Bagian 3

Titan sudah selesai mengadzani anak kembarnya. Semuanya sangat gemas melihat bayi kembar pengantin tersebut.

"Makasih ya Din, udah bantuin kakak lahiran." Ucap Salma pada adik ipar yang terlihat sangat capek.

"Oh gitu sekarang, muka habis dicakar kucing ini gak di anggap gitu?" singgung Deniel sambil melipat kedua tangan di atas dada.

"Oh iya sampai lupa kalau tetangga udah bantuin juga. Makasih ya Deniel." Ucap Salma merasa bersalah melihat ganasnya ia mencakar wajah tetangganya itu.

"Kalau gak ada kalian, entah gimana kah nasib istri dan anakku." Ucap Titan sangat bangga dengan Dinda dan Deniel.

"Sudah jangan bahas itu, jijik aku." Ucap Deniel risih kala mengingat istri temannya yang melahirkan di dalam mobil.

Deniel dan Titan memang sahabatan cukup lama. Umur Deniel sama dengan Titan. Mereka satu kelas waktu SMA dulu. Jadi tidak heran, Deniel cukup akrab dengan Titan. Tapi tidak dengan Dinda, musuh bebuyutannya itu. Setiap bertemu, ada saja hal-hal yang menjadi topik adu argumen mereka. Entahlah apa mereka tidak capek selalu bertengkar?

"Aku jadi pengen nambah lagi." Goda Titan tersenyum nakal pada sang istri.

Sontak yang mendengarnya senyum-senyum.

"Astaga kakak gak ada akhlak. Istri baru aja ngelahirin udah pengen nambah. Emang hasrat lelaki tiada habisnya." Batin Dinda cekikikan. Padahal dalam hati, ia sudah dibuat ngakak.

"Gila nih si Titan, bini baru ngelahirin udah pengen nambah. Astoge." Deniel menggelengkan kepalanya sambil bicara dalam hati.

Kedua orang tuanya saling pandang sambil cekikikan mendengar ucapan putra sulung mereka.

Salma langsung mendorong wajah suaminya yang berjarak cukup dekat dengan wajahnya. "Enak aja minta tambah. Besarin dulu nih si kembar!" kesal Salma pada sang suami.

Tawa yang sedari ditahan-tahan kini pecah.

"Ma, Pa, aku duluan ya udah ngantuk nih." Pamit Dinda menghentikan tawanya dan mendapatkan respon anggukan dari kedua orang tuanya.

Tidak ingin berlama-lama, Dinda pun langsung keluar dari ruangan kakaknya dan berjalan menuju parkiran.

"Woi botol kecap!" teriak seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Deniel yang berjalan berjalan menghampiri Dinda.

"Gak ada adab emang kaleng sarden! kenapa heh?" ucap Dinda melanjutkan langkah kakinya dengan perlahan dan diikuti Deniel.

"Aku pulang sama kamu kan?" tanya Deniel.

Dinda yang mendengarnya langsung menghentikan kakinya melangkah. "Pulang sama aku? enak aja. Pulang sendiri!" ucap Dinda dengan tawa ledekannya.

"Aku sih gak ngarep banget sih pulang sama kamu. Tadi aku cuman diminta papa mu buat nyetir mobil, karena botol kecap ini gak bisa nyetir." Singgung Deniel dan lebih dulu meninggalkan Dinda.

"Waduh benar juga yah, " batin Dinda.

"Woi tunggu." Dinda menghentikan langkah Daniel. Ia kemudian menyodorkan kunci mobil pada musuhnya itu.

"Heh baru nyadar kau?" singgung Deniel tersenyum kemenangan.

Mereka berjalan bersamaan dan sampailah pada parkiran. Saat membuka pintu mobil, mata mereka terbelalak melihat hal yang menjijikan. Banyak sekali darah yang mengotori mobil mewah tersebut.

Rupanya darah tersebut berasal dari persalinan Salma waktu di mobil itu. Dinda langsung menutup pintu mobil tersebut. Deniel bergelidik ngeri melihatnya. Sama halnya dengan Deniel, Dinda rasanya ingin muntah.

"Dengar ya botol kecap, aku gak mau naik mobil ini." Ucap Deniel.

"Siapa juga yang mau naik mobil ini? aku aja gak mau. Menjijikan sekali." Balas Dinda langsung memesan taksi online melalui ponselnya.

Tidak lama kemudian, taksi pun datang. Dinda dan Deniel pun langsung masuk. Perlahan tapi pasti taksi meninggalkan area rumah sakit dan menuju perumahan mereka.

Diperjalanan, Dinda sibuk dengan gawai nya untuk membalas beberapa pesan masuk dari sang pacar, Bayu. Dinda sudah 2 tahun menjalin hubungan dengan pria yang sekarang ini sudah berhasil menjadi seorang dokter anak.

Sifat ramah dan penyayang itulah membuat Dinda jatuh hati pada dokter muda nan tampan itu. Beberapa bulan lagi, mereka akan melangsungkan pernikahan.

Drutt

Dering ponsel Dinda berbunyi. Ia pun langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo sayang!" seru Dinda pada calon suaminya itu.

"Kamu ada dimana sekarang?" tanya Bayu dari sambungan telepon.

"Ekhem!!" Deniel mendehem dengan keras.

"Sayang, itu siapa ya?" tanya Bayu mulai berasumsi yang tidak-tidak.

"Ah tidak sayang, itu cuman suara burung kakak tua punya papa." Elak Dinda menatap murka pada musuh besarnya itu.

"Uhuk! uhuk!" lagi-lagi Deniel mengganggu dengan pura-pura batuk.

