Bab 2 Tantangan di mulai

"Kiand? " Panggil bu Yulia setelah Pak Pandu meninggalkan ruangan

"I-iya Bu! " jawabku gugup

"Lain kali sebelum berangkat kerja, pastikan semua oke! ini peringatan terakhir untukkamu, agar selalu memakai pakain bersih dan rapi! " ujarnya dengan pandangan sinis padaku

"I-iya Bu maaf! " Aku hanya bisa menundukan kepalaku dan meminta maaf berkali-kali. Semua ini karena mobil brengsek itu, awas aja kalau ketemu lagi, aku bakal bikin perhitungan

"Ya sudah! sekarang ke ruangan Pak Pandu di lantai 18 " Perintah Bu yulia

"Ba-baik bu! "

"Kiand! semangat, lo kasih rayuan maut ye! " sahut Dian dengan nada berbisik

Sepanjang perjalanan aku terus menarik napas lalu menghembuskannya agar aku bisa lebih rileks. Setelah keluar lift aku di hadapakan sebuah pintu kaca, dengan seorang security yang sedang bejaga. Dari luar terlihat jelas sebuah meja setengah lingkaran bertuliskan RESEPTIONIST.

"Permisi pak! saya mau ke ruangan bapak pandu! " Sapaku pada security yang bertugas,

Dia melihatku dari atas sampai bawah dengan tatapan ragu, aku bisa dengan jelas melihat keraguan itu dari matanya dan keningnya yang berkerut

"Mbak ini siapa? dan ada keperluan apa dengan Pak Pandu? " tanya Security yang kulihat bernama Amroni

"Maaf pak! saya karyawan baru nama saya Kiand, tadi Pak Pandu memanggil saya! " jelasku

"Oh...! silahkan Mbaknya ke bagian reseptionis untuk bisa bertemu bapak pandu! " Pak Amroni menunjuk ke arah meja yang berada di ujung ruangan

"Baik, terima kasih pak! " Aku pun segera menuju meja reseptionis, ada dua wanita sepertinya usianya masih di bawahku, karena terlihat begitu cantik dan polos

"Permisi mbak! saya Kiand, saya mau bertemu Pak Pandu, pak Pandunya ada? " tanyaku pada wanita yang bernama Ria

"Ohh di tunggu sebentar ya! " wanita itu segera mengangkat gagang telpon

"Pagi Bu Karin, Pak Pandu ada di ruangan? di depan ada yang ingin bertemu Pak Pandu, namanya Kiand" Rupanya Wanita itu menghubungi orangnya pandu

"Oh baik! terima kasih Bu Karin! " wanita itu menaruh gagang telepon, dan kembali fokus kepadaku yang berdiri di balik meja reseptionis

"Mbaknya silahlan masuk, Pak Pandu sudah menunggu! " ucap Wanita dengan seragam bercorak batik, bertuliskan PT Cahaya Bagaskara Group

"Oh baik terima kasih! " Aku pun berjalan Ragu memasuki pintu kaca kedua, ruangan seluas ini begitu sepi, tidak ada aktifitas kantor seperti di lantai-lantai sebelumnya, selain luas ruangan yang ku lihat memiliki tiga ruangan di dalamnya begitu merwah, lukisan -lukisan karya pelukis ternama, terpampang jelas di lorong sebelum pintu kedua, seluruh lantai di selimuti oleh karpet permadani yag indah.

Mana ruangan Pak Pandu, gumamku dalam hati

Saat aku terlihat bingung mencari keberadaan ruangan cowok mesum itu, seorang wanita menghampiriku dan mengarahkanku masuk ke ruangan yang berada di ujung

Wanita itu mengetuk pintu dan membukanya perlahan

"Selamat pagi pak! " sapa wanita itu saat pintu terbuka "Maaf pak, mbak Kiand sudah datang

" Suruh dia masuk! " titahnya.

