"Kiand? " Panggil bu Yulia setelah Pak Pandu meninggalkan ruangan
"I-iya Bu! " jawabku gugup
"Lain kali sebelum berangkat kerja, pastikan semua oke! ini peringatan terakhir untukkamu, agar selalu memakai pakain bersih dan rapi! " ujarnya dengan pandangan sinis padaku
"I-iya Bu maaf! " Aku hanya bisa menundukan kepalaku dan meminta maaf berkali-kali. Semua ini karena mobil brengsek itu, awas aja kalau ketemu lagi, aku bakal bikin perhitungan
"Ya sudah! sekarang ke ruangan Pak Pandu di lantai 18 " Perintah Bu yulia
"Ba-baik bu! "
"Kiand! semangat, lo kasih rayuan maut ye! " sahut Dian dengan nada berbisik
Sepanjang perjalanan aku terus menarik napas lalu menghembuskannya agar aku bisa lebih rileks. Setelah keluar lift aku di hadapakan sebuah pintu kaca, dengan seorang security yang sedang bejaga. Dari luar terlihat jelas sebuah meja setengah lingkaran bertuliskan RESEPTIONIST.
"Permisi pak! saya mau ke ruangan bapak pandu! " Sapaku pada security yang bertugas,
Dia melihatku dari atas sampai bawah dengan tatapan ragu, aku bisa dengan jelas melihat keraguan itu dari matanya dan keningnya yang berkerut
"Mbak ini siapa? dan ada keperluan apa dengan Pak Pandu? " tanya Security yang kulihat bernama Amroni
"Maaf pak! saya karyawan baru nama saya Kiand, tadi Pak Pandu memanggil saya! " jelasku
"Oh...! silahkan Mbaknya ke bagian reseptionis untuk bisa bertemu bapak pandu! " Pak Amroni menunjuk ke arah meja yang berada di ujung ruangan
"Baik, terima kasih pak! " Aku pun segera menuju meja reseptionis, ada dua wanita sepertinya usianya masih di bawahku, karena terlihat begitu cantik dan polos
"Permisi mbak! saya Kiand, saya mau bertemu Pak Pandu, pak Pandunya ada? " tanyaku pada wanita yang bernama Ria
"Ohh di tunggu sebentar ya! " wanita itu segera mengangkat gagang telpon
"Pagi Bu Karin, Pak Pandu ada di ruangan? di depan ada yang ingin bertemu Pak Pandu, namanya Kiand" Rupanya Wanita itu menghubungi orangnya pandu
"Oh baik! terima kasih Bu Karin! " wanita itu menaruh gagang telepon, dan kembali fokus kepadaku yang berdiri di balik meja reseptionis
"Mbaknya silahlan masuk, Pak Pandu sudah menunggu! " ucap Wanita dengan seragam bercorak batik, bertuliskan PT Cahaya Bagaskara Group
"Oh baik terima kasih! " Aku pun berjalan Ragu memasuki pintu kaca kedua, ruangan seluas ini begitu sepi, tidak ada aktifitas kantor seperti di lantai-lantai sebelumnya, selain luas ruangan yang ku lihat memiliki tiga ruangan di dalamnya begitu merwah, lukisan -lukisan karya pelukis ternama, terpampang jelas di lorong sebelum pintu kedua, seluruh lantai di selimuti oleh karpet permadani yag indah.
Mana ruangan Pak Pandu, gumamku dalam hati
Saat aku terlihat bingung mencari keberadaan ruangan cowok mesum itu, seorang wanita menghampiriku dan mengarahkanku masuk ke ruangan yang berada di ujung
Wanita itu mengetuk pintu dan membukanya perlahan
"Selamat pagi pak! " sapa wanita itu saat pintu terbuka "Maaf pak, mbak Kiand sudah datang
" Suruh dia masuk! " titahnya.
Akupun masuk dengan rasa takut, berjalan perlahan sambil menundukan kepala
"Pa-Pagi pak! " sapaku gugup. Pak. Pandu terlihat berjalan mengelilingiku menatapku dari ujung rambut hingga ujung kaki
"Niat kerja gak sih? " tanyanya "Rambut berantakan, baju kotor, " dia lalu mengendus leherku "bau lagi! " lanjutnya. Sepertyinya tidak ada hal yang menarik dari diriku
"Ma-maaf pak! " ucapku tertunduk
"maaf-maaf! " sahutnya ketus " kalau gak mau niat kerja , lebih baik kamu keluar dari kantor saya! perusahaan ini bukan perusahaan abal-abal, yang menerima karyawan seenaknya, " Bentaknya "lagian gimana sih HRD bisa terima kamu sebagai karyawan! "
"maafkan saya pak! " aku membungkuk memohon maaf dengan sungguh-sungguh, rasanya ini puncak dari kesialanku,
"Kamu dengar apa yang tadi saya katakanan, saat di ruang meeting? saya butuh karyawan yang di siplin, baik waktu maupun kebersihan! kesalahan kamu tuh fatal, gak bisa saya terima kamu di perusahaan ini! mau seperti apa perusahaan jika karyawannya seperti kamu! "
mendengar kata-kata yang cukup tajam dari Pak Pandu, membuatku tak bisa menhan air mata. Aku tidak boleh gagal kali ini, ini perusahaan impianku, masa aku harus kembali menjadi penjaga toko? seperti saat aku kuliah dulu.
