"Astagfirullah hal azim Berlian Ayunda……….." teriak bu Ami menyebut nama lengkap keponakannya saat membuka pintu kamar Berlian dan mendapati Berlian sedang tidur sambil dipeluk seorang laki-laki yang hanya mengenakan celana boxer.
Semua tetangga yang kebetulan baru pulang pengajian melewati depan rumah bu Ami langsung menghambur masuk kedalam rumah bau Ami saat mereka semua mendengar teriakan bu Ami dari dalam rumahnya.
"Ada apa bu?" semua yang sudah masuk menanyakan kepada bu Ami apa yang sedang terjadi tapi bu Ami tidak menghiraukan pertanyaan ibu-ibu yang sudah masuk kedalam rumahnya tatapannya masih menatap ke arah kamar keponakannya yang belum juga terjaga dari tidurnya walaupun teriakan bu Ami sudah terdengar seperti toa.
"Astagfirullah" ucap ibu-ibu bersamaan yang sudah berdiri didepan kamar Berlian.
"Bangun-bangun" ucap bu Susi sambil memukul meja rias yang berada di dalam kamar Berlian menggunakan sapu lantai yang dia ambil tidak jauh dari kamar Berlian, dan dengan segera Berlian membuka matanya sambil menguap dan terkejut saat mengetahui di kamarnya sudah banyak ibu-ibu yang menatap tajam ke arahnya.
"Apa ini astagfirullah hal azim" ucap Berlian sambil mengangkat tangan seseorang yang berada di pinggangnya dan segera melompat dari kamar tidurnya yang membuat laki-laki tersebut langsung terbangun.
"Ada apa ini" ujar laki-laki tersebut dengan santainya.
"Bukannya kamu laki-laki yang tadi menjijikan sekali perbuatanmu cih tampang dan perbuatan tidak sesuai" ujar bu Susi saat mengetahui siapa laki-laki yang berada di kamar Berlian.
"Kalau kalian ingin berzina jangan di lingkungan ini" ujar salah satu ibu-ibu dengan kesal.
"Iya ini perbuatan dosa" sahut ibu-ibu lainnya.
"Berlian apa yang kamu lakukan bibi kecewa kepadamu" ujar bibi Ami sambil menangis dengan segera Berlian menghambur memeluk bibinya yang sedang menangis.
"Bi ini tidak seperti apa yang bibi lihat, aku tidak tahu siapa dia dan kenapa dia berada di kamarku" terang Berlian.
"Mana ada orang yang berbuat dosa mau mengakuinya" ujar bu Mirna sambil bertolak pinggang menunjuk ke arah Berlian.
"Sama seperti bu Mirna" celetuk ibu Asih yang membuat bu Mirna meradang dan langsung menarik kerudung bu Asih yang membuat rumah bu Ami menjadi sangat ramai dengan banyaknya ibu-ibu yang saling bicara sendiri sambil memisahkan keduanya.
"Bi mohon percaya padaku bi aku tidak melakukan apa-apa dan aku tidak mengenal siapa dia" ujar Berlian sambil menunjuk ke arah Varo yang masih dengan santainya seperti sedang tidak terjadi apa-apa.
"Kamu siapa kenapa kamu berada di kamarku?" tanya Berlian dengan kesal karena ada laki-laki asing yang masuk kedalam kamarnya.
"Kamu lupa aku yang semalam ada di club malam" ujar Varo dengan santainya.
"Tuh kan benar dasar wanita malam berani beraninya kamu mengajak laki-laki untuk berzina di lingkungan kita" ucap bu Susi ketika mendengar ucapan Varo yang membuat ibu-ibu yang sedang melerai bu Asih dan bu Mirna langsung menatap kearah Berlian lagi.
"Nikahkan saja mereka agar lingkungan kita tidak tercemar" ucap salah satu ibu-ibu dengan entengnya.
"Benar, benar, benar" ucap yang lainnya saling bersahutan.
"Tidak bisa begitu kalian dengarkan penjelasan ku aku tidak mengenalnya" ucap Berlian yang langsung mendapat tamparan dari bibi Ami.
"Bibi kenapa bibi menamparku?" tanya Berlian sambil menangis.
"Benar kata mereka kamu sudah mencoreng lingkungan kita ini, bibi sangat percaya kepadamu tapi apa yang bibi dapatkan?" tanya bibi Ami sambil menangis lagi.
"Assalamualaikum ada apa ini ramai-ramai?" tanya pak Sofyan sambil masuk kerumah bu Ami di ikuti bu Sofyan di belakangnya.
"Ini pak, Berlian membawa laki-laki ke dalam kamarnya dan mereka berzina" ucap bu Susi dengan lancarnya yang membuat ibu-ibu yang masih berada didalam rumah bu Ami mengiyakan perkataan bu Susi.
