Path To God
Di sebuah kota yang sangat ramai dan sibuk dengan orang orang yang berlalu lalang ke sana kemari.
Kota ini merupakan kota yang ramai dan juga sebagai tempat persimpangan ke daerah wisata yang tidak jauh membuat kota ini sering di singgahi untuk membeli sovenir.
Di pinggiran kota tersebut ada sebuah perumahan kecil yang memiliki sekitar 40 kepala keluarga. Semua rumah rumah itu terlihat sederhana.
Dan tidak jauh dari perumahan itu, ada sebuah lapangan tempat bermain bagi para anak anak dan juga ada lapangan bola jalanan untuk pemuda pemuda daerah situ.
Pemuda pemuda dari kota juga sering datang ke daerah itu untuk menindas pemuda pemuda yang berasal dari pinggiran kota.
Di suatu sore yang mendung.
Seorang pemuda yang terlihat biasa sedang berlari dengan cepat dan di kejar oleh beberapa orang.
Pemuda itu terlihat seperti berumur 16-17 tahun dan memiliki penampilan biasa dan juga tinggi tubuh yang sekitar 1,7 meter.
Pemuda itu memiliki mata yang agak sipit berwarna coklat dan warna kulit tidak terlalu putih dan beberapa jerawat dan bintik bintik di sekitar bawah kelopak matanya. Pemuda itu berambut yang seperti sudah lama tidak di rapikan untuk anak sekolahan dan berwarna abu abu serta sangat berantakan dan memakai baju biasa yang tidak ada keistimewaan sama sekali.
"Sial!! Kenapa mereka selalu saja mengganggu ku?" Teriak pemuda itu dan terus berlari dengan cepat meninggal kan beberapa sosok yang mengejarnya.
"Tunggu pecundang!! Kau tidak akan bisa lari dari kami!!" Teriak salah satu sosok yang mengejar pemuda itu.
Pemuda itu hanya diam tidak menanggapi dan terus berlari menuju tempat tumpukan pembuangan sampah kota.
Tidak lama kemudian pemuda itu sampai di sana, tetapi orang orang yang mengejar nya tidak berhenti sama sekali dan hampir menyusulnya.
Pemuda itu memanjat pagar dengan buru buru dan tidak peduli dengan luka karena ada kawat berduri yang ada di pagar.
Pemuda itu merasakan sakit karena sedikit tergores oleh kawat kawat berduri. Tapi, pemuda itu terus memanjat untuk melewati pagar dengan buru buru.
Pemuda itu telah sampai di atas. Ia tidak seimbang lalu terjatuh tidak sampai ke sisi yang lain.
Bruuuk!!!
"Sial! Ini sangat sakit!" pemuda itu melihat ke belakang bahwa 3 sosok yang mengejarnya telah tiba, pemuda itu tidak tau bahwa dia tidak bisa lari lagi. Dia hanya menunggu untuk di keroyok.
"Hehehe, kau cukup membuat kami kerepotan juga pecundang." seseorang yang tinggi memiliki tubuh yang bisa di katakan ideal berbicara dengan nada mengejek.
"Jangan buang waktu lagi, ayo segera selesaikan permintaan bos," dengus pria botak tegap dengan kulit hitam.
"Ayo lakukan, biar pecundang ini tau dia tidak pantas dengan gadis yang di inginkan oleh bos," sambung orang terakhir yang terlihat berusia 22 tahun dengan penampilan menyeramkan.
Pemuda itu hanya pasrah. Dia mencoba melawan sedikit. Tapi, percuma melawan mereka bertiga. Pemuda itu bahkan tidak berani berkelahi, dia di katakan pengecut oleh semua orang yang mengenalnya.
Buk!! Buk!! Buk!! Buk!! Buk!!
Pemuda itu hanya bertahan dari pemukulan ketiga orang itu selama lebih dari sepuluh menit, mereka akhirnya berhenti.
"Jangan pernah dekati gadis itu lagi! Jika tidak, lain kali akan lebih buruk dari ini!" ancam pria botak lalu meludahi pemuda itu yang hanya terbaring di tanah sambil menangis.