"Saya mohon pak! kasih saya kesempatan, saya akan buktikan pada bapak, jika saya layak bekerja disini! " Bulir demi bulir air mata sudah menetes dan mengalir di pipiku.
"Buktikan? orang itu yang di lihat first impression, kalau awalnya saja tidak meyakinkan, bagaimana saya bisa percaya kamu bisa membuktikan! " Sepertinya cowok mesum itu punya hati sekeras baca, tak bisa tergoyahkan
"Saya mohon pak! saya mohon, kasih satuuu kali kesempatan buat saya! " aku kembali memohon sambil terisak pedih
"Hmmm...! Baiklah! " jawabnya, membuat aku bisa sedikit tersenyum "Tapi dengan satu syarat! "
aku terdiam sejenak menunggu cowok mesum itu mengatakan apa syarat yang dia ajukan untukku
"Kamu harus mau jadi pacar pura-pura saya! " seketika aku mengangkat tubuhku, tepat di hadapannya, hingga kami saling melempar pandangan
"Maksud bapak? " seketika mulutku menganga
"Yah! kamu harus berpura-pura jadi pacar saya ! " tegasnya
"Ta-tapi pak! "
"Kamu masih mau pekerjaan ini apa gak? " bentaknya
"Ma-mau pak! " jawabku cepat
"Ya sudah, ikuti syaratnya! kamu tahu kesalahanmu itu fatal banget! " ucapnya "Pertama, kamu sudah memasuki lift khusus direksi!yang kedua kamu sudah menjatuhkan ponsel saya, hingga ponsel saya retak! dan yang terakhir, kamu menampar pipi saya seenaknya! " Pak Pandu membeberkan kesalahanku yang memang terjadi karena kecerobahanku
"Yah, tapikan bapak waktu itu peluk saya! pake bilang saya pacar bapak! " sahutku berusaha membela diri
"kamu tuh nyaut aja ya! itu semua karena saya terpaksa! " jawabnya sedikit membentak
"Memangnya kenapa bapak harus berbohong seperti itu? " tanyaku penasaran
"Itu bukan urusan kamu! " jawabnya sambil berjalan kembali ke kursi singgasananya
"Tugas pertama, kamuharus datang ke ruangan saya jam dua belas tepat! " perintahnya
"Untuk ? " tanyaku bingung
"Bisa gak, gak usah banyak tanya, datenga aja! " bentaknya
"Ma-maaf pak! " jawabku menunduk
"Saya tidak mau ada kata terlambat! jam dua belas tepat, kalau kamu terlambat, sayarat itu gugur, dan silahkan kamu pergi dari kantor ini! " ancamannya
"Tapi pak, bukannya menurut peraturan perusahaan, tidak boleh meninggalkna meja kerja sebelum jam dua belas, bagaimana mungkin saya sampai disini jam dua belas, saya butuh beberapa menit untuk menuju ruangan bapak, dari meja kerja saya di lantai lima belas "
"Itu bukan urusan saya! " katanya
"dua belas, lewat lima belas menit ya pak! " tawarku
"tidak, jam dua belas! "
"lewat sepuluh menit deh! "
"tidak! kalau kata saya jam dua belas tepat ya sudah jam dua belas tepat! " tegasnya.
Dasar cowok mesum, keras kepala, kalau aja dia bukan atasan, udah ku kasih jurus sejuta cubitan! gerutuku kesal
"Lima menit boleh ya pak! " aku masih berusaha menawar
"Kamu punya telinga? bisa dengar? " tanyanya
"Punya pak ! ini telinga saya! " jawabku sambil memegang kedua telingaku
"ya sudah, dengerkan apa yang saya bilang barusan? " tanyanya lagi
"I-Iya pak! " jawabku
"Ya sudah, sekarang kembali kerja, dan jangan lupa saya tunggu jam dua belas, di ruangan saya! " tegasnya .
Akupun segera berbalik, dan meninggalkan ruangan yang membuat tubuhku bergetar ketakutan.
...****************...
