Ep 5

Dena sudah berjalan duluan mendahului Papanya yang sedang berjalan di belakangnya saat ini. Raut wajah Dena begitu dingin serta datar, ia begitu tidak ingin menemui orang itu.

Dena berjalan menuruni tangga, Dirga melihat ia seakan merasa terpesona dengan Dena karena wajah cantik serta kulit putih dari wanita itu.

"Ternyata dia cantik juga" ucap Dirga tanpa sadar sambil tatapannya terus melihat Dena yang berjalan mendekat ke arahnya.

"Sadar Dirga, Sadar. kamu punya Clara" Dirga menggelengkan kepalanya pelan saat ia menyadari apa yang barusan ia hatinya katakan.

Dena duduk di sofa single yang berada ditengah-tengah sofa yang diduduki Soraya dan Dirga. Dia masih saja menampakkan wajah datarnya tak berekspresi menatap Dirga enggan.

"Dena Kenalkan ini Dirga" Dirga langsung mengulurkan tangannya kearah Dena tetapi Dena tidak menanggapinya.

Dirga menurunkan lagi tangannya menatap perempuan didepannya saat ini dengan penuh tanya.

Marco sendiri melihat anaknya yang hanya diam tanpa bicara.

"Dan Dirga ini putri saya Dena Nindia Sharman,"

"Dena.." panggil Marco pada Dena bermaksud menyuruh anaknya untuk mengulurkan tangan pada Dirga.

Dena melihat sekilas ke arah Marco, lalu ia mengulurkan tangannya didepan Dirga.

"Dena.." ucapnya.

"Dirga.." ucap Dirga membalas uluran tangan Dena.

"Kalian berbicara dulu, agar saling mengenal. Ayok Honey" ucap Marco lalu mengajak istrinya untuk pergi meninggalkan Dena dan Dirga berdua saja.

"Jangan harap aku menerima perjodohan ini" ketus Dena sambil melihat Dirga yang tampak terkejut dengan ucapannya.

Sungguh Dirga terkejut mendengar ucapan wanita yang akan dijodohkan dengannya saat ini.

"Siapa juga yang berharap menerima perjodohan ini" ucap Dirga tak kalah ketus.

"Baguslah, sepertinya kau juga menolak perjodohan ini. Aku bisa lega sekarang"

Dena hanya diam mendengar ucapan pria asing yang baru dikenalnya tersebut.

"Kalau kau juga menolak perjodohan ini, bagaimana kalau kita bekerja sama untuk membatalkannya" ucap Dirga memberikan penawaran.

"Maksudmu.?" tanya Dena masih dengan wajah datar.

"Kita bekerjasama, kau menolak perjodohan ini kan? begitu juga denganku, aku tidak menginginkan ini semua. Aku sudah memiliki kekasih mengerti" jelas Dirga.

"Aku juga sepertinya tidak sudi memiliki istri sepertimu" sinis Dirga sambil memperhatikan Dena yang wajahnya datar-datar saja.

Dena membalas perkataan Dirga itu dengan senyum sinis nya.

"Itu saja kan yang ingin anda ucapkan. Kalau sudah anda bisa pergi"

Mendengar itu Dirga pun langsung berdiri dari duduknya, lalu melangkah pergi.

"Besok temui aku di Kafe Rafles, kita atur rencana di sana" ucapnya sebelum melangkah pergi.

"Untuk apa kita bertemu di sana, selesaikan disini saja jangan membuang waktu"

"Intinya kita sama-sama tidak menerima ini semua kan. Ya sudah bilang saja ke pada dua orang tuamu" lanjut Dena tidak bergeming dari posisinya.

"Tidak semudah apa yang kau pikirkan nona" Dirga mulai berbalik arah lagi, duduk menatap Dena yang juga tengah menatapnya.

"Kalau semudah apa yang kau bayangkan aku tidak akan capek-capek kemari" Sinis Dirga memberikan tatapan tajamnya.

"Kau tunggu di sini." pinta Dena lalu ia segera berdiri meninggalkan Dirga yang tidak mengerti kenapa dia disuruh menunggu di situ.

