Shin dan Qin Zhiyun pergi kehutan untuk melakukan latih tanding, mereka tidak pernah menggunakan ruang latihan istana karena jika mereka latih tanding disana bisa-bisa ruang latihan porak-poranda.
Sesampainya di hutan yang biasa mereka gunakan untuk latih tanding, mereka pun mengeluarkan pedang merek masing-masing.
"Baiklah Yun'er mari kita mulai"
Tanpa basa-basi Zhiyun langsung menebaskan pedangnya membuat gelombang energi dingin yang meluncur cepat kearah Shin.
Shin segera menghindari serangan itu dengan melompat ke samping dan melesat cepat menyerang Zhiyun.
"Traaang...!"
Pedang Shin membentur tembok es yang dibuat Qin Zhiyun.
"Pertahanan mu menjadi lebih kuat Yun'er" Shin misa melihat tembok es yang dibuat Zhiyun tidak tergores sedikitpun oleh serangannya, meskipun memang Shin tidak menggunakan kekuatan penuhnya hanya menggunakan kekuatan fisik tanpa Qi dalam serangan tadi, tapi biasanya dengan menggunakan tenaga yang sama tembok es yang dibuat Zhiyun hancur atau setidaknya tergores.
Tapi saat ini tembok es Zhiyun tidak tergores sedikitpun membuktikan kalau dia telah berkembang.
Tiba-tiba dari tembok es itu keluar duri-duri es runcing, Shin melompat mundur sambil menghindar dan sesekali menangkis duri-duri es tersebut.
"Sepertinya kau juga menjadi sedikit lebih pintar"
"Jadi maksud guru kalau dulu aku ini bodoh" ucap Qin Zhiyun dengan wajah kesal.
"Memang"
Jawaban singkat Shin membuat Qin Zhiyun menjadi semakin kesal, dia segera membuat serpihan-serpihan es runcing berjumlah puluhan lalu melesatkannnya kearah Shin.
Meskipun berjumlah banyak Shin masih bisa menghindar dengan mudah, karena Qin Zhiyun menyerang secara asal-asalan sebab kesal dengan ucapan Shin.
"Yun'er bukankah sudah ku bilang jangan terlalu mudah terbawa emosi saat dalam pertempuran, jika musuh mu bisa dengan mudah mempermainkan emosi mu maka sudah dipastikan kau akan kalah" Shin memberikan komentar, dia memang sengaja memancing emosi Qin Zhiyun, kekuatannya memang sudah meningkat tapi dari mentalnya Zhiyun masihlah belum terlalu banyak berkembang.
Mendengar itu Qin Zhiyun menenangkan emosinya, dia lalu mengalirkan Qi dengan jumlah yang lebih besar kepedangnya kemudian meleaat menyerang Shin, kali ini dengan gerakan teratur dan efisien.
Qin Zhiyun terus menyerang Shin dan akhirnya dia bisa memberikan luka pada lengan kiri Shin, hal itu membuat tersenyum bangga karena ini pertama kalinya dia berhasil memberikan luka pada gurunya, tapi dia tidak tau kalau Shin sebenarnya sengaja membuat dirinya terkena serangan Zhiyun agar membuat dia lebih bersemangat lagi.
Shin bergerak mundur mengambil jarak lalu menyerang Zhiyun dengan elemen api. Qin Zhiyun dengan sigap membuat dinding es
"Booom...!"
Ledakan terjadi saat serangan api membentur dinding es Zhiyun membuat kabut yang tebal, Shin tidak bisa melihat Zhiyun karena tertutupi kabut tebal tersebut.
Tiba-tiba Zhiyun keluar dari kabut tebal itu dan berlari kearah samping lalu kembali menyerang Shin dengan pedangnya.
Suara dentingan pedang terus terdengar sampai akhirnya...
"Trannnng...!"
Pedang Qin Zhiyun terlempar dari tangannya, Shin dengan sigap mengarahkan pedangnya ke leher Zhiyun dan berhenti satu senti dari kulitnya.
"Aku menang lagi Yun'er" suara Shin terdengar tenang tapi didalam hatinya dia berteriak "Akhirnya aku bisa mencium seorang gadis..."
Tapi tiba-tiba Shin merasakan dingin dilehernya dan mendengar sebuah suara lembut yang familiar "Sepertinya kali ini aku yang menang guru"
Ternyata dingin yang Shin rasakan itu dari pedang yang berjarak satu senti dari lehernya, dia melihat kebelakang dan Zhiyun lah yang mengarahkan pedang itu.