Akupun masuk dengan rasa takut, berjalan perlahan sambil menundukan kepala

"Pa-Pagi pak! " sapaku gugup. Pak. Pandu terlihat berjalan mengelilingiku menatapku dari ujung rambut hingga ujung kaki

"Niat kerja gak sih? " tanyanya "Rambut berantakan, baju kotor, " dia lalu mengendus leherku "bau lagi! " lanjutnya. Sepertyinya tidak ada hal yang menarik dari diriku

"Ma-maaf pak! " ucapku tertunduk

"maaf-maaf! " sahutnya ketus " kalau gak mau niat kerja , lebih baik kamu keluar dari kantor saya! perusahaan ini bukan perusahaan abal-abal, yang menerima karyawan seenaknya, " Bentaknya "lagian gimana sih HRD bisa terima kamu sebagai karyawan! "

"maafkan saya pak! " aku membungkuk memohon maaf dengan sungguh-sungguh, rasanya ini puncak dari kesialanku,

"Kamu dengar apa yang tadi saya katakanan, saat di ruang meeting? saya butuh karyawan yang di siplin, baik waktu maupun kebersihan! kesalahan kamu tuh fatal, gak bisa saya terima kamu di perusahaan ini! mau seperti apa perusahaan jika karyawannya seperti kamu! "

mendengar kata-kata yang cukup tajam dari Pak Pandu, membuatku tak bisa menhan air mata. Aku tidak boleh gagal kali ini, ini perusahaan impianku, masa aku harus kembali menjadi penjaga toko? seperti saat aku kuliah dulu.

"Saya mohon pak! kasih saya kesempatan, saya akan buktikan pada bapak, jika saya layak bekerja disini! " Bulir demi bulir air mata sudah menetes dan mengalir di pipiku.

"Buktikan? orang itu yang di lihat first impression, kalau awalnya saja tidak meyakinkan, bagaimana saya bisa percaya kamu bisa membuktikan! " Sepertinya cowok mesum itu punya hati sekeras baca, tak bisa tergoyahkan

"Saya mohon pak! saya mohon, kasih satuuu kali kesempatan buat saya! " aku kembali memohon sambil terisak pedih

"Hmmm...! Baiklah! " jawabnya, membuat aku bisa sedikit tersenyum "Tapi dengan satu syarat! "

aku terdiam sejenak menunggu cowok mesum itu mengatakan apa syarat yang dia ajukan untukku

"Kamu harus mau jadi pacar pura-pura saya! " seketika aku mengangkat tubuhku, tepat di hadapannya, hingga kami saling melempar pandangan

"Maksud bapak? " seketika mulutku menganga

"Yah! kamu harus berpura-pura jadi pacar saya ! " tegasnya

"Ta-tapi pak! "

"Kamu masih mau pekerjaan ini apa gak? " bentaknya

"Ma-mau pak! " jawabku cepat

"Ya sudah, ikuti syaratnya! kamu tahu kesalahanmu itu fatal banget! " ucapnya "Pertama, kamu sudah memasuki lift khusus direksi!yang kedua kamu sudah menjatuhkan ponsel saya, hingga ponsel saya retak! dan yang terakhir, kamu menampar pipi saya seenaknya! " Pak Pandu membeberkan kesalahanku yang memang terjadi karena kecerobahanku

"Yah, tapikan bapak waktu itu peluk saya! pake bilang saya pacar bapak! " sahutku berusaha membela diri

"kamu tuh nyaut aja ya! itu semua karena saya terpaksa! " jawabnya sedikit membentak

"Memangnya kenapa bapak harus berbohong seperti itu? " tanyaku penasaran

"Itu bukan urusan kamu! " jawabnya sambil berjalan kembali ke kursi singgasananya

"Tugas pertama, kamuharus datang ke ruangan saya jam dua belas tepat! " perintahnya

"Untuk ? " tanyaku bingung

"Bisa gak, gak usah banyak tanya, datenga aja! " bentaknya

"Ma-maaf pak! " jawabku menunduk

"Saya tidak mau ada kata terlambat! jam dua belas tepat, kalau kamu terlambat, sayarat itu gugur, dan silahkan kamu pergi dari kantor ini! " ancamannya

"Tapi pak, bukannya menurut peraturan perusahaan, tidak boleh meninggalkna meja kerja sebelum jam dua belas, bagaimana mungkin saya sampai disini jam dua belas, saya butuh beberapa menit untuk menuju ruangan bapak, dari meja kerja saya di lantai lima belas "

"Itu bukan urusan saya! " katanya

"dua belas, lewat lima belas menit ya pak! " tawarku

"tidak, jam dua belas! "

"lewat sepuluh menit deh! "

"tidak! kalau kata saya jam dua belas tepat ya sudah jam dua belas tepat! " tegasnya.