Aku duduk lesu di meja kerjaku yang berada di lantai dua belas. Sesuai dengan bidangku, aku di tempatkan sebagai fit out officer, beberapa Job Desk yang harus aku kerjakan seperti mengecek pengerjaan unit, atau project , mengawasi pemakaian material bangunan, dan yang berhubungan dengan infrastruktur lainnya, aku juga di tuntut untuk bisa menggambar design bangunan.
Selama jam kerja fikiranku hanya fokus pada perkataan Pak Pandu, bagaimana mungkin dia memilihku sebagai pacar bohongan, dan buat apa? apa mungkin dia sedang bersaing untuk mendapatkan pacar dengan Pak Candra?
Ahhhh pusing-pusing, pertama kerja udah ketimpa masalah, Kiand-Kiand gini banget nasib lo!
BRAKKK!!!! Seseorang menggebrak mejaku, mebuatku terkejut
"Kalau kerja jangan bengong! " Ternyata Dian, dia memang selalu membuat jantungku copot
"Apa-apaan sih lo? " ujarku kesal "Kalau gue jantungan gimana? "
"Maaf, Maaf abis lo di panggil gak nyaut, kenapa sih? " tanyanya
"Kepooo! " sahutku dengan wajah kesal "Lagian bukannya kerja, malah keliaran, nanti ketauan Bu Yulia di omelin lo! "
"Hehehhe, gue cuman mau anterin ini! " Dian menyerahkan tumpukan kertas putih berisi SOP dan JOB DESK ku yang belum semoat Bu Yulia kasih untukku, karena aku harus menemui Pak Pandu
"Ohhh ya udah thanks ya! "
"Kiand, lo tadi di omelin sama Pak Pandu? apa katanya? dia tuh ganteng tau Ki, coba tadi gue aja yang di suruh keruangannya! " kata Dian sambil menyandarkan tubuhnya di ujung mejaku
"Ahhh lo ganggu aja, gue lagi pusing, sana-sana nanti di omelin, masih anak baru juga lo! bukannya kerja! " Aku segera mendorong tubuh Dian agar menjauh dari meja kerjaku
"Huh! gitu aja ngomel, ! " gerutunya sambil berjalan kembali ke meja kerja yang tak jauh dari meja ku
Aku kembali fokus pada pekerjaan yamg di berikan Bu Ambar, salah satu manager fit out disini, sesekali di bantu Kak Nanda, bagian fit out officer senior, karena masih banyak yang belum aku mengerti, terutama tentang pekerjaan di lapangan.
Tepat pukul dua belas kurang lima menit, aku merapikan semua kertas, dan mematikan laptop yang tersedia diatas meja kerjaku.
"Kiand! mau kemana? " Tanya Kak Nanda saat melihatku mulai tergesa-gesa
"Aku mau ke toilet ka, terus langsung istirahat! " jawabku
"Ohh ya sudah, pastikan laptop kamu sudah mati ya! " sahutnya
"Iya ka! " Aku segera bergegas meninggalkan meja, waktuku hanya tiga menit untuk sampai di ruang Pak Pandu, Setelah sampai pintu lift, ku lihat angka sepuluh dan satu, itu tandanya lift masih berada di lantai bawah
"Shiiittt" Akupun berlari menggunakan tangga, dari lantai dua belas ke lantai delapan belas , dengan nafas tersenggal-senggal aku terus berlari, sesekali melihat jam tanganku, tersisa satu menit lagi, dan akhirnya tepat pukul dua belas aku baru sampai di meja reseptionis
Dengan napas yang tersisa, serta wajah yang kacau, aku meminta untuk bertemu Pak Pandu, Reseptionis itu langsung menyuruhku masuk ke ruangannya
Tok.. Tok.. Tok... aku mengetuk pintu setelah meminta izin sebelumnya kepada sekertaris Pak Pandu
"Masuk! " sahutnya dari dalam ruangan
ku buka pintu perlahan, dengan rasa takut aku memberanikan diri menatap Pak Pandu yang sedang duduk di kursinya
"Jam berapa ini? " tanyanya ketus
"Jam dua belas! " jawabku gugup, lebih gugup saat aku menghadapai sidang kuliah dulu
"jam dua belas dari mana? ini jam dua belas lewat dua menit! " bentaknya.
"Ma-ma-maaf pak! tadi saya sudah berusaha lari dari lantai dua belas ke lantai delapan belas " jawabku sambil membungkuk
"Alasan! " Pria ini benar-benar menyebalkan, harusnya aku tidak berurusan dengan dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
BirVie💖🇵🇸
oohhhh yaa ampun Kiand...kasihan kau duuhhh menggos menggos
hhmmm Pandu...jatuh cinta lhooo haha
2022-12-27
1
Is Wanthi
2 menit aja si marah ,sabar bos
2022-07-11
0
Mamah Serly
semangat ka vei
2021-12-15
0