"Ayo pergi," ucap orang yang tertua dari mereka. Dia menendang pemuda itu lagi satu kali sebelum pergi sambil tertawa keras.
Seluruh tubuh pemuda itu memar serta banyak luka. Hidungnya berdarah tidak berhenti sama sekali seakan tulang hidungnya patah.
Pemuda itu menatap langit yang mulai hujan lalu menutup matanya dengan sebelah lengannya. Dia menggigit bibirnya dengan kuat.
"Kenapa?" Tanya pemuda itu lemah pada langit.
Pemuda itu berdiri. Dia pergi berjalan dengan lambat ke arah tempat tinggalnya.
"Ibu... Ayah... Aku merindukan kalian..." ucap pemuda itu sambil berjalan sambil meneteskan air mata terus-menerus di perjalanan menuju rumahnya.
Setelah berjalan dengan lambat di tengah hujan yang tidak terlalu deras selama 5 menit, pemuda itu sampai di sebuah perumahan, dia berhenti sebentar.
Lalu pemuda itu melihat ke sebuah rumah. Dia menuju ke sana perlahan.
Sesampainya di sana, pemuda itu melihat seorang gadis cantik dan seorang pria tampan sedang masuk ke dalam rumah.
Pemuda itu terkejut. Dia perlahan melihat mereka dengan hati-hati dan mendekat ke rumah itu.
Pemuda itu melihat dari jendela dengan seksama.
Pemuda itu terkejut lagi melihat gadis dan pria itu berciuman mesra lalu melepas pakaian mereka satu persatu.
"Apakah kekasihmu tidak akan marah?" Tanya pria itu sambil terus menyentuh bagian sensitif gadis itu.
Gadis itu tertawa kecil lalu berkata, "aku tidak punya kekasih selain kamu."
"Lalu, bagaimana dengan anak yang sering bersamamu?" Tanya pria itu.
"Oh? Maksud kamu Ren Yuu? Aku tidak pernah menjadi kekasihnya dan tidak akan pernah. Kenapa aku harus bersama pecundang itu?" Tanya gadis itu.
"Kalau begitu jadilah milikku," bisik pemuda itu. Ia menjilat bibirnya lalu mulai mencium gadis itu dengan buas dan menidurinya dengan cepat.
Gadis itu juga senang merintih kenikmatan dengan perlakuan pria itu.
Di sisi lain pemuda yang bernama Ren Yuu melihat dengan tatapan kosong adegan panas dari balik jendela. Ia berjalan pergi ke rumahnya perlahan di tengah hujan yang semakin deras.
Ren Yuu tidak lama mencapai rumahnya yang sederhana. Dia masuk kedalam sambil berkata dengan suara datar tanpa emosi, "aku pulang."
Tidak ada jawaban sama sekali karena Ren Yuu hanya tinggal sendirian di rumahnya yang merupakan peninggalan ayah dan ibunya yang telah meninggal di bunuh seseorang secara brutal.
Ren Yuu perlahan melepas semua pakaiannya lalu membersihkan semua lukanya yang sangat menyakitkan dan setelah selesai membersihkan semuanya, dia memakai pakaian baru yang juga terlihat biasa saja.
Ren Yuu perlahan berjalan ke arah kamarnya dan masuk kedalam. Ia perlahan mendekat ke sebuah meja dan melihat beberapa gambar terbuat dari kulit hewan yang di bingkai sederhana.
Ren Yuu mengambil yang pertama. Ia melihat dirinya berusia 12 tahun dengan gadis yang sangat di cintainya yang kini di tiduri oleh pria lain di depan matanya dan menganggap dirinya juga sebagai pecundang.
Ketika dulu mereka membuat gambar dan menghasilkan gambar yang sedang di pegang Ren Yuu sekarang, mereka berjanji akan menikah ketika dewasa dan gadis itu yang meminta Ren Yuu untuk berjanji, akhirnya mereka bersama.
Ren Yuu perlahan mengambil foto itu dari bingkainya sambil berkata pelan, "terima kasih Mei." Lalu ia mengambil korek api, ia membakar foto itu menjadi abu.