Dena berjalan pergi menuju sebuah kamar tamu yang tidak jauh dari ruang tamu keluarga mereka. Dirga yang duduk dalam ketidak mengertian melihat Dena yang berjalan menuju kesebuah kamar.

Dena langsung saja membuka kamar itu tanpa mengetuk pintu.

"Dasar pasangan menjijikkan," desisnya saat pintu terbuka dia melihat Papanya yang sedang berhubungan intim dengan Soraya.

Memang Marco selalu memakai kamar tamu untuk melakukan hubungan intim itu, entah alasan apa yang membuatnya melakukannya disitu.

Marco langsung menghentikan aktifitasnya dengan sang istri. Melihat dimana anaknya saat ini berdiri yang menatapnya jijik.

"Kenapa kamu masuk tanpa mengetuk pintu" ucap Marco yang masih berada di atas tubuh Soraya.

"Pria yang kau jodohkan denganku, ingin bicara" ketus Dena lalu pergi terlebih dahulu.

Marco langsung bangkit dari tubuh Soraya, memakai celananya kembali dan menyusul Dena yang sudah mendahului dirinya.

"Katakan pada orang itu di depannya langsung" ucap Dena dingin sambil menatap Papanya yang berjalan kearah mereka berdua.

"Apa yang harus ku katakan?" lirih Dirga.

"Soal kau tidak mau dengan perjodohan ini"

"Dirga apa yang ingin kamu bicarakan pada saya?" tanya Marco saat didepan Dirga.

"Begini om, saya menolak perjodohan ini. Dan anak anda juga menolaknya, jadi lebih baik kita batalkan saja rencana anda dengan Papa saya"

mendengar itu tentu saja Marco terkejut, ia langsung menatap Dena tajam sementara Dena hanya membuang mukanya tak perduli.

"Tidak bisa Dirga, ini sudah menjadi kesepakatan saya dengan Papamu. Dan ini juga wasiat dari Mama Dena"

Mendengar ucapan Papanya itu membuat Dena melebarkan matanya tak percaya. Mana mungkin mamanya membuat wasiat seperti itu,

"Jangan mengarang," dingin Dena menatap Marco tidak suka.

"Kalau anda membawa nama Mama saya atas hal gila ini saya tidak bisa tinggal diam" sinis Dena lagi.

Dirga yang melihat ayah dan anak seperti saling bermusuhan hanya diam melihat itu dengan ketidak mengertiannya.

"Papa tidak mengarang cerita, ini memang benar keinginan mama mu"

"BERHENTI MENGHUBUNG-HUBUNGKANYA DENGAN MAMA KU. Orang menjijikan seperti anda serta gila harta seperti anda jangan pernah membawa-bawa nama mamaku dalam hal ini" teriak Dena histeris menatap Papanya penuh emosi.

Dirga kaget melihat semua itu, melihat wanita cantik di depannya yang begitu sangat marahnya kepada Papanya sendiri.

"*Sebenarnya ada apa dengan mereka berdua" batin Dirga melihat dua orang didepannya yang sepertinya sama-sama memendam emosi masing-masing.

Plakkk*

Sebuah tamparan keras mendarat di Pipi kanan Dena saat ini. Dena langsung memegang wajahnya yang merah membekas telapak tangan

Marco tidak bisa menahan emosinya dengan begitu saja ia menampar Dena tepat didepan Dirga yang melihat mereka berdua dengan syok.

"Bagus, sekarang anda sudah tidak perduli dengan image anda berarti. Sehingga berani menampar saya didepan orang asing" ucap Dena sambil tersenyum sini melirik ke Papanya

Marco langsung terdiam melihat ke arah Dirga ragu-ragu. Kena sudah, apa yang dipikirkan Dirga saat ini. Batin Marco.

"Di..Dirga.." ucap Marco ragu saat Dirga menatapnya datar.

"Ada apa ini? ucap Daniel yang baru saja datang dari luar. Ia melihat tiga orang yang sedang berdiri saling menatap dan dalam suasana tegang.

Daniel melihat kearah kakaknya yang masih memegangi wajahnya saat ini.

"Kamu kenapa?" tanya Daniel pada Dena, Dena dengan refleks langsung menurunkan tangannya dari wajah dan menutupi bekas tamparan Papanya dengan rambutnya yang tergerai.