Dasar cowok mesum, keras kepala, kalau aja dia bukan atasan, udah ku kasih jurus sejuta cubitan! gerutuku kesal

"Lima menit boleh ya pak! " aku masih berusaha menawar

"Kamu punya telinga? bisa dengar? " tanyanya

"Punya pak ! ini telinga saya! " jawabku sambil memegang kedua telingaku

"ya sudah, dengerkan apa yang saya bilang barusan? " tanyanya lagi

"I-Iya pak! " jawabku

"Ya sudah, sekarang kembali kerja, dan jangan lupa saya tunggu jam dua belas, di ruangan saya! " tegasnya .

Akupun segera berbalik, dan meninggalkan ruangan yang membuat tubuhku bergetar ketakutan.

...****************...

Aku duduk lesu di meja kerjaku yang berada di lantai dua belas. Sesuai dengan bidangku, aku di tempatkan sebagai fit out officer, beberapa Job Desk yang harus aku kerjakan seperti mengecek pengerjaan unit, atau project , mengawasi pemakaian material bangunan, dan yang berhubungan dengan infrastruktur lainnya, aku juga di tuntut untuk bisa menggambar design bangunan.

Selama jam kerja fikiranku hanya fokus pada perkataan Pak Pandu, bagaimana mungkin dia memilihku sebagai pacar bohongan, dan buat apa? apa mungkin dia sedang bersaing untuk mendapatkan pacar dengan Pak Candra?

Ahhhh pusing-pusing, pertama kerja udah ketimpa masalah, Kiand-Kiand gini banget nasib lo!

BRAKKK!!!! Seseorang menggebrak mejaku, mebuatku terkejut

"Kalau kerja jangan bengong! " Ternyata Dian, dia memang selalu membuat jantungku copot

"Apa-apaan sih lo? " ujarku kesal "Kalau gue jantungan gimana? "

"Maaf, Maaf abis lo di panggil gak nyaut, kenapa sih? " tanyanya

"Kepooo! " sahutku dengan wajah kesal "Lagian bukannya kerja, malah keliaran, nanti ketauan Bu Yulia di omelin lo! "

"Hehehhe, gue cuman mau anterin ini! " Dian menyerahkan tumpukan kertas putih berisi SOP dan JOB DESK ku yang belum semoat Bu Yulia kasih untukku, karena aku harus menemui Pak Pandu

"Ohhh ya udah thanks ya! "

"Kiand, lo tadi di omelin sama Pak Pandu? apa katanya? dia tuh ganteng tau Ki, coba tadi gue aja yang di suruh keruangannya! " kata Dian sambil menyandarkan tubuhnya di ujung mejaku

"Ahhh lo ganggu aja, gue lagi pusing, sana-sana nanti di omelin, masih anak baru juga lo! bukannya kerja! " Aku segera mendorong tubuh Dian agar menjauh dari meja kerjaku

"Huh! gitu aja ngomel, ! " gerutunya sambil berjalan kembali ke meja kerja yang tak jauh dari meja ku

Aku kembali fokus pada pekerjaan yamg di berikan Bu Ambar, salah satu manager fit out disini, sesekali di bantu Kak Nanda, bagian fit out officer senior, karena masih banyak yang belum aku mengerti, terutama tentang pekerjaan di lapangan.

Tepat pukul dua belas kurang lima menit, aku merapikan semua kertas, dan mematikan laptop yang tersedia diatas meja kerjaku.