Sontak saja Dinda memasang wajah sangarnya dan memberikan kode pada Deniel untuk diam.

"Burung kakak tuanya sekarang, udah bisa niruin suara batuk ya sayang?" tanya Bayu.

"Iya sayang, burung kakak tuanya lagi sirik deh sayang sama kita.Makanya dia gangguin terus." Ucap Dinda asal.

"Wah sembarangan nih si kecap! pakai bilang aku burung kakak tua lagi?" batin Deniel menatap jengkel pada wanita satu taksi dengannya.

"Makanya sayang, suruh papa kamu buat cariin jodoh buat burung kakak tuanya. Biar gak ngiri lagi, " Bayu meladeni ucapan asal Dinda.

Ia tak tahu yang dimaksud burung kakak tua itu adalah Deniel, musuh bebuyutan Dinda.

"Iya sayang ini juga udah dapet pasangan buat burung kakak tuanya. Janda cocok gak buat si burung kakak tua?" ucap Dinda tertawa menatap Deniel yang sudah memendam amarah.

"Hahahahha kamu ini." Bayu tetawa dengan lelucon calon istrinya itu. "Udah dulu ya sayang, nanti aku telpon lagi. I love you." Pamit Bayu.

"I love you too" balas Dinda dan kemudian panggilan berakhir.

"Alay." Ucap Deniel mendengar gaya pacaran Dinda dan Bayu.

"Alay-alay gini tapi kami saling mencintai dan menyayangi. Tidak seperti mu yang gagal berumah tangga." Balas Dinda membuat Deniel mengepalkan tangannya.

Deniel menatap Dinda dengan tatapan mengerikan. Deniel tidak menyukai kalau masa lalunya diungkit-ungkit. Luka lama yang mulai pulih kini terbuka lagi karena Dinda yang mengingatkannya kembali masa lalu begitu menyakitkan.

"Kita lihat saja nanti, apakah calon suamimu akan meninggalkan mu sama seperti masa lalu ku!" lama menatap penuh kengerian, Deniel pun memberikan kata-kata yang terkesan sumpah untuk musuhnya.

Deniel mengalihkan pandangan pada kaca mobil. "Aku memang gagal berumah tangga, tapi aku tidak gagal mendidik anakku untuk memiliki akhlak yang baik pada orang lain. Tidak seperti mu?" tukas Deniel membuat Dinda diam seru bahasa.

Ada rasa penyesalan dibenak Dinda. "Astaga, kenapa aku mengungkit ini?" batin Dinda sangat menyesali kalimat yang keluar secara spontan itu.

Dring!

Panggilan video call pada ponsel Deniel. Ia pun segera mungkin mengangkatnya.

"Papa!" seru anak kecil yang begitu di rindukan Deniel.

"Gio, kamu belum tidur Nak?" tanya Deniel pada sang anak.

"Aku nungguin Papa buat makan malam sama-sama. Papa kapan pulangnya nih?" rengek Gio membuat Deniel gemas melihatnya.

"Iya, Papa udah dijalan ko." Jawab Deniel.

"Oke deh Pa, jangan lama-lama ya.Dadah!" anak masih duduk di taman kanak-kanak itupun langsung mengakhiri panggilan tersebut.

Hadirnya Gio lah yang membuat Deniel bisa bertahan untuk melanjutkan hidupnya. Amat sayangnya Deniel pada putra semata wayangnya itu.

Taksi pun sampai tepat di depan rumah Dinda. Deniel langsung membayarnya dan langsung pergi menuju rumahnya.

Like, komen, dan vote.

Terpopuler

Comments

Nurlaela

Nurlaela

jangan2 nanti jodoh,...nikah sama sama musuh🤭😅😅😅maaf baru baca padahal udah end nih kaya nya menarik.

2023-01-22

0

uutarum

uutarum

polosssss😂😂😂😂

2022-11-20

0

sya-sha

sya-sha

lah udah duren ko ngakunya polos

2021-05-31

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90
91 Bagian 91
92 Bagian 92
93 Bagian 93
94 Bagian 94
95 Bagian 95
96 Bagian 96
97 Bagian 97
98 Bagian 98
99 Bagian 99
100 Bagian 100
101 Bagian 101
102 Bagian 102
103 Bagian 103
104 Bagian 104
105 Bagian 105
106 Bagian 106
107 Bagian 107
108 Bagian 108
109 Bagian 109
110 Bagian 110
111 Bagian 111
112 Bagian 112
113 Bagian 113
114 Bagian 114
115 Bagian 115
116 Bagian 116
117 Bagian 117
118 Bagian 118
119 Bagian 119
120 Bagian 120
121 Bagian 121
122 Bagian 122
123 Bagian 123
124 Bagian 124
125 Bagian 125
126 Bagian 126
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90
91
Bagian 91
92
Bagian 92
93
Bagian 93
94
Bagian 94
95
Bagian 95
96
Bagian 96
97
Bagian 97
98
Bagian 98
99
Bagian 99
100
Bagian 100
101
Bagian 101
102
Bagian 102
103
Bagian 103
104
Bagian 104
105
Bagian 105
106
Bagian 106
107
Bagian 107
108
Bagian 108
109
Bagian 109
110
Bagian 110
111
Bagian 111
112
Bagian 112
113
Bagian 113
114
Bagian 114
115
Bagian 115
116
Bagian 116
117
Bagian 117
118
Bagian 118
119
Bagian 119
120
Bagian 120
121
Bagian 121
122
Bagian 122
123
Bagian 123
124
Bagian 124
125
Bagian 125
126
Bagian 126

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!