Dirga memperhatikan semua gerakan Dena barusan sesekali dia juga melihat Daniel yang ia ketahui sebagai kembaran perempuan didepannya mendekati perempuan itu.

Daniel berjalan menghampiri Dena tetapi tatapannya sesekali melihat ke Papanya menatapnya tajam.

"Apa yang kamu tutupi dengan rambutmu?" Daniel menyibak rambut Dena. Benar ia merasa curiga dengan Dena tadi yang mengarahkan rambutnya ke wajah.

"Siapa yang melakukannya padamu?" ucap Daniel seperti mengulang pertanyaannya tempo lalu.

"Dia atau Papa" Daniel menunjuk Dirga dan Papanya.

"Tidak usah jawab, aku tahu siapa yang melakukannya" Daniel langsung mendekati Papanya yang berdiri didekatnya.

"Daniel.." panggil Dena sambil memegangi lengan Daniel yang tergenggam erat menatap Papanya tajam tak berkedip.

"Aku mohon, Kalau kamu sampai melakukannya..Kamu..Kamu tidak akan melihatku lagi, jangan lupakan apa yang aku ucapkan waktu itu" Dena masih terus memegangi lengan Daniel agar Daniel tidak memukul Papa mereka.

Semua itu tidak lepas dari penglihatan Dirga, dia mengkerut kan dahinya mencoba memahami yang terjadi di depannya saat ini.

"Kali ini kau lolos Pa, tapi aku tidak jamin kedepannya" ucap Daniel sengit didepan sang Papa. Lalu ia pergi dari situ disusul Dena yang berlari mengejar Daniel.

Dirga merasa seperti orang aneh berada di keluarga itu. Marco masih berdiri di terpaku di tempatnya.

Ia tidak menyangka putranya yang pendiam itu ternyata bisa memberikan tatapan yang menakutkan.