"Kiand! mau kemana? " Tanya Kak Nanda saat melihatku mulai tergesa-gesa

"Aku mau ke toilet ka, terus langsung istirahat! " jawabku

"Ohh ya sudah, pastikan laptop kamu sudah mati ya! " sahutnya

"Iya ka! " Aku segera bergegas meninggalkan meja, waktuku hanya tiga menit untuk sampai di ruang Pak Pandu, Setelah sampai pintu lift, ku lihat angka sepuluh dan satu, itu tandanya lift masih berada di lantai bawah

"Shiiittt" Akupun berlari menggunakan tangga, dari lantai dua belas ke lantai delapan belas , dengan nafas tersenggal-senggal aku terus berlari, sesekali melihat jam tanganku, tersisa satu menit lagi, dan akhirnya tepat pukul dua belas aku baru sampai di meja reseptionis

Dengan napas yang tersisa, serta wajah yang kacau, aku meminta untuk bertemu Pak Pandu, Reseptionis itu langsung menyuruhku masuk ke ruangannya

Tok.. Tok.. Tok... aku mengetuk pintu setelah meminta izin sebelumnya kepada sekertaris Pak Pandu

"Masuk! " sahutnya dari dalam ruangan

ku buka pintu perlahan, dengan rasa takut aku memberanikan diri menatap Pak Pandu yang sedang duduk di kursinya

"Jam berapa ini? " tanyanya ketus

"Jam dua belas! " jawabku gugup, lebih gugup saat aku menghadapai sidang kuliah dulu

"jam dua belas dari mana? ini jam dua belas lewat dua menit! " bentaknya.

"Ma-ma-maaf pak! tadi saya sudah berusaha lari dari lantai dua belas ke lantai delapan belas " jawabku sambil membungkuk

"Alasan! " Pria ini benar-benar menyebalkan, harusnya aku tidak berurusan dengan dia.

Terpopuler

Comments

BirVie💖🇵🇸

BirVie💖🇵🇸

oohhhh yaa ampun Kiand...kasihan kau duuhhh menggos menggos
hhmmm Pandu...jatuh cinta lhooo haha

