"Kurang ajar sekali kamu"
"Sabar dek Lian" ujar bu Sofyan sambil menjauhkan Berlian dari Varo keponakannya.
"Minggir bu Sofyan biar aku kasih pelajar dia" ujar Berlian sambil mengambil sapu yang bu Susi pakai untuk membangunkannya tadi.
"Eh wanita malam benar apa yang dia katakan" ujar bu Susi membenarkan ucapan Varo.
"Sudah, sudah semua boleh bubar biar saya saja yang mengurus semua ini" ucap pak Sofyan kepada ibu-ibu yang masih berada dirumah bu Ami dan mereka segera pergi setelah pak Sofyan menyuruhnya bubar.
Setelah semuanya bubar menyisakan keluarga Sofyan dan juga Berlian yang masih terlihat kesal melihat laki-laki di depannya yang sedang menatapnya.
"Baiklah kalian harus mempertanggung jawabkan perbuatan kalian dan ini sudah aturan di lingkungan ini, dek Lian pasti sudah paham dengan aturan ini, saya harap dek Lian untuk mempersiapkan pernikahan besok" ujar pak Sofyan.
"Tapi pak Sofyan aku………."
"Benar kata pak Sofyan biar bibi yang menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan" ujar bibi Ami yang sekarang ikut bergabung.
"Maaf pak Sofyan maaf bukannya saya mengusir tapi bisa tolong tinggalkan kami" ujar bibi Ami dengan sopan.
Setelah kepergian keluarga Sofyan dari rumahnya, bibi Ami dan juga Berlian tidak ada yang berkata masih dengan pikirannya masing-masing. Bibi Ami sangat menyesal telah menampar Berlian yang sama sekali tidak pernah dia lakukan selama dirinya membesarkan Berlian.
"Maafkan bibi Lian" ucap bibi Ami sambil memeluk Berlian. Tapi Berlian masih diam tanpa menjawab perkataan bibi Ami.
"Bibi mohon kamu menikah dengannya agar kamu tidak selalu dihina oleh orang lain"
"Tapi bi aku tidak melakukan apa yang mereka tuduhkan kepadaku" terang Berlian lagi.
"Iya bibi percaya padamu tapi kamu harus menikah dengannya bibi mohon Lian, bibi tidak ingin mendengar orang lain menghinamu yang membuat hati bibi merasa sakit" ujar bibi Ami lagi sambil melepas pelukan berlian dan berganti menangkup wajah keponakannya yang sudah dianggap anak sendiri.
"Apa bibi akan bahagia bila aku menikah?"
"Siapapun orang tua akan bahagia melihat anak yang dicintai menikah sayang apalagi kamu sudah tidak muda lagi kamu sudah dua puluh lima tahun sudah saatnya kamu membina rumah tangga" ujar bibi Ami panjang lebar.
"Tapi aku tidak mengenalnya dan tidak sama sekali mencintainya aku hanya mencintai Malik bi" jelas Berlian yang sekarang beralih menggenggam tangan bibinya.
"Cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya Lian, seperti papatah Jawa mengatakan tresno jalaran soko kulino kamu tahu kan?"
"Tapi bagaimana kalau Malik pulang apa yang akan aku jelaskan padanya bi?"
"Apa Malik pernah berkata pernah mencintaimu? tidak kan, tidak mungkin keluarga Malik akan menerimamu Lian setelah apa yang terjadi kepadamu hari ini, bibi mohon kamu mempersiapkan untuk kamu menikah besok" ujar bibi Ami dan meninggalkan Berlian yang masih tidak percaya dengan apa yang dialaminya hari ini.
Sementara itu di rumah pak Sofyan Varo dengan santainya menjawab semuanya yang dikatakan oleh pamannya dan menganggap enteng situasi yang sedang terjadi yang bisa membuat reputasi dan nama baik pak Sofyan di lingkungan tempat tinggalnya bisa tercoreng.
"Varo jangan bercanda paman berkata serius, besok kamu harus menikahi Berlian"
"Bagaimana kalau aku tidak mau, paman tahu sendiri dia wanita malam" ujar Varo dengan santai.
"Apa bedanya dengan kamu yang selalu tidur ditemani wanita malam" sambung pak Sofyan melayani perkataan keponakannya.
"Kamu disini dititipkan oleh papah kamu agar kamu bisa berubah dan kamu bisa dapat dipercaya untuk memegang perusahaan papah kamu, kalau kamu besok tidak menikahi Berlian paman pastikan kamu tidak akan dapat sepeserpun harta papah kamu mengerti!" ujar pak Sofyan yang langsung membuat Varo tidak berkutik.
"Baiklah tapi bisa tidak diundur dua hari lagi dan satu lagi paman janji jangan memberitahu papah dan mamah bila aku akan menikah"
"Baik aku akan bicara nanti pada keluarga Berlian, dan kalau itu mau kamu paman tidak akan memberi tahu mereka, sekarang kamu istirahatlah" ujar pak Sofyan dan dengan segera Varo menuju kamar yang sudah disediakan untuknya.
"Enak saja bisa gila aku jika tidak dapat sepeserpun warisan dari papah" ucap Varo ketika sudah masuk kedalam kamar.
"Lagian aku langsung bisa menceraikannya bila aku mau, ngapain juga aku harus hidup dengan wanita malam yang sudah tidur dengan puluhan dan bisa ratusan orang menjijikan sekali" gumam Varo sambil masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan badannya.
"Pak ada telepon dari Malik katanya dia sudah berada di bandara" ujar bu Sofyan saat pak Sofyan sedang duduk bersantai.
"Kenapa anak itu tidak mengabari kalau ingin pulang, apa ini jadwal dirinya liburan bu?"
"Benar pak, ibu harus mempersiapkan makanan dulu sebelum dia sampai rumah pak"
"Baiklah siapkan makanan kesukaan anak kita satu satunya" ujar pak Sofyan yang langsung menatap Varo yang sudah rapi.
"Varo kamu mau kemana?" tanya pak Sofyan ketika Varo menuju pintu keluar tanpa menyapa dirinya.
"Aku tidak akan macam-macam, aku hanya ingin ke apartemenku untuk mengambil berkas-berkas yang dibutuhkan untuk pernikahan, apa paman ingin membatalkan pernikahanku kalau iya baguslah aku akan masuk kamar lagi"
"Tunggu Varo tunggu, kamu keaparteman kamu sekarang dan segera ambil berkas-berkas yang dibutuhkan pergilah" ujar pak Sofyan segera sebelum Varo masuk kedalam kamarnya lagi.
"Oh ya Varo pulangnya jangan malam-malam Malik sedang dalam perjalanan, pasti dia senang kamu ada disini" ujar pak Sofyan yang tidak mendapat tanggapan dari Varo yang pergi tanpa merespon pak Sofyan.
"Astagfirullah hal azim" pak Sofyan berkata sambil menggeleng gelengkan kepalanya melihat kelakuan keponakannya yang tidak pernah berubah sama sekali.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Lela Lela
Berlian baik
2023-08-17
0
Nenk Jelita
3emng ada y org slh msk rumah
2023-07-05
0
Khodijah Cyti
lah apa kabar dia yg tidur dg puluhan wanita
2022-12-08
0