°°°

T.B.C

Terpopuler

Comments

Mea

Mea

ko ada ya org tua seperti itu...anak tdk mau d jodohkan d tampar...ngeriii

2022-09-01

1

Sri Mulawati

Sri Mulawati

di part ini aku mulai mencet "favorit". spertinya mnarik untuk dlanjutkan, thor

2021-07-29

1

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

hadeeh Marco Bpk g da akhlak. ada tamu bisa begitu 🤗🤗

2021-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 Ep 1
2 Ep 2
3 Ep 3
4 Ep 4
5 Ep 5
6 Ep 6
7 Ep 7
8 Ep 8
9 Ep 9
10 Ep 10
11 Ep 11
12 Ep 12
13 Ep 13
14 Ep 14
15 Ep 15
16 Ep 16
17 Ep 17
18 Ep 18
19 Ep 19
20 Ep 20
21 Ep 21
22 Ep 22
23 Ep 23
24 Ep 24
25 Ep 25
26 Ep 26
27 Ep 27
28 Ep 28
29 Ep 29
30 Ep 30
31 Ep 31
32 Ep 32
33 Ep 33
34 Ep 34
35 Ep 35
36 Ep 36
37 Ep 37
38 Ep 38
39 Ep 39
40 Ep 40
41 Ep 41
42 Ep 42
43 Ep 43
44 Ep 44
45 Ep 45
46 Ep 46
47 Ep 47
48 Ep 48
49 Ep 49
50 Ep 50
51 Ep 51
52 Ep 52
53 Ep 53
54 Ep 54
55 Ep 55
56 Ep 56
57 Ep 57
58 Ep 58
59 Ep 59
60 Ep 60
61 Ep 61
62 Ep 62
63 Ep 63
64 Ep 64
65 Ep 65
66 Ep 66
67 Ep 67
68 Ep 68
69 Ep 69
70 Ep 70
71 Ep 71
72 Ep 72
73 Ep 73
74 Ep 74
75 Ep 75
76 Ep 76
77 Ep 77
78 Ep 78
79 Ep 79
80 Ep 80
81 Ep 81
82 Ep 82
83 Ep 83
84 Ep 84
85 Ep 85
86 Ep 86
87 Ep 87
88 Ep 88
89 Ep 89
90 Ep 90
91 Ep 91
92 Ep 92
93 Ep 93
94 Ep 94
95 Ep 95
96 Ep 96
97 Ep 97
98 Ep 98
99 Ep 99
100 Ep 100
101 Ep 101
102 Ep 102
103 Ep 103
104 Ep 104
105 105
106 Ep 106
107 Ep 107
108 Ep 108
109 Ep 109
110 Ep 110
111 Ep 111
112 Ep 112
113 Ep 113
114 Ep 114
115 Ep 115
116 Ep 116
117 Ep 117
118 Ep 118
119 Ep 119
120 Ep 120
121 Ep 121
122 Ep 122
123 Ep 123
124 Ep 124
125 Ep 125
126 Ep 126
127 SEKEDAR CUAP-CUAP AUTHOR
128 Ep 127
129 Ep 128
130 Ep 129
131 Ep 130
132 Ep 131
133 Ep 132
134 Ep 133
135 Ep 134
136 Ep 135
137 Ep 136
138 Ep 137
139 Ep 138
140 Ep 139
141 Ep 140
142 Ep 141
143 Ep 142
144 Ep 143
145 Ep 144
146 Ep 145
147 Ep 146
148 Sekedar Info
149 Ep 147
150 PENGINGAT
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Ep 1
2
Ep 2
3
Ep 3
4
Ep 4
5
Ep 5
6
Ep 6
7
Ep 7
8
Ep 8
9
Ep 9
10
Ep 10
11
Ep 11
12
Ep 12
13
Ep 13
14
Ep 14
15
Ep 15
16
Ep 16
17
Ep 17
18
Ep 18
19
Ep 19
20
Ep 20
21
Ep 21
22
Ep 22
23
Ep 23
24
Ep 24
25
Ep 25
26
Ep 26
27
Ep 27
28
Ep 28
29
Ep 29
30
Ep 30
31
Ep 31
32
Ep 32
33
Ep 33
34
Ep 34
35
Ep 35
36
Ep 36
37
Ep 37
38
Ep 38
39
Ep 39
40
Ep 40
41
Ep 41
42
Ep 42
43
Ep 43
44
Ep 44
45
Ep 45
46
Ep 46
47
Ep 47
48
Ep 48
49
Ep 49
50
Ep 50
51
Ep 51
52
Ep 52
53
Ep 53
54
Ep 54
55
Ep 55
56
Ep 56
57
Ep 57
58
Ep 58
59
Ep 59
60
Ep 60
61
Ep 61
62
Ep 62
63
Ep 63
64
Ep 64
65
Ep 65
66
Ep 66
67
Ep 67
68
Ep 68
69
Ep 69
70
Ep 70
71
Ep 71
72
Ep 72
73
Ep 73
74
Ep 74
75
Ep 75
76
Ep 76
77
Ep 77
78
Ep 78
79
Ep 79
80
Ep 80
81
Ep 81
82
Ep 82
83
Ep 83
84
Ep 84
85
Ep 85
86
Ep 86
87
Ep 87
88
Ep 88
89
Ep 89
90
Ep 90
91
Ep 91
92
Ep 92
93
Ep 93
94
Ep 94
95
Ep 95
96
Ep 96
97
Ep 97
98
Ep 98
99
Ep 99
100
Ep 100
101
Ep 101
102
Ep 102
103
Ep 103
104
Ep 104
105
105
106
Ep 106
107
Ep 107
108
Ep 108
109
Ep 109
110
Ep 110
111
Ep 111
112
Ep 112
113
Ep 113
114
Ep 114
115
Ep 115
116
Ep 116
117
Ep 117
118
Ep 118
119
Ep 119
120
Ep 120
121
Ep 121
122
Ep 122
123
Ep 123
124
Ep 124
125
Ep 125
126
Ep 126
127
SEKEDAR CUAP-CUAP AUTHOR
128
Ep 127
129
Ep 128
130
Ep 129
131
Ep 130
132
Ep 131
133
Ep 132
134
Ep 133
135
Ep 134
136
Ep 135
137
Ep 136
138
Ep 137
139
Ep 138
140
Ep 139
141
Ep 140
142
Ep 141
143
Ep 142
144
Ep 143
145
Ep 144
146
Ep 145
147
Ep 146
148
Sekedar Info
149
Ep 147
150
PENGINGAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!