2022-12-27

1

Is Wanthi

Is Wanthi

2 menit aja si marah ,sabar bos

2022-07-11

0

Mamah Serly

Mamah Serly

semangat ka vei

2021-12-15

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1 awal sebuah perjuangan
3 Bab 2 Tantangan di mulai
4 Bab 3 Bersama Pacar
5 Bab 4 Pasta Carbonara
6 Bab 5 Masalah baru
7 Bab 6 hati yang bergetar
8 Bab 7 Sesuatu di dadaku
9 episode 8 Makan siang 1
10 Bab 9 makan siang II
11 Episode 10 Pelukan hangat
12 episode 11 high heels
13 Episode 12 too Good at goodbyes
14 Episode 13 setiap luka selalu ada obat, tapi tidak dengan luka hati
15 episode 14 Semangkuk Bakso
16 episode 15 terjebak di dalam lift
17 episode 16 Kiqnd terjebak di dalam lift
18 episode 17 Rasa yang aneh
19 episode 18 cinta sendiri
20 eisode 19 Hati yang hancur
21 episode 20 Luka yang perih
22 episode 21
23 episode 22 hujan
24 episode 23 senyum Kiand
25 episode 24 keributan di rumah
26 episode 25 tangan itu ....
27 episode 26 lunh box
28 episode 27 Kesal
29 episode 28 pelukan Kiand
30 episode 29 sebuah rasa
31 episode 30 Hati yang rapuh
32 episode 31 keputusan
33 episode 32 cemburu
34 episode 33 ke khawatiran kiand
35 epusode 34 kecewa
36 eisode 35 rasa ini
37 episode 36 jatuh cinta 1
38 episode 37 jatuh cinta 2
39 episode 38 Bintang Lainnya
40 episode 39 mencintaimu
41 episode 40 segelas minuman
42 episode 41 mabuk
43 episode 42 sebuah siraman
44 epiaode 43 makan siang
45 episode 44 terluka
46 episode 45 air mata
47 episode 46 memilih pergi
48 episode 47 arti sakit tapi tak berdarah
49 episode 48 menjauh lebih baik
50 episode 49 hal menakutkan
51 episode 50 tentang sebuah cinta dan pengorbanan
52 episode 51 waktu terasa terhenti
53 episode 52 ketakutan terbesar
54 episode 53 kesempatan
55 eoisode 54 penyamaran
56 episode 55 Ungkapan Cinta lagi
57 episode 56 kebernian
58 episode 57 hati yang berbunga
59 episode 58 tersipu
60 episode 59 jebakan
61 episode 60 perasaan yang meluap luap
62 episode 61 air mancur
63 episode 62 bingung
64 episode 63 sebatas teman
65 episode 64 haruskah aku pergi?
66 episode 65 rahasia yang di sembunyikan
67 episode 66 misteri yang mulai terbuka
68 episode 67 tingkat tertinggi mencintai adalah merelakan
69 episode 68 hasil yang memuaskan
70 episode 69 pertemuan
71 bab 70 di hadapkan pilihan sulit
72 episode 71 it's about heart
73 silahkan 72 menghabiskan malam
74 episode 72 please stay! 1
75 episode 74 please stay! 2
76 episode 75 please stay! 3
77 episode 76 Tersudut 1
78 episode 77 tersudut 2
79 episode 78 sudah kuputuskan
80 episode 80 rahasia yang di ketahui
81 episode 81 Hari Baru
82 episode 82 luka itu kembali
83 episode 83 Hati yang hancur
84 epusode 83 i'm still missing you
85 episode 84 Hangatnya sebuah Cinta
86 episode 85 kehidupan yang berbeda
87 episode 86 haruskah semua usai?
88 episode 87 it's just begin
89 episode 90 terenyuh
90 episode 89 Masak bersama
91 episode 90 last love
92 episode 91 hamil!
93 episode 92 perubahan
94 episode 93 kejutab
95 episode 94 kekuatan cinta
96 episode 95 titik terang
97 episode 96 keyakinan
98 episode 97 antara kasih sayang dan keadilan 1
99 episode 98 antara kasih sayang dan keadilan 2
100 episode 99 sebuah kejutan
101 epesiode 100 terbuka
102 episode 101 kala sebuah rasa tak terlihat
103 episode 102 cinta terbaik
104 episode 103 menjaga dua hati
105 104 senyum itu
106 episode 105 makan malam
107 episode 106 meraih kembali
108 episode 107 perawatku
109 episode 108 masalah reina
110 episode 109 untuk cinta terbaik
111 episode 110 harapan cinta
112 episode 111 makan siang
113 episode 112 ujung tombak
114 episode 113 semua akan indah pada waktunya
115 episode 114 mabuk
116 episode 115 apa aku sanggup?
117 episode 116 melepaskan
118 episode 117 kesempatan
119 episode 118 hati yang galau
120 episode 119 menjelang pernikahan
121 episode 121 God, I Love Her
122 Episode 122 : hari bahagia
123 Episode 122 : Bertahan atau pergi
124 Episode 124 Bagaimana akhirnya?
