Dena sudah berjalan duluan mendahului Papanya yang sedang berjalan di belakangnya saat ini. Raut wajah Dena begitu dingin serta datar, ia begitu tidak ingin menemui orang itu.
Dena berjalan menuruni tangga, Dirga melihat ia seakan merasa terpesona dengan Dena karena wajah cantik serta kulit putih dari wanita itu.
"Ternyata dia cantik juga" ucap Dirga tanpa sadar sambil tatapannya terus melihat Dena yang berjalan mendekat ke arahnya.
"Sadar Dirga, Sadar. kamu punya Clara" Dirga menggelengkan kepalanya pelan saat ia menyadari apa yang barusan ia hatinya katakan.
Dena duduk di sofa single yang berada ditengah-tengah sofa yang diduduki Soraya dan Dirga. Dia masih saja menampakkan wajah datarnya tak berekspresi menatap Dirga enggan.
"Dena Kenalkan ini Dirga" Dirga langsung mengulurkan tangannya kearah Dena tetapi Dena tidak menanggapinya.
Dirga menurunkan lagi tangannya menatap perempuan didepannya saat ini dengan penuh tanya.
Marco sendiri melihat anaknya yang hanya diam tanpa bicara.
"Dan Dirga ini putri saya Dena Nindia Sharman,"
"Dena.." panggil Marco pada Dena bermaksud menyuruh anaknya untuk mengulurkan tangan pada Dirga.
Dena melihat sekilas ke arah Marco, lalu ia mengulurkan tangannya didepan Dirga.
"Dena.." ucapnya.
"Dirga.." ucap Dirga membalas uluran tangan Dena.
"Kalian berbicara dulu, agar saling mengenal. Ayok Honey" ucap Marco lalu mengajak istrinya untuk pergi meninggalkan Dena dan Dirga berdua saja.
"Jangan harap aku menerima perjodohan ini" ketus Dena sambil melihat Dirga yang tampak terkejut dengan ucapannya.
Sungguh Dirga terkejut mendengar ucapan wanita yang akan dijodohkan dengannya saat ini.
"Siapa juga yang berharap menerima perjodohan ini" ucap Dirga tak kalah ketus.
"Baguslah, sepertinya kau juga menolak perjodohan ini. Aku bisa lega sekarang"
Dena hanya diam mendengar ucapan pria asing yang baru dikenalnya tersebut.
"Kalau kau juga menolak perjodohan ini, bagaimana kalau kita bekerja sama untuk membatalkannya" ucap Dirga memberikan penawaran.
"Maksudmu.?" tanya Dena masih dengan wajah datar.
"Kita bekerjasama, kau menolak perjodohan ini kan? begitu juga denganku, aku tidak menginginkan ini semua. Aku sudah memiliki kekasih mengerti" jelas Dirga.
"Aku juga sepertinya tidak sudi memiliki istri sepertimu" sinis Dirga sambil memperhatikan Dena yang wajahnya datar-datar saja.
Dena membalas perkataan Dirga itu dengan senyum sinis nya.
"Itu saja kan yang ingin anda ucapkan. Kalau sudah anda bisa pergi"
Mendengar itu Dirga pun langsung berdiri dari duduknya, lalu melangkah pergi.
"Besok temui aku di Kafe Rafles, kita atur rencana di sana" ucapnya sebelum melangkah pergi.
"Untuk apa kita bertemu di sana, selesaikan disini saja jangan membuang waktu"
"Intinya kita sama-sama tidak menerima ini semua kan. Ya sudah bilang saja ke pada dua orang tuamu" lanjut Dena tidak bergeming dari posisinya.
"Tidak semudah apa yang kau pikirkan nona" Dirga mulai berbalik arah lagi, duduk menatap Dena yang juga tengah menatapnya.
"Kalau semudah apa yang kau bayangkan aku tidak akan capek-capek kemari" Sinis Dirga memberikan tatapan tajamnya.
"Kau tunggu di sini." pinta Dena lalu ia segera berdiri meninggalkan Dirga yang tidak mengerti kenapa dia disuruh menunggu di situ.
Dena berjalan pergi menuju sebuah kamar tamu yang tidak jauh dari ruang tamu keluarga mereka. Dirga yang duduk dalam ketidak mengertian melihat Dena yang berjalan menuju kesebuah kamar.
Dena langsung saja membuka kamar itu tanpa mengetuk pintu.
"Dasar pasangan menjijikkan," desisnya saat pintu terbuka dia melihat Papanya yang sedang berhubungan intim dengan Soraya.
Memang Marco selalu memakai kamar tamu untuk melakukan hubungan intim itu, entah alasan apa yang membuatnya melakukannya disitu.
Marco langsung menghentikan aktifitasnya dengan sang istri. Melihat dimana anaknya saat ini berdiri yang menatapnya jijik.
"Kenapa kamu masuk tanpa mengetuk pintu" ucap Marco yang masih berada di atas tubuh Soraya.
"Pria yang kau jodohkan denganku, ingin bicara" ketus Dena lalu pergi terlebih dahulu.
Marco langsung bangkit dari tubuh Soraya, memakai celananya kembali dan menyusul Dena yang sudah mendahului dirinya.
"Katakan pada orang itu di depannya langsung" ucap Dena dingin sambil menatap Papanya yang berjalan kearah mereka berdua.