Lalu Ren Yuu mengambil satu foto lagi dan melihat gambar di foto itu. Tatapan Ren Yuu kembali lembab, ia langsung meneteskan air mata kembali sambil membelai foto itu dengan lembut.
Foto itu berisikan gambar satu orang pria dan wanita yang menggendong anak berusia 5 tahun.
Itu adalah ayah dan ibu serta Ren Yuu sewaktu kecil.
"Sudah hampir tiga tahun ayah.. ibu.." isak Ren Yuu dengan suara kesedihan yang sangat dalam.
Ren Yuu sudah kehabisan segalanya dan tidak memiliki apa apa lagi selain rumah sederhana serta foto yang di tinggalkan oleh orang tuanya.
Kekasihnya meninggalkannya karena sekarang kondisi keuangan Ren Yuu melarat dan hampir tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Ren Yuu perlahan menghapus air matanya lalu meletakkan foto itu kembali ke meja. Ia berjalan pergi ke tempat penyimpanan barang-barang yang di tinggalkan oleh orang tuanya.
Ren Yuu membawa sebuah alat penerangan ke dalam. Dia ingin memeriksa apakah ada barang yang bisa di jual untuk Tael membeli makanan keesokan harinya.
Ren Yuu memeriksa semua barang barang dan tidak menemukan apa apa. Lalu dia melihat kotak kecil yang bermotif aneh seperti beberapa ular melingkarinya.
Ren Yuu mengambil kotak kecil itu dan mencoba membukanya tapi tidak bisa. Ia mencoba segala cara tapi menyerah karena kotak kecil itu tidak terbuka.
Ren Yuu keluar dari tempat penyimpanan barang menuju kamarnya membawa kotak kecil itu.
Sesampainya di kamar, Ren Yuu langsung naik ke tempat tidur sambil melihat kotak itu dengan seksama.
Ren Yuu ingat ayahnya sering berkata bahwa ini adalah peninggalan kakek buyutnya.
Karena tidak bisa membukanya, Ren Yuu hanya memegangnya dengan erat. Ada sedikit darah keluar dari tangannya yang terluka akibat memanjat pagar berkawat duri.
Darah Ren Yuu di serap oleh Kotak kecil itu. Ia terkejut lalu memperhatikan dengan seksama tapi tidak ada yang terjadi.
Lalu Ren Yuu berdiri pergi mencari pisau, ia ingin mencobanya karena penasaran.
Ren Yuu mengambil pisau lalu menyayat jari jarinya. Ia meneteskan darahnya ke kotak itu, lalu kotak itu menyerapnya dengan rakus.
Lebih dari lima menit kotak terus menyerap darahnya dengan cepat. Ren Yuu merasa sedikit lelah karena banyak darahnya yang di sedot.
Tiba tiba kotak kecil mengeluarkan suara "klik" lalu terbuka perlahan.
Ren Yuu yang penasaran melihat dengan seksama. Kotak itu terbuka. Kotak bercahaya sedikit lalu tiba tiba cahaya itu melesat ke arah kepalanya dengan cepat.
Ren Yuu terkejut. Dia tidak bisa bereaksi dan sinar kecil itu memasuki dahinya.
Ren Yuu membelak dan merasa kepalanya sangat sakit.
"Ahhhhhhhhhh!!"
Ren Yuu berteriak karena rasa sakit yang tiada tara mencabik-cabik isi kepalanya. Dia memegang kepalanya sambil berguling-guling di lantai. Setelah beberapa saat dia akhirnya pingsan karena rasa sakit.
Tidak tau berapa lama, Ren Yuu merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada tubuhnya sendiri. Itu seperti ada yang memanggilnya entah dari mana.
Ren Yuu membuka matanya lalu melihat sekeliling dan bingung.
"Dimana ini? Apakah aku sudah mati atau apa?" Tanya Ren Yuu pelan lalu memegang kepalanya karena masih merasakan sedikit sakit. Ia mengingat kembali bahwa ada cahaya aneh yang memasuki kepalanya. Ia agak takut membayangkan apa yang masuk kedalam kepalanya.
