Berlian tidak menyadari kalau sedari tadi Varo selalu menatap dirinya sambil tersenyum, belum ada wanita yang tidak tertarik pesona nya terkecuali Berlian, walaupun Varo tahu kalau Berlian adalah wanita malam.
"Kenapa kamu tersenyum sendiri begitu, ayo cepat katakan apa yang ingin kamu katakan aku sudah mengantuk dan ingin kembali ke kamar" cetus Berlian sambil membereskan bekas makan dirinya dan juga Varo.
"Aku akan mengabulkan syarat darimu tapi ada syaratnya" ujar Varo membuat Berlian langsung menatapnya sambil mengangkat kedua alisnya terkejut.
"Kenapa kamu terkejut syaratnya hanya satu kamu harus berhenti bekerja di club malam itu saja" ujar Varo sambil menatap Berlian yang sudah duduk di hadapannya.
"Siapa kamu melarangku" ujar Berlian sambil tersenyum sinis lalu meninggalkan Varo yang masih berada di meja makan.
"Karena aku suamimu walaupun aku tidak ingin, aku memintamu karena papah yang melarang kamu Berlian" gumam Varo dalam hati mengingat apa yang dikatakan Iskandar kepadanya agar Berlian berhenti bekerja di club malam dan membantu Varo di perusahaan yang Iskandar limpahkan kepada Varo.
"Enak saja menyuruh diriku berhenti bekerja memangnya setelah nanti kamu meninggalkanku aku harus makan apa, mungkin sekarang iya kamu memberikanku Black card tapi tidak ada yang tahu kan, siapa tahu nanti kamu bangkrut, banyak hutang dan jatuh miskin seperti di sinetron ikan terbang dasar setan edan" gerutu Berlian ketika sudah berada di dalam kamarnya dan beranjak ke atas tempat tidurnya dan menyelimuti tubuhnya.
Varo menatap heran melihat Berlian keluar dari kamarnya dengan pakaian serba tertutup dan mengenakan hijab di kepalanya, dan pergi berlalu melewati Varo yang kebetulan baru keluar dari kamarnya yang hanya bersebelahan ketika Varo sudah siap untuk berangkat ke kantor.
"Mau pergi kemana kamu?" tanya Varo membuat Berlian membalik tubuhnya menghadap Varo.
"Bukan urusan kamu" jawab Berlian ketus membuat Varo mengangkat satu alisnya.
"Kamu harus………."
"Aku sudah menyiapkan kopi dan juga roti panggang untukmu" ucap Berlian memotong perkataan Varo, tahu apa yang akan Varo katakan dan meninggalkan apartemen Varo tidak mempedulikan Varo yang menatap dirinya curiga.
Varo hanya menggeleng gelengkan kepalanya sambil tersenyum menatap kepergian Berlian dari apartemennya.
"Maafkan aku ayah, ibu aku sudah melupakan hari ini, hari dimana kalian meninggalkanku dan aku kehilangan separuh nafasku, syukurlah aku bisa bernafas kembali ketika bibi Ami menjadi pengganti kalian di hidupku" ucap Berlian sambil menabur bunga diatas makam ayah dan ibunya yang sudah kurang lebih dua puluh tahun meninggalkan dirinya, dan dilanjutkan Berlian mendoakan kedua orang tuanya.
Varo yang mengikuti Berlian sejak tadi dan mengawasi Berlian di tepi jalan raya tidak jauh dari tempat Berlian berada langsung melajukan mobilnya kembali.
"Aku masih belum mengerti dan mengenal siapa dirimu Berlian Ayunda" gumam Varo dalam hati dan menjauh meninggal tempat pemakaman dimana dirinya sedari tadi mengawasi Berlian.
"Assalamualaikum pak, bu" ucap Berlian ketika turun dari mobil online yang di tumpanginya dan melewati pintu masuk perumahan sederhana sambil berjalan kaki menuju rumah bibi Ami yang tidak jauh dari pintu masuk perumahan tersebut.
"Pasti dia diusir oleh suaminya, Malang sekali nasibnya baru berapa hari menikah sudah disuruh pulang, makanya jadi wanita itu yang benar" ucap bu susi tidak menjawab salam dari Berlian malah menggunjing Berlian yang langsung mendapat dukungan dari teman duo julidnya bu Mirna.
"Dasar wanita malam, rasain karma dari pekerjaan kotormu itu" sambung bu Mirna sambil tersenyum tipis.
"Sudah-sudah diam" ucap pak Cul keluar dari pos jaganya ketika mendengar duo julid sedang beraksi.
"Apa kabar dek Lian lama tidak bertemu, jangan dengarkan bu Susi dan juga bu Mirna, segera temui bibi kamu yang sekarang sedang tidak enak badan" ucap pak Cul agar Berlian segera meninggalkan duo julid.
"Terima kasih pak saya permisi dulu, ini untuk pak Cul" ujar Berlian sambil memberikan bungkusan kepada pak Cul lalu pergi menuju rumah bibi Ami.
"Hei bu Susi dan juga bu Mirna, kalian sudah sering mendengar ceramah pak Sofyan bukan, kalau jadi orang itu jangan suka menjelekan orang lain itu dosa besar, dan kalian tahu tidak pepatah mengatakan semut diseberang lautan tampak, gajah dipelupuk mata tak tampak, pepatah itu cocok untuk kalian berdua, kalian selalu mencari kesalahan orang lain tapi kesalahan sendiri yang begitu besar kalian tutupi, aku dengar anak bu Susi hamil diluar nikah apa itu benar" ujar pak Cul membuat bu Mirna langsung menatap kearah sahabatnya meminta penjelasan tapi bu Susi langsung pergi meninggalkan bu Mirna tanpa penjelasan.
"Apa bibi baik-baik saja?" tanya Berlian ketika dirinya sudah berada di rumah bibi Ami.
"Kamu tidak lihat bibi baik-baik saja, harusnya bibi yang bertanya kepadamu apa kamu baik-baik saja, apa kamu baru berkunjung ke makam orang tua mu nak?" tanya bibi Ami sambil melihat pakaian yang Berlian kenakan.
Berlian tidak menjawab pertanyaan bibinya, dirinya langsung menangis sambil memeluk bibi Ami.
"Sudah nak lupakan semuanya kamu tahu jodoh, rezeki, maut semua Allah yang menentukan, jangan pernah menangisi apa yang sudah terjadi" nasihat bibi Ami saat Berlian masih menangis dipelukannya.
Varo yang sedari tadi sudah didepan rumah bibi Ami mengurungkan niatnya masuk ke dalam dan hanya diam berdiri didepan pintu yang tidak ditutup rapat sambil mendengar perkataan dari Berlian dan juga bibi Ami.
Bersambung...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
jhon teyeng
pertanyaan spt upper cut yg mematikan
2022-10-23
0
rukiah rahmayu
pada akhirnya varo juga akan tau kalo istrinya adalah yang terbaik
2022-05-31
0
Muhammad Ramli
yes
2022-05-29
0