora berbicara tidak mau menatap mata Prabu.
"Tante aku boleh tidur ga kaki aku capek?" keluh Embun merasakan kaki yang keseleo tadi sakit lagi.
Aurora membawa Embun ke kamar tamu yang berada dilantai satu. Embun langsung tertidur karena merasa lelah seharian pergi bersama Prabu, Arumi sedang asyik bermain dengan Bruno.
Aurora membuatkan kopi tanpa gula untuk Prabu ia ingat kebiasaan Prabu minum kopi tanpa gula.
Aurora membawa kopi dan kue kesukaan Prabu. Semalam Aurora membuat kue untuk mengembalikan mood dia yang hancur.
"bapak ini kopi dan kuenya saya mau lihat Arumi dulu" Aurora beranjak pergi untuk meninggalkan Prabu.
"Rara temani Abang.... Abang ga akan ngapain kamu janji" ucap Prabu dengan suara lirih.
Akhirnya Aurora mengalah dia duduk bersebrangan dengan Prabu dilihatnya Arumi bermain dengan Ajeng anak dari Mbak Dini ART dirumah Aurora.
" terima kasih kamu masih ingat dengan kebiasaan Abang... kamu terlihat cantik dengan kalung itu...Abang bahagia Ra" ucap Prabu dengan haru.
"saya cuma menghargai pemberian seseorang " hanya itu keluar dari mulut Aurora.
"Please Ra jangan tinggalin Abang lagi cukup untuk sepuluh tahun ini kamu menyiksa Abang" mohon Prabu kepada Aurora.
"manusia bisa merencanakan tapi Tuhan berkata lain " ucapan Aurora beriringan dengan orang tuanya masuk ke ruangan tamu.
"kata istri saya nak Prabu kakaknya Serena ya? Serena ga pernah cerita ke saya kalau punya kakak laki-laki, dulu dia sering nginap disini" Raditya penasaran dengan Prabu, dia sudah mendengar cerita istrinya, dulu Prabu pernah pacaran dengan Aurora.
"iya saya dulu tinggal terpisah dengan Seren saya tinggal diapartemen" jelas Prabu menatap suami istri itu
"Ini alasan kamu ya Ra meminta izin ke ayah dan mama pergi mengantarkan makanan ke apartemen Sudirman" Raditya baru menyadari Prabu alasan Aurora mengantarkan makanan.
"iya ayah...aku pamit mau lihat Abang dulu tadi dia mau minta tolong melacak keberadaan seseorang" Aurora seperti tidak nyaman dengan situasi dihadapinya.
akhirnya Raditya dan Sarah menemani Prabu diruang tamu. Prabu baru menyadari kalau dia menghadapi keluarga Nataprawira. Perusahannya ada dimana mana, untuk mengajukan kerja sama berbulan-bulan Proposal akan diterima.
"papi lumi juda mau tidul...Mbak Mbum tadi tidul akunaaa ditinggal" Arumi menghampiri Prabu karena lelah berlari mengejar Bruno.
"Nak kamu tiduri dulu Arumi dia seperti lelah... mamanya Aurora sedang masak.... sebelum pulang, makan malam bersama dulu ya" ucap Raditya.
Prabu pamit ke Raditya untuk menidurkan Arumi. ia masuk ke dalam kamar Embun terlelap tidur, kasian Embun kelelahan.
Prabu akhirnya ditemani Raditya untuk mengobrol hingga jam makan malam. Antariksa pulang dengan muka kusut, acaranya diundur karena ketua komunitas menemani istrinya melahirkan.
Semua berkumpul dimeja makan luas ini, terdapat masakan Indonesia yang dibuat Sarah, malam hari keluarga Raditya suka makan masakan Indonesia.
"Akhirnya formasi lengkap ayah mama Abang... Ade dan Mbak Aurora, Mas babu mantan terindah Mbak Aurora" Ucap Antariksa memecah keheningan.
"Tah... ayah kok ga tahu nak Prabu mantan kakak kamu" tanya Raditya pura-pura tidak tahu.
"Ayah ingat ga dulu aku sering jadi pengawal mbak Aurora kalau pergi kencan"
"Ade.... kalau kamu ngecapruk ga jelas makan sama Bruno mau" Ancam Sarah.
"Mas akan selalu ingat ompong akan ngintilin Mas dan Reditha kemana-mana" ucapkan Prabu.
"ompong...? " tawa Raditya membahana mendengar anak bontotnya ada panggilan lain.
"Mas Babu awas ya kalau minta tolong aku ga akan mau" ucapnya cemberut.
" kami tahu kok ade paling bontot dulukan ompong" tambah Angkasa yang mendengar dari tadi.
"Abang jangan hina Antariksa dia kan anak paling pintar tapi kan dulu juga pernah ompong" Aurora senang adiknya bahan lelucon keluarga sebenarnya mereka menyayangi Antariksa.
Prabu menghalau air matanya,ia merindukan kehangatan keluarga, mengobrol ringan antar sesama. Pandangan ini sangat indah baginya yang tak pernah ia temukan dikeluarganya.
Aurora dan Sarah melihat Prabu yang menangis walau ia cepat menghapusnya tak luput dari pandangan mereka.
Prabu pamit pulang Sarah memberinya bekal kue yang dibuat Aurora. Raditya berpesan sering-sering datang ke rumahnya alasan ga ada teman ngobrol.
langkah Prabu terhenti saat Aurora mengantarkan ke depan pintu. "Abang hati-hati" ucap tersenyum hangat.
🌺🌺🌺🌺🌺
TO BE CONTINUE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Desrina Tobing
kan Aurora blom pindah hati 🤭🤭🤭
2022-05-22
0