Makan Ketoprak

"Gimana rasanya mas?" tanya Jenar yang melihat Ekspresi wajah Bian sedang mengkerutkan dahinya sambil mengunyah.

"Emmmtt." gumam Bian lalu memasukan kue kedalam mulutnya lagi tanpa menjawab pertanyaan Jenar.

"Iihh mas Bian jawabb." ucap Jenar merengek seperti anak kecil, ya memang Jenar masih kecil kan, dan itu membuat Bian terkekeh dan semakin suka menjahili Jenar.

"Ada yang kurang Nar," kata Bian pada akhirnya.

"Apa?" tanya Jenar dengan penasaran.

"Kurang...." Bian menjeda ucapanya dan melirik kearah Jenar yang semakin penasaran menunggu jawabanya."Kurang Banyak Nar hahaha"

Bian tertawa lepas melihat ekspresi kesal Jenar sambik memanyunkan bibirnya, "Lo lucu banget sih sumpah hahaha, tapi beneran kue buatan lo enak banget," ucap Bian sambil memakan kue itu lagi,

"Alhamdulilah kalau enak hihihi padahal itu kue pertama saya loh." kata Jenar membuat Bian berhenti mengunyah seketika. "Hah kue pertama?"

"Iya, sebenernya aku dari dulu penasaran banget pengen ngerasain buat kue sendiri tapi gak pernah ada waktu jadinya gak pernah buat, nah tadi pas aku bantu mbok Ni ngecek bahan bahan dapur eh aku nemuin ada bahan kue juga jadinya aku izin ke mbok Ni buat kue eh di bolehin aku seneng banget." cerita Jenar panjang lebar sambil tertawa.

Bian pun tersenyum melihat Jenar tertawa lepas begitu, "Lo udah makan?" tanya Bian dan di balas gelengan oleh Jenar,

"Mau makan diluar gak temenin gue yuk." ajak Bian,

"Emang Jenar boleh keluar yah sama mas Bian?" tanya Jenar polos.

"Ya bolehlah emang siapa yang gak ngebolehin hem,"

"Hehehe,"

"Ya udah sana ganti baju pake celana panjang dingin soalnya kita naik motor." kata Bian

"Siap boss." Jenar segera berlari ke kamarnya dan berganti baju panjang juga celana panjang.

"Den Bian gak makan dirumah ?" tanya Mbok Ni yang sedari tadi diam kini buka suara.

"Pengen makan ketoprak mbok, udah lama sekalian ngajak Jenar jalan biar dia tau suasana malam kota J." jawab Bian sambil masih terus mengunyah Kue buatan Jenar.

"Kalau mau makan jangan ngemilin kue terus Den nanti kenyang," ujar mbok Ni,

"Enak mbok, jangan di abisin ya mbok, nanti masukin kulkas besok Bian makann lagi," kata Bian,

"Iya Den, mbok juga udah tua gak bisa makan manis banyak banyak." kata mbok Ni sambil terkekeh,

Tak lama Jenar datang lalu dan mengekor di belakang Bian menuju Garasi.

"Mau kemana Bi?" tanya Tamara yang sudah duduk di meja makan bersama yang lainya."Gak makan kamu?"

"Bian mau makan ketoprak sama Jenar mah," jawab Bian dibalas anggukan oleh Tamara lalu pergi di ikuti Jenar di belakang nya smabil menunduk.

Bian memberikan Helm kepada Jenar lalu mulai mengendarai motor kesayanganya, "Pegangan Nar nanti jatoh," kata Bian karena Jenar tak mau berpegangan.

Jenar pun memegang Jaket Bian untuk berpegangan, namun tiba tiba tangan Jenar di raih oleh Bian dan di llingkarkan di perutnya.

"Biar aman." ucap Bian lalu segera menyalakan motornya, sedangkan Jenar hanya diam dan menurut saja karena ini pertama kalinya Jenar berboncengan dengan lelaki sedekat ini, dan itu membuat jantungnya berdetak begitu kencang..

Setelah sekitar dua puluh menit mereka sampai di tukang ketoprak langganan Bian.

"Bang biasa ya, dua." teriak Bian lalu mengambil kursi untuk duduk dengan Jenar.

"Oh oke mas, wahh tumben sama cewek nih, biasanya juga sama temenya yang cowok." kata tukang Ketoprak,

"Hehehe iya kang, sekali kali dong bawa cewek masa cowok mulu yang saya bawa ntar disangkanya belok lagi." jawab Bian sambil bercanda,

"Waahh jangan dong mas, masak ganteng ganteng belok." jawab istri tukang ketoprak itu membalas candaan Bian,

tak lama pesanan Bian datang,

"Ini mas ketopraknya," kata tukang ketoprak,"Cakep mas, cocok sama mas Bian yang ganteng." ucap Kang ketoprak sambil berbisik kepada Bian,

"Hahaha sa ae si kang ketoprak," jawab Bian tertawa menanggapi tukang ketoprak itu,

Biasanya Bian memang selalu datang bersama teman kampusnya, baru kali ini ia datang dengan seorang cewek, bukan karena Bian jomblo ya, karena cewek cewek Bian itu gengsinya pada tinggi mana ada yang mau diajak makan di pinggir jalan begini, makanya Bian tidak pernah membawa cewek kesini,