Shin kembali melihat ke depan dan ternyata Zhiyun yang dia kalahkan berubah menjadi patung es kemudian hancur berkeping-keping.
Tidak hanya patung es itu yang hancur, tapi hati Shin yang sudah merasa bisa mencium seorang gadis juga hancur, dia menyesal telah menahan diri dan tidak serius dari awal dalam melawan Zhiyun, karena Shin sudah percaya diri bisa menang.
"Sialan aku lengah karena terlalu bersemangat mencium Yun'er" gerutu Shin dalam hati.
"Ternyata kau sudah menguasai teknik tubuh pengganda" Shin tidak menduga Zhiyun akan menguasai teknik itu dengan cepat, padahal dia baru mengajarinya 2 hari yang lalu.
"Hehe... aku baru menguasainya kemarin" Qin Zhiyun tersenyum lalu menyarungkan kembali pedangnya.
Shin kemudian membalik badan menghadap Qin Zhiyun "Baiklah, sesuai janji aku akan mengabulkan 1 keinginan mu"
Qin Zhiyun terlihat ragu untuk menyampaikan keinginannya, melihat itu Shin akhirnya berkata "Katakan saja, akan ku penuhi selama tidak diliat kemampuan ku"
Qin Zhiyun mengambil nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan "Baiklah, a-aku ingin... aku ingin... " Muka Zhiyun terlihat memerah ingin mengatakan keinginannya.
"Ingin apa, ingin mencium ku?"
"Bu-bukan itu" muka Qin Zhiyun terlihat semakin merah "A-aku hanya... ingin melihat... wajah guru" dia akhirnya menyelesaikan kalimatnya, sambil menunduk dan menutup mata takut Shin akan memarahinya karena permintaannya.
"Hanya itu saja?"
Qin Zhiyun mengangguk sebagai jawaban.
"Hahaha... aku kira kau akan meminta apa, ternyata hanya itu"
"Gu-guru tidak marah?"
"Tidak. jadi begitunya kau ingin melihat wajah ku Yun'er?"
"I-itu kan salah guru sendiri tidak pernah memperlihatkan wajah mu dan selalu saja memakai topeng" Qin Zhiyun mulai mengoceh
Shin memang tidak pernah memperlihatkan wajahnya pada siapa pun di dunia ini, termasuk juga Qin Zhiyun. Karena itulah Qin Zhiyun sangat penasaran dengan wajah gurunya, awalnya memang dia tidak pernah peduli dengan bagai mana wajah Shin, tapi lama kelamaan saat dia sudah memiliki suatu perasaan khusus pada gurunya, dia mulai ingin melihat wajahnya, tapi Zhiyun tidak berani meminta Shin membuka topengnya Taku Shin marah padanya, lalu pergi meninggalkannnya.
Karena itulah Qin Zhiyun ragu mengatakan keinginannya, tapi reaksi Shin diluar perkiraannya.
Shin bersiap melepas topengnya, tangannya sudah menyentuh topengnya "Maaf jika wajah ku tidak sesuai harapan mu"
Qin Zhiyun menjadi tegang, hatinya berdebar-debar saking penasarannya dengan wajah yang selama ini tertutupi topeng, matanya terus fokus memandang Shin yang sudah mulai melepas topengnya.
Perlahan wajah Shin mulai terlihat, mulai dari kening, mata, hidung, mulut dan akhirnya topeng Shin terlepas sepenuhnya memperlihatkan wajahnya yang sangat ikemen.
Mata Qin Zhiyun tidak berkedip memandang wajah itu, wajah yang selama ini tertutupi topeng, dia tidak pernah menduga kalau wajah gurunya benar-benar rupawan, matanya yang hitam, kulit putih yang halus, wajah yang bisa membuat hati yang melihat wajah itu menjadi tenang, sangat berkebalikan dengan sifat Shin jarang sekali serius.
Hati Qin Zhiyun semakin berdebar kencang, benar-benar terpana melihat wajah Shin, sungguh reaksi yang sama saat Shin pertama kali melihat wajah Qin Zhiyun.
Melihat Qin Zhiyun yang tidak berkedip saat melihat wajahnya, Shin akhirnya menepuk tangannya tepat didepan wajah Zhiyun.
"PLOK !"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 353 Episodes
Comments
QueenDevil
kloning bng
2023-08-09
1
Astarte
owalah
2023-03-25
0
shadow life
ya
2023-03-23
0