Lalu Ren Yuu melihat sekeliling lagi dan menatap bangunan di depannya.
Ren Yuu saat ini berada di luar bangunan yang terlihat seperti bangunan kuno. Lalu dia perlahan berdiri, ia berjalan ke arah bangunan itu dan langsung masuk kedalam.
Di dalam terdapat 5 patung aneh. Mereka memakai pakaian jaman kuno walaupun agak sulit mengenali siapa orang di patung itu karena sudah sangat tua dan patung itu terlihat sangat rapuh seakan bisa hancur kapan saja.
Ren Yuu terus berjalan kedalam. Dia tiba di sebuah altar aneh serta mengeluarkan aura biru keemasan seperti api.
Ren Yuu bingung dimana dia berada sekarang dan terus memperhatikan sekeliling lalu pandangannya terfokus pada sebuah lukisan aneh. Ia menuju lukisan itu dan memperhatikan dari dekat. Dia merasa terkejut bahwa lukisan itu mirip seperti yang ada di buku buku cerita legenda.
Di lukisan itu terdapat seorang yang menunggangi naga berwarna emas dengan pedang aneh di tangannya. Pedang itu tidak terlalu panjang atau pendek. Itu lebih terlihat seperti Dagger panjang.
Pedang itu memiliki motif ular yang berbentuk seperti naga. Lalu Ren Yuu ingat bahwa kotak kecil itu juga memiliki motif yang sama dengan pedang itu.
Di depan orang yang menunggangi naga emas itu ada seseorang yang menunggangi hewan aneh berwarna hitam dan terlihat seperti humanoid manusia dengan gigi dan cakar yang tajam dengan empat lengan. Monster itu juga memiliki wajah yang mengerikan serta banyak lendir di tubuhnya. Makhluk itu juga mengeluarkan gas berwarna hitam di sekitarnya yang membuatnya terlihat lebih seram.
"Lukisan apa ini? Naga? Dan, apa mahluk hitam yang mengerikan itu?" Batin Ren Yuu.
Ren Yuu tidak tau apa lukisan itu dan melihat kembali ke altar. Altar itu sebesar 5 meter persegi. Di tengahnya ada lubang. Ren Yuu mendekati altar dan melihat ke arah lubang bahwa ada pedang yang tertancap di dalamnya dan sudah usang.
Ren Yuu melihat dengan seksama lalu tiba tiba terkejut. Dia melihat kembali ke arah lukisan dan memperhatikannya dengan seksama antara lukisan dengan gagang pedang.
Itu benar benar sama. Ren Yuu mencoba masuk ke dalam altar itu walaupun takut dengan aura biru keemasan yang keluar darinya.
Ren Yuu mencoba mengambil pedang itu perlahan. Ia gugup tapi ingin melihat pedang apa itu sebenarnya.
Ren Yuu menyentuh gagang pedang itu lalu menariknya. "Ini mudah." Pikir Ren Yuu.
Setelah itu Ren Yuu Melihat pedang di tangannya. Ia mencoba mengayunkan pedang itu yang ternyata membuatnya terkejut. Pedang itu tiba-tiba runtuh seperti debu dan anehnya lagi, debu itu berputar putar lalu memasuki tubuhnya.
Ren Yuu bingung. Tiba-tiba dia merasakan sakit hebat di kepalanya.
"Apa apaan ini? Kenapa kepalaku tiba-tiba sakit lagi?" Teriak Ren Yuu sambil mencengkram kepalanya dengan kuat.
"Aaaaahh!!!" Ren Yuu berteriak lagi dengan keras karena ini lebih menyakitkan dari pada yang sebelumnya.
Setelah sakit mereda, Ren Yuu mendapatkan ingatan aneh. Dia sedikit terkejut dengan ingatan yang di dapatkan olehnya lalu bergumam, "apa-apaan ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 376 Episodes
Comments
Maifa 27
maraton start: 5 oktober 2024
2024-10-05
0
Istrinya Suga
tandai
2024-08-02
0
Eko Wahyu Nugroho Ariwibowo
23 Juli 2024 start
2024-07-23
0