Dengan segera pak Sofyan masuk kedalam kamar Berlian untuk menenangkan semuanya dan pak Sofyan langsung terkejut mendapati siapa yang sedang berada di kamar Berlian dan lebih terkejut lagi laki-laki itu bertelanjang dada dan hanya menggunakan celana boxer.
"Varo" ucap pak Sofyan sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
Seketika semua ibu-ibu yang masih berada di dalam langsung menatap kearah pak Sofyan.
"Apa pak Sofyan mengenalnya?" tanya bu Mirna ingin tahu.
"Dia keponakan saya"
"Apa!" ibu-ibu langsung terkejut dan langsung gantian memberikan ceramah kepada pak Sofyan.
"Pak Sofyan tahu kan ini perbuatan zina, maka kita harus menikahkan mereka" ujar salah satu ibu-ibu gantian memberi ceramah kepada pak Sofyan.
"Baik saya akan selesaikan ini semua, ibu-ibu tenang dulu biar saya yang bicara ok" ucap pak Sofyan menenangkan ibu-ibu yang masih berbicara masing-masing, dan akhirnya pak Sofyan menengahi dan mengajak semuanya untuk berkumpul diruang tamu bu Ami tak terkecuali Berlian dan juga Varo yang didudukan bersebelahan seperti sedang di sidang dengan banyaknya lontaran pertanyaan dari ibu-ibu yang tidak ada hentinya bertanya kepada keduanya.
"Baik ibu-ibu semuanya sekarang giliran saya yang berbicara saya harap ibu-ibu tenang" ucap pak Sofyan dengan wibawanya.
"Saya akan menanyakan dulu kepada pihak perempuan, dek Lian apa yang dituduhkan kepada dek Lian benar?" tanya pak Sofyan yang langsung dijawab dengan menggelengkan kepalanya oleh Berlian.
"Baik sekarang giliran Varo, silahkan beri penjelasan kepada semua yang berada disini?" ujar pak Sofyan kepada keponakannya.
"Apa yang harus aku jelaskan aku kan cuma tidur saja dan tidak melakukan apa-apa aku kira ini rumah paman" ujar Varo dengan santainya seperti tidak mempunyai salah.
"Berarti kamu yang salah masuk rumah orang tidak permisi" ucap Berlian di samping Varo dengan emosi.
Dan akhirnya mereka beradu argumen yang membuat ibu-ibu yang melihatnya langsung berkata. "Nikahkan saja mereka agar tidak terulang lagi kejadian ini dilingkungan kita."
"Benar, benar" ucap ibu yang lainnya.
"Pak sudah nikahkan saja mereka siapa tahu nanti setelah menikah Varo akan berubah, dan satu lagi agar anak kita tidak lagi mengejar Berlian" bisik bu Sofyan kepada suaminya yang membuat pak Sofyan langsung mengelus elus dadanya ternyata selama ini istrinya masih mengkhawatirkan anaknya yang menyukai Berlian.
"Baiklah saya akan memutuskan bahwa mereka harus menikah besok" ucap pak Sofyan yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Berlian.
"Pak ini tidak adil aku tidak mengenalnya kenapa aku harus menikah denganya"
"Tidak mengenalnya tapi sudah tidur bareng menjijikan" celetuk bu Susi dengan sinis.
"Betul itu" ujar bu Mirna membenarkan ucapan temannya.
"Bibi bantu aku, aku tidak ingin menikah denganya" ujar Berlian yang sekarang berada didepan bibi Ami.
"Benar kata pak Sofyan kamu harus menikah dengannya bibi kecewa kepadamu" ucap bibi Ami yang langsung menuju kamarnya.
"Bibi dengarkan aku dulu" ujar Berlian sambil mengetuk ketuk pintu kamar bibinya yang di kunci dari dalam.
"Ini semua gara-gara kamu" ujar Berlian pada Varo sambil memukul mukul lengan Varo sambil menangis.
"Kamu senang kan kalau aku menikahimu jadi kamu tidak usah bekerja menjadi wanita malam dan menjual tubuhmu lagi" ujar Varo dengan sinis yang langsung mendapat tamparan keras di pipinya dari Berlian.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Lela Lela
gitu ih ya paro
2023-08-17
0
Puji Rahayu
jmn dulu dh bc.....
trs bc ank2 nya daddy varo.
mpe dy tiada...
berkorban demi leno.
tp skrg bc lg...crita daddy varo.😊
2023-07-25
0
neng ade
jaga mulut mu itu Varo.. !!
kamu yg salah main nyelonong aja masuk rmh orang udh gitu bikin rusuh dan bikin malu lai kela
2023-02-19
0