"Apa yang harus ku katakan?" lirih Dirga.
"Soal kau tidak mau dengan perjodohan ini"
"Dirga apa yang ingin kamu bicarakan pada saya?" tanya Marco saat didepan Dirga.
"Begini om, saya menolak perjodohan ini. Dan anak anda juga menolaknya, jadi lebih baik kita batalkan saja rencana anda dengan Papa saya"
mendengar itu tentu saja Marco terkejut, ia langsung menatap Dena tajam sementara Dena hanya membuang mukanya tak perduli.
"Tidak bisa Dirga, ini sudah menjadi kesepakatan saya dengan Papamu. Dan ini juga wasiat dari Mama Dena"
Mendengar ucapan Papanya itu membuat Dena melebarkan matanya tak percaya. Mana mungkin mamanya membuat wasiat seperti itu,
"Jangan mengarang," dingin Dena menatap Marco tidak suka.
"Kalau anda membawa nama Mama saya atas hal gila ini saya tidak bisa tinggal diam" sinis Dena lagi.
Dirga yang melihat ayah dan anak seperti saling bermusuhan hanya diam melihat itu dengan ketidak mengertiannya.
"Papa tidak mengarang cerita, ini memang benar keinginan mama mu"
"BERHENTI MENGHUBUNG-HUBUNGKANYA DENGAN MAMA KU. Orang menjijikan seperti anda serta gila harta seperti anda jangan pernah membawa-bawa nama mamaku dalam hal ini" teriak Dena histeris menatap Papanya penuh emosi.
Dirga kaget melihat semua itu, melihat wanita cantik di depannya yang begitu sangat marahnya kepada Papanya sendiri.
"*Sebenarnya ada apa dengan mereka berdua" batin Dirga melihat dua orang didepannya yang sepertinya sama-sama memendam emosi masing-masing.
Plakkk*
Sebuah tamparan keras mendarat di Pipi kanan Dena saat ini. Dena langsung memegang wajahnya yang merah membekas telapak tangan
Marco tidak bisa menahan emosinya dengan begitu saja ia menampar Dena tepat didepan Dirga yang melihat mereka berdua dengan syok.
"Bagus, sekarang anda sudah tidak perduli dengan image anda berarti. Sehingga berani menampar saya didepan orang asing" ucap Dena sambil tersenyum sini melirik ke Papanya
Marco langsung terdiam melihat ke arah Dirga ragu-ragu. Kena sudah, apa yang dipikirkan Dirga saat ini. Batin Marco.
"Di..Dirga.." ucap Marco ragu saat Dirga menatapnya datar.
"Ada apa ini? ucap Daniel yang baru saja datang dari luar. Ia melihat tiga orang yang sedang berdiri saling menatap dan dalam suasana tegang.
Daniel melihat kearah kakaknya yang masih memegangi wajahnya saat ini.
"Kamu kenapa?" tanya Daniel pada Dena, Dena dengan refleks langsung menurunkan tangannya dari wajah dan menutupi bekas tamparan Papanya dengan rambutnya yang tergerai.
Dirga memperhatikan semua gerakan Dena barusan sesekali dia juga melihat Daniel yang ia ketahui sebagai kembaran perempuan didepannya mendekati perempuan itu.
Daniel berjalan menghampiri Dena tetapi tatapannya sesekali melihat ke Papanya menatapnya tajam.
"Apa yang kamu tutupi dengan rambutmu?" Daniel menyibak rambut Dena. Benar ia merasa curiga dengan Dena tadi yang mengarahkan rambutnya ke wajah.
"Siapa yang melakukannya padamu?" ucap Daniel seperti mengulang pertanyaannya tempo lalu.
"Dia atau Papa" Daniel menunjuk Dirga dan Papanya.
"Tidak usah jawab, aku tahu siapa yang melakukannya" Daniel langsung mendekati Papanya yang berdiri didekatnya.
"Daniel.." panggil Dena sambil memegangi lengan Daniel yang tergenggam erat menatap Papanya tajam tak berkedip.
"Aku mohon, Kalau kamu sampai melakukannya..Kamu..Kamu tidak akan melihatku lagi, jangan lupakan apa yang aku ucapkan waktu itu" Dena masih terus memegangi lengan Daniel agar Daniel tidak memukul Papa mereka.
Semua itu tidak lepas dari penglihatan Dirga, dia mengkerut kan dahinya mencoba memahami yang terjadi di depannya saat ini.
"Kali ini kau lolos Pa, tapi aku tidak jamin kedepannya" ucap Daniel sengit didepan sang Papa. Lalu ia pergi dari situ disusul Dena yang berlari mengejar Daniel.
Dirga merasa seperti orang aneh berada di keluarga itu. Marco masih berdiri di terpaku di tempatnya.
Ia tidak menyangka putranya yang pendiam itu ternyata bisa memberikan tatapan yang menakutkan.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Mea
ko ada ya org tua seperti itu...anak tdk mau d jodohkan d tampar...ngeriii
2022-09-01
1
Sri Mulawati
di part ini aku mulai mencet "favorit". spertinya mnarik untuk dlanjutkan, thor
2021-07-29
1
Sri Widjiastuti
hadeeh Marco Bpk g da akhlak. ada tamu bisa begitu 🤗🤗
2021-07-18
0