125 Episode 125 : jari manis
126 the wedding
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1 awal sebuah perjuangan
3
Bab 2 Tantangan di mulai
4
Bab 3 Bersama Pacar
5
Bab 4 Pasta Carbonara
6
Bab 5 Masalah baru
7
Bab 6 hati yang bergetar
8
Bab 7 Sesuatu di dadaku
9
episode 8 Makan siang 1
10
Bab 9 makan siang II
11
Episode 10 Pelukan hangat
12
episode 11 high heels
13
Episode 12 too Good at goodbyes
14
Episode 13 setiap luka selalu ada obat, tapi tidak dengan luka hati
15
episode 14 Semangkuk Bakso
16
episode 15 terjebak di dalam lift
17
episode 16 Kiqnd terjebak di dalam lift
18
episode 17 Rasa yang aneh
19
episode 18 cinta sendiri
20
eisode 19 Hati yang hancur
21
episode 20 Luka yang perih
22
episode 21
23
episode 22 hujan
24
episode 23 senyum Kiand
25
episode 24 keributan di rumah
26
episode 25 tangan itu ....
27
episode 26 lunh box
28
episode 27 Kesal
29
episode 28 pelukan Kiand
30
episode 29 sebuah rasa
31
episode 30 Hati yang rapuh
32
episode 31 keputusan
33
episode 32 cemburu
34
episode 33 ke khawatiran kiand
35
epusode 34 kecewa
36
eisode 35 rasa ini
37
episode 36 jatuh cinta 1
38
episode 37 jatuh cinta 2
39
episode 38 Bintang Lainnya
40
episode 39 mencintaimu
41
episode 40 segelas minuman
42
episode 41 mabuk
43
episode 42 sebuah siraman
44
epiaode 43 makan siang
45
episode 44 terluka
46
episode 45 air mata
47
episode 46 memilih pergi
48
episode 47 arti sakit tapi tak berdarah
49
episode 48 menjauh lebih baik
50
episode 49 hal menakutkan
51
episode 50 tentang sebuah cinta dan pengorbanan
52
episode 51 waktu terasa terhenti
53
episode 52 ketakutan terbesar
54
episode 53 kesempatan
55
eoisode 54 penyamaran
56
episode 55 Ungkapan Cinta lagi
57
episode 56 kebernian
58
episode 57 hati yang berbunga
59
episode 58 tersipu
60
episode 59 jebakan
61
episode 60 perasaan yang meluap luap
62
episode 61 air mancur
63
episode 62 bingung
64
episode 63 sebatas teman
65
episode 64 haruskah aku pergi?
66
episode 65 rahasia yang di sembunyikan
67
episode 66 misteri yang mulai terbuka
68
episode 67 tingkat tertinggi mencintai adalah merelakan
69
episode 68 hasil yang memuaskan
70
episode 69 pertemuan
71
bab 70 di hadapkan pilihan sulit
72
episode 71 it's about heart
73
silahkan 72 menghabiskan malam
74
episode 72 please stay! 1
75
episode 74 please stay! 2
76
episode 75 please stay! 3
77
episode 76 Tersudut 1
78
episode 77 tersudut 2
79
episode 78 sudah kuputuskan
80
episode 80 rahasia yang di ketahui
81
episode 81 Hari Baru
82
episode 82 luka itu kembali
83
episode 83 Hati yang hancur
84
epusode 83 i'm still missing you
85
episode 84 Hangatnya sebuah Cinta
86
episode 85 kehidupan yang berbeda
87
episode 86 haruskah semua usai?
88
episode 87 it's just begin
89
episode 90 terenyuh
90
episode 89 Masak bersama
91
episode 90 last love
92
episode 91 hamil!
93
episode 92 perubahan
94
episode 93 kejutab
95
episode 94 kekuatan cinta
96
episode 95 titik terang
97
episode 96 keyakinan
98
episode 97 antara kasih sayang dan keadilan 1
99
episode 98 antara kasih sayang dan keadilan 2
100
episode 99 sebuah kejutan
101
epesiode 100 terbuka
102
episode 101 kala sebuah rasa tak terlihat
103
episode 102 cinta terbaik
104
episode 103 menjaga dua hati
105
104 senyum itu
106
episode 105 makan malam
107
episode 106 meraih kembali
108
episode 107 perawatku
109
episode 108 masalah reina
110
episode 109 untuk cinta terbaik
111
episode 110 harapan cinta
112
episode 111 makan siang
113
episode 112 ujung tombak
114
episode 113 semua akan indah pada waktunya
115
episode 114 mabuk
116
episode 115 apa aku sanggup?
117
episode 116 melepaskan
118
episode 117 kesempatan
119
episode 118 hati yang galau
120
episode 119 menjelang pernikahan
121
episode 121 God, I Love Her
122
Episode 122 : hari bahagia
123
Episode 122 : Bertahan atau pergi
124
Episode 124 Bagaimana akhirnya?
125
Episode 125 : jari manis
